Anda di halaman 1dari 10

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP MAKANAN ORGANIK DI

SURABAYA

Sienny Thio
Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Univeristas Kristen Petra
Email: sienny@petra.ac.id

Ninna Yuanita Sari Harianto, Ricky Ferdinand Sosiawan


Alumnus Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra

Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat Surabaya terhadap makanan
organik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan 400 responden yang menggunakan
teknik judgemental sampling. Persepsi masyarakat terhadap makanan organik dilihat dari persepsi terhadap
kesehatan, kualitas, harga, ramah lingkungan, dan food safety. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa masyarakat Surabaya mempunyai persepsi yang tinggi bahwa makanan organik baik
untuk kesehatan yaitu bisa menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh serta mempunyai kandungan nutrisi
yang lebih banyak.

Kata kunci: persepsi, makanan organik

Abstract: The aim of this paper is to examine consumers’ perception in Surabaya toward organic food. This
paper used quantitative descriptive method with 400 respondents using judgemental sampling techinique.
Consumers’ perception toward organic food is reffered to the perception toward health, quality, price,
friendly environment, and also food safety. The findings show that consumers in Surabaya have the highest
perception that organic food is good for health because it can keep and increase body immune and also have
higher nutrition.

Keywords: perception, organic food

Saat ini tren hidup sehat mulai muncul kembali di perlihatkan gambaran yang positif terhadap kuatnya
kalangan sebagian masyarakat. Di Indonesia salah permintaan. Menurut Chinnici et al (2002), telah
satu dari sekian usaha untuk kembali hidup sehat juga terjadi peningkatan permintaan konsumen untuk
telah dilakukan termasuk dengan memperkenalkan produk-produk pertanian yang dihasilkan dengan
makanan organik. Secara umum makanan organik proses yang ramah terhadap lingkungan, khususnya
merupakan makanan yang mempunyai standar yang dihasilkan secara organik. Sedangkan menurut
kesehatan yang direkomendasikan (Ririn, 2008, Firth et al (2004), walaupun permintaan pasar akan
November). makanan organik masih terbilang kecil, terdapat
Dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi tanda-tanda bahwa pasar peminat makanan organik
peningkatan dalam produksi dan konsumsi makanan semakin dewasa dan berkembang dibandingkan
yang diproduksi secara organik. Pertanian organik beberapa tahun sebelumnya yang berada dibawah 10
telah diterapkan hampir di sebagian besar negara di persen.
dunia. Di seluruh dunia, total area yang digunakan Konsumen yang membeli makanan organik telah
untuk pertanian organik telah tercatat lebih dari 24 juta dikelompokkan dalam empat grup (Davis,
hektar. Adapun lahan pertanian organik terluas berada Titterington and Cochrane, 1995), yaitu greens;
di Australia (10,5 juta ha), Argentina (3,2 juta ha), dan konsumen yang memiliki perhatian terhadap
Italia (1,2 juta ha). Sementara di wilayah Asia, negara lingkungan, food phobic; konsumen yang memiliki
dengan lahan pertanian organik terluas adalah India perhatian terhadap bahaya kandungan kimia dalam
dan China. (Pranasari, 2004, November). makanan, humanists; konsumen yang memiliki
Dalam hubungannya dengan pertumbuhan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang pertanian
permintaan yang potensial, beberapa penelitian telah dan hedonists; konsumen yang percaya bahwa produk
mengidentifikasi motivasi konsumen dalam membeli yang lebih mahal pasti lebih baik dan memiliki rasa
makanan organik dan secara umum telah mem- yang lebih baik.

18
Thio, Persepsi Konsumen Terhadap Makanan Organik di Surabaya 19

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan bagi konsumen yang memiliki minat yang tinggi
program Go Organic 2010 untuk mempercepat terhadap produk organik (Lin et al., 1986). Rasa,
terwujudnya pembangunan agribisnis berwawasan kesegaran, daya tahan (usia) produk (Mahesh et al.,
lingkungan (ecoagribusiness). Program ini 1997; Wandel & Bugge, 1996), harga (Fotopoulos
berorientasi pada pasar yakni berusaha memenuhi &Krystallis, 2003), dampak terhadap lingkungan dan
keinginan pasar, dimulai dari bawah ke atas. Salah makhluk hidup (Lea & Worsley, 2005; Goldman &
satu kegiatannya adalah memasyarakatkan pertanian Clancy, 1991), kandungan zat kimia (Swanson &
organik kepada konsumen, petani, pelaku pasar serta Lewis, 1993), dan kesehatan (Fricke & Von
masyarakat luas (Widiastuti, 2004). Alvensleben, 1997; Wandel & Bugge, 1996, Chinnici
Sementara itu pertumbuhan pasar makanan et al., 2002, Harper & Makatouni, 2002) dinilai
organik di Indonesia terlihat dengan meningkatnya merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen
jumlah petani organik, outlet-outlet supermarket dan dalam keputusan pembelian (dalam Bonti & Yiridoe,
rumah makan yang menjual produk makanan organik 2006).
(Sugeng, 2007, September). Di Surabaya sebagian Bagaimanapun juga terdapat persepsi yang
masyarakat bahkan rela mengeluarkan dana lebih berbeda-beda mengenai faktor yang dipertimbangkan
besar demi mendapatkan buah atau sayur organik, dalam keputusan pembelian yang dilakukan oleh
walaupun makanan organik di tanah air relatif lebih konsumen. Sebagai contoh, beberapa hasil penelitian
mahal dibandingkan makanan konvensional. menunjukkan bahwa konsumen mempersepsikan
Menurut Sugeng (2007), bahan pangan organik tidak adanya perbedaan rasa antara makanan organik
memang berbeda dengan bahan pangan konvensional. dengan makanan konvensional (Jolly & Norris, 1991;
Selain lezat cita rasanya, bahan pangan organik lebih Sparling et al., 1992), sedangkan hasil penelitian yang
menyehatkan dan aman dikonsumsi. Hampir tidak ada lain menunjukkan bahwa makanan organik memiliki
pencemaran bahan kimia yang dapat membentuk rasa yang lebih baik dibandingkan makanan
radikal bebas ditemukan dalam bahan pangan organik. konvensional (Estes et al., 1994; The Parker, 1996).
Bahan pangan organik merupakan bahan pangan yang Dalam penelitian lain (Chinnici et al, 2002;
diproduksi secara sedikit atau bebas sama sekali dari Harper&Makatouni, 2002; O’Donovan and
unsur kimia berupa pupuk, pestisida, hormon, dan McCarthy, 2002; Hill and Lynchechaun, 2002;
obat-obatan. Bahan pangan organik hanya Hutchins&Greenhalgl, 1995; Berrahel&MacFie,
menggunakan bibit lokal dan pupuk dari alam seperti 1991; Pearson, 2001), menunjukkan bahwa alasan
kotoran hewan atau kompos. Selain itu, bahan pangan konsumen dalam membeli makanan organik adalah
organik tidak boleh mengandung bibit yang dihasilkan karena keyakinan konsumen bahwa makanan organik
dari rekayasa genetika dan tidak memanfaatkan lebih sehat dibandingkan makanan organik (dalam
teknologi radiasi untuk mengawetkan produknya. Radman, 2005). Perbedaan persepsi ini berdasarkan
Jadi, semua proses produksi dilakukan secara alamiah, pada tingkat pengetahuan dan kesadaran konsumen
mulai aspek budidaya hingga cara pengolahan (Ririn, (Jolly et al., 1989; Ekelund, 1990; Hutchins
2008). &Greenhalgh, 1997; Cunningham, 2002), kebiasaan
Produk organik memiliki lebih banyak vitamin, (habit) atau pola belanja konsumen (Magnusson et al.,
mineral, dan enzyme yang baik bagi kesehatan tubuh, 2001) dan faktor keberadaan atau eksistensi makanan
juga memiliki rasa yang lezat dan merupakan jalan organik dan konvensional di masyarakat (Sparling et
yang sangat praktis untuk menghindari makanan yang al., 1992).
mengandung rekayasa genetik dan zat-zat kimia lain Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
yang tidak baik untuk kesehatan tubuh. Selain itu, bagaimana persepsi masyarakat Surabaya terhadap
dengan mengkonsumsi produk organik secara berkala makanan organik mengingat terdapat persepsi yang
dapat membantu mengurangi resiko terkena penyakit berbeda-beda mengenai faktor yang dipertimbangkan
kronis, seperti kanker, jantung, hipertensi, diabetes, konsumen dalam membeli makanan organik.
kolesterol, dan lain-lain. Mengkonsumsi makanan
organik merupakan langkah awal untuk memulai TEORI PENUNJANG
hidup sehat (Steven, 2007, Maret).
Terdapat beberapa atribut yang dipertimbangkan Pengertian Makanan Organik
konsumen dalam membandingkan antara makanan
organik dengan makanan konvensional. Pada National Organic Standards Boards of the U.S.
umumnya konsumen menilai kualitas suatu produk Department of Agriculture (USDA) menetapkan
dari tampilannya (Beharrell & Macfie, 1991), namun standar nasional untuk istilah “organik”. Makanan
hal ini nampaknya bukan merupakan hal yang penting organik, didefinisikan sebagai makanan atau minuman
20 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 4, NO. 1, MARET 2008: 18-27

yang diolah atau dihasilkan secara alami melalui Atribut-Atribut Makanan Organik
standar proses produksi, yang dihasilkan tanpa
menggunakan pupuk endapan, pupuk sintetis, Meskipun atribut dalam makanan organik sulit
pestisida, hormon sintetis dan bahan tambahan lainnya untuk diidentifikasi dengan melihat secara langsung,
(penambah warna, bau, rasa). kebanyakan konsumen membeli produk organik
Steven (2007) mengatakan bahwa bahan pangan dikarenakan oleh adanya persepsi terhadap produk
organik merupakan bahan pangan yang diproduksi makanan organik, dimana makanan organik memiliki
secara sedikit atau bebas sama sekali dari unsur kimia atribut yang unik dibandingkan dengan produk
berupa pupuk, pestisida, hormon, dan obat-obatan. konvensional lainnya (Vindigni et al, 2002).
Bahan pangan organik hanya menggunakan bibit Berdasarkan penelitian Magnusson et al. (2001),
lokal dan pupuk dari alam seperti kotoran hewan atau mempelajari bahwa kriteria terpenting pada makanan
kompos. Selain itu, bahan pangan organik tidak adalah rasa, kesehatan, daya tahan, dan kualitas dalam
mengandung bibit yang berasal dari rekayasa genetika produk. Survei yang diadakan di European
(Genetically Modified Organism) dan tidak Community, Wandel & Bugge’s (1997) menunjukkan
memanfaatkan teknologi radiasi untuk mengawetkan rasa, kesegaran, tampilan dan nilai nutrisi sangat
produknya. Jadi, semua proses produksi dilakukan penting dalam memilih sayuran dan buah-buahan.
Verbeke (2001) mendemonstrasikan bahwa lima
secara alamiah, mulai aspek budidaya hingga cara
atribut terpenting untuk fresh meat adalah kesegaran,
pengolahan.
kualitas, rasa, kesehatan dan bebas hormon.
Organik adalah makanan yang dikembangkan
Menurut Schifferstein & Oude-Ophuis (1997)
dengan metode khusus. Ada sayur organik, buah kualitas makanan, kandungan zat kimia, dampak bagi
organik, bahkan daging organik. Yang dimaksud lingkungan, dan kualitas rasa yang lebih baik adalah
dengan tumbuhan organik (sayur dan buah) adalah faktor terpenting yang mempengaruhi permintaan
tumbuhan yang dikembangkan diatas tanah yang terhadap makanan organik. Sedangkan Wolf (2002),
bersih dari unsur-unsur kimiawi dan tidak mengatakan atribut makanan organik yang sangat
mengandung pestisida. Tanah tersebut harus diinginkan konsumen adalah segar, berkualitas tinggi,
dinyatakan bebas kimiawi selama 5 tahun sebelum harga yang terjangkau, sehat, bergizi tinggi, dan bebas
digunakan sebagai lahan untuk tumbuhan organik. pestisida.
Demikian pula dengan daging organik (seperti ayam Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang
dan sapi), harus berasal dari ayam atau sapi yang tidak dilakukan Magnuson et al., 2001; Wandel & Bugge’s,
pernah disuntik hormon pertumbuhan tertentu. Dan 1997; Verbeke, 2001; Schifferstein & Oude-Ophuis,
para ternak inipun hanya diperbolehkan 1997, dan Wolf, 2002. Maka penulis menggunakan
mengkonsumsi makanan alami (cacing, biji-bijian, atribut-atribut tersebut untuk melihat persepsi dan
dan rumput) dan air yang bebas dari pestisida. minat beli konsumen di Surabaya terhadap makanan
(Steven, 2007, Maret). organik, yaitu sebagai berikut:
1. Kesehatan
Makanan Organik Dibandingkan dengan Makanan Hippocrates, pemikir ilmu kesehatan modern,
Konvensional mengungkapkan, ”biarkan makanan menjadi obat
Anda dan biarkan obat menjadi makanan Anda”.
Menurut Wirjatmadi (2008), bahan pangan Pemikiran Hippocrates tesebut sekarang digali
organik memang berbeda dengan bahan pangan ulang sebagai landasan bagaimana seharusnya
dalam memilih makanan (Siswono, 2003). Produk
konvensional. Selain lezat cita rasanya, bahan pangan
organik memiliki lebih banyak vitamin, mineral,
organik lebih menyehatkan dan aman dikonsumsi.
dan enzim yang baik bagi kesehatan tubuh, juga
Hampir tidak ada pencemaran bahan kimia yang
memiliki rasa yang lezat dan merupakan jalan
dapat membentuk radikal bebas ditemukan dalam yang sangat praktis untuk menghindari makanan
bahan pangan organik. yang mengandung rekayasa genetik dan zat-zat
Hasil dari beberapa penelitian sebelumnya kimia lain yang tidak baik untuk kesehatan tubuh.
menunjukkan bahwa konsumen memiliki sikap yang Selain itu, dengan mengkonsumsi produk organik
positif terhadap makanan organik dimana salah satu secara berkala dapat membantu mengurangi resiko
alasan utamanya adalah bahwa makanan organik terkena penyakit kronis, seperti kanker, jantung,
dianggap lebih sehat dibandingkan dengan makanan hipertensi, diabetes, kolesterol, dan lain-lain
konvensional (Chinnici et al., 2002; Harper & (“Why Healthy Lunch”, 2008, Mei). Ekelund
Makatouni, 2002). (1990) melihat motivasi untuk membeli makanan
Thio, Persepsi Konsumen Terhadap Makanan Organik di Surabaya 21

organik adalah alasan kesehatan dan tidak adanya ketika mengatasi serangan hama dan penyakit
kontaminasi. Pembeli makanan organik lebih sadar pada tanaman. (“Pertanian Organik Dan
akan kesehatan, dan tidak memiliki keyakinan Revitalisasi Pertanian”, 2005, Maret). IFOAM
pada makanan konvensional (Fricke & Von (International Federation of Organic Agriculture
Alvensleben, 1997). Penelitian serupa oleh Movement) menjelaskan bahwa pertanian organik
Wandel & Bugge (1995) menunjukkan motivasi merupakan suatu pendekatan sistem yang utuh
semua pembeli dalam membeli makanan organik berdasarkan satu perangkat proses yang
adalah karena alasan kesehatan. menghasilkan ekosistem yang berkelanjutan,
2. Kualitas pangan yang aman, gizi yang baik, kesejahteraan
Kyriakopoulos et al. (1997) menunjukkan bahwa hewan, dan keadilan sosial. Dengan demikian,
kualitas makanan lebih penting dibandingkan pertanian organik lebih dari sekedar sistem
harga. Jurnal of Applied Nutrition (1993) sangat produksi yang memasukkan atau mengeluarkan
jelas memperlihatkan bahwa makanan organik input tertentu, namun juga merupakan satu filosofi
lebih bernutrisi dibandingkan dengan makanan dengan tujuan mengoptimalkan kesehatan dan
konvensional. Sayuran organik lebih disenangi produktivitas dari komunitas yang saling
karena kesegaran, rasa dan persepsi akan mutu berketergantungan dari kehidupan tanah, tanaman,
nutrisi (Mahesh et al., 1997). Sedangkan menurut hewan, dan manusia (“Pertanian Organik Dan
Wandel & Bugge (1996) menunjukkan mayoritas Revitalisasi Pertanian”, 2005, Maret).
responden memberi peringkat pertama pada 5. Food Safety
kesegaran, kemudian diikuti oleh rasa dan Swanson dan Lewis (1993) menunjukkan bahwa
kandungan nutrisinya. konsumen makanan organik lebih perhatian
3. Harga terhadap residu pestisida, zat-zat kimia tambahan,
Produk organik pada umumnya memiliki harga dan zat pengawet dibandingkan dengan non
sekitar 10 - 40% lebih mahal dibandingkan konsumen makanan organik. Berdasarkan survei
dengan produk konvensional (Winter & Davis, terbaru, 70% konsumen menyatakan bahwa
2006). Saat ini harga produk organik masih membeli makanan organik untuk menghindari
tergolong tinggi di Indonesia, karena jumlah pestisida (Whole Food Market, 2005). Penelitian
produk yang tersedia masih sedikit (“Peluang dan yang lain menjelaskan persepsi bahwa makanan
Tantangan Bagi Petani Kecil”, November, 2004). yang tumbuh secara organik memiliki kandungan
Fotopoulos & Krystallis (2003) menemukan bahan kimia dan kontaminasi mikroba yang lebih
perilaku positif bahwa konsumen makanan sedikit dibandingkan dengan makanan yang
organik bersedia membayar harga yang lebih diproduksi secara konvensional. Wilkins & Hillers
mahal, ini menunjukkan bahwa pembeli makanan (1994) memperlihatkan bahwa perhatian terhadap
organik percaya bahwa makanan organik memiliki kandungan pestisida adalah faktor yang paling
nilai manfaat yang lebih meskipun harganya lebih mempengaruhi preferensi terhadap makanan
mahal. Harga makanan organik cenderung lebih organik. Goldman & Clancy (1991) menemukan
tinggi dibandingkan dengan makanan bahwa konsumen makanan organik yang berada di
konvensional. Food and Agriculture Organization negara bagian New York kebanyakan
(FAO) manyatakan bahwa produk makanan memperhatikan adanya residu pestisida dan efek
organik umumnya lebih mahal dibandingkan dari pestisida bagi kesehatan. Alasan utama
dengan produk konvensional (Food And konsumen untuk membeli makanan organik
Agriculture Organization of The United Nation, adalah food safety, perlindungan terhadap
2003). lingkungan dan sebagai tindakan nyata untuk
4. Ramah lingkungan mendukung pertanian organik.
Pertanian organik pada prinsipnya adalah budidaya
pertanian yang dikembangkan tanpa bergantung METODE PENELITIAN
pada pasokan pupuk ataupun obat-obatan kimia
sintetis guna memenuhi kebutuhan nutrisi Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel
tanaman. Pertanian organik dalam budidayanya
menjadikan pupuk alami (pupuk yang berbahan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
baku kotoran hewan seperti Domba, Kambing, ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Adapun
Sapi, Kelinci bisa juga Kelelawar kemudian dapat populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat
pula limbah dedaunan) sebagai pasokan guna Surabaya yang berbelanja di supermarket yang
memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman maupun menjual produk makanan organik. Dalam penelitian
22 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 4, NO. 1, MARET 2008: 18-27

ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik 1. Kesediaan konsumen membayar harga yang
judgemental sampling. Sampel dalam penelitian ini lebih mahal untuk membeli makanan organik
adalah masyarakat Surabaya yang berbelanja di 2. Harga yang dibayar sesuai dengan kualitas
supermarket yang menjual produk makanan organik yang diterima
(Healthy Choice, Sinar Jemur Andayani, Sinar d. Persepsi tentang Ramah Lingkungan (X4)
Bintoro dan Hokky Buah Ruko Graha Family) dan merupakan suatu proses dalam memilih,
berusia diatas 21 tahun keatas. mengorganisasikan dan menginterpretasikan
Adapun sampel penelitian ini adalah 400 sampel. makanan organik dilihat dari atribut ramah
Pembagian jumlah kuesioner untuk setiap lokasi lingkungan. Pengukuran variabel didasarkan pada
penyebaran adalah sebanyak 150 kuesioner indikator persepsi tentang ramah lingkungan,
disebarkan di Sinar Bintoro, 120 kuesioner di Sinar yaitu:
Jemursari, 80 kuesioner di Hokky Buah, dan 50 1. Budi daya makanan organik baik bagi
kuesioner di Healthy Choice. kelestarian lingkungan
2. Budi daya organik lebih aman bagi
Jenis dan Sumber data kelangsungan hidup hewan dan tanaman
e. Persepsi tentang Food Safety (X5) merupakan
Dalam penelitian ini jenis data yang suatu proses dalam memilih, mengorganisasikan
dikumpulkan, yaitu: (1) Data Primer, yaitu berupa dan menginterpretasikan makanan organik dilihat
kuesioner yang disebarkan kepada orang-orang yang dari atribut food safety. Pengukuran variabel
berbelanja di supermarket yang menjual makanan didasarkan pada indikator persepsi tentang food
organik yang sesuai dengan sampel yang telah safety, yaitu:
ditentukan; (2) Data sekunder, yaitu berupa data atau 1. Makanan organik bebas dari kandungan zat
informasi yang diperoleh melalui studi kepustakaan, kimia
teori, literatur, jurnal atau catatan yang berhubungan 2. Makanan organik tidak menggunakan rekayasa
dengan makanan organik. genetika
f. Minat Beli merupakan keinginan konsumen untuk
Definisi Operasional Variabel melakukan pembelian makanan organik.
Pengukuran variabel didasarkan pada konsumen
Dalam penelitian ini, variabel yang akan yang pernah membeli makanan organik dan
digunakan adalah sebagai berikut: berminat untuk melakukan pembelian ulang.
a. Persepsi tentang Kesehatan (X1) merupakan suatu
proses dalam memilih, mengorganisasikan dan TEKNIK ANALISA DATA
menginterpretasikan makanan organik dilihat dari
atribut kesehatan. Pengukuran variabel didasarkan Statistik Deskriptif
pada indikator persepsi tentang kesehatan, yaitu:
1. Menjaga daya tahan tubuh, dalam arti Dalam penelitian ini penulis melakukan
mengurangi resiko terkena penyakit kronis perhitungan frekuensi dan Mean (nilai rata-rata) untuk
2. Memiliki kandungan nutrisi yang lebih banyak memberikan gambaran atau deskripsi mengenai
dibandingkan dengan makanan konvensional persepsi dan minat beli konsumen terhadap makanan
b. Persepsi tentang Kualitas (X2) merupakan suatu organik.
proses dalam memilih, mengorganisasikan dan
menginterpretasikan makanan organik dilihat dari Analisa Top Two Boxes Bottom Two Boxes
atribut kualitas. Pengukuran variabel didasarkan
pada indikator persepsi tentang kesehatan, yaitu: Analisa Top Two Boxes Bottom Two Boxes
1. Makanan organik memiliki rasa yang lebih adalah metode yang menggabungkan presentase
lezat dibandingkan makanan konvensional jawaban responden dalam skala Likert. Analisa Top
2. Makanan organik lebih segar dibandingkan Two Boxes Bottom Two Boxes digunakan untuk
dengan makanan konvensional mengetahui bagaimana perbandingan antara jumlah
c. Persepsi tentang Harga (X3) merupakan suatu bottom option (skor 1,2) yaitu skala sangat tidak setuju
proses dalam memilih, mengorganisasikan dan dan tidak setuju dengan top option (skor 4,5) yaitu
menginterpretasikan makanan organik dilihat dari skala setuju dan sangat setuju. Selanjutnya Top Two
atribut harga. Pengukuran variabel didasarkan Boxes akan disingkat (TTB), sedangkan Bottom Two
pada indikator persepsi tentang harga, yaitu: Boxes akan disingkat (BTB).
Thio, Persepsi Konsumen Terhadap Makanan Organik di Surabaya 23

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Responden yang pernah membeli makanan


organik dalam penelitian ini memperoleh informasi
Demografis Responden tentang makanan organik melalui referensi dari orang
lain sebesar 50,9% dan sebesar 32,3% memperoleh
Dari 400 kuesioner yang disebarkan terdapat 20 informasi mengenai makanan organik dari media
kuesioner yang dinyatakan error, dikarenakan cetak. Kendala terbesar responden yang pernah
terdapat butir-butir pernyataan yang tidak terjawab, membeli makanan organik dalam membeli produk
sehingga jumlah total kuesioner yang terkumpul makanan organik adalah karena kesulitan mencari
adalah sebanyak 380 kuesioner. Dari 380 responden jenis produk yang diinginkan sebasar 33,6%. Dan
penelitian terdapat 220 responden yang menyatakan kendala terbatasnya tempat yang menjual makanan
pernah melakukan pembelian terhadap produk organik yang dialami oleh responden sebesar 31,4%.
makanan organik dan sebanyak 160 responden yang Sedangkan kendala kurangnya informasi mengenai
menyatakan tidak pernah melakukan pembelian makanan organik dan harga lebih mahal masing-
terhadap produk makanan organik. masing sebesar 17,3%. Frekuensi responden yang
Responden dalam penelitian ini didominasi oleh pernah membeli makanan organik dalam penelitian ini
wanita sebesar 53,9% dan pria 46,1% dengan usia melakukan pembelian makanan organik dalam
antara 31-40 tahun sebesar 30,3% dan 26-30 tahun sebulan terbesar adalah sebanyak 2 – 5 kali yaitu
sebesar 27,4%. Responden dalam penelitian ini sebesar 42,7% dan yang melakukan pembelian hanya
memiliki penghasilan per bulan Rp. 3.000.000 – Rp. sekali dalam sebulan sebesar 35,0%. Responden yang
4.999.999 sebesar 32,6% dan sebesar 28,2% memiliki pernah membeli makanan organik dalam penelitian ini
penghasilan antara Rp. 1.000.000 – Rp. 2.999.999. membeli makanan organik dengan motivasi makanan
Sedangkan hanya sebagian kecil dari responden yang organik lebih sehat sebesar 42,7% dan sebesar 24,1%
memiliki penghasilan dibawah Rp. 1.000.000 sebesar memiliki motivasi hanya sekedar mencoba.
6,8% (26 orang). Adapun pekerjaan responden Sedangkan motivasi responden bahwa makanan
sebagian besar adalah pegawai swasta dan wiraswasta organik lebih berkualitas (lezat dan segar) sebesar
sebesar 64,2% dan sisanya adalah pelajar/mahasiswa 15,9%. Sebanyak 58,2% responden sering membeli
dengan pendidikan terakhir S1 sebesar 56,3% dan makanan organik berjenis sayuran dan buah-buahan
SLTP / SMU sebesar 30,3%. sebesar 31,8%. Responden yang pernah membeli
Sebagian besar responden dalam penelitian ini makanan organik memiliki toleransi pada tingkat
pernah melakukan pembelian terhadap produk harga makanan organik antara 10% - 30% lebih mahal
makanan organik dengan presentase sebesar 57,9% sebesar 37,7% dan sebesar 35,9% memiliki toleransi
(220 orang). Sedangkan sisanya sebesar 42,1% (160 tingkat harga makanan organik antara 30% - 50%
orang) menyatakan bahwa tidak pernah melakukan lebih mahal. Responden yang pernah membeli
pembelian terhadap produk makanan organik. makanan organik memiliki minat untuk membeli
kembali makanan organik sebesar 88,2% dan tidak
Profil Responden Yang Pernah Membeli Makanan memiliki minat beli kembali sebesar 11,8%.
Organik
Profil Responden Yang Tidak Pernah Membeli
Responden yang pernah membeli makanan Makanan Organik
organik dalam penelitian ini didominasi oleh wanita
sebesar 58,6% dan pria pria sebesar 41,4% dengan Responden yang tidak pernah membeli makanan
rentang usia 31-40 tahun sebesar 35%, 21- 25 dan 26- organik didominasi oleh responden pria sebesar
30 tahun masing-masing sebesar 22,7% (50 orang) 52,5% dan wanita sebesar 47,5% dengan rentang usia
yang memiliki penghasilan per bulan Rp. 3.000.000 – 26 - 30 tahun sebesar 33,8% dan 21- 25 tahun sebesar
Rp. 4.999.999 sebesar 34,5% dan sebesar 22,3% 30,6% yang berpenghasilan Rp. 1.000.000 – Rp.
memiliki penghasilan antara Rp. 5.000.000 – Rp. 2.999.999 per bulan sebesar 41,9% dan sebesar 30%
6.999.999. Sedangkan hanya sebagian kecil dari memiliki penghasilan per bulan antara Rp. 3.000.000
responden yang memiki penghasilan dibawah Rp. – Rp. 4.999.999. Adapun pekerjaan responden
1.000.000 sebesar 7,7% (17 orang) yang sebagian sebagai pegawai swasta sebesar 50,6% dan sebesar
besar memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dan 23,8% sebagai pelajar / mahasiswa dengan pendidikan
wiraswasta sebesar 65,9% dengan tingkat pendidikan terakhir adalah S1 sebesar 50,6% dan SLTP/SMU
terakhir S1 sebesar 60,5% dan SLTP / SMU sebesar sebesar 36,9%.
25,5%.
24 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 4, NO. 1, MARET 2008: 18-27

Responden yang tidak pernah membeli makanan Tabel 2. Nilai Mean Persepsi untuk Tiap Indikator
organik dalam penelitian ini mengetahui makanan Persepsi Indikator Mean SD
organik melalui media cetak sebesar 46,3% dan Menjaga dan meningkatkan
4,16 0,648
sebesar 28,8% mengetahui makanan organik melalui daya tahan tubuh
Kesehatan
internet. Diketahui pula bahwa responden yang tidak Memiliki kandungan nutrisi
4,07 0,755
pernah membeli makanan organik menyatakan lebih banyak
Memiliki rasa yang lebih
kendala utama tidak membeli makanan organik lezat
3,56 0,792
adalah karena harga makanan organik lebih mahal Kualitas
Memiliki tingkat kesegaran
sebesar 40,6% dan sebesar 29,4% mempunyai 4,07 0,644
yang lebih tinggi
kendala kurangnya informasi mengenai makanan Harga sesuai dengan kualitas
3,73 0,896
organik. yang diperoleh
Harga Harga lebih mahal
dibandingkan makanan 4,25 0,636
Deskripsi Persepsi Responden Terhadap Makanan konvensional
Organik Lebih baik bagi kelestarian
4,16 0,575
lingkungan
Ramah Lingkungan
Gambaran mengenai persepsi konsumen Lebih aman bagi
3,86 0,671
keselamatan hewan
diperoleh melalui hasil dari responden dalam
Bebas dari kandungan zat
menjawab pertanyaan kuesioner mengenai 10 4,09 0,659
Food Safety kimia tambahan
(sepuluh) pernyataan tentang persepsi konsumen Bebas dari rekayasa genetika 4,09 0,721
terhadap makanan organik yang diperoleh, yang
menggunakan skala Likert dari skala sangat setuju Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa dari
sampai sangat tidak setuju. Kemudian dicari mean nilai mean indikator persepsi responden mengenai
atau rata-rata dari seluruh variabel yang ada untuk makanan organik yang tertinggi adalah indikator
menentukan klasifikasi penilaian persepsi responden persepsi yang menyatakan bahwa harga makanan
mengenai pernyataan variabel-variabel penelitian. organik lebih mahal dibandingkan makanan
Pernyataan responden mengenai persepsi tehadap konvensional sebesar 4,25.
item instrumen pernyataan dibawah ini.
Tabel 3. Nilai Mean Persepsi Responden Pernah
Tabel 1. Nilai Mean Persepsi Responden Membeli dan Tidak Pernah Membeli
Variabel Persepsi Mean SD Makanan Organik
X1 Persepsi Terhadap Kesehatan 4,12 0,627 Pernah Tidak Pernah
X2 Persepsi Terhadap Kualitas 3,81 0,609 Variabel Persepsi Membeli Membeli
X1 Persepsi Terhadap 4,311 3,850
X3 Persepsi Terhadap Harga 3,99 0,630
Kesehatan
X4 Persepsi Terhadap Ramah Lingkungan 4,01 0,534 X2 Persepsi Terhadap Kualitas 4,050 3,488
X5 Persepsi Terhadap Food Safety 4,09 0,637 X3 Persepsi Terhadap Harga 4,116 3,822
X4 Persepsi Terhadap Ramah 4,098 3,894
Lingkungan
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata persepsi X5 Persepsi Terhadap Food 4,250 3,875
responden terhadap setiap pernyataan tentang Safety
makanan organik adalah antara 3,5 – 4,2 maka dapat
dikatakan bahwa responden memiliki persepsi yang Tabel 3 menunjukkan bahwa dari nilai mean
cukup baik terhadap pernyataan variabel persepsi yang didapatkan dapat dijelaskan bahwa persepsi
yang diteliti. Dari nilai mean yang didapatkan tertinggi responden yang pernah membeli makanan
menjelaskan bahwa persepsi responden mengenai organik adalah persepsi terhadap kesehatan sebesar
makanan organik yang tertinggi adalah persepsi 4,311 dimana makanan organik dianggap lebih
terhadap kesehatan sebesar 4,12 dimana makanan bernutrisi dibandingkan dengan makanan
organik dianggap lebih bernutrisi dibandingkan konvensional lainnya dan makanan organik mampu
dengan makanan konvensional lainnya dan makanan meningkatkan daya tahan tubuh. Sedangkan untuk
organik mampu meningkatkan daya tahan tubuh. persepsi tertinggi responden yang tidak pernah
Sedangkan persepsi untuk kualitas dari makanan membeli makanan organik adalah terhadap persepsi
organik memiliki persepsi yang paling rendah atau terhadap ramah lingkungan sebesar 3,894 dimana
dengan kata lain, responden mengatakan bahwa budidaya makanan organik dianggap baik bagi
makanan organik tidak lebih lezat dan lebih segar kelestarian lingkungan dan lebih aman bagi
dibandingkan dengan makanan konvensional. keselamatan hewan.
Thio, Persepsi Konsumen Terhadap Makanan Organik di Surabaya 25

Tabel 4. Nilai Mean Indikator Persepsi Responden lingkungan. Selain itu berdasarkan analisa Bottom
Terhadap Makanan Organik Two Boxes responden menyatakan tidak setuju
Tidak
terhadap pernyataan indikator persepsi yang
Pernah menyatakan bahwa harga makanan organik sesuai
Persepsi Indikator Pernah
Beli
Beli dengan kualitas dan makanan organik memiliki rasa
Menjaga dan yang lebih lezat dibandingkan makanan konvensional.
meningkatkan daya 4,34 3,92
Kesehatan tahan tubuh
Kandungan nutrisi lebih Tabel 5. Analisa Top Two Boxes dan Bottom Two
4,29 3,78 Boxes
banyak
Rasa yang lebih lezat 3,84 3,18 TTB Netral BTB
Kualitas Tingkat kesegaran lebih No Indikator Persepsi
4,26 3,80 (%) (%) (%)
tinggi 1 Harga Makanan Organik Lebih 92,8 5,3 1,8
Harga sesuai dengan Mahal
3,99 3,38
kualitas yang diperoleh 2 Makanan Organik Ramah 91,4 8,2 0,5
Harga Harga lebih mahal Lingkungan
dibandingkan makanan 4,24 4,26 3 Makanan Organik Meningkatkan 87,4 11,8 0,8
konvensional Daya Tahan Tubuh
Baik bagi kelestarian 4 Makanan Organik Bebas Zat Kimia 83,7 15,8 0,5
4,23 4,06
Ramah lingkungan Tambahan
Lingkung Aman bagi 5 Makanan Organik Lebih Segar 83,4 16,1 0,5
an kelangsungan hidup 3,96 3,73
6 Makanan Organik Aman Bagi 83,4 24,7 1,8
hewan
Keselamatan Hewan
Bebas dari kandungan
4,25 3,88 7 Makanan Organik Bebas Rekayasa 82,3 16,3 1,3
Food zat kimia
Genetika
Safety Bebas dari rekayasa
4,25 3,88 8 Makanan Organik Lebih Bernutrisi 81,3 16,3 2,3
genetika
9 Harga Makanan Organik Sesuai 61,0 30,0 8,9
Kualitas
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari nilai mean 10 Makanan Organik Lebih Lezat 53,4 38,4 8,2
indikator persepsi yang didapatkan dapat dijelaskan
bahwa indikator persepsi tertinggi responden yang KESIMPULAN DAN SARAN
pernah membeli makanan organik adalah indikator
persepsi yang menyatakan bahwa makanan organik Kesimpulan
mampu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh
sebesar 4,34. Sedangkan untuk nilai mean indikator 1. Konsumen di Surabaya secara umum memiliki
persepsi tertinggi responden yang tidak pernah persepsi yang cukup baik terhadap produk
membeli makanan organik adalah indikator persepsi makanan organik ditinjau dari atribut kesehatan,
yang menyatakan bahwa harga makanan organik kualitas, harga, ramah lingkungan, dan food safety.
lebih mahal dibandingkan makanan konvensional Responden yang pernah membeli makanan
sebesar 4,26. organik memiliki tingkat persepsi yang lebih
tinggi terhadap kesehatan, dimana makanan
Analisa Top Two Boxes Bottom Two Boxes organik dianggap lebih bernutrisi dibandingkan
dengan makanan konvensional lainnya dan
Analisa Top Two Boxes Bottom Two Boxes makanan organik dianggap mampu meningkatkan
digunakan untuk mengetahui persepsi responden daya tahan tubuh. Sedangkan responden yang
terhadap makanan organik dilihat dari jawaban teratas, tidak pernah membeli makanan organik memiliki
yaitu responden yang menjawab sangat setuju dan persepsi yang lebih tinggi terhadap ramah
setuju untuk tiap indikator. Untuk analisa Top Two lingkungan, dimana budidaya makanan organik
Boxes (TTB) diambil dua indikator dengan nilai dianggap baik bagi kelestarian lingkungan dan
tertinggi, sedangkan untuk Bottom Two Boxes (BTB) lebih aman bagi kelangsungan hidup hewan dan
diambil dari dua indikator dengan nilai terendah. tanaman.
Berdasarkan tabel analisa Top Two Boxes dapat 2. Responden yang pernah membeli makanan
diketahui bahwa responden setuju terhadap organik diketahui bahwa sebesar 88,2% responden
pernyataan indikator persepsi yang menyatakan memiliki minat untuk melakukan pembelian ulang
bahwa harga makanan organik lebih mahal terhadap makanan organik dan sebesar 11,8%
dibandingkan harga makanan konvensional dan responden menyatakan tidak berminat untuk
budidaya makanan organik yang ramah terhadap melakukan pembelian ulang.
26 JURNAL MANAJEMEN PERHOTELAN, VOL. 4, NO. 1, MARET 2008: 18-27

3. Berdasarkan analisa Top Two Boxes dan Bottom consumers of organic products. British Food
Two Boxes responden memiliki persepsi tertinggi Journal, Vol. 104, 187-199
terhadap makanan organik adalah harga makanan Davies, A., Titteington, A. and Cochrane, C. (1995).
organik lebih mahal dibandingkan dengan Who buy organic food? A profile of the
makanan konvensional dan budidaya makanan purchasers of organic food in Northern Ireland.
organik lebih ramah terhadap lingkungan. British Food Journal , Vol. 97 (10), 17-23.
Sedangkan persepsi terendah responden terhadap Retrieved February 20, 2008, from British
makanan organik adalah harga makanan organik Food Science (Proquest) database.
dianggap tidak sesuai dengan kualitas dan Engel, James F. Blackwell, Roger D. & Miniard, Paul
makanan organik dianggap tidak memiliki rasa W. (1994). Perilaku Konsumen (6th ed.). Jakarta
yang lebih lezat dibandingkan makanan : Binarupa Aksara
konvensional. Firth, C., Geen, N., Foster, C., Green, M., Haward, R.
and Smithson, A. (2004). The UK organic
Saran vegetable market. British Food Journal, Vol.
107, 606-625
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka disaran- Fotopoulos, C. and Krystallis, A. (2003). Purchasing
kan beberapa hal, yaitu: motives and profile of the Greek organic
1. Pemerintah diharapkan untuk lebih memperluas consumer: a countrywide survey. British Food
jaringan distribusi produk makanan organik Journal, Vol. 104 (9), 730-765
kepada masyarakat, serta berusaha mengoptimalkan Ghozali, I., (2002). Aplikasi analisis multivariabel
lahan-lahan pertanian dan peternakan organik dengan program SPSS. (2nd ed.). Semarang:
Penerbit Universitas Diponegoro
dalam negeri, mengingat harga produk makanan
Goldman, B.J. and Clancy, K.C. (1991). A survey of
organik impor yang sangat mahal.
organic produce purchases and related attitudes
2. Promosi bagi para pelaku usaha, dikarenakan
of food cooperative shoppers. American
masih cukup banyak kalangan masyarakat yang
Journal of Alternative Agriculture, Vol. 6, 89-
belum sadar tentang keberadaan makanan organik.
95
Melalui promosi masyarakat akan lebih tertarik
Harper, G.C. and Makatouni, A. (2002). Consumer
dan mengerti tentang berbagai manfaat yang perception of organic food production and farm
terdapat pada produk-produk makanan organik. animal welfare. British Food Journal, Vol. 104,
3. Edukasi dari para pelaku usaha dan pemerintah 287-299
kepada masyarakat untuk lebih mengenal makanan Hill, H. and Lynchehaun, F. (2002). Organic milk:
organik juga diperlukan, sehingga masyarakat attitudes and consumption pattern. British Food
dapat lebih memahami tentang makanan organik Journal, Vol. 104 (7), 526-542
dan perbedaan apa yang terdapat pada makanan Hutchins, R.K. and Greenhalgh, L.A. (1995). Organic
organik dan makanan konvensional. Edukasi ini confusion: sustaining competitive advantage.
dapat dilakukan melalui media cetak, radio, atau Nutrition & Food Science Journal, Vol. 95 (6),
seminar. 11-14
Kotler, P, (2003). Manajemen pemasaran sudut
DAFTAR PUSTAKA pandang Asia (3rd ed.). New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Band, W.A. (1991). Creating value customer: Kotler, Bowen, dan Makens (1999). Consumer
Designing and implementation a total corporate behaviour (5th ed.). USA: Prentice Hall
strategy. Canada: John Willey and sons, Inc. International, Inc.
Beharrel, B. and Macfie, J.H. (1991). Consumers Lea, E. and Wersley, T. (2005). Australians organic
attitudes towards organic foods. British Food food beliefs, demographics, and values. British
Journal, Vol. 93 (2), 25-30 Food Journal, Vol. 11, 855-869
Bonti-Ankomah, S. and Yiridoe, E.K. (2006). Lidyawatie, S. (1998). Perilaku Konsumen: Aplikasi
Organic and conventional food: A literature dalam bisnis dan pemasaran, Jakarta: PT.
review of the economics of consumer Gramedia Pustaka Utama
perceptions and preferences. Retrieved March Magnusson, M.K., Arvola, A., Koivisto Hursti, U.K.,
3, 2008, from http:/www.organicagcentre.ca Aberg, L. and Sjoden, P.O. (2001). Attitudes
Chinnici, G. D’Amico, M. and Pecorino, B. (2002). A towards organic food among Swedish consumers.
multivariate statistical analysis on the British Food Journal, Vol. 103 (3), 209-226
Thio, Persepsi Konsumen Terhadap Makanan Organik di Surabaya 27

O’Donovan, P. and McCarthy, M. (2002). Irish Steven, R., (2007, Maret 26), Why healthy lunch.
consumer preference for organic meat. British Retrieved February 28, 2009, from http://www.
Food Journal, Vol. 103 (3), 353-370. healthylunchforyou.com.
Pearson, D. (2001). How to increase organic food Sugeng, H., (2007, Februari 23), Indonesia berpotensi
sales: results from research based on market jadi produsen tanaman organik dunia. Antara
segmentation and product attributes. News. Retrieved February 28, 2009, from
Agribusiness Review, Vol. 9 (8), 265-287. http://www.antara.co.id/print/?i=1190369888
Pranasari, M.E. (2007, Mei 10), Perdagangan produk Swastha, W. dan Irawan, F., (2001). Manajemen
pertanian organik. Kompas Cyber Media Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi .
Retrieved November 14, 2008, from http://ww2.
Wandel, M. and Bugge, A. (1996). Environmental
kompas.com/kompas-cetak/0411/08/ilpeng/137
0325.htm. concern in consumer evaluation of food quality.
Ririn, S. (2008, November 3), Investasi kesehatan Food Quality and Preference, Vol. 8 (1), 19-26
dengan produk organik. Republika Newsroom. Wexley, E.D. dan Yuki, K. (1992). Marketing
Retrieved November 14, 2008, from http:// Strategy. USA: Prentice Hall International, Inc.
republika.co.id/berita/11477/Investasi Kesehatan Widiastuti, S., (2004, April 23). Go organik 2010.
dengan Produk Organik. Berita Pertanian Organik. Retrieved February
Ryan, W. (2008, November 22), Makanan organik 28, 2009, from http://www.go-organik2010/
kian mudah didapat. Kompas Cyber Media. beritapertanian/91887/organic.
Retrieved June 12, 2009, from http://www. Wilkie, P., (1994). Customer Buying Behaviour (3rd
kompas.com/kompascetak/2211/08/ilpeng/142 ed.). USA: Prentice Hall International, Inc.
3045.htm. Zeithaml, Valerie, A.,et al., (1996). The behavioral
Schiffman, L.G., and Kanuk, L.L. (1997). Consumer consequences of service quality. Journal of
behavior (6th ed.). USA: Prentice Hall Inter- Marketing, Vol. 60, 31-46 .
national, Inc.

Anda mungkin juga menyukai