ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) penyebab gangguan berbahasa
pada anak , (2)hambatan yang menyebabkan gangguan berbahasa , (3) jenis gangguan
berbahasa pada anak , (4) penanganan gangguan bahasa pada anak . Hasil (1)penybab
gangguan berbahasa yaitu ada 3 , satu gangguan berbicara yang disebabkan masalah
artikulasi, gangguan bersuara, masalah kefasihan , afasia karena ketidak mampuan
perkembangan otak, keterlambatan berbicara yang dipicu faktor lingkungan.Yang
kedua yaitu gangguan pendengaran baik parsial maupun total . Yang ketiga yaitu
gangguan akibat kondisi tertentu seperti : kesulitan belajar amenjadi sebab gangguan
berbahasa dan retardasi atau keterbelakangan mental . (2) hambatan yang menyebabkan
gangguan berbaha yaitu meliputi masalah verbal seperti kesulitan menceritakan
kembali suatu cerita, masalah kefasihan, kesulitan menangkap makna kata-kata,
membedakan kelas kata. (3) jenis gangguan perbahasa pada anak yaitu autisme,
atraksia, disleksia, gagap, speech delay (keterlambatan berbicara) dan cerebral palsy.
(4) penanganan gangguan berbahasa pada anak yaitu dengan memberi stimulasi bahasa
yang baik dengan anak dan menggunakan metode komunikasi resprensentatif.
PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Berbahasa merupakan proses
mengomunikasikan bahasa tersebut. Proses berbahasa sendiri memerlukan pikiran dan
perasaan yang dilakukan oleh otak manusia untuk menghasilkan kata-kata atau
kalimat.Alat bicara yang baik akan mempermudah berbahasa dengan baik. Namun,
mereka yang memiliki kelainan fungsi otak dan bicaranya, tentu mempunyai kesulitan
dalam berbahasa, baik produktif maupun reseptif. Inilah yang di sebut sebagai
gangguan berbahasa.
PEMBAHASAN
GANGGUAN BERBAHASA
Dengan demikian kemampuan untuk diferensiasi antara ayam jantan dan betina,
ayam kampong dan ayam negri, daging ayam dan daging sapi, sudah diperoleh. Proses
berbicara dan mengerti bahasa adalah proses serebral, yang berarti proses ekspresi
verbal dan komperhensi auditorik itu dilaksanakan oleh sel-sel saraf di otak yang
disebut neuron. Proses neuron di otak ini sangat rumit sekali untuk bisa dipahami.
Barangkali kalau disedehanakan bisa kita umpamakan dengan alat komputer yang dapat
menyimpan (storage) semua masukan dalam bentuk sendi elektronik (coding), yang
dapat diangkat kembali (recall) dari simpanan itu. Kemudian alat komputer ini
mengalihkan sandi itu dalam bentuk yang dapat dipahami oleh dunia diluar komputer
(decoding). Gudang tempat penyimpanan sandi ekspresi kata-kata di otak adalah
didaerah broca, sedangkan gudang tempat penyimpanan sandi komperhensi kata-kata
adalah didaerah Wernicke.
a.Afasia Motorik Didapati adanya tiga macam afasia motorik ini, antara lain:
1. Gangguan berbicara
Masalah artikulasi , gangguan suara , masalah kefasihan , afasia karena ketidak
sempurnaan perkembangan otak , keterlambatan berbicara yang dipicu faktor
lingkungan .
2. Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran konduktif yang disebabkan oleh suatu penyakit yang
menggangu fungsi telinga bagian luar ,(2) gangguan pendengaran akibat hilangnya
sensor syaraf karena kerusakan sel sensorik di dalam telinga. (3) gangguan
pendengaran kompleks akibat rusaknya fungsi pada telinga bagian luar , tengah dan
dalam , (4) gangguan pusat pendengaran yang terjadi akibat kerusakan pada syaraf
atau jaringan otak .
3. Gangguan akibat kondisi tertentu
4. Kesulitan belajar , serebral palsy (lumpuh otak) , retardasi atau keterbelakangan
mental .
HAMBATAN GANGGUAN BERBAHASA
Meliputi masalah bahasa verbal seperti kesulitan menceritakan kembali suatu cerita
, masalah kefasihan , kesulitan menangkap makna kata , membedakan kelas kata ,
memahami arahan , dll. Kemampuan mendengar atau mempresepsi auditif
mempengaruhi ketrampilan bahasa reseptif yang mencakup membaca , menulis dan
mengeja . Hal ini karena kesulitan dalam pembedaan bunyi dan memahami konsep
kesulitan dalam pembedaan bunyi dan memahami konsep dasar baca tulis . A dapun
kesulitan mempersepsi visual berakibat pada kesulitan membedakan bentuk ,
menempatkan angka dan huruf , melompati angka serta bermasalah pada koordinas
mata dan tangan .
karena adanya kelainan dalam struktur organ bicara dan struktur organ
artikulasi, seperti sumbing langitan, anomaly (kelainan bentuk lidah)
Dislogia. Merupakan satu bentuk kelaian bicara yang disebabkan oleh
kemampuan kapasitas berpikir atau taraf kecerdasan di bawah normal.
Autisme gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan anak
dalam berkomunikasi, interaksi sosial, dan perilaku.
Ataksia yang merupakan gangguan koordinasi seperti kikuk atau gerakan
canggung dan tidak kokoh, muncul pada banyak penyakit dan kondisi.
Speech delay Keterlambatan bicara atau speech delay adalah telatnya
kemampuan berbicara yang terjadi pada anak-anak.
PENANGANAN GANGGUAN BAHASA
Pengembangan keterampilan membaca yang baik dan tepat perlu diketahui
dan dikembangkan oleh guru SD. Maka diperlukan strategi pengembangan
yang sesuai dengan karakteristik anak dan pengembangannya harus tetap
berpijak pada kemampuan prakolastik yang lebih substansial. Seperti yang
dikemukakan Bromley (1992:216) strategi yang digunakan harus menyediakan
dengan tepat sesuai minat yang dibutuhkan anak, juga melibatkan anak dan
situasi yang berbeda dalam kelompok kecil, kelompok besar atau secara
individual.
Strategi yang digunakan dalam mengembangkan kemampuan membaca
pada anak SD kelas rendah adalah dengan pendekatan pengalaman berbahasa.
Pendekatan ini diberikan dengan menerapkan konsep DAP (Developmentally
Aproppriate Practice). Pendekatan ini disesuaikan dengan karakteristik anak
dengan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk mengembangkan
kemampuan membaca serta melibatkan anak dalam kegiatan yang dapat
memberikan berbagai pengalaman bagi anak. Selain itu, perlu juga
memperhatikan motivasi dan minat anak sehingga kedua faktor itu berpengaruh
besar dalam pengembangan keterampilan membaca. (Dhieni,
Nurbiana,2008,hlm. 5.22).
Metode pengembangan yang tepat untuk mengatasi delay on reading atau
keterlambatan membaca adalah :
B. Metode fonik
Metode ini mengandalkan pada pelajaran alfabet yang diberikan terlebih
dahulu kepada anak, mempelajari nama-nama huruf dan bunyinya. Setelah
mempelajari bunyi huruf, anak mulai merangkum huruf-huruf tertentu untuk
membentuk kata-kata. Untuk memberikan latihan membaca kepada anak dalam
keterampilan ini, buku cerita harus dipilih secara terencana, sehingga semua kata
bersifat reguler dan dapat dibunyikan. Sangat sukar untuk menulis buku dengan
kata-kata yang secara fonik bersifat reguler, yang menarik untuk dibaca anak.
Dalam metode ini anak benar-benar harus memusatkan pemikirannya akan
pembunyian kata-kata, karena dalam metode ini anak harus membunyikan kata-
kata tanpa harus mengetahui maknanya. Penggunaan metode ini mempunya
prasyarat yaitu anak harus memahami benar dasar-dasar membaca dengan baik.
KESIMPULAN
Gangguan berbahasa merupakan salah satu faktor pembahasan dalam Psikolinguisti.
Faktor-faktor yang menyembabkan gangguan berbahasa :
Keterbataasan pendengaran
Keterlambatan perkembangan jaringan otot organ wicara sehingga anak sulit
menggerakan otot wicara dengan cepat untuk menghasilkan suara.
Keterlambatan pemahaman bahasa orang dewasa yang perkataanya panjang dan
rumit.
Kurang berinteraksi dengan orang lain
Telalu pasif dalam pergaulan sosial
Terlalu mengandalkan komunikasi nonverbal yang efektif di terapkan di rumah tetapi
tidak diterima di masyarakat, anak akan malas mencoba menggunakan kata-kata.
Kurang dipedulikan orang lain karena di anggap sama sekali tidak mampu bicara atau
memahami orang lain.
Ketika ditanya jawabannya sering diwakili orang lain.
Tidak cukup waktu karena orang lain tidak memberinya kesempatan merespon
sementara anak membutuhkan waktu untuk mulai bicara.
Rangsangan terlalu banyak dalam arti bahasa yang diajarkan terlalu banyak, sama
halnya dengan melempar banyak bola pada anak yang sedang belajar menangkap
bola.
Terlalu banyak bahasa formal bukan bahasa komukatif yang diberikan, misalnya
tentang angka dan macam-macam warna yang kurang bermanfaat untuk komunikasi
harian.
Terlalu sering bermain sendiri karena yang dihadapi hanya mainan bukan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Indah, Nur Rohmani. 2012. Gangguan Berbahasa Kajian Pengantar. Malang : UIN
MALIKI PRESS (Anggota IKAPI).