Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE INFARK
A. PENGERTIAN
Stroke adalah sindroma klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal maupun global dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa ada
penyebab lain yang jelas selain kelainan vascular (WHO,2006).Stroke mengalami peningkatan signifikan
pada masyarakat seiring dengan perubahan pola makan, gaya hidup dan peningkatan stressor yang cukup
tinggi. Peningkatan jumlah penderita tidak saja menjadi isu yang bersifat regional akan tetapi sudah
menjadi isu global (Rahamawati,2009).

Stroke merupakan penyebab kematian kedua di seluruh dunia sejumlah 6.2 juta pada tahun 2011. Stroke
dibagi dalam dua kategori mayor, yaitu stroke infark dan hemoragik. Stroke infark (iskemik) disebabkan
oleh oklusi fokal pembuluh darah otak yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian
otak yang mengalami oklusi.

Stroke infark merupakan salah satu jenis penyakit stroke, yaitu berkurannya aliran darah ke otak bagian
tertentu dari otak yang akhirnya menyebabkan kematian sel otak.

B. ETIOLOGI
Stroke biasanya disebabkan oleh salah satu dari empat kejadian ini, yaitu:
a. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
b. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak
c . Iskemia (Penurunan aliran darah ke area otak).
d. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau
ruang sekitar otak).

C. MANIFESTASI KLINIS
klasifikasi

Klasifikasi stroke berdasarkan atas gambaran klinik, patologi anatomi, sistem pembuluh darah dan
stadiumnya( Rahmawati,2009)

Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya :

a. Stroke infark

1. Stroke akibat trombosis serebri

2. Emboli serebri

3. Hiperfungsi sistemik

b. stroke hemoragik

1. perdarahan intra serebral

2. perdarahan ekstra serebral

Berdasarkan waktu terjadinya :

a. Transient Ischemic Attack (TIA)


b. Reversible Ischemic Neuroolgic Defisit (RIND)

c. Stroke in Evolution (SIE)/ Progressing stroke

d. Completed stroke

Berdasarkan sistem pembuluh darah :

a. Sistem karotis

b. Sistem Vertebrobasiler

D. WOC

Oklusi (trombosis,emboli)

iskemia

Kekurangan energi

Asidosis Ketidakseimbangan ion

glutamat Depolarisasi

Peningkatan kalsium
ke dalam sel

Sel membrane dan protein rusak membentuk radikal bebas. Produksi protein menurun

Trauma,aneurisma,kelai Sel rusak dan mati Hipertensi Aterosklorosis


nan bentuk arteri-vena serebral

Perdarahan sub
araknoid Pembuluh darah
Perdarahan
otak pecah
intraserebral
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. CT scan
Pada kasus stroke, CT scan dapat membedakan stroke infark dan stroke hemoragik.
Pemeriksaan CT scan kepala merupakan gold standar untuk menegakan diagnosis stroke.
(Rahmawati, 2009)10
b. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Secara umum pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) lebih sensitive dibandingkan
CT scan. MRI mempunyai kelebihan mampu melihat adanya iskemik pada jaringan otak dalam
waktu 2-3 jam setelah onset stroke non hemoragik. MRI juga digunakan pada kelainan
medulla spinalis. Kelemahan alat ini adalah tidak dapat mendeteksi adanya emboli paru, udara
bebas dalam peritoneum dan fraktur. Kelemahan lainnya adalah tidak bisa memeriksa pasien
yang menggunakan protese logam dalam tubuhnya, preosedur pemeriksaan yang lebih rumit
dan lebih lama, serta harga pemeriksaan yang lebih mahal (Notosiswoyo, 2004).

F. PENATALAKSANAAN
Pasien yang koma saat masuk ke rumah sakit dinilai mempunyai pronosis yan buruk.
Sebaliknya pasien sadar penuh akan mempunyai harapan yang lebih baik. Dengan
mempertahankan jalan nafas dan ventilasi yan cukup adalah prioritas utama pada fase akut.
a. Pasien ditempatkan pada posisi lateral atau seni telunkup dengan kepala di tempat tidur
ditinggikan 15-30 derajat sampai tekanan vena serebral berkurang.
b. Intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik perlu untuk pasien dengan stroke massif, karena
pada situasi ini henti pernafasan dapat mengancam kehidupan.
c. memantau adanya komplikasi pulmonal (aspirasi, atelektasis, pneumonia) yang mingkin
berkaitan dengan kehilangan reflek jalan nafas, imobilitas atau hipoventilasi.
d. Periksaan jantung untuk melihat abnormalitas ukuran, irama serta tanda gagal jantung
kongestif.

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Definisi
Menurut Carpenito (1997, hlm. 45) pengkajian adalah pengumpulan data yang sengaja
dilakukan secara sistematis untuk menentukan keadaan kesehatan pasien sekarang dan masa lalu
dan untuk menevaluasi pola koping pasien sekaran dan masa lalu.
b. Jenis Pengkajian
Pengkajian memiliki banyak bentuk, tergantung pada situasi klinis, keadaan pasien, waktu yang
tersedia dan tujuan pengumpulan data. Jenis pengkajian antara lain:
1. Pengkajian awal
Pengkajian ini dilakukan saat pasienmasuk ke RS. Tujuannya adalah untuk melihat kondisi pasien,
menidentifikasi.fungsi pola kesehatan yang bermasalah dan mendapatkan data yang dasar yang
mendalam dimana data ini penting untuk mengevaluasi keadaan pasien baik data aktual ataupun
potensial.
2. Pengkajian fokus
Penumpulan data tentang masalah yang sudah diidentifikasi. Pengkajian ini mempunyai linkup
yang lebih sedikit dan memerlukan waktu yang singkat. Seoran perawat biasanya hanya mengkaji
masalah khusus yang ditemukan selama proses pengkajian.
3. Pengkajian ulang
Pengkajian yang dilakukan setelah pengkajian awal untuk mengevaluasi perubahan pada fungsi
kesehatan pasien. Pengkajian ini membandingkan status pasien dengan data dasar pada masa lalu
untuk melihat perubahan pada semua fungsi pola kesehatan setelah beberapa waktu yan lalu.
4. Pengkajian darurat
Menidentifikasi situasi yang menyakut penyelamatan nyawa pasien dimana penyelamatan nyawa
menjadi prioritas utama.

c. Penumpulan data
1. Tipe data
Ada 2 tipe data pada pengkajian yaitu :
a. Data subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebaai suhu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
Misalnya penjelasan pasien tentang nyeri, lemah, frustasi, mual atau malu.
b. Data objektif
Data yang didapat dari observasi dan diukur. Misalnya frekuensi pernafasan, tekanan darah, edema,
berat badan.
2. karakteristik data
Penumpulan data pasien memiliki karakteristik seperti lengkap, akurat nyata dan relevan.

d. Sumber data
Sumber dalam pengkajian bisa berasal dari pasien, orang terdekat, catatan pasien, riwayat penyakit,
konsultasi, hasil pemeriksaan diagnostik, catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya, perawat
lain serta kepustakaan (Nursalam,2011).
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan perifer
Definisi :
Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan.
Batasan Karakteristik :
 Bruit femoral
 Edema
 Indeks ankle-brakhial < 0,90
 Kelambatan penyembuhan luka perifer
 Klaudikasi intermiten
 Nyeri ekstremitas
 Parestesia
 Penurunan nadi perifer
Faktor yan berhubungan :
 Diabetes mellitus
 Gaya hidup kurang gerak
 Hipertensi
 Kurang pengetahuan tentang faktor pemberat (mis. Merokok, gaya hidup menonton, trauma,
obesitas, asupan garam,imobilitas)
 Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
Faktor yang Berhubungan :
 Agens cedera Biologis (mis; infeksi,iskemia,neoplasma)
 Agens Cedera fisik (mis; abses,amputasi,luka bakar,terpotong,mengangkat
berat,prosedur bedah,trauma,olahraga berlebihan)
 Agens cedera kimiawi (mis; luka bakar,kapsaisin,metilen klorida,agens mustard)

1. Intoleransi aktivitas
Ketidak cukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan
aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan
 Batasan karakteristik
 Dispneu setelah beraktivitas
 Keletihan
 Ketidak nyamanan setelah beraktivitas
 Respon frekuensi jantung abnornal terhadap aktivitas
 Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
 Faktor yang berhubungan
 Gaya hidup kurang gerak
 Imobilitas
 Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
 Tirah baring
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
 Batasan karakteristik
 Bisisng usus hiperaktif
 Cepat kenyang setelah makan
 Diare
 Gangguan sensasi rasa
 Membran mukosa pucat
 Nyeri abdomen
 Kurang minat pada makan
 Faktor yang berhubungan
 Faktor biologis
 Faktor ekonomi
 Ketidakmampuan makanan
 Ketidakmampuan mencerna makanan
 Kurang asupan makanan
3. Kelebihan volume cairan
Peningkatan retensi cairan isotonik
 Batasan karakteristik
 Adanya bunyi jantung S3
 Ketidak seimbangan elektrolit
 Dispneu
 Gangguan pola nafas
 Efusi pleura
 Gangguan tekanan darah
 Gelisah
 Faktor yang berhubungan
 Gangguan mekanisme regulasi
 Kelebihan asupan cairan
 Kelebihan asupan natrium

I. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d Koagulasi intravascular diseminata

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah klien
teratasi

Kriteria Hasil :
1. Tekanan intracranial (5)
2. Sakit kepala (5)
3. Demam (5)
4. Penurunan tingkat kesadaran (5)
5. Kegelisahan (5)
6. Kecemasan yang tidak dijelaskan (5)

Rencana Intervensi:
RENCANA INTERVENSI RASIONAL
Manajemen edema serbral : 1. Untuk meminimalkan perdarahan
dan menurunkan TIK
1. Posisikan tinggi kepala tempat
2. Untuk mengetahui perubahan
tidur 30 derajat atau lebih
tingkat kesadaran
2. Catat perubahan pasien dalam
3. Status neurologi klien dapat
berespon terhadap stimulus
mengindikasi perkembangan
3. Monitor status neurologi dengan
kondisi klien
ketat dan bandingkan dengan
4. Antisipasi tingkat kecemasan
nilai normal
klien
4. Monitor adanya kebingungan,
5. Indicator kondisi klien
perubahan pikiran,keluhan
pusing, pingsan
5. Moitor tanda-tanda vital

2. Intoleransi aktivitas
 Tujuan : setelah dilakukan tindakan 3x24 jam masalah klien teratasi
 Kriteria hasil
1. Saturasi oksigen ketika beraktifitas (5)
2. Tanda-tanda vital ketika beraktifitas (5)
3. Warnah kulit (5)
4. Kecepatan berjalan (5)
5. Jarak berjalan (5)
 Rencana intervensi

Rencana tindakan Rasional


1. Terapi aktivitas 1. Terapi aktivitas
a. Dorong aktivitas kreatif yang a. Membantu klien untuk
tepat beraktivitas
b. Bantu klien untuk b. Agar klien bisa melakukan aktivitas
mengidentifikasi aktivitas yang di dengan mudah
inginkan
c. Monitor respon emosi fisik sosial c. Mengetahui respon emosi klien
dan spiritual terhadap aktivitas terhadap aktivitas
d. Ciptakan lingkungan yang aman d. Membantu klien beraktivitas
untuk dapat melakukan dengan nyaman
pergerakan otot secara berkala
sesuai dengan indikasi
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

 Tujuan : setelah dilakukn tindakan keperawata 3x24 jam maslah klien teratasi
 Kriteria hasil
1. Asupan gizi (5)
2. Asupan makanan (5)
3. Energi (5)
4. Hidrasi (5)
5. Asupan cairan (5)
 Rencana intervensi

Rencana tindakan Rasional


1. Manajemen nutrisi 1. Manajemen nutrisi
a. Identifikasi adanya alergi atau a. Mengetahui status alergi klien
intoleransi makanan yang dimiliki
pasien
b. Tentukan jumlah kalori dan jenis b. Memenuhi kebutuhan status gizi
nutrisi yang dibutuhkan untuk klien
memenuhi persyaratan gizi
c. Lakukan atau bantu pasien terkait c. Meningkatkan nafsu makan klien
dengan perawatan mulut sebelum
makan
d. Tawarkan makanan ringan yang d. Membantu memenuhi status gizi
padat gizi klien

4. Kelebihan volume cairan

 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam masalah klien teratasi
 Kriteria hasil
1. Tekanan darah (5)
2. Turgor kulit (5)
3. Asites (5)
4. Pusing (5)
 Rencana intervensi

Rencana tindakan Rasional


1. Manajemen cairan 1. Manajemen nutrisi
a. Monitor ttv a. Mengetahui status
perkembangan klien
b. Monitor status gizi b. Untuk menetahui status gizi yang
dibutuhkan oleh klien
c. Timbang berat badan setiap hari c. Mengetahui penurunan berat
dan monitor status pasien badan klien
d. Dukung pasien dan keluarga d. Memebantu meningkatkan
untuk membantu dalam status gizi yang di inginkan
pemberian makan dengan baik

I. REFERENSI

1. Intoleransi aktivitas
 Tujuan : setelah dilakukan tindakan 3x24 jam masalah klien teratasi
 Kriteria hasil
6. Saturasi oksigen ketika beraktifitas (5)
7. Tanda-tanda vital ketika beraktifitas (5)
8. Warnah kulit (5)
9. Kecepatan berjalan (5)
10. Jarak berjalan (5)
 Rencana intervensi

Rencana tindakan Rasional


2. Terapi aktivitas 2. Terapi aktivitas
e. Dorong aktivitas kreatif yang e. Membantu klien untuk
tepat beraktivitas
f. Bantu klien untuk f. Agar klien bisa melakukan aktivitas
mengidentifikasi aktivitas yang di dengan mudah
inginkan
g. Monitor respon emosi fisik sosial g. Mengetahui respon emosi klien
dan spiritual terhadap aktivitas terhadap aktivitas
h. Ciptakan lingkungan yang aman h. Membantu klien beraktivitas
untuk dapat melakukan dengan nyaman
pergerakan otot secara berkala
sesuai dengan indikasi

2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


 Tujuan : setelah dilakukn tindakan keperawata 3x24 jam maslah klien teratasi
 Kriteria hasil
6. Asupan gizi (5)
7. Asupan makanan (5)
8. Energi (5)
9. Hidrasi (5)
10. Asupan cairan (5)
 Rencana intervensi

Rencana tindakan Rasional


2. Manajemen nutrisi 2. Manajemen nutrisi
e. Identifikasi adanya alergi atau e. Mengetahui status alergi klien
intoleransi makanan yang dimiliki
pasien
f. Tentukan jumlah kalori dan jenis f. Memenuhi kebutuhan status gizi
nutrisi yang dibutuhkan untuk klien
memenuhi persyaratan gizi
g. Lakukan atau bantu pasien terkait g. Meningkatkan nafsu makan klien
dengan perawatan mulut sebelum
makan
h. Tawarkan makanan ringan yang h. Membantu memenuhi status gizi
padat gizi klien

3. Kelebihan volume cairan


 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam masalah klien teratasi
 Kriteria hasil
5. Tekanan darah (5)
6. Turgor kulit (5)
7. Asites (5)
8. Pusing (5)
 Rencana intervensi

Rencana tindakan Rasional


2. Manajemen cairan 2. Manajemen nutrisi
e. Monitor ttv e. Mengetahui status
perkembangan klien
f. Monitor status gizi f. Untuk menetahui status gizi yang
dibutuhkan oleh klien
g. Timbang berat badan setiap hari g. Mengetahui penurunan berat
dan monitor status pasien badan klien
h. Dukung pasien dan keluarga h. Memebantu meningkatkan
untuk membantu dalam status gizi yang di inginkan
pemberian makan dengan baik

Anda mungkin juga menyukai