Anda di halaman 1dari 18

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Minat

Minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabila

objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan

seseorang yang bersangkutan (Sardiman, 1990: 76). Menurut Tampubolon

(1991: 41) mengatakan bahwa minat adalah suatu perpaduan keinginan dan

kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Sedangkan menurut

Djali (2008: 121) bahwa minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan

sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat

sangat besar pangaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan,

jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat terhadap

suatu pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Minat

dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi

suatu objek (Mohamad Surya, 2003: 100).

Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang

terhadap sesuatu objek. Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto (2003:

180) yang menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat

pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,

semakin besar minat. Menurut Kartini Kartono (1996: 12) ninat merupakan

8
9

momen dan kecenderungan yang searah secara intensif kepada suatu obyek

yang dianggap penting. Menurut Ana laila Soufia dan Zuchdi (2004: 116)

menjelaskan bahwa minat merupakan kekuatan pendorong yang

menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang lain, pada aktivitas

atau objek lain. Sedangkan Slameto (2003: 57) menjelaskan bahwa minat

adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan. Lebih lanjut Slameto mengemukakan bahwa suatu minat

dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa

siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula

dimanifestasiakan melalui partisipasi dalam satu aktivitas. Siswa yang

memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Menurut Sudirman (2003: 76) minat seseorang terhadap suatu objek

akan lebih kelihatan apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan

dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan. Dari

beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Minat

merupakan kecenderungan pada seseorang yang ditandai dengan rasa

senang atau ketertarikan pada objek tertentu disertai dengan adanya

pemusatan perhatian kepada objek tersebut dan keinginan untuk terlibat

dalam aktivitas objek tertentu, sehingga mengakibatkan seseorang memiliki

keinginan untuk terlibat secara langsung dalam suatu objek atau aktivitas

tertentu, karena dirasakan bermakana bagi dirinya dan ada harapan yang di

tuju.
10

Dari pendapat para ahli di atas peneliti mengambil kesimpulan

bahwa timbulnya minat seseorang itu disebabkan oleh beberapa faktor

penting yaitu fsakttor intern dan ekstern. Adapun faktor intern terdiri dari

perhatian, tertarik, dan aktifitas, sedangkan faktor ekstern terdiri dari

keluarga, sekolah, dan lingkungan.

2. Pentingnya Minat

Elizabeth B. Hurlock (1993: 214) mengatakan bahwa pada semua

usia, minat memainkan peran yang penting dalam kehidupan seseorang dan

mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap, terutama selama

masa kanak-kanak. Karena jenis pribadi anak sebagian besar ditentukan oleh

minat yang berkembang selama masa kanak-kanak. Di samping itu

pengalaman belajar dari anak juga sangat berpengaruh terhadap

perkembangan minat anak.

Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses dan

pencapaian hasil belajar. Apabila materi pelajaran yang dipelajari tidak

sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan tertarik untuk belajar

dengan sebaik-baiknya. Tidak ada daya tarik bagi siswa mengakibatkan

keengganan belajar. Keengganan belajar mengakibatkan tidak adanya

kepuasan dari pelajaran tersebut. Namun sebaliknya, pelajaran yang menarik

siswa, lebih mudah direncanakan karena minat menambah aktivitas belajar.

Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, maka

dapatlah diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar yaitu dengan

cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta
11

hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita kaitannya dengan materi

pelajaran yang dipelajari.

3. Ciri-ciri Minat Anak

Elizabeth B. Hurlock (1993: 117) mengatakan bahwa cirri-ciri minat

yaitu:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik

dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai,

minat menjadi lebih stabil. Anak yang berkembang lebih cepat atau lebih

lambat dari pada teman sebayanya. Mereka yang lambat matang, karena

sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, menghadapi masalah social

karena minat mereka minat anak, sedangkan minat teman sebaya mereka

minat remaja.

b. Minat bergantung pada kesiapan belajar

Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka secara

fisik dan mental. Sebagai contoh, mereka tidak dapat mempunyai minat

yang sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki

kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan bola

tersebut.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat,

baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan

anak. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah.
12

Minat mereka “tumbuh dari rumah”. Dengan bertambah luasnya lingkup

social mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang

mulai mereka kenal.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang

terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak

mungkin mempunyai minat yang sama pada olahraga seperti teman

sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.

e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang

dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya

mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan

untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh

kelompok budaya mereka.

f. Minat berbobot emosional

Bobot emosional – aspek afektif – dari minat menemukan

kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan

minat, dan bobot emosional yang menyenangkan memperkuatnya.

g. Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya,

minat anak laki-laki pada matematika, sering berlandaskan keyakinan,

kepandaian di bidang matematika di sekolah akan merupakan langkah

penting menuju kedudukan yang menguntungkan di dunia usaha.


13

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat

Minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh banyak

faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor

intrinsik) maupun faktor yang yang berasal dari luar individu itu sendiri

(faktor ekstrinsik).

Menurut Sri Rumini (1998: 121) menjelaskan bahwa minat

dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, sosial ekonom, bakat, umur, jenis

kelamin, pengalaman, kepribadian dan lingkungan.

Menurut Siti Rahayu Haditomo (1998: 189) menjelaskan bahwa ada

2 faktor yang mempengaruhi minat seseorang yaitu:

“ (1) Faktor dari dalam (intrinsik), yaitu sifat pembawaan, dan (2)
Faktor dari luar (ekstrinsik), diantaranya keluarga, sekolah dan
masyarakat sekitar. Minat yang terjadi dalam individu dipengaruhi
dua faktor yang menentukan, yaitu faktor keinginan dari dalam dan
faktor keinginan dari luar. Minat dari dalam terdiri dari tertarik atau
rasa senang pada kegiatan, perhatian terhadap suatu kegiatan dan
adanya aktivitas atau tindakan akibat rasa senang maupun
perhatian”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara garis besar

minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

individu itu sendiri (faktor intrinsic) dan faktor yang berasal dari luar

individu tersebut) faktor eksrinsic).

Faktor instrinsik terdiri atas rasa tertarik, perhatian dan aktivitas.

Ketiga faktor instrinsik dari minat tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Rasa Tertarik

Menurut Suadirman (1984: 36) ketertarikan adalah proses yang

dialami setiap individu tetapi sulit dijelaskan. Dzakir (1992: 216)


14

menyampaikan, tertarik adalah suka atau senang, tetapi belum melakukan

aktivitas. Sedangkan Winkell (1983: 30) mendefinisikan rasa tertarik

sebagai penilaian positif terhadap suatu obyek. Berdasarkan tiga

pendapat ini, disimpulkan bahwa rasa tertarik merupakan rasa yang

dimiliki setiap individu dalam ungkapan suka, senang dan simrpati

kepada sesuatu sebelum melakukan aktivitas, sebagai penilian positif

atau suatu obyek.

b. Perhatian

Perhatian didefinisikan oleh Sumadi Suryabrata (1982: 14)

sebagai frekuensi dan kuantitas kesadaran yang menyertai aktivitas

seseorang, sedangkan Dakir (1993: 144) mendefinisikan minat perhatian

sebagai keaktifan peningkatan kesadaran seluruh jiwa yang dikerahkan

dalam pemusatannya kepada sesuatu, dan Bimo Walgito (2002: 98)

mendefinisikan perhatian sebagai pemusatan atau konsentrasi dari

seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu objek.

Berdasarkan tiga definisi tersebut, disimpulkan perhatian merupakan

pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu objek, atau

frekuensi dan kuantitas kesadaran peningkatan kesadaran seluruh jiwa.

c. Aktivitas

Tahap setelah siswa tertarik dan memberikan perhatian terhadap

suatu objek atau kegiatan adalah bergabungnya siswa dalam kegiatan

tersebut. Dalam penelian ini aktivitas siswa berbentuk keaktifan siswa

dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolavoli mini.


15

Faktor ekstrinsik terdiri atas pengaruh dari lingkungan keluarga,

sekolah, dan lingkungan. Lingkungan keluarga yang memberikan pengaruh

misalnya keadaan sosial ekonomi, serta cara orang tua mendidik anak

merupakan sebagian contoh faktor keluarga yang dapat mempengaruhi

minat siswa. Pengaruh lingkungan sekolah misalnya kurikulum, metode

mengajar yang digunakan guru, serta aturan dan disiplin sekolah. Adapun

faktor masyarakat meliputi teman bergaul serta kegiatan siswa di

masyarakat.

5. Pengertian Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa

(termasuk waktu libur) yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah

dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan

antara berbagai jenis pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat serta

melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Menurut Depdikbud

(1994: 6) bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan olahraga yang

dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan untuk lebih

memperluas wawasan atau kemampuan peningkatan dan penerapan nilai

pengetahuan dan kemampuan olahraga.

Dasar dilaksanakan ekstrakurikuler olahraga terdapat dalam petunjuk

pelaksanaan kegiatan pembelajaran mata pelajaran pendidikan jasmani

(Depdikbud, 2004: 4) sebagai berikut: mengingat terbatasnya jumlah jam

pelajaran setiap minggu serta tidak adanya program kurikuler perlu disusun

program ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah.


16

Program kurikuler lebih menekankan pada pemahaman dan penguasaan

kemampuan dan keterampilan cabang-cabang olahraga serta kebiasaan

hidup sehat. Program ekstrakurikuler diperuntukan bagi siswa yang ingin

mengembangkan bakat dan kegemaran dalam cabang olahraga serta lebih

membiasakan hidup sehat.

Kegiatan ekstrakurikuler ini dianggap perlu sebab sangat menunjang

keberhasilan belajar siswa sehubungan dengan adanya keterbatasan waktu

belajar pada setiap mata pelajaran sehingga perlu adanya tambahan jam

pelajaran sekaligus untuk mengembangkan diri dengan kegiatan yang

positif. Iwan D (1991: 33) menyatakan bahwa ekstrakurikuler olahraga

merupakan salah satu bentuk kegiatan yang tergolong ekstra sehingga peran

olahraga disini antara lain sebagai salah satu cara pembinaan fisik, mental

dan social yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang ke arah yang

positif. Selanjutnya dikatakan bahwa olahraga dapat menumbuhkan disiplin

diri, mengetahui kewajiban dalam menghadapi tugas sehari-hari, hal

tersebut erat kaitannya dengan pembinaan mental.

Sama halnya dengan pendapat Soebroto yang dikutip Iwan D (1991:

33) bahwa olahraga ini jasmaniah atau kegiatan fisik manusia yang

berpengaruh terhadap kepribadian dari perilakunya. Selanjutnya Soebroto

menyatakan bahwa olahraga dapat membentuk pribadi seseorang yang

mampu bersikap sportif , bertanggung jawab, mandiri dan mau

melaksanakan tugas sehari-hari.


17

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan salah satu

sarana untuk mencapai tujuan. Di dalam kegiatan ini terkandung nilai-nilai

dan memiliki aspek seperti disiplin, keberanian, kerjasama, tolong

menolong dan terbinanya sportifitas.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah tempat atau wahana kegiatan siswa

untuk menampung, menyalurkan, dan pembinaan minat, bakat serta

kegemaran yang berkaitan dengan program kurikulum dan dilaksakan di

luar jam pelajaran sekolah. Salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah

adalah ekstrakurikuler bolavoli.

Siswa Sekolah Dasar sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangannya dalam kategori anak-anak. Pada masa anak-anak mereka

masih menyukai hal-hal yang mengarah permainan. Dengan demikian, agar

mereka dalam bermain lebih terarah dan tidak menimbulkan pemborosan

dan bahaya bagi diri anak, upaya yang dilakukan dengan mengarahkan

waktu luang mereka dengan kegiatan yang positif yaitu dengan berolahraga.

Dalam hal ini sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler olahraga, salah

satunya adalah ekstrakurikuler bolavoli. Dengan kegiatan ekstrakurikuler

bolavoli siswa akan mendapatkan nilai positif yaitu pengembangan bakat

dan minat, memupuk mental siswa, dan pengisian waktu luang yang positif.

6. Pengertian Bolavoli

Menurut persatuan bolavoli seluruh indonesia (2004-2008 : 7)

“bolavoli adalah olah raga yang di mainkan oleh dua tim dalam setiap
18

lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net”. Tujuan dari permainan adalah

melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lawan. Setiap

tim dapat memainkan tiga kali pantulan untuk mengembalikan bola.

Menurut Aip Syaifudin dan Muhadi (1991:183) “permainan bolavoli

di mainkan oleh dua regu masing-masing regu terdiri atas 6 orang pemain,

setiap regu berusaha untuk dapat memukul dan menjatuhkan bola ke dalam

lapangan melewati di atas net dan mencegah pihak lawan dapat memukul

dan menjatuhkan bola ke dalam lapangan.

Menurut Mahfud Irsyada (1991:183) “permainan bolavoli adalah

permainan beregu dimana melibatkan lebih dari satu oarang pemain”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa

permainan bola voli merupakan permainan beregu (team) yang di mainkan

oleh dua regu (team), masing-masing regu berusaha melewatkan bola di atas

net dan menjatuhkannya di daerah pertahanan lawan untuk meraih

kemenangan.

a. Teknik-teknik permainan bolavoli

Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1992-1993: 187-199) dalam

permainan bolavoli terdapat beberapa teknik yang harus dikuasai antara

lain:

1) Servis

Servis adalah pukulan permulaan yang dilakukan oleh pihak

yang berhak melakukan servis untuk memulai menghidupkan bola ke

dalam permainan.
19

2) Passing bawah

Passing bawah adalah mengambil bola yang berada di bawah

badan atau bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua

lengan bagian bawah (dari sikut sampai pergelangan tangan yang

dirapatkan), baik untuk dioperkan ke kawan, maupun langsung ke

lapangan lawan melalui di atas jaring.

3) Passing atas

Passing atas adalah menyajikan bola atau membagi-bagikan bola

(mengoper bola) dengan menggunakan jari-jari tangan, baik kepada

kawan maupun langsung ditujukan ke lapangan lawan melalui atas

jaring.

4) Smash

Smash adalah suatu pukulan yang dilakukan dengan keras dan

tajam dan jalannya bola menghujam ke lapangan lawan.

5) Block

Block adalah tindakan dalam usaha untuk menahan serangan

lawan pada saat bo;la tepat melewati atas jaring, dengan

mempergunakan satu atau kedua tangan yang dilakukan oleh seorang

pemain atau oleh dua orang atau tiga orang pemain secara bersama-

sama dari pihak yang mempertahankan.

7. Ekstrakurikuler Bolavoli

Banyak cara untuk menyalurkan minat dan bakat para siswa, salah

satunya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah yang


20

mengadakan ekstrakurikuler adalah sekolah yang memberikan kesempatan

kepada siswanya untuk lebih meningkatkan prestasi bidangnya.

“Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk

memenuhi tuntutan penguasaan bahan kajian dan pelajaran dengan alokasi

waktu yang di atur secara tersendiri berdasarkan pada kebutuhan”. Kegiatan

ekstrakurikuler dapat berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan

yang berkaitan dengan program kurikuler atau kunjungan studi ke tempat-

tempat tertentu yang berkaitan dengan esensi materi pelajaran tertentu

(Depdiknas, 2003: 16).

Kegiatan ekstrakurikuler adalah tempat atau wahana kegiatan bagi

siswa untuk menampung, menyalurkan dan pembinaan minat, bakat serta

kegemaran yang berkaitan dengan program kurikulum dan dilaksanakan di

luar jam pelajaran sekolah. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah

adalah ekstrakurikuler bolavoli.

Siswa Sekolah Dasar sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangannya dalam kategori anak-anak. Pada masa anak-anak mereka

masih menyukai hal-hal yang mengarah permainan. Dengan demikian agar

mereka dalam bermain lebih terarah dan tidak menimbulkan pemborosan

dan bahaya bagi diri anak, upaya yang dilakukan dengan mengarahkan

waktu luang mereka dengan kegiatan yang positif yaitu dengan berolahraga.

Dalam hal ini sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler bolavoli.

Dengan kegiatan ekstrakurikuler bolavoli siswa akan mendapatkan nilai


21

positif yaitu pengembangan bakat dan minat, memupuk mental siswa, dan

pengisian waktu luang yang positif.

8. Hakikat Bola Voli Mini

Setelah permainan bolavoli tersebar luas di seluruh pelosok-pelosok

dunia dan berkembang dengan pesat, maka di rasa perlu juga untuk di

sebarluaskan kepada anak-anak. Dalam peraturan ini dipergunakan kecuali

untuk ukuran lapangan, tinggi jaring, besar maupun berat bola dan jumlah

pemain setiap regu.

Di banyak negara telah banyak yang menyelenggarakan turnamen-

turnamen antar kelompok anak. Namun dari semua belum ada keseragaman

tentang ukuran tinggi net dan ukuran lapangan. Permainan bolavoli mini

memang sangat bermanfaat untuk pemilihan pemain, mengingat cukup lama

waktu yang di butuhkan untuk menjadi pemain yang bermutu. Di samping

ada beberapa hal untuk pembentukan pemain yang berkualitas, maka salah

satu hal yang harus diperhatikan adalah adanya kegiatan turnamen yang

terjadwal secara kontinu. Untuk mengembangkan keterampilan pada usia

dewasa cukup mendapatkan kesulitan bila dibandingkan pada usia dini,

apalagi mereka didukung perasaan senang terhadap permainan bolavoli,

maka mereka akan mudah untuk menuju atau prestasi yang diharapkan.

Menurut M. Mariyanto dkk. (1996: 103) “Bolavoli mini adalah sejenis

bolavoli yang dimainkan dilapangan kecil dengan 2 sampai 4 pemain setiap

regunya dengan peraturan yang disederhanakan”.


22

Bolavoli suatu permainan yang sederhana tetapi tidak mudah dalam

mempelajarinya. Oleh karena itu, perlu penyasuaian di dalam metodik

mengajarnya bagi pemula. Bolavoli mini menyajikan sejenis bolavoli yang

disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak-anak, selaras dengan

prinsip mengajar yang baik. Bila anak-anak mempelajari teknik bolavoli,

maka harus diberikan waktu atau frekuensi latihan yang cukup. Bolavoli

mini adalah cara yang terbaik untuk mempelajari keterampilan dasar,

dengan cara ini setiap pemain akan lebih banyak menyentuh atau

memainkan bola, karena ukuran lapangan yang lebih kecil dan jumlah

pemainnya sedikit. Segi lain anak-anak lebih cepat memahami teknik dan

taktik bermain bolavoli, mereka juga akan memperoleh kemampuan dasar

untuk olahraga pada umumnya, seperti ketangkasan, keterampilan, dan

kemampuan meloncat.

9. Pelaksanaan Ekstrakurikuler Bolavoli Mini di SD Negeri I Batur


Banjarnegara
Kegiatan ekstrakurikuler bolavoli mini di SD Negeri I Batur

dilaksanakan setiap hari minggu pagi dari pukul 07.00 sampai dengan pukul

09.00 WIB. Karena pada sore hari di daerah Batur sering terjadi hujan,

sehingga pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bolavoli dilaksanakan pada

pagi hari. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bolavoli dipimpin oleh guru

penjaskes.

10. Karakteristik Siswa Kelas Atas

Siswa kelas atas adalah siswa dengan rentang umur 10-13 tahun.

Menurut J. Matakupan (1994: 107)” Usia kelas empat merupakan masa


23

peralihan dari dunia khayal menuju dunia nyata”. Menurut Rusli Lutan

(2001: 100) usia usia sekitar 11 tahun adalah tahap kongkrit operasional.

Pada tahap ini kemampuan kognitif anak berkembang dan memungkinkan

untuk merencana dan melaksanakan gagasan kongkrit.

Pada anak usia kelas 5 dan 6 mulai kelihatan bahwa anak perempuan

selalu mencari teman sesama perempuan. Ototnya semakin besar dan

kekuatannya makin besar. Masih memerlukan latihan koordinasi untuk otot-

otot kecil. Pertumbuhan anak cepat. Perkembangan jantung dan paru-

parunya tidak lama dengan pertumbuhan fisiknya. Mulai kelihatan

perhatiannya terhadap kegiatan olahraga. Anak memiliki cabang olahraga

yang diminatinya. Anak kecil suka pada permainan yang berbahaya dan

tantangan kepada dirinya (Harsuki, 2003:78-79).

Karakteristik fisiologis anak kelas 5 dan 6 sekitar usia 11 dan 12

tahun. Menurut Annarino Cowel dan Hazelton yang dikutip oleh Rochman

Devi Yusliyanti (2006: 13) disebutkan bahwa, otot penunjang lebih

berkembang dari usia sebelumnya. Makin menyadari keadaan tubuh sendiri.

Permainan aktif lebih disukai. Perkembangan kekuatan ototnya belum

sejalan dengan laju pertumbuhannya. Reaksigeraknya membaik minat

terhadap olahraga kompetitif mulai bangkit. Perbedaan anak laki-laki dan

perempuan makin tampak jelas. Penampilan tubuhnya tampak sehat dan

kuat. Koordinasi geraknya baik. Perkembangan tungkai lebih cepat dari

pada anggota badan bagian atas. Kekuatan otot anak laki-laki dan

perempuan makin tampak perbedaannya. Siswa memiliki sifat kejiwaan


24

yang mendukung keterlibatan siswa yang lebih jauh dalam olahraga

prestasi. Minat siswa pada olahraga makin tampak. Siswa mulai memahami

dan menyadari keadaan dirinya sendiri baik kelebihan maupu kekurangan

yang dimiliki. Mereka memiliki cabang olahraga yang disukai dan

menghindari aktifitas yang kurang disukai. Siswa lebih suka permainan

yang berbahaya yang merupakan tantangan bagi dirinya.

Jadi siswa kelas 4 adalah adalah siswa dengan rentang 10-11 tahun

yang merupakan masa peralihan dari dunia khayal menuju dunia nyata

(merupakan tahap kongkrit operasional). Siswa kelas 4 dan 5 SD adalah

siswa dengan rentang umur 11-12 tahun. Minat siswa pada olahraga makin

tampak. Mereka sudah memiliki cabang olahraga yang disukai dan

menghindari aktifitas yang kurang disukai. Siswa lebih suka permainan aktif

dan berbahaya yang merupakan tantangan bagi dirinya.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ponidi (2008) dengan

judul Minat Siswa SD Negeri Jejeran Wonokromo Pleret Bantul terhadap

Ekstrakurikuler Bolavoli. Temuan dalam penelitian ini adalah bahwa minat

siswa SD Negeri Jejeran Wonokromo Pleret Bantul terhadap

Ekstrakurikuler bolavoli menunjukkan 42,0 % mempunyai minat tinggi,

56,0 % mempunyai minat sedang, dan 2,0 % mempunyai minat rendah.

2. Minat Siswa kelas atas SD Negeri I Karangsari kecamatan Kembaran

kabupaten Banyumas terhadap pendidikan jasmani. Penelitian ini

dilaksanakan oleh Endang Sucihati pada tahun 2009. Populasi siswa SD


25

Negeri I Karangsari kecamatan Kembaran kabupaten Banyumas, dengan

jumlah siswa 44 anak. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan

teknik angket, adapun hasil penelitian 12 (27,27%) dinyatakan tinggi, 25

(56,82%) dinyatakan cukup dan 7 (15,91%) rendah.

C. Kerangka Berpikir

Minat sangat berperan penting dalam pencapaian hasil belajar dalam

proses ekstrakurikuler bolavoli mini. Keberhasilan dalam ekstrakurikuler

bolavoli mini ditentukan oleh beberapa faktor, yakni faktor internal dan faktor

eksternal. Sebuah proses pembelajaran akan dapat berhasil apabila berbagai

faktor yang berpengaruh dapat mendukung proses belajar siswa. Salah satu

faktor internal adalah minat siswa dalam ekstrakurikuler bolavoli mini.

Faktor internal yang mempengaruhi minat siswa SD terhadap

ekstrakurikuler bolavoli mini terdiri atas rasa tertarik, perhatian, dan aktivitas.

Rasa tertarik merupakan rasa yang dimiliki siswa dalam ungkapan suka,

senang, dan simpati kepada permainan bolavoli, perhatian merupakan

pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa dari siswa terhadap permainan bolavoli

mini.

Anda mungkin juga menyukai