Indonesia adalah salah satu negara kepulauan tersebar di dunia yang
memiliki gugusan karang yang cukup besar dan tersebar hampir di seluruh pulau di Indonesia. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosisi dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut dengan zooxanthellae. Terumbu karang merupakan ekosistem khas perairan tropik, habitat berbagai biota laut untuk tumbu dan berkembang biak dalam kehidupan yang seimbang. Terumbu karang juga merupakan ekosistem yang rentan terhadap perubahan lingkungan, namun tekanan yang dialaminya semangkin meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan aktifitas masyarakat di wilayah pesisir. Angsana adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Angsana memiliki objek wisata yaitu Pantai Angsana Bahari. Pantai Angsana Bahari berpontensi untuk menjadi tempat lokasi wisata diving dan snorkeling, karena terdapat beraneka ragam jenis dan bentuk terumbu karang yang hidup. Angsana sudah dikenal sebagai lokasi penyelaman yang baik di Provinsi Kalimantan Selatan, Seiring berjalannya waktu ekosistem terumbu karang di Angsana mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut disebabkan oleh wisatawan yang tidak ramah lingkungan, nelayan melabuh jangkar di karang, kapal ponton batubara menabrak karang dan penangkapan ikan yang menggunakan alat tangkap lampara dasar. Berdasarkan permasalahan diatas penulis berikeinginan melakukan penelitian tentang perubahan luasan terumbu karang pada tahun 2012 dan 2017 dengan menggunakan data penginderaan jarak jauh di Kecamatan Angsanana Kabupaten Tanah Bumbu dengan metode menggunakan algoritma lzyenga (Lzyenga, 1981) dan penentuan terumbu karang nantinya akan dianalisa hasil dari perubahan tersebut dan diharapkan dapat membantu dalam pengambilan kebijakan pengelolaan pemerintah setempat agar kelestarian tetap terjaga.