MAKALAH
Disusun Oleh:
PROGRAM PASCASARJANA
Oktober 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola pendidikan yang terjadi saat ini masih banyak yang mengedepankan
keseragaman dan pengukuran siswa yang cerdas hanya sebatas pada IQ saja. Seperti
pada umumnya pendidik kebanyakan hanya peduli dengan kemampuan dalam arti yang
tradisional dan akademis, seperti membaca, menulis, mengeja, IPA, IPS, dan mate-
matika dalam bentuk buku pelajaran dan lembar latihan yang mempunyai standar
tertentu. Seseorang melihat selama ini kecerdasan sebagai sesuatu (tunggal) yang
dibawa sejak lahir. Kita tahu sendiri hal tersebut adalah pandangan yang keliru.
Penelitian Dr. Howard Gardner dan rekan-rekannya di Harvard University telah
menunjukkan bahwa ada banyak kecerdasan yang tidak bisa diukur oleh tes IQ standar
(Amstrong, 2002).
Sudah seharusnya kita memberikan kesempatan pada semua anak untuk
berprestasi dalam bidang keahlian mereka masing-masing dengan tidak melakukan
paksaan terhadap hal-hal yang tidak menghargai sifat alami mereka dan tidak meng-
abaikan karunia dan bakat mereka. Sudah saatnya bagi sekolah, dan orang tua untuk
memulai memusatkan perhatian mereka kepada kemampuan bawaan masing-masing
anak serta memulai tugas untuk memahami dan mengembangkan keunikan setiap anak
supaya mereka agar bisa mulai belajar dengan cara mereka sendiri. Karena semua anak
berbakat, setiap anak merupakan manusia unik dan manusia yang sangat istimewa.
Guru cenderung berpikir bahwa belajar adalah suatu peristiwa khusus, mem-
butuhkan insentif dan imbalan istimewa, bukan sesuatu yang secara alami akan menjadi
pilihan orang untuk dilakukan. Sekolah menganggap keunikan mereka tidak bisa di
terima, hubungan yang positif bagi guru dan siswa adalah kepercayaan dalam men-
dukung kemampuan mereka dan mendukung cara belajar mereka. Sama halnya dengan
tes seharusnya memberi orang tua dan guru informasi mengenai kemajuan belajar anak-
anak. Tapi sebaliknya, tes malah cenderung menyusutkan anak-anak dan semua pikiran
perasaan, perilaku, serta pencapaian mereka menjadi serangkaian persentil, peringkat,
nilai angka, dan label yang terdengar canggih. Oleh karena itu dalam makalah ini kami
akan membahas bagaimana Multiple Intelligences dan Siswa Berkecerdasan Tinggi dan
Berbakat Istimewa dalam Pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas maka dapat
dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah jenis-jenis Multiple Intelligences (kecerdasan jamak)?
2. Apakah pengertian siswa berkerdasan tinggi dan berbakat istimewa?
3. Bagaimanakah Multiple Intelligences dan Siswa Berkecerdasan Tinggi dan
Berbakat Istimewa dalam Pembelajaran?
Tulis sebuah Tulis sebuah Tulis sebuah Tulis sebuah Tulis sebuah Tulis sebuah Tulis sebuah Tulis sebuah
tanggapan tanggapan tanggapan tanggapan tanggapan tanggapan tanggapan tanggapan
Pikirkan
Memeriksa Mendengarkan Mengikuti studi Memainkan
Membaca buku Menonton film pengalaman Mengamati alam
Penilaian Logika- grafik statistik,. music lapangan game kooperatif
pribadi
matematis
Kembangkan Kembangkan Kembangkan Kembangkan Kembangkan Kembangkan Kembangkan Kembangkan
hipotesis hipotesis hipotesis hipotesis hipotesis hipotesis hipotesis hipotesis
Pikirkan
Memeriksa Mendengarkan Mengikuti studi Memainkan
Membaca buku Menonton film pengalaman Mengamati alam
grafik statistik, music lapangan game kooperatif
Penilaian Spasial pribadi
Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah
gambar gambar gambar gambar gambar gambar gambar gambar
Pikirkan
Memeriksa Mendengarkan Mengikuti studi Memainkan
Membaca buku Menonton film pengalaman Mengamati alam
Penilaian Kinestetik grafik statistik, music lapangan game kooperatif
pribadi
Tubuh
Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah
model model model model model model model model
Pikirkan
Memeriksa Mendengarkan Mengikuti studi Memainkan
Membaca buku Menonton film pengalaman Mengamati alam
grafik statistik, music lapangan game kooperatif
pribadi
Penilaian Musikal
Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah Mengikuti studi Buatlah sebuah Buatlah sebuah Buatlah sebuah
lagu lagu lagu lagu lapangan lagu lagu lagu
Pikirkan
Memeriksa Mendengarkan Mengikuti studi Memainkan
Membaca buku Menonton film pengalaman Mengamati alam
grafik statistik, music lapangan game kooperatif
Penilaian Naturalis pribadi
Lakukan proyek Lakukan proyek Lakukan proyek Lakukan proyek Lakukan proyek Lakukan proyek Lakukan proyek Lakukan proyek
ekologi ekologi ekologi ekologi ekologi ekologi ekologi ekologi
Kesimpulan
Kecerdasan Jamak memberikan beragam strategi belajar baru untuk membantu para
siswa. Kita harus mengingat bahwa setiap anak mempunyai delapan kecerdasan masing-
masing. Masyarakat pada umumnya hanya memusatkan perhatian pada dua dari delapan jenis
kecerdasan ketika memutuskan siapa yang cerdas dalam budaya kita, yaitu kecerdasan
linguistik dan kecerdasan logis-matematis, padahal ada bentuk kecerdasan lain yang sama
absahnya. Siswa memiliki lebih banyak cara untuk memproses informasi daripada dalam
setting sekolah tradisional. Daripada hanya mengandalkan rumus matematika atau ingatan
verbal dalam ruang tes, para siswa mempunyai berbagai strategi mengerjakan tes kecerdasan
jamak yang bisa dijadikan acuan.
Anak-anak yang berkecerdasan tinggi dan berbakat adalah mereka yang mempunyai
kemampuan luar biasa mampu berprestasi tinggi. Anak-anak ini memerlukan program-
program pendidikan yang berbeda dan pelayanan lebih dari yang umumnya disediakan
program sekolah biasa supaya mereka menyadari kontribusi (potensial) bagi diri mereka
sendiri dan masyarakat. Anak-anak yang mempu berprestasi tinggi adalah mereka yang telah
menunjukkan salah satu atau beberapa kemampuan atau kecerdasan.
DAFTAR RUJUKAN
Armstrong, Thomas. 2003. Setiap Anak Cerdas; Panduan Membantu Anak. Belajar Dengan
Cara Memanfaatkan Multiple Intelegensinya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Amstrong, Thomas. 2004. Awakening Your Child's Natural Genius Membangkitkan Bakat.
Alami Kejeniusan Anak Anda Meningkatkan Rasa Ingin Tahu, Kreativitas, dan
Kemampuan Belajar. Batam: Interaksa.
Slavin, Robert. 2009. Educational Psycology: Theory and Practice, Eight Edition.
Terjemahan Samosir 2009. Jakarta:Indeks.