PENDAHULUAN
yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Artinya, guru adalah
potensi anak didik secara maksimal lewat penyajian mata pelajaran. Setiap mata
pelajaran, dibalik materi yang dapat disajikan secara jelas, memiliki nilai dan
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi
pembangunan Nasional. Anak adalah asset bangsa. Masa depan bangsa dan
Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang.Semakin baik
keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan
bangsa Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka
akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang. Pengertian Anak Dari
Aspek Agama, dalam sudut pandang yang dibangun oleh agama khususnya
dalam hal ini adalah agama islam, anak merupakan makhluk yang dhaif dan
yang mulia dalam pandangan agama islam, maka anak harus diperlakukan secara
1
Jamil Suprihatiningrum. M.Pd.,Si, Guru Profesional: Pedoman Kerja , Kualifikasi, dan
Kompetensi Guru, Cet. Ke-1 (Yogyakarta: Ar-ruzz Media), hlm.23.
1
2
manusiawi seperti diberi nafkah baik lahir maupun batin, sehingga kelak anak
tersebut tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggung
dimasa mendatang. Dalam pengertian Islam, anak adalah titipan Allah SWT
kepada kedua orang tua, masyarakat bangsa dan negara yang kelak akan
islam pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anak yang dilahirkan harus
Dalam buku Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah karya Drs. Alex
Sobur, M.si, Effendi dan Praja mendefinisikan belajar sebagai menghafal. Oleh
belajar).3
2
Drs. Alex Sobur, M.si, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah (Bandung: CV Pustaka
Setia, Cet.II, 2003), hlm.260.
3
Ibid., hlm.260.
3
pembelajaran agama bagi anak-anak yang ada di desa Klidang Lor Kecamatan
sini peneliti melihat sebagian anak-anak di desa Klidang Lor awalnya putus
belajar agama. Alasan anak berhenti sekolah belajar agama karena kurikulumnya
Tauhid, Hadits, Juz „Amma, Sorof, Bahasa Arab. Dan khusus pelajaran hafalan
Juz „Amma, karena itu, anak menjadi takut untuk hafalan dan menjadikan anak
sudah melakukan berbagai cara agar anaknya tetap sekolah untuk belajar agama
ada juga orang tua yang memberikan hadiah agar anaknya mau belajar agama
atau mau belajar pendidikan non formal serta memberi uang saku lebih. Tetapi
ada beberapa anak yang tetap tidak berminat untuk meneruskan belajar agama di
Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh. Dan ada pula anak yang bersedia
untuk belajar agama dengan upaya yang dilakukan orang tua dan guru agar anak
Kecamatan Batang, khusus pelajaran hafalan Juz „Amma adalah anak kelas 2,
4, dan 5. Anak berangkat pukul 14.00 WIB dan selesai belajar di Madrasah
4
Observasi Pada Tanggal 27 Desember 2014
4
16.00 WIB.
hafalan Juz „Amma dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Al-„Asr, kelas 4
menghafal Juz „Amma dari Surat At-Takasur sampai dengan Surat Ad-Dhuha
dan kelas 5 menghafal Juz „Amma dari Surat Ad-Duha sampai dengan Surat An-
Naba‟. Apabila anak/santri dalam mengerjakan tugas hafalan Juz „Amma belum
lancar, maka anak/santri harus mengulang kembali untuk hafalan Juz „Amma.
Untuk materi pelajaran hafalan Juz „Amma itu jadwalnya satu minggu
sekali. Anak/santri maju untuk hafalan Juz „Amma sesuai dengan urut absen dan
guru dalam meningkatkan minat anak untuk belajar hafalan Juz „Amma, dimana
keluarga adalah pendidik pertama dan utama bagi anak yang nantinya akan
penulis mengambil judul “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Anak Untuk
B. Rumusan Masalah
diteliti. Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat
1. Upaya dapat diartikan dengan usaha; akal; ikhtiar (untuk mencapai suatu
2. Guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-ustadz dalam bahasa Arab, yang
3. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar
diri.7
5
Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm. 995
6
Jamil Suprihatiningrum. M.Pd.,Si, Guru Profesional: Pedoman Kerja , Kualifikasi, dan
Kompetensi Guru, Cet. Ke-1 (Jogyakarta: Ar-ruzz Media), hlm.23.
7
Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet.1 2007), hlm.121.
6
yang kurang disukai. Belajar dalam keadaan hati senangtentu saja akan lebih
4. Anak adalah orang dewasa dalam bentuk mini sehingga perlakuan yang
5. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di
yang telah tersimpan secara cepat dan tepat, sesuai dengan tanggapan-
7. Juz „Amma adalah juz terakhir dari tiga puluh juz Al-Quran. Ciri utama
8
Lusi Nuryanti, S.Psi., M.Si, Psikologi Anak (Jakarta: PT Indeks, 2008), hlm. 59.
9
Ibid, hlm.2.
10
Muhibbin Syah, M. Ed, Psikologi Belajar (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003),
hlm.63.
11
Drs. Alex Sobur, M.si, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah (Bandung: CV Pustaka
Setia, Cet.II, 2003), hlm.260.
12
https://blogpaser.wordpress.com/pengertian-juzamma/ Di Akses Pada Tanggal 28 Maret
2015.
7
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis:
„Amma.
2. Sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk peniliti yang akan melakukan
b. Secara Praktis:
8
1. Bagi orang tua, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi
2. Bagi guru sebagai, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan
E. Tinjauan Pusataka
1. Analisis Teori
untuk memasuki pendidikan formal. Para peserta didik tidak dibedakan atas
dasar usia sehingga dalam suatu kegiatan belajar akan terdapat anak-anak,
orang dewasa dan orang tua yang mempunyai kebutuhan belajar yang ideal.
sederhana.13
peserta didik. Pertama, para siswa suatu jenjang pendidikan formal yang
pelajaran yang telah diperoleh. Ketiga, mereka yang putus sekolah dan
non formal untuk menuntut ilmu agama bagi anak-anak. Disini anak-anak
minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran, mungkin sekali akan
13
Prof. H. Djudju Sudjana S, Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah Perkembangan,
Filsafat dan Teori Pendukung, serta Asas (Bandung: Falah Production, 2004), hlm.79.
14
Ibid,.hlm.76.
10
lain-lain. Upaya guru agar anak-anak mau belajar agama khususnya belajar
sedikit untuk mau belajar hafalan Juz „Amma,dan akhirnya ada lagi minat
anak untuk kembali belajar hafalan Juz „Amma di MADIN Islamiyah Al-
pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu
pribadi Islami. Selain itu metode dapat pula membawa arti sebagai cara
15
Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet.1 2007),
hlm.121-122.
16
Observasi Pada Tanggal 27 Januari 2015.
17
Prof. Dr. Hamid Darmadi, M.PD,Kemampuan Dasar Mengajar : Landasan Konsep dan
Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.43.
11
antara lain dengan: menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu anak,
tanggung jawab terhadap diri sendiri, membantu anak mengenal bakat dan
menerima anak sebagai pribadi yang unik, yang mempunyai ciri-ciri khas
yang berbeda dari anak-anak lain dan tidak menuntut dari anak untuk selalu
melakukan hal-hal yang sama dengan anak-anak lain, atau yang sesuai
dengan keinginan ibu, tetapi belum tentu sesuai dengan minat anak.
motivasi kepada siswa untuk giat belajar di rumah dengan mengadakan les
atau privat di luar jam pelajaran, serta melakukan evaluasi terhadap mata
pelajaran PAI terutama pada materi baca tulis Al-Qur‟an. Kemudian faktor
yang mendukung usaha guru PAI dalam meningkatkan minat belajar Al-
Qur‟an bagi siswa kelas IV di SD Negeri 06 Kajen antara lain yaitu adanya
12
dukungan dari orang tua untuk mengajarkan baca tulis Al-Qur‟an di rumah,
Selain faktor pendukung diatas, ada juga beberapa faktor yang menghambat
usaha guru PAI dalam meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an bagi siswa
kelas IV di SD Negeri 06 Kajen antara lain yaitu siswa yang malas, siswa
merupakan suatu hal yang sangat penting diketahui oleh pendidik karena
18
Nur Rakhman, “Usaha Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Belajar Al-
Qur‟an Bagi Siswa Kelas IV Di SD Negeri 06 Kajen”,(Pekalongan:Skripsi Sarjana Pendidikan Islam
Tahun 2012
13
mengajar. Dengan kata lain dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi
anatara guru dan siswa, dimana guru sebagai pengajar mampu memberikan
3. Kerangka Berpikir
merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru,
tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaiamana cara guru
19
Nur „Aini, “Upaya Meningkatkan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di SD Negeri 04 Dadirejo Tito Pekalongan”,(Pekalongan:Skripsi Sarjana Pendidikan Islam
STAIN Pekalongan, 2012), hlm.115
20
Daryuti,”Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat dan Bakat Siswa SD Negeri Selokarto
03 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang”,(Pekalongan:Skripsi Sarjana Pendidikan Islam STAIN
Pekalongan).
14
sebagai tempat untuk belajar agama, Madrasah Diniyah tersebut juga sebagai
tempat belajar agama untuk anak-anak pondok. Anak-anak di desa Klidang Lor
10 tahun, anak-anak yang masih sekolah SD. Menurut informasi dari salah satu
orang tua dari anak, di Madrasah Diniyah tersebut pelajarannya adalah hafalan-
hafalan tentang surat-surat pendek (Juz „Amma), shorof, Bahasa Arab, dan anak-
yang ada di desa Klidang Lor Batang. Sebagai orang tua tidak mau anaknya
berhenti belajar agama, tetapi minat anak untuk belajar agama khususnya belajar
lingkungan yang menjadikan anak malas belajar hafalan yaitu anak masih
mau belajar hafalan Juz „Amma kembali di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-
yang dilakukan orang tua diantaranya mengantar anaknya untuk belajar agama
15
dan menunggui sampai pulang.21 Dan upaya guru juga sudah dilakukan agar
anak-anak mau belajar hafalan Juz „Amma dengan cara setiap anak disuruh
menghafal surat pendek yang jumlah ayatnya yang sedikit dahulu dengan
menghafalkannya.
Belajar Hafalan
Upaya Guru Minat Anak
Juz Amma
4. Metode Penelitian
21
Observasi Pada Tanggal 27 Desember 2014
22
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 60.
16
kehidupan sehari-hari. 23
tentang upaya guru dalam meningkatkan minat anak untuk belajar Hafalan
2. Informan/Subyek Peneliti
3. Sumber Data
utama atau dengan kata lain sumber data primer adalah data yang
23
Jamal Ma‟mur Asmani, Tuntutan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan
(Yogyakarta: Diva Press, 2011), hlm. 108.
24
Zainal Arifin, Metodologi Penelitian (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 32.
17
dicari. 25
sumber kedua atau tidak langsung dari obyek yang diteliti. Dalam
penelitian, karena metode ini merupakan strategi atau cara yang digunakan
yang dapat di percaya. Metode pengumpulan data yaitu teknik atau cara-
a. Metode Observasi
25
Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999), Hal. 91
26
Sudaryono dkk, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), hlm. 29.
18
b. Wawancara
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:
Rineka Cipta, 1996), hlm. 146.
28
Sudaryono dkk, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013), hlm. 38.
Sudaryono dkk, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), hlm. 35.
19
anak untuk belajar hafalan Juz „Amma dan upaya-upaya guru yang
c. Dokumentasi
upaya guru.
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
30
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: SIC, 1996), hlm. 103.
31
Sudaryono dkk, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), hlm. 41.
20
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode
c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
temuan-temuan umum.32
J. Sistematika Penulisan
dibahas dalam proposal ini, maka penulis menyusunnya dalam lima bab,dengan
penulisan.
belajar Hafalan Juz „Amma. Pada bab ini membahas tentang upaya
32
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1989), hlm. 248.
21
Bab III Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum
anak.
22
Bagian Akhir
hidup.