Anda di halaman 1dari 12

SENYAWA ALKALOID DAN IDENTIFIKASINYA

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS YANG DIBERIKAN OLEH
DOSEN DRS.WAHIDIN

DI SUSUN OLEH :

ENI LESTARI 08334023

PERBRINA 08334033

ROBIANSYAH 08334002
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr, wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayahNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Senyawa Alkaloid dan
identifikasinya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analisis
Farmasi dan menambah wawasan bagi para mahasiswa mengenai analisis kualitatif obat.

Ucapan terima kasih, kami ucapakan kepada Bapak Drs Wahidin, selaku dosen Kimia
Analisis Farmasi dan teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Senyawa-senyawa hasil metabilosme dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
senyawa metabolit primer terdiri dari senyawa metabolit primer yakni karbohidrat,
lemak, protein, asam nuklet dan enzim. Senyawa metabolit sekunder yakni terpenoid,
steroid, alkaloid dan flavonoid. Alkaloid adalah senyawa-senyawa kimia yang banyak
dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan terdapat banyak di alam. Sebagian senyawa alkaloid
dihasilkan oleh tumbuhan dikotil, sedangakan tumbuhan monokoyil dan ptreridofita
menghasilkan alkaloid dalam kadar yang sedikit. Alkaloid mempunyai fungsi farmakologis
bagi manusia. Contoh-contoh tanaman yang menghasilkan senyawa alkaloid yang
dihasilkannya a`dalah

1. Coklat menghasilkan alkaloid teobromin


2. Tanaman Opium menghasilkan alkaloid kodein, morfin, papaverin dan sebagainya
3. Kina, menghasilkan alkaloid kinin
4. Tanaman Belladona, menghasilkan alkaloid atropin

Alkaloid yang penggunaannya secara luas antara lain : kodein, kinin, atropin, efedrin dan
lain-lain. Kodein dan efedrin banyak digunakan dalam industri. Kodein berfungsi untuk
menghentikan rangsang batuk, menurunkan sekret dan intensitas dorongan batuk dengan
menekan refleks batuk. Kodein banyak digunakan sebagai bahan obat batuk kering.

Efedrin (EPH) adalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan efedra yang biasa tumbuh
di daerah Asia tengah. Tanaman ini biasanya hijau sepanjang tahun dan biji keringnya
digunakan sebagai obat. Efedrin biasanya digunakan sebagai obat asma dan penurun berat
badan. Efedrin dijual dalam bentuk garam hidroklorida dan sulfat. Efedrin pertama kali
diisolasi dari tanaman Ephedra vulgaris pada tahun 1885 oleh Nagayoshi Nagai. Di Cina,
efedrin di jual dalam bentuk jamu dengan nama Ma Huang. Saat ini industri efedrin telah
menghasilkan US $13 juta untuk ekspor 30.000 ton efedrin setiap tahun, 10 kali lebih besar
dari obat tradisional Cina. (Wikipedia, 2008)

Contoh obat yang kmengandung efedrin


 tiap tablet mixadin (Dankos, obat batuk) mengandung 12,5 mg efedrin.HCl.
Efedrin.HCl merupakan suatu simpatomimetik yang berfungsi untuk melonggarkan
saluran nafas dan melegakan pernafasan.
 Dalam tiap tablet demacolin (Coronet, obat demam) mengandung efedrin.HCl 7,5
mg. Dalam tiap tablet asmasolon(Westmont, antiasma) mengandung 12,5 mg
efedrin.HCl.
 Dalam tiap 5 mL noscapax (Nicholas, sirup obat batuk) mengandung 8 mg
efedrin.HCl. Efedrin HCl mempunyai efek bronkodilatasi untuk memperlancar
jalannya pernafasan.
 Dalam tiap 5 mL oskadryl (Supra FF, sirup obat batuk) mengandung 10 mg
efedrin.HCl. Dalam tiap tablet prinasma(Medikon, obat antiasma) mengandung 2,5
mg efedrin.

B. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan bagi para
mahasiswa terutama mengenai senyawa-senyawa Alkaloid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal molekulnya
(precursors),didasari dengan metabolisme pathway (metabolic pathway) yang
dipakai untuk membentuk molekul itu. Kalau biosintesis dari sebuah alkaloid tidak
diketahui, alkaloid digolongkan menurut nama senyawanya, termasuk nama
senyawa yang tidak mengandung nitrogen (karena struktur molekulnya terdapat
dalam produk akhir. sebagai contoh: alkaloid opium kadang disebut
"phenanthrenes"), atau menurut nama tumbuhan atau binatang dimana senyawa itu
diisolasi. Jika setelah alkaloid itu dikaji, penggolongan sebuah alkaloid dirubah
menurut hasil pengkajian itu, biasanya mengambil nama amine penting-secara-
biologi yang mencolok dalam proses sintesisnya.

 Golongan Piridina: piperine, coniine, trigonelline, arecoline, arecaidine, guvacine,


cytisine, lobeline, nikotina, anabasine, sparteine, pelletierine.
 Golongan Pyrrolidine: hygrine, cuscohygrine, nikotina
 Golongan Tropane: atropine, kokaina, ecgonine, scopolamine, catuabine
 Golongan Kuinolina: kuinina, kuinidina, dihidrokuinina, dihidrokuinidina, strychnine,
brucine, veratrine, cevadine
 Golongan Isokuinolina: alkaloid-alkaloid opium (papaverine, narcotine, narceine),
sanguinarine, hydrastine, berberine, emetine, berbamine, oxyacanthine
 Alkaloid Fenantrena: alkaloid-alkaloid opium (morfin, codeine, thebaine)
 Golongan Phenethylamine: mescaline, ephedrine, dopamin
 Golongan Indola:
o Tryptamines: serotonin, DMT, 5-MeO-DMT, bufotenine, psilocybin
o Ergolines (alkaloid-alkaloid dari ergot ): ergine, ergotamine, lysergic acid
o Beta-carboline: harmine, harmaline, tetrahydroharmine
o Yohimbans: reserpine, yohimbine
o Alkaloid Vinca: vinblastine, vincristine
o Alkaloid Kratom (Mitragyna speciosa): mitragynine, 7-hydroxymitragynine
o Alkaloid Tabernanthe iboga: ibogaine, voacangine, coronaridine
o Alkaloid Strychnos nux-vomica: strychnine, brucine
 Golongan Purine:
o Xantina: Kafein, teobromina, theophylline
 Golongan Terpenoid:
o Alkaloid Aconitum: aconitine
o Alkaloid Steroid (yang bertulang punggung steroid pada struktur yang
bernitrogen):
 Solanum (contoh: kentang dan alkaloid tomat) (solanidine, solanine,
chaconine)
 Alkaloid Veratrum (veratramine, cyclopamine, cycloposine, jervine,
muldamine)[2]
 Alkaloid Salamander berapi (samandarin)
 lainnya: conessine
 Senyawa ammonium quaternary s: muscarine, choline, neurine
 Lain-lainnya: capsaicin, cynarin, phytolaccine, phytolaccotoxin
Kodein

Diperoleh dari tanaman Papaver somniferum. Termasuk dalam alkaloid golongan tropan.
Bentuk hablur tidak berwarna atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau. Kodein
sukar larut dalam air, larut dalam air mendidih dan dalam eter, mudah larut dalam etanol
dan dalam klorofom. Titik lelehnya 154-157oC

Identifikasi

1. Panaskan 10 mg dengan campuran 1 ml asam asetat P dan 0,05 ml larutan besi (III)
klorida heksahidrat P 1,3 % di atas tangas air, terjadi perubahan warna biru yang
berubah warna menjadi merah pada penambahan 0,05 ml asam nitrat P.
2. Dengan pereaksi Marquis: Sejumlah sampel ditambahkan campuran 1 ml larutan
formaldehida 35% dalam 4 ml H2SO4 pekat( pereaksi dibuat segar). Reaksi positif
menunjukkan warna biru-ungu.
3. Reaksi dengan HNO3 pekat menghasilkan warna kuning
4. Kodein bereaksi dengan pereaksi Frohde menghasilkan warna kuninga sampai hijau
biru.
5. Reaksi Lewin :
Kodein direaksikan dengan troformoxin/formaldoxin menghasilkan gentian violet.
6. Reaksi kristal :
Kodein ditambah dengan pereaksi Mayer, lalu diuapkan maka akan dihasilkan kristal
jarum berkelompok.
Efedrin

Diperoleh dari tanaman Ephedra sinica. Efedrin Termasuk kedalam alkaloid


golongan amina.
Pemerian:
Berbentuk zat padat menyerupai lemak, tidak berwarna, atau granul atau
hablur putih, Terurai secara bertahap bila terkena cahaya, melebur pada suhu antara
33 o dan 40o, keseragaman suhu lebur karena perbedaan kandungan molekul air,
efedrin anhidrat mempunyai suhu lebur lebih rendah dari efedrin dengan satu
setengah molekul air hidrat. Titik leleh yakni 177 – 188oC
Efedrin larut dalam air, dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter,
sedikit dan lambat larut dalam minyak mineral, larutan menjadi keruh bila efedrin
mengandung air lebih dari 1%.
Sinonim : Racefedrin HCl
Identifikasi
1. Sejumlah 10 mg zat dilarutkan dalam 1 ml air dan direaksikan dengan 3 tetes HCl
3 N. Tambahkan 2 tetes larutan tembaga sulfat 2% dan 1,5 ml NaOH 3N, cairan
berwarna ungu. Tambahkan 1 ml eter, lalu larutan dikocok, lapisan eter berwarna
merah tua sedangkan lapisan air berwarna biru (Reaksi Chen-kao).
2. Ke dalam larutan zat 0,2% ditambahkan 3 tetes NaOH 3 N dan 3 tetes larutan
kalium heksasianoferat(III) 5%, dipanaskan sebentar, tercium bau benzaldehida,
Gas yang menguap membirukan lakmus merah.
3. Reaksi dengan iodoform menghasilkan reaksi positif.
4. Reaksi dengan pereaksi Mayer negatif
5. Reaksi dengan pereaksi Boucadart menghasilkan endapan coklat.
6. Reaksi dengan Meizer : larutan efedrin dalam alkohol absolute ditambahkan 1
tetes CuSO4 lalu ditambahkan dengan CS2 meghasilkan warna coklat seperti
minyak.
7. Larutan efedrin ditambahkan H2SO4 encer lalu NaCl dan 6 tetes NaOH 0,1 N
menghasilkan warna merah setelah dingin berubah menjadi violet.
8. Efedrin direaksikan dengan asam sulfanilat dan NaNO2 menghasilkan warna
merah tua.
9. Reaksi kristal dengan pereaksi Dragendorf jarum panjang dan tidak beraturan.
STRUKTUR EFEDRIN

STRULTUR KODEIN
KESIMPULAN

Kodein dengan pereaksi besi (III) heksasianoferat dan asam asetat menghasilkan
warna biru kemudian menjadi merah dengan penambahan asam nitrat. Kodein dengan
pereaksi Marquis menghasilkan warna merah, dengan pereaksi Mandelin menghasilkan
warna hijau biru, reaksi dengan asam nitrat pekat menghasilkan warna kuning, reaksi degan
pereaksi Lewin menghasilkan warna gentian violet dan reaksi kristal dengan pereaksi Mayer
mengdasilkan Kristal Jarum berkelompok.

Efedrin dengan Reaksi Chen-kao menghasilkan reaksi dimana lapisan eter berwarna
merah tua sedangkan lapisan air berwarna biru. Efedrin dengan besi(III) heksasianoferat dan
NaOH menghasilkan bau benzaldehid dan membirukan kertas lakmus merah. Reaksi dengan
pereaksi Bouchadart menghasilkan endapan coklat.
DAFTAR PUSTAKA
Farmakope Indonesia Edisi IV

Auterhoff dan Kovar.2002.Identifikasi obat.Bandung:Penerbit ITB

www.google.com/kodein

www.wikipedia/efedrin

Catatan kecil kimia farmasi kualitatif

Anda mungkin juga menyukai