Anda di halaman 1dari 13

Persebaran dan Migrasi Penduduk

(Materi Lengkap)
(Pengertian, Macam-macam, Penyebab).

Peta Konsep Jumlah dan Pertumbuhan, Komposisi, serta Persebaran dan


Migrasi Penduduk

Pada peta konsep di atas, tampak bahwa dinamika kependudukan dan


pembangunan nasional mencakup: 1) jumlah dan pertumbuhan penduduk, 2)
komposisi penduduk, 3) persebaran dan migrasi penduduk, 4) kualitas
penduduk dan pembangunan, dan 5) pergerakan nasional. Pada artikel ini kita
akan membahas tentang Komposisi Penduduk Indonesia. Komposisi Penduduk
Indonesia Pengertian komposisi penduduk adalah : pengelompokan atau
susunan penduduk suatu negara atau suatu wilayah berdasarkan kriteria- kriteria
tertentu. Contoh komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk
berdasarkan usia, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, pendidikan, bahasa,
tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk diperlukan
dalam suatu negara karena dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
ataupun penentuan kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan. Gambaran
mengenai komposisi penduduk perlu dikaji atau dipelajari karena berbagai
alasan, antara lain, karena setiap penduduk pasti memiliki usia dan jenis
kelamin yang berbeda sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda
pula. Pemerintah dapat merancang kegiatan atau perencanaan yang benar-benar
sesuai dengan kemampuan penduduk. Pemerintah juga dapat menata kebutuhan
sarana dan prasarana kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
disesuaikan dengan kebutuhan penduduknya. Oleh karena itu, dengan
mengetahui komposisi penduduk, dapat dibuat pertimbangan yang logis,
matang, dan bermakna sehingga tidak menimbulkan adanya kesalahan dalam
pengambilan keputusan ataupun penenentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan
pembangunan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai komposisi penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin. a. Komposisi Penduduk Indonesia
Berdasarkan Usia Komposisi penduduk berdasarkan usia dapat dibuat dalam
bentuk usia tunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih. Komposisi
penduduk dapat juga dibuat berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0–5 (usia
balita), 6–12 (usia SD), 13–15 (usia SMP), 16–18 (usia SMA), 19–24 (usia
Perguruan Tinggi), 25–60 (usia dewasa), dan >60 (usia lanjut). Selain itu
komposisi penduduk juga dapat didasarkan terhadap usia produktif dan usia
nonproduktif, misalnya: usia 0–14 (usia belum produktif), 15–64 (usia
produktif), dan usia >65 (tidak produktif). Contoh penggunaan data komposisi
penduduk berdasarkan usia adalah dalam perencanaan program Wajib Belajar
(Wajar). Dengan mengamati dan menganalisis jumlah penduduk tiap-tiap
kelompok usia maka dapat diketahui berapa jumlah anak yang harus bersekolah,
sarana dan usia prasarananya, berapa jumlah pendidik dan tenaga kependidikan
yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan tersebut, berapa jumlah sekolah
yang dapat melayani kegiatan belajar mengajar, dan lain-lainnya. Contoh
berdasarkan usia produktif dan usia non-produktif, yaitu dalam perencanaan
pembangunan nasional. Dengan mengetahui jumlah penduduk tiap tingkatan
usia maka dapat dirancang bentuk dan arah pembangunan, apakah akan
dikembangkan pembangunan yang padat modal atau padat karya. Data
komposisi penduduk berdasarkan usia juga dapat digunakan menghitung
kebutuhan serta cadangan pangan nasional. Komposisi penduduk berdasarkan
usia produktif dan nonproduktif dapat digunakan untuk menghitung angka
ketergantungan (dependency ratio). Angka ini penting diketahui karena dapat
memperkirakan beban tiap penduduk nonproduktif untuk menopang kebutuhan
hidupnya. Permasalahan dalam komposisi penduduk lainnya adalah apabila
jumlah penduduk dengan usia di bawah 15 tahun dan usia di atas 65 tahun
jumlahnya lebih besar dibandingkan penduduk dengan usia produktif (15-65 th).
Hal tersebut dapat menyebabkan penduduk usia produktif menanggung hidup
seluruh penduduk usia nonproduktif. Penduduk usia produktif akan terbebani
oleh penduduk yang tidak berkualitas untuk menjadi manusia yang bermanfaat
bagi mereka sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Semakin besar angka
ketergantungan, akan semakin besar pula beban penduduk dalam menopang
kehidupan dan akan mempengaruhi komposisi penduduk. Hal ini biasanya
terjadi di negara berkembang dan terbelakang, dimana angka ketergantungan
umumnya masih besar. Artinya jumlah penduduk usia non produktif jumlahnya
masih besar, sehingga penduduk usia produktif harus menanggung kehidupan
penduduk usia non produktif yang jumlahnya lebih banyak. Sebaliknya, jika
semakin kecil angka ketergantungan, akan semakin kecil pula beban dalam
menopang kehidupan penduduk usia nonproduktif. Selanjutnya perhatikan
diagram angka ketergantungan penduduk Indonesia tahun 2004 – 2012 pada
gambar berikut.
Pada peta konsep di atas, tampak bahwa dinamika kependudukan dan
pembangunan nasional mencakup:
1) jumlah dan pertumbuhan penduduk,
2) komposisi penduduk,
3) persebaran dan migrasi penduduk,
4) kualitas penduduk dan pembangunan,
5) pergerakan nasional.

Pada artikel ini kita akan membahas tentang Persebaran Penduduk dan
Migrasi Penduduk

Persebaran penduduk dan migrasi ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Membicarakan masalah migrasi pasti juga harus membicarakan
masalah persebaran penduduk, demikian pula sebaliknya. Bagaimana
persebaran penduduk dan migrasi akan kita pelajari melalui uraian berikut ini!
a. Persebaran Penduduk Indonesia

A. PERSEBARAN PENDUDUK INDONESIA

Lihatlah persebaran penduduk Indonesia pada gambar diatas. Kalian dapat


menemukan pulau mana saja di Indonesia yang penduduknya sudah sangat
padat. Warna pada peta menggambarkan tingkat kepadatan penduduk di suatu
daerah. Tampak bahwa beberapa daerah di Indonesia penduduknya masih
sangat sedikit, atau masih kekurangan jumlah penduduk (under population).

Sebagai contoh di Papua, kepadatan penduduk rata-rata hanya mencapai 4


jiwa/kilometer persegi. Sementara pulau Jawa kepadatan penduduknya
mencapai 945 jiwa/kilometer persegi. Pulau Jawa dan Madura dengan luas 132
ribu km2 berpenduduk 137 juta jiwa pada tahun 2010. Pulau-pulau lain di
Indonesia, dengan luas berkali lipat dari pulau Jawa jika seluruh penduduknya
dijumlahkanpun tidak akan dapat mencapai jumlah penduduk yang tinggal di
Pulau Jawa. Bagaimana dampak penduduk yang tidak merata tersebut? Kondisi
persebaran penduduk yang tidak merata merupakan sebuah masalah tersendiri
bagi pelaksanaan pembangunan, karena di daerah dengan penduduk yang padat
berarti tersedia cukup banyak tenaga kerja. Namun pada daerah lain yang
penduduknya sedikit seperti di Kalimantan dan Papua, terjadi kekurangan
tenaga kerja sebagai sumber daya manusia untuk melaksanakan pembangunan.
Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut? Salah satu cara untuk mengatasi
masalah tersebut dengan mendatangkan tenaga terampil dari daerah-daerah
yang penduduknya padat.

Pada peta di gambar di atas, kita mendapatkan informasi penduduk terpadat di


Indonesia adalah Pulau Jawa. Mengapa begitu? Hal ini tidak lepas dari sejarah
kehidupan masyarakat Indonesia. Pulau Jawa adalah daerah yang sangat subur
dan telah lama berkembang pertanian tradisional. Pada masa lalu, penduduk
Pulau Jawa masih mengembangkan pola ekonomi tradisional berupa pertanian.
Lokasi Pulau Jawa yang sebagian besar wilayahnya mudah terjangkau itulah
yang menjadi salah satu penyebab persebaran penduduk di Pulau Jawa terus
terjadi. Selain itu, Pulau Jawa juga menjadi pusat perkembangan politik pada
masa pengaruh Hindu, Buddha, Islam, dan masa penjajahan. Tidak
mengherankan apabila sarana dan prasarana di Pulau Jawa cukup lengkap.
Berkat kemajuan ilmu dan teknologi, pusat kegiatan ekonomi masyarakat
sekarang tersebar ke seluruh nusantara. Bahkan Pulau Jawa yang penduduknya
sudah sangat padat mulai mengalami kekurangan lahan untuk mengembangkan
pertanian di sana. Pertanian dan pertambangan saat ini telah berkembang di
berbagai daerah Indonesia.

Pemusatan penduduk di Pulau Jawa saja tentu sangat merugikan proses


pembangunan nasional, karena itu perlu dilakukan upaya pemerataan penduduk
agar seimbang, sehingga seluruh potensi bangsa Indonesia dapat dikembangkan
secara optimal. Salah satu cara untuk memeratakan jumlah penduduk di
Indonesia adalah dengan melalui perpindahan penduduk dari daerah yang padat
ke daerah yang jarang penduduknya. Perpindahan penduduk tersebut tentu dapat
dilakukan dengan keinginan sendiri ataupun diprogramkan oleh pemerintah.

B. MIGRASI PENDUDUK

Berkat kemajuan transportasi dan komunikasi, saat ini masyarakat sangat


mudah melakukan perpindahan dari satu daerah ke daerah lainnya. Perpindahan
penduduk dari satu tempat ke tempat lain baik untuk menetap maupun
sementara, perseorangan maupun kelompok disebut migrasi. Mengapa orang
melakukan kegiatan migrasi?

1) Penyebab Migrasi
Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab penduduk melakukan kegiatan
migrasi seperti:

a) Bencana alam

Kalian tentu sadar bahwa masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan


bencana, terutama gempa bumi dan gunung meletus. Di Indonesia, hanya Pulau
Kalimantan yang tidak memiliki ancaman gempa bumi dan gunung meletus.
Karena bencana alam tersebut, sering memaksa penduduk melakukan migrasi.
Sebagai contoh pada saat Gunung Merapi meletus tahun 2010, banyak warga
terpaksa harus berpindah tempat tinggal ke daerah lain karena tempat tinggalnya
masuk dalam kawasan bahaya.

b) Lahan semakin sempit

Masyarakat petani pedesaan yang lahan pertaniannya semakin sempit,


sementara anggota keluarganya banyak, kadang menghadapi masalah ekonomi
yang sulit diselesaikan. Untuk mengatasinya, mereka melakukan perpindahan
ke daerah lain untuk mencari pekerjaan baru atau mencari daerah yang lahan
pertaniannya masih luas.

c) Situasi Pertentangan

Pertentangan menyebabkan penduduk melakukan migrasi ke tempat lain karena


merasa tidak aman dan nyaman di tempat tersebut. Situasi pertentangan ini
biasanya tidak saling menghargai dan mau benar sendiri tidak mau
mendengarkan pendapat orang lain. Pertentangan yang melibatkan banyak
orang dan menyebabkan situasi tidak aman mendorong orang melakukan
migrasi ke tempat yang aman. Tentu kalian tidak ingin saling bertentangan
bukan? Pertentangan hanya akan mendatangkan masalah, oleh karena kita harus
selalu terus saling menghormati dengan orang lain.

d) Kondisi alam

Kondisi alam yang tandus kadang kala mendorong penduduk untuk mencari
daerah lain yang lebih menguntungkan. Misalnya penduduk di Kabupaten
Gunung Kidul Yogyakarta, sebagian daerahnya tersusun atas batu gamping
(limestone) yang kurang subur untuk pertanian. Hal inilah yang menjadi salah
satu pendorong penduduk daerah tersebut melakukan migrasi ke daerah lain
seperti Yogyakarta, Jakarta, dan daerah lain di luar Pulau Jawa. Perlu kalian
ketahui, berkat ketekunan dan kegigihan di tempat barunya, mereka banyak
yang menjadi sukses dengan keadaan kehidupan yang lebih baik dari di tempat
asalnya.

2) Macam-macam migrasi

Kalian telah menemukan beberapa faktor penyebab terjadinya migrasi


penduduk. Ke mana saja penduduk melakukan migrasi? Ada penduduk yang
melakukan perpindahan masih dalam satu provinsi, ada yang melakukan ke luar
pulau, bahkan ada juga penduduk yang melakukan perpindahan ke luar negeri.
Ditinjau dari daerah yang dituju, migrasi dibedakan menjadi dua yakni migrasi
internasional dan migrasi nasional.

1. Migrasi Internasional

Migrasi Internasional merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke


negara lain.

Migrasi Internasional dibedakan menjadi imigrasi dan emigrasi.


1) Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara lain ke dalam
suatu negara. Contoh orang India masuk ke Indonesia.

2) Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara menuju ke


negara lain. Contoh orang Indonesia pergi bekerja ke luar negeri, misalnya
para Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia.

1. Migrasi nasional

Migrasi nasional merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah


lain dalam satu wilayah negara atau disebut juga migrasi internal.
Migrasi nasional terdiri atas dua bentuk yaitu : (1) transmigrasi dan (2)
urbanisasi. Pada uraian berikutnya kalian akan mempelajari bagaimana
terjadinya transmigrasi dan urbanisasi.

a. Transmigrasi

Beberapa pulau besar di Indonesia seperti di Sumatra, Kalimantan, dan Papua


dapat ditemukan beberapa daerah yang merupakan lokasi transmigrasi. Sebagai
contoh jika kalian tinggal di Kabupaten Lampung Selatan, kalian akan
menemukan daerah yang memiliki bahasa berbeda-beda. Apabila kalian tinggal
di dekat Kecamatan Tanjungsari dan Merbau Mataram, kalian akan menemukan
masyarakat yang sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa. Mengapa hal
tersebut dapat terjadi? Hal tersebut tidak lepas dari pengaruh terjadinya
transmigrasi pada masa lalu. Di Kecamatan Tanjungsari dan Merbau Mataram,
sebagian besar transmigran berasal dari DIY dan Jawa Tengah, sehingga
sebagian besar mereka masih menggunakan Bahasa Jawa.

Apakah yang dimaksud dengan transmigrasi? Transmigrasi adalah perpindahan


penduduk dari suatu daerah atau pulau yang berpenduduk padat ke daerah atau
pulau yang berpenduduk jarang dalam rangka untuk kepentingan pembangunan
nasional. Transmigrasi dapat berupa perpindahan penduduk dalam satu daerah,
tetapi juga dapat dilakukan antar provinsi atau antar pulau. Transmigrasi dalam
satu daerah misalnya penduduk di Garut Utara, Jawa Barat dipindahkan ke
Garut Selatan yang penduduknya masih sangat jarang. Pada saat ini
transmigrasi dalam satu daerah sangat jarang ditemukan di Pulau Jawa, karena
hampir semua lokasi di Pulau Jawa penduduknya sudah begitu padat.

Transmigrasi dapat dilakukan atas kehendak sendiri ataupun mengikuti program


pemerintah. Mengapa penduduk melakukan transmigrasi? Berdasarkan latar
belakang transmigrasi di atas, tentu kalian dapat menemukan tujuan
pelaksanaan program transmigrasi di Indonesia. Salah satu tujuan pelaksanaan
transmigrasi adalah untuk pemerataan penduduk. Agar penduduk tidak memusat
di suatu lokasi, maka mereka disebar ke berbagai daerah dan pulau.
Transmigrasi secara tidak langsung juga turut membentuk persebaran sumber
daya manusia, alam, budaya baru di lokasi kedatangan.

Tujuan lain transmigrasi adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat. Lahan


yang sempit di Pulau Jawa ketika diolah mungkin hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan melakukan transmigrasi, suatu
keluarga akan memperoleh lahan luas di pulau lain. Ketersediaan lahan yang
luas membuat seluruh anggota keluarga dapat bekerja dengan baik, sehingga
hasilnya melimpah. Masalah pengangguran juga dapat terselesaikan berkat
dengan program transmigrasi. Transmigrasi juga bertujuan untuk
menanggulangi bencana alam. Sebagai contoh, penduduk di sekitar daerah
rawan bencana seperti Gunung Merapi dan Gunung Sinabung dipindahkan ke
daerah lain yang tidak berbahaya.

Sebagai warga negara, sepatutnya kalian mendukung program transmigrasi


dengan baik. Dengan pemerataan penduduk yang baik, maka bangsa Indonesia
semakin kuat. Persatuan dan kesatuan bangsa dapat selalu terjaga. Karena itu
masyarakat harus selalu menjaga kebersamaan dengan mengembangkan sikap
toleransi. Terjadinya transmigrasi pasti akan mempertemukan kebudayaan-
kebudayaan yang berbeda. Setiap masyarakat harus saling menjaga untuk saling
memahami dan menghormati kebudayaan lain, sehingga tercipta keselarasan
sosial yang ideal.
b. Urbanisasi

Apa yang dimaksud dengan urbanisasi? Mengapa terjadi urbanisasi? Bagaimana


dampak urbanisasi? Kita akan mempelajarinya dalam uraian di bawah ini.

Amati gambar di atas! Gambar tersebut adalah suasana arus mudik lebaran di
Pulau Jawa. Pemandangan seperti itu dapat dilihat setiap tahun. Mudik artinya
pulang kampung. Mengapa mereka melakukan mudik? Apakah mereka bukan
penduduk Jakarta? Ternyata sebagian besar mereka telah menjadi penduduk
Jakarta. Tetapi tradisi mudik bagi sebagian besar masyarakat Indonesia tidak
bisa ditinggalkan. Tradisi tersebut berkaitan dengan urbanisasi. Apa yang
dimaksud urbanisasi?

Perpindahan penduduk dari desa ke kota sering diartikan urbanisasi. Saat ini
pengertian urbanisasi bukan sekedar perpindahan secara fisik saja, namun dapat
diartikan juga sebagai suatu proses perpindahan yang dapat dilihat dari sudut
pandang ekonomi, demografi, sosiologi, dan geografi. Perubahan suasana
perdesaan menjadi suasana kehidupan kota juga dapat diartikan sebagai
urbanisasi.

Setelah kalian memahami pengertian urbanisasi, selanjutnya kita akan mencari


tahu mengapa seseorang melakukan urbanisasi. Bertambahnya penduduk kota,
bertambah luasnya kota dan penambahan jumlah kota disebabkan oleh berbagai
hal. Salah satu penyebab utama urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari
desa ke kota. Mengapa terjadi? Ada dua hal penting yang menyebabkan
terjadinya urbanisasi yakni (1) daya dorong desa dan (2) daya tarik kota.

1) Daya dorong desa

Salah satu ciri kehidupan masyarakat desa adalah mata pencahariannya yang
relatif homogen. Sebagian besar dari mereka hanya memanfaatkan alam sebagai
sumber kehidupan. Masyarakat pegunungan dan dataran rendah, mereka
menggantungkan kehidupan dari pertanian, perkebunan, perikanan, hasil
kerajinan, dan sebagian di sektor jasa.

Pertumbuhan penduduk terus berkembang, sementara lahan yang tersedia


berkembang tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk. Andaipun lahan
masih luas, fasilitas yang tersedia masih sangat terbatas. Sebagai contoh fasilitas
pendidikan, sosial, olahraga, dan hiburan di desa yang relatif terbatas. Hal inilah
yang mendorong masyarakat desa pergi ke kota untuk memperoleh suasana
kehidupan yang lebih dinamis. Kehidupan mengandalkan alam menghadapi
resiko berupa kegagalan-kegagalan akibat perubahan alam itu sendiri. Kemarau
panjang, banjir, dan hama sering membuat kehidupan masyarakat desa kurang
menentu. Hal inilah yang mendorong sebagian masyarakat desa mencari
pekerjaan yang hasilnya lebih diandalkan. Dari uraian di atas, dapat ditemukan
beberapa penyebab penduduk desa melakukan migrasi ke kota, antara lain;

1. Terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan.


2. Semakin sempitnya lahan pertanian.
3. Keberhasilan pertanian yang tidak pasti seperti paceklik, kekeringan, dan
serangan hama.
4. Minimnya fasilitas sosial di pedesaan.
5. Kehidupan desa yang tidak bervariasi atau monoton.

2) Daya tarik kota

Bagi masyarakat desa, kota sering diidentikkan dengan kemajuan dan


modernisasi. Keunggulan utama di kota adalah sarana yang lengkap dan
prasarana yang tersedia. Penduduk kota yang padat mendorong pemerintah dan
swasta membangun berbagai sarana dan prasarana dengan berbagai tujuan.
Pemerintah membangun sarana pendidikan, pelayanan masyarakat, gedung
kesenian, gedung olahraga, dan pusat pemerintahan di kota. Tentu tujuannya
adalah agar mudah diakses dari berbagai pelosok, termasuk dari luar. Semakin
bertambahnya jumlah penduduk, tentu akan menuntut jenis pekerjaan yang
lebih heterogen juga. Pertumbuhan dan perkembangan kota lebih dinamis jika
dibandingkan dengan di desa.

Perkembangan perusahaan swasta juga cenderung makin banyak di kota. Selain


memudahkan urusan administrasi, pusat perusahaan di kota juga mudah
melakukan akses ke berbagai penjuru. Fasilitas yang dibutuhkan perusahaan
pun lebih lengkap di kota. Berkebalikan dengan daya dorong desa, tentu ada
daya tarik kota yang menyebabkan masyarakat menyukainya. Sebagai daya
tarik kota di antaranya adalah:

1. Lapangan pekerjaan di kota lebih banyak dibanding di desa.


2. Upah pekerja di kota yang lebih tinggi dibanding di desa.
3. Fasilitas pendidikan, sosial, olahraga, dan lain-lain lebih lengkap
dibanding di desa.

Selain karena perpindahan penduduk dari desa ke kota, urbanisasi terjadi karena
pertumbuhan kota. Pertumbuhan kota meliputi pertumbuhan penduduk dan
pertumbuhan wilayah. Sebuah kota kecil akan terus berkembang hingga
menyebabkan daerah-daerah sekelilingnya akhirnya menyatu menjadi satu
kesatuan kota yang lebih besar. Sebagai contoh adalah kota Jakarta. Pada awal
perkembangan Jakarta adalah pusat urbanisasi. Tetapi saat ini Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi sudah menjadi satu kesatuan kota, walaupun
secara administratif berbeda. Kalian juga dapat mengamati kota terdekat dengan
tempat tinggalmu. Pasti kalian akan menemukan proses perkembangan kota
tempat tinggalmu atau kota terdekat dengan tempat tinggalmu.

Urbanisasi terjadi apabila ada perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari
kota kecil ke kota besar. Urbanisasi terus akan terjadi, sejauh lapangan
pekerjaan dan fasilitas umum di kota masih dipandang oleh masyarakat desa
lebih baik daripada lapangan pekerjaan di pedesaan. Masalah yang ditimbulkan
oleh adanya urbanisasi ini antara lain adalah semakin banyaknya jumlah
pengangguran di perkotaan, karena jumlah tenaga kasar dari perdesaan semakin
banyak dan semakin murah. Banyaknya pengangguran berakibat semakin
tingginya tindak kejahatan. Selain itu aktivitas urbanisasi yang besar dapat
mengakibatkan permasalahan baru seperti tumbuhnya pemukiman kumuh.

Upaya untuk menghentikan laju urbanisasi antara lain adalah dengan membuka
lapangan pekerjaan di pedesaan. Salah satunya dengan membangun industri
yang banyak menyerap tenaga kerja seperti pabrik dan pusat perdangan. Cara
lain yang dapat dilakukan yaitu melalui pembangunan fasilitas umum seperti
fasilitas pendidikan, kesehatan, dan transportasi di desa-desa.

Dampak negatif urbanisasi terhadap desa misalnya berkurangnya tenaga


terdidik dan menurunnya kualitas dan kuantitas pertanian di desa. Dampak
negatif lainnya adalah pengaruh budaya negatif dari kota. Namun demikian desa
juga merasakan manfaat urbanisasi seperti menurunya angka pengangguran,
meningkatnya daya beli desa karena uang dikirim dari kota, pengaruh ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya positif dari kota. Bagi kota, urbanisasi
menimbulkan dampak negatif seperti meningkatnya jumlah penduduk kota,
berkurangnya lahan kota, ketatnya persaingan kerja, dan masalah sosial lainnya.
Dampak positif urbanisasi bagi kota misalnya tersedia tenaga kerja murah
terutama tenaga kerja kasar, dan terjadinya kompetisi yang tinggi dalam
rekrutmen tenaga kerja sehingga dihasilkan tenaga kerja yang unggul.

Sumber: http://ipsgampang.blogspot.co.id/2014/08/persebaran-penduduk-dan-
migrasi.html

artikel tentang Persebaran Penduduk dan Migrasi Penduduk (Pengertian,


Macam-macam, Penyebab). Semoga bermanfaat..
Demografi dan Dampak Terhadap
Indonesia
LATAR BELAKANG

Transisi demografi sangat menguntungkan ketika penduduk usia produktif (15-


64 tahun) mengalami jumlah terbesar dibandingkan dengan proporsi penduduk
usia non-produktif. Karena pada proporsi penduduk ini, terdapat suatu
keuntungan yang bisa dinikmati oleh suatu negara sebagai batu loncatan untuk
memajukan negara yang bersangkutan. Didalam ilmu demografi, kondisi ini
disebut Bonus Demografi. Dan Indonesia diprediksi akan mengalami Bonus
Demografi pada tahun 2020-2030 yang akan datang.

Berdasarkan paparan Surya Chandra, anggota DPR Komisi IX, dalam Seminar
masalah kependudukan di Indonesia di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia bahwa jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030
akan mencapai 70 persen, sedangkan 30 persen adalah penduduk dengan usia
non-produktif (di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Bila dilihat dari
jumlahnya, penduduk usia produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara
penduduk non-produktif hanya 60 juta.

Bonus demografi ini tentu akan membawa dampak sosial-ekonomi. Salah


satunya menyebabkan tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk
nonproduktif akan sangat rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk
produktif. Hal ini sejalan dengan laporan PBB, yang menyatakan bahwa
dibandingkan dengan negara Asia lainnya, angka ketergantungan penduduk
Indonesia akan terus menurun sampai 2020.

Dengan adanya kondisi bonus demografi, tentu bisa menjadi peluang bagi
Indonesia untuk memajukan kesejahteraan serta memakmurkan masyarakat
apabila masyarakat usia produktif memiliki kualitas sumber daya yang dapat
menunjang serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan negara.
Apabila suatu negara gagal dalam memanfaatkan bonus demografi ini maka,
jelas akan terjadi kerugian yang sangat besar bagi negara yang bersangkutan
khususnya Indonesia. Maka dari itu, untuk meraih manfaat dari bonus
demografi ini diperlukan usaha bersama dari seluruh lapisan masyarakat dan
lembaga terkait serta pemerintah sebagai agent of development yang ada disuatu
negara agar manfaat bonus demografi ini menjadi semakin kuat.
PEMBAHASAN

Bonus Demografi merupakan kondisi dimana suatu wilayah atau negara


memiliki jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) lebih banyak
dibandingkan dengan usia non-produktif (usia 65+). Dikatakan sebagai "bonus"
karena kondisi ini tidak terjadi secara terus menerus melainkan hanya terjadi
sekali dan tidak bertahan lama.

Prasyarat yang harus dipenuhi oleh suatu negara apabila ingin memperoleh
manfaat besar dari bonus demografi yaitu sumber daya manusia yang
berkualitas. Karena dengan adanya masyarakat yang berkualitas dapat
meningkatkan pendapatan perkapita suatu negara apabila ada kesempatan kerja
yang produktif. Yang kedua, terserapnya tenaga kerja menjadi faktor penting
dalam memanfaatkan bonus demografi karena dengan banyak dibutuhkannya
tenaga kerja, maka pengangguran akan berkurang dan kesejahteraan akan
meningkat pesat. Yang ketiga, meningkatkan tabungan di tingkat rumah tangga.
Setiap rumah tangga memiliki potensi untuk membuka suatu usaha yang akan
memberi lapangan pekerjaan untuk orang lain sehingga angka pengangguran
menurun. Dan yang terakhir, peran perempuan yang masuk ke dalam pasar kerja
akan membantu peningkatan pendapatan dan akan lebih banyak lagi penduduk
usia produktif menjadi benar-benar produktif.

Banyaknya kualitas sumber daya manusia yang tinggi disuatu negara akan
sangat mempengaruhi perkembangan dari negara tersebut. Indonesia merupakan
negara dengan SDM yang berkesempatan untuk menjadi negara maju.
Contohnya di negara Jepang yang mengalami bonus demografi pada tahun 1950
membuat Jepang melesat menjadi negara dengan kekuatan ekomoni tertinggi
ke-3 di dunia pada dekade 70-an, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Indonesia juga sampai saat ini memiliki modal SDM yang sama dengan Jepang
pada tahun 1950. Bahkan SDM di Indonesia bisa diprediksi akan meningkat
pesat hingga pada tahun 2035. Namun, yang menjadi masalah adalah banyaknya
SDM tidak di imbangi dengan kualitas yang memadai.

Maka dari itu, Bonus Demografi dapat menjadi suatu berkah dan peluang untuk
mendatangkan keuntungan yang besar bagi kemajuan bangsa Indonesia. Dengan
persiapan yang baik serta investasi yang tepat, bonus demografi bisa mengubah
masa depan Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera dengan cara
mengoptimalkan sumber daya manusia terutama yang berusia produktif.

Namun berkah ini bisa berbalik menjadi bencana jika bonus ini tidak
dipersiapkan kedatangannya. Bonus Demografi tidak serta merta datang dengan
sendirinya. Tetapi, untuk mewujudkan potensi nasional, perlu dipersiapkan dan
selanjutnya dimanfaatkan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.
Jumlah usia produktif yang besar harus ditunjang dengan kemampuan, keahlian,
dan pengetahuan yang baik. Sehingga usia produktif dapat menjadi tenaga kerja
yang terampil serta memiliki keahlian dan pengetahuan untuk menunjang
produktivitasnya. Salah satu persiapan dalam hal ini adalah komitmen
pemerintah dalam penganggaran di bidang pendidikan. Agar besarnya anggaran
bidang pendidikan yang mencapai 20% dari nilai APBN dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk peningkatan kulitas SDM, terutama SDM yang akan
masuk dalam bursa kerja dengan memperbanyak cakupan pendidikan kejuruan
dan ketrampilan serta melalui Balai-balai Latihan Kerja terutama di pusat-pusat
pertumbuhan dan pelibatan pihak Swasta (Industri,perkebunan,pertambangan)

Selain itu, pemerintah dihimbau supaya mampu menjadi agent of development


dengan cara memperbaiki mutu modal manusia, mulai dari pendidikan,
kesehatan, kemampuan komunikasi, hingga penguasaan teknologi. Solusi
lainnya bisa dengan memberikan keterampilan kepada tenaga kerja produktif
sehingga pekerja tidak hanya bergantung pada ketersediaan lapangan pekerjaan
tapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan itu sendiri. Selain itu pemerintah
juga harus mampu menjaga ketersediaan lapangan pekerjaan, menjaga aset-aset
negara agar tidak banyak dikuasai pihak asing yang pastinya akan merugikan
dari sisi peluang kerja. Masyarakat pun juga harus menjadi pendukung utama
pembangunan mutu manusia dengan cara menyadari pentingnya arti pendidikan,
kesehatan dan aspek-aspek yang dapat mengembangkan kualitas manusia itu
sendiri.

KESIMPULAN

Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari
besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi
kependudukan yang dialaminya. Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja
akan menguntungkan dari sisi pembangunan sehingga dapat memacu
pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Impasnya adalah
meningkatkannya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai