Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-ustadz dalam bahasa Arab,

yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Artinya, guru adalah

seseorang yang memberikan ilmu. Tugas utama guru adalah mengembangkan

potensi anak didik secara maksimal lewat penyajian mata pelajaran. Setiap mata

pelajaran, dibalik materi yang dapat disajikan secara jelas, memiliki nilai dan

karakteristik tertentu yang mendasari materi itu sendiri.1

Anak merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi

pembangunan Nasional. Anak adalah asset bangsa. Masa depan bangsa dan

Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang.Semakin baik

keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan

bangsa Begitu pula sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka

akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang. Pengertian Anak Dari

Aspek Agama, dalam sudut pandang yang dibangun oleh agama khususnya

dalam hal ini adalah agama islam, anak merupakan makhluk yang dhaif dan

mulia, yang keberadaannya adalah kewenangan dari kehendak Allah SWT

dengan melalui proses penciptaan. Oleh karena anak mempunyai kehidupan

yang mulia dalam pandangan agama islam, maka anak harus diperlakukan secara

1
Jamil Suprihatiningrum. M.Pd.,Si, Guru Profesional: Pedoman Kerja , Kualifikasi, dan
Kompetensi Guru, Cet. Ke-1 (Yogyakarta: Ar-ruzz Media), hlm.23.

1
2

manusiawi seperti diberi nafkah baik lahir maupun batin, sehingga kelak anak

tersebut tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggung

jawab dalam mensosialisasikan dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya

dimasa mendatang. Dalam pengertian Islam, anak adalah titipan Allah SWT

kepada kedua orang tua, masyarakat bangsa dan negara yang kelak akan

memakmurkan dunia sebagai rahmatan lila‟lamin dan sebagai pewaris ajaran

islam pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anak yang dilahirkan harus

diakui, diyakini, dan diamankan sebagai implementasi amalan yang diterima

oleh akan dari orang tua, masyarakat , bangsa dan negara.

Dalam buku Psikologi Umum: Dalam Lintasan Sejarah karya Drs. Alex

Sobur, M.si, Effendi dan Praja mendefinisikan belajar sebagai menghafal. Oleh

karena itu, belajar dilakukan semata-mata dengan menghafal. Hasil belajar

ditandai dengan hafalan seseorang tentang materi yang dipelajarinya. 2

Bahwa antara belajar dan menghafal terdapat hubungan timbal balik,

memang benar. Namun, belajar dalam arti sesungguhnya, sebetulnya berbeda

dengan menghafal. Menghafal hanya merupakan sebagian dari kegiatan belajar

secara keseluruhan. Persamaanya adalah keduanya menyebabkan perubahan

dalam diri individu. Menghafal erat hubungannya dengan proses mengingat,

yaitu proses untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan tanggapan-

tanggapan yang telah diperolehnya melalui pengamatan (antara lain melalui

belajar).3

2
Drs. Alex Sobur, M.si, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah (Bandung: CV Pustaka
Setia, Cet.II, 2003), hlm.260.
3
Ibid., hlm.260.
3

Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh adalah satu-satunya sarana

pembelajaran agama bagi anak-anak yang ada di desa Klidang Lor Kecamatan

Batang. Di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh ada 11 ruang kelas. Di

sini peneliti melihat sebagian anak-anak di desa Klidang Lor awalnya putus

belajar agama. Alasan anak berhenti sekolah belajar agama karena kurikulumnya

di samakan dengan kurikulum pondok, yaitu pelajarannya hafalan tentang

Tauhid, Hadits, Juz „Amma, Sorof, Bahasa Arab. Dan khusus pelajaran hafalan

Juz „Amma, karena itu, anak menjadi takut untuk hafalan dan menjadikan anak

berhenti sekolah belajar agama atau pendidikan nonformal.Padahal orang tua

sudah melakukan berbagai cara agar anaknya tetap sekolah untuk belajar agama

terutama menghafal Juz „Amma di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh

, seperti mengantar anaknya, menunggu anaknya sampai pelajaran selesai, dan

ada juga orang tua yang memberikan hadiah agar anaknya mau belajar agama

atau mau belajar pendidikan non formal serta memberi uang saku lebih. Tetapi

ada beberapa anak yang tetap tidak berminat untuk meneruskan belajar agama di

Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh. Dan ada pula anak yang bersedia

untuk belajar agama dengan upaya yang dilakukan orang tua dan guru agar anak

tetap bersedia belajar agama di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh

Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang.4

Di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh desa Klidang Lor

Kecamatan Batang, khusus pelajaran hafalan Juz „Amma adalah anak kelas 2,

4, dan 5. Anak berangkat pukul 14.00 WIB dan selesai belajar di Madrasah

4
Observasi Pada Tanggal 27 Desember 2014
4

Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh desa Klidang Lor Kecamatan Batang pukul

16.00 WIB.

Sistem pembelajarannya yaitu untuk kelas 2 setiap anak/santri disuruh

hafalan Juz „Amma dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Al-„Asr, kelas 4

menghafal Juz „Amma dari Surat At-Takasur sampai dengan Surat Ad-Dhuha

dan kelas 5 menghafal Juz „Amma dari Surat Ad-Duha sampai dengan Surat An-

Naba‟. Apabila anak/santri dalam mengerjakan tugas hafalan Juz „Amma belum

lancar, maka anak/santri harus mengulang kembali untuk hafalan Juz „Amma.

Untuk materi pelajaran hafalan Juz „Amma itu jadwalnya satu minggu

sekali. Anak/santri maju untuk hafalan Juz „Amma sesuai dengan urut absen dan

dipanggil maju kedepan satu per satu.

Untuk itu disini penulis ingin mengungkapkan betapa pentingnya upaya

guru dalam meningkatkan minat anak untuk belajar hafalan Juz „Amma, dimana

keluarga adalah pendidik pertama dan utama bagi anak yang nantinya akan

menentukan perilaku si anak. Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka

penulis mengambil judul “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Anak Untuk

Belajar Hafalan Juz „Amma Di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh”

Di Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang akan

diteliti. Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat

diambil rumusan masalah sebagai berikut :


5

1. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan minat anak untuk belajar

hafalan Juz „Amma di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang

Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang?

2. Apa saja faktor-faktor penghambat dan pendukung hafalan Juz „Amma

pada anak-anak di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor

Kecamatan Batang Kabupaten Batang?

Guna mempermudah pembahasan dan pemahaman dan tidak terjadi

salah persepsi terhadap pembatasan judul tersebut, perlu kiranya penulis

menegaskan beberapa istilah yang terkandung dalam judul diatas yaitu :

“Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Anak Untuk Belajar Hafalan

Juz „Amma Di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh”.

1. Upaya dapat diartikan dengan usaha; akal; ikhtiar (untuk mencapai suatu

yang dimaksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar).5

2. Guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-ustadz dalam bahasa Arab, yang

bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Artinya, guru adalah

seseorang yang memberikan ilmu.6

3. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar

diri.7

5
Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm. 995
6
Jamil Suprihatiningrum. M.Pd.,Si, Guru Profesional: Pedoman Kerja , Kualifikasi, dan
Kompetensi Guru, Cet. Ke-1 (Jogyakarta: Ar-ruzz Media), hlm.23.
7
Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet.1 2007), hlm.121.
6

Pada dasarnya setiap orang akan lebih senang melakukan sesuatu

yang sesuai dengan minatnya (yang disukai) daripada melakukan sesuatu

yang kurang disukai. Belajar dalam keadaan hati senangtentu saja akan lebih

mudah daripada anak belajar dengan suasana hati terpaksa.8

4. Anak adalah orang dewasa dalam bentuk mini sehingga perlakuan yang

diberikan oleh lingkungan sama dengan perlakuan terhadap orang dewasa.9

5. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti,

bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat

bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di

sekolah maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.10

6. Hafalan adalah kemampuan untuk memproduksikan tanggapan-tanggapan

yang telah tersimpan secara cepat dan tepat, sesuai dengan tanggapan-

tanggapan yang diterimanya. 11

7. Juz „Amma adalah juz terakhir dari tiga puluh juz Al-Quran. Ciri utama

surah-surahnya adalah singkat-singkat, dengan bahasa yang indah

memesona, menyentuh hati atau menghardiknya disertai dengan

argumentasi-argumentasi rasional yang mampu menyakinkan nalar yang

belum dikeruhkan oleh kerancuan berpikir atau subjektivitas pandangan.12

8
Lusi Nuryanti, S.Psi., M.Si, Psikologi Anak (Jakarta: PT Indeks, 2008), hlm. 59.
9
Ibid, hlm.2.
10
Muhibbin Syah, M. Ed, Psikologi Belajar (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003),
hlm.63.
11
Drs. Alex Sobur, M.si, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah (Bandung: CV Pustaka
Setia, Cet.II, 2003), hlm.260.
12
https://blogpaser.wordpress.com/pengertian-juzamma/ Di Akses Pada Tanggal 28 Maret
2015.
7

8. Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh adalah satu-satunya sarana

pembelajaran agama bagi anak-anak yang ada di desa Klidang Lor

Kecamatan Batang Kabupaten Batang.

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan minat anak untuk belajar hafalan Juz „Amma di

Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor Kecamatan

Batang Kabupaten Batang.

2. Untuk mendeskripsikan upaya guru dalam meningkatkan minat anak untuk

belajar hafalan Juz „Amma di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh

Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang.

3. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor penghambat dan pendukung hafalan

Juz „Amma pada anak-anak di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh

Klidang Lor Kecamatan Batang.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yaitu:

a. Secara Teoritis:

1. Ilmu sebagai bahan referensi dan menambah wawasan ilmu

pengetahuan khususnya dalam minat anak untuk belajar hafalan Juz

„Amma.

2. Sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk peniliti yang akan melakukan

penelitian yang akan datang.

b. Secara Praktis:
8

1. Bagi orang tua, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi

bagi orang tua dalam mengawasi dan memperhatikan anak untuk

belajar hafalan Juz „Amma

2. Bagi guru sebagai, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan

dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam

pembelajaran hafalan Juz „Ammadan meningkatkan minat anak untuk

belajar hafalan Juz „Amma.

3. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan

acuan dan telaah bagi pihak Madrasah Diniyah untuk memberikan

alternatif dalam kurikulum pembelajarannya.

E. Tinjauan Pusataka

1. Analisis Teori

Dalam buku,”Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah

Perkembangan, Filsafat dan Teori Pendukung, serta Asas”, Pengarang

Prof. H. Djudju Sudjana S, pendidikan nonformal sebagai pengganti

pendidikan formal menyediakan kesempatan belajar bagi anak-anak atau

orang dewasa, yang karena berbagai alasan, tidak memperoleh kesempatan

untuk memasuki pendidikan formal. Para peserta didik tidak dibedakan atas

dasar usia sehingga dalam suatu kegiatan belajar akan terdapat anak-anak,

orang dewasa dan orang tua yang mempunyai kebutuhan belajar yang ideal.

Kegiatan pembelajaran bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar


9

yang meliputi baca-tulis-hitung dan pengetahuan umum yang praktis dan

sederhana.13

Pendidikan nonformal sebagai penambah pendidikan formal

bertujuan untuk menyediakan kesempatan belajar kepada tiga kategori

peserta didik. Pertama, para siswa suatu jenjang pendidikan formal yang

membutuhkan kesempatan belajar guna memperdalam pemahaman dan

penguasaan materi pelajaran tertentu yang diperoleh selama mereka

mengikuti program pendidikan tersebut. Kedua, mereka yang telah

menamatkan suatu jenjang pendidikan formal dan masih memerlukan

layanan pendidikan untuk memperluas pemahaman dan penggunaan materi

pelajaran yang telah diperoleh. Ketiga, mereka yang putus sekolah dan

mempunyai kebutuhan belajar untuk memperoleh pengetahuan baru dan

ketrampilan diri dalam masyarakat.14

Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh yang ada di desa

Klidang Lor Kecamatan Batang adalah suatu tempat sebagai pendidikan

non formal untuk menuntut ilmu agama bagi anak-anak. Disini anak-anak

belajar tentang hafalan surat-surat pendek/Juz „Amma.

Buku,”Psikologi Pendidikan”, pengarang Prof. Dr.H. Djaali, bahwa

minat yang telah disadari terhadap bidang pelajaran, mungkin sekali akan

menjaga pikiran siswa, sehingga dia bisa menguasai pelajarannya. Pada

13
Prof. H. Djudju Sudjana S, Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah Perkembangan,
Filsafat dan Teori Pendukung, serta Asas (Bandung: Falah Production, 2004), hlm.79.
14
Ibid,.hlm.76.
10

gilirannya, prestasi yang berhasil akan menambah minatnya, yang bisa

berlanjut sepanjang hayat.15

Anak-anak di desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten

Batang kebanyakan berhenti dalam belajar agama atau belajar di pendidikan

nonformal yaitu belajar di MADIN Islamiyah Al-Munawaroh, karena

kurikulumnya di samakan dengan kurikulum pondok, yang pelajarannya

berisi tentang hafalan-hafalan surat-surat pendek, sorof, Bahasa Arab dan

lain-lain. Upaya guru agar anak-anak mau belajar agama khususnya belajar

hafalan Juz „Amma kembali di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh

tersebut, dengan memberi motivasi dan membujuk anak sedikit demi

sedikit untuk mau belajar hafalan Juz „Amma,dan akhirnya ada lagi minat

anak untuk kembali belajar hafalan Juz „Amma di MADIN Islamiyah Al-

Munawaroh Klidang Lor Kecamatan Batang kabupaten Batang.16

Jika kata metode dikaitkan dengan pendidikan Islam, dapat

membawa arti metode sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama

pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu

pribadi Islami. Selain itu metode dapat pula membawa arti sebagai cara

untuk memaham, menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga

terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. 17

15
Prof. Dr. H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet.1 2007),
hlm.121-122.
16
Observasi Pada Tanggal 27 Januari 2015.
17
Prof. Dr. Hamid Darmadi, M.PD,Kemampuan Dasar Mengajar : Landasan Konsep dan
Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.43.
11

Buku,”Pengenalan dan Pengembangan Bakat Sejak Dini,

pengarang Conny semiawan,dkk, bahwa orang tua dan guru dapat

membantu anak dalam memenuhi kebutuhannya akan perwujudan diri

antara lain dengan: menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu anak,

menumbuhkan kepercayaan diri anak, menumbuhkan sikap mandiri dan

tanggung jawab terhadap diri sendiri, membantu anak mengenal bakat dan

kemampuannya dan memberi kesempatan untuk mengembangkannya,

menerima anak sebagai pribadi yang unik, yang mempunyai ciri-ciri khas

yang berbeda dari anak-anak lain dan tidak menuntut dari anak untuk selalu

melakukan hal-hal yang sama dengan anak-anak lain, atau yang sesuai

dengan keinginan ibu, tetapi belum tentu sesuai dengan minat anak.

2. Analisis Hasil Penelitian Yang Relevan

Skripsi karya Nur Rakhman, tahun 2012 yang berjudul “ Usaha

Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Belajar Al-

Qur’an Bagi Siswa Kelas IV Di SD Negeri 06 Kajen” bahwa usaha guru

PAI dalam meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an bagi siswa kelas IV di

SD Negeri 06 Kajen antara lain yaitu dengan memberikan tugas kepada

siswa di rumah untuk membaca Al-Qur‟an dengan cara memberikan

motivasi kepada siswa untuk giat belajar di rumah dengan mengadakan les

atau privat di luar jam pelajaran, serta melakukan evaluasi terhadap mata

pelajaran PAI terutama pada materi baca tulis Al-Qur‟an. Kemudian faktor

yang mendukung usaha guru PAI dalam meningkatkan minat belajar Al-

Qur‟an bagi siswa kelas IV di SD Negeri 06 Kajen antara lain yaitu adanya
12

dukungan dari orang tua untuk mengajarkan baca tulis Al-Qur‟an di rumah,

tenaga pendidik mendukung, serta adanya siswa yang mengikuti TPQ.

Selain faktor pendukung diatas, ada juga beberapa faktor yang menghambat

usaha guru PAI dalam meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an bagi siswa

kelas IV di SD Negeri 06 Kajen antara lain yaitu siswa yang malas, siswa

keasikan bermain, faktor tata bahasa.18

Skripsi karya Nur „Aini tahun 2012 yang berjudul “ Upaya

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PAI Di SD Negeri

04 Dadirejo Tirto Pekalongan” bahwa minat belajar peserta didik

merupakan suatu hal yang sangat penting diketahui oleh pendidik karena

peran seorang pendidik dalam menumbuh kembangkan minat belajar. Minat

belajar siswa dalam pembelajaran PAI Di SD Negeri 04 Dadirejo Tirto

Pekalongan tergolong baik, pembelajaran PAI Di SD Negeri 04 Dadirejo

Tirto Pekalongan sama seperti pembelajaran PAI di sekolah-sekolah yang

lain. Kemudian upaya meningkatkan miant belajar siswa dalam

pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Dadirejo Tirto Pekalongan antara lain

yaitu, pembenahan dalam proses pembelajaran ,dilakukan dengan cara

diadakannya jam tambahan, kerja kelompok, dan pemberian tugas,

dilakukan pembinaan mental, baik secara individu maupun pembinaan

18
Nur Rakhman, “Usaha Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Belajar Al-
Qur‟an Bagi Siswa Kelas IV Di SD Negeri 06 Kajen”,(Pekalongan:Skripsi Sarjana Pendidikan Islam
Tahun 2012
13

secara kelompok, serta dilakukan dimensi ritual keagamaan dengan cara

PHBI dan bakti sosial.19

Skripsi karya Daryuti yang berjudul “Upaya Guru Dalam

Meningkatkan Minat Dan Bakat Siswa SD Negeri Selokarto 03 Kecamatan

Pecalungan Kabupaten Batang” bahwa minat sangat diperlukan untuk

menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran di sekolah yang dapat

diwujudkan dengan memperoleh prestasi yang baik. Dengan adanya minat

maka siswa akan termotivasi untuk belajar. Kegiatan belajar mengajar

mengandung arti adanya kegiatan dari tenaga pengajar yang melaksanakan

tugas mengajar dengan peserta didik. Interaksi antara pengajar dengan

siswa, diharapkan merupakan suatu proses yang dapat menumbuhkan

motivasi. Yaitu guru di dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar

dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk mengikuti proses belajar

mengajar. Dengan kata lain dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi

anatara guru dan siswa, dimana guru sebagai pengajar mampu memberikan

kegatan belajar secara optimal.20

3. Kerangka Berpikir

Terutama dalam belajar disekolah, faktor guru dan cara mengajarnya

merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru,

tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaiamana cara guru

19
Nur „Aini, “Upaya Meningkatkan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di SD Negeri 04 Dadirejo Tito Pekalongan”,(Pekalongan:Skripsi Sarjana Pendidikan Islam
STAIN Pekalongan, 2012), hlm.115
20
Daryuti,”Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat dan Bakat Siswa SD Negeri Selokarto
03 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang”,(Pekalongan:Skripsi Sarjana Pendidikan Islam STAIN
Pekalongan).
14

itu mengajarkan pengetahuan kepada anak-anak didiknya, turut menentukan

bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.

Di desa Klidang Lor Kecamatan Batang, ada sebuah lembaga

pendidikan nonformal yaitu Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh yang

merupakan satu-satunya sarana pembelajaran agama untuk anak-anak. Selain

sebagai tempat untuk belajar agama, Madrasah Diniyah tersebut juga sebagai

tempat belajar agama untuk anak-anak pondok. Anak-anak di desa Klidang Lor

Kecamatan Batang yang belajar agama di Madrasah Diniyah tersebut berumur 8-

10 tahun, anak-anak yang masih sekolah SD. Menurut informasi dari salah satu

orang tua dari anak, di Madrasah Diniyah tersebut pelajarannya adalah hafalan-

hafalan tentang surat-surat pendek (Juz „Amma), shorof, Bahasa Arab, dan anak-

anak tersebut takut kalau pelajarannya hafalan-hafalan tentang materi pelajaran

tersebut. Dan akhirnya anak-anak berhenti belajar agama di madrasah Diniyah

yang ada di desa Klidang Lor Batang. Sebagai orang tua tidak mau anaknya

berhenti belajar agama, tetapi minat anak untuk belajar agama khususnya belajar

hafalan Juz „Amma di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor

Kecamatan Batang tersebut sangat kurang dengan berbagai alasan yaitu

kurikulumnya disamakan dengna kurikulum pondok dan ada faktor dari

lingkungan yang menjadikan anak malas belajar hafalan yaitu anak masih

cenderung bermain. Upaya-upaya orang tua sudah dilakukan agar anak-anaknya

mau belajar hafalan Juz „Amma kembali di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-

Munawaroh desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang, upaya

yang dilakukan orang tua diantaranya mengantar anaknya untuk belajar agama
15

dan menunggui sampai pulang.21 Dan upaya guru juga sudah dilakukan agar

anak-anak mau belajar hafalan Juz „Amma dengan cara setiap anak disuruh

menghafal surat pendek yang jumlah ayatnya yang sedikit dahulu dengan

berulang-ulang dan tidak cepat-cepat sampai anak tersebut bisa

menghafalkannya.

Belajar Hafalan
Upaya Guru Minat Anak
Juz Amma

Upaya yang Faktor Faktor


dilakukan keluarga lingkungan

4. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif adalah suatu

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,

pemikiran orang secara individual maupun kelompok.22 Penelitian ini

berusaha mengungkapkan suatu masalah atau peristiwa sebagaimana

adanya. Pendekatan ini menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu

21
Observasi Pada Tanggal 27 Desember 2014
22
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 60.
16

situasi tertentu, lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari. 23

Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian lapangan atau field research yaitu penelitian yang dilaksanakan di

suatu tempat, di luar kedua tempat (perpustakaan dan laboratorium). 24

Penelitian ini berlokasi di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh

Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang.

Dalam penulisan yang penulis lakukan berisi tentang gambaran

tentang upaya guru dalam meningkatkan minat anak untuk belajar Hafalan

Juz „Amma di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh di Desa Klidang

Lor Kecamatan Batang.

2. Informan/Subyek Peneliti

Yaitu narasumber penelitian atau orang yang menjadi sumber data

penelitian.Yang menjadi narasumber penelitian yaitu guru MADIN

Islaimyah Al-Munawarah Klidang Lor Kecamatan Batang.

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber

utama atau dengan kata lain sumber data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat

23
Jamal Ma‟mur Asmani, Tuntutan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan
(Yogyakarta: Diva Press, 2011), hlm. 108.
24
Zainal Arifin, Metodologi Penelitian (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 32.
17

pengambilan langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang

dicari. 25

Adapun yang menjadi data primer adalah guru dan anak di

MADIN Islamiyah Al-Munawarah Klidang Lor Kecamatan Batang.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang diambil dari

sumber kedua atau tidak langsung dari obyek yang diteliti. Dalam

penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah buku-buku

yang relevan dengan judul.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam

penelitian, karena metode ini merupakan strategi atau cara yang digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam

penelitiannya. Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk

memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi

yang dapat di percaya. Metode pengumpulan data yaitu teknik atau cara-

cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.26

a. Metode Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto, observasi adalah kegiatan

pemuatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh panca

indera, baik menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran,

25
Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999), Hal. 91
26
Sudaryono dkk, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), hlm. 29.
18

peraba, dan pengecap.27 Observasi merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung. 28

Metode ini digunakan untuk mempermudah mendapatkan

sumber-sumber yang akan digunakan dalam penelitian, seperti keadaan

minat anak untuk belajar hafalan Juz „amma di Madrasah Diniyah

Islamiyah Al-Munawaroh dan untuk mempermudah mendapatkan

keterangan-keterangan tentang upaya guru dalam meningkatkan minat

anak untuk belajar hafalan Juz „Amma.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. 29

Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan

mengumpulkan keterangan-keterangan tentang kehidupan manusia

dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka itu,

merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi. Metode ini

digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi minat anak untuk

belajar hafalan Juz „Amma dan upaya-upaya guru yang dilakukan

dalam meningkatkan minat anak belajar hafalan Juz „Amma di

Madrasah diniyah Islamiyah Al-Munawaroh desa Klidang Lor

27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:
Rineka Cipta, 1996), hlm. 146.
28
Sudaryono dkk, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013), hlm. 38.
Sudaryono dkk, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), hlm. 35.
19

Kecamatan Batang. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara

dengan, ustadz/ustadzah dan kepala Madrasah Diniyah untuk

memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang meliputi: minat

anak untuk belajar hafalan Juz „Amma dan upaya-upaya guru yang

dilakukan dalam meningkatkan minat anak untuk menghafal Juz

„Amma di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor

Kecamatan Batang Kabupaten Batang.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data

dengan mencatat data-data yang sudah ada.30

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data lansung

dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-

peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, data yang relevan penelitian.


31
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pribadi

anak. Dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui minat anak dan

upaya guru.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

30
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: SIC, 1996), hlm. 103.
31
Sudaryono dkk, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013), hlm. 41.
20

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain. Adapun prosesnya berjalan sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode

agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,

mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat

temuan-temuan umum.32

J. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang masalah yang

dibahas dalam proposal ini, maka penulis menyusunnya dalam lima bab,dengan

sistematika penulisan adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan dalam bab ini dikemukakan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II Landasan teori tentang pengertian upaya guru dan

belajar Hafalan Juz „Amma. Pada bab ini membahas tentang upaya

guru meliputi pengertian upaya guru, tanggung jawab guru, peran

guru. Dalam belajar hafalan Juz „Amma meliputi: pengertian belajar,

jenis-jenis belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,

32
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1989), hlm. 248.
21

pengembangan minat belajar, pengertian hafalan dan Juz „Amma,

strategi hafalan Juz „Amma, metode-metode hafalan, tujuan metode

hafalan, faktor-faktor pendukung menghafal Juz „Amma, syarat-syarat

menghafal Juz „Amma, hal-hal yang perlu dipahami sebelum

menghafal Juz „Amma dan faedah menghafal Juz „Amma.

Bab III Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum

Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor Kecamatan

Batang Kabupaten Batang, yang meliputi sejarah berdirinya Madrasah

Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor Kecamatan Batang

Kabupaten Batang, tugas Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh

Klidang Lor, visi dan misi, letak geografis, struktur organisasi,

keadaan guru tugas Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh,visi

dan misi, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan

siswa, kelengkapan, sarana prasarana, dan kurikulum di Madrasah

Diniyah Islamiyah al-Munawaroh Klidang Lor Kecamatan Batang

Kabupaten Batang. Kemudian data tentang minat anak dalam

menghafal Juz „amma, data kemampuan anak dalam menghafa Juz

„Amma, upaya guru dalam meningkatkan minat anak untuk belajar

hafalan Juz „Amma di Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh

Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Dan faktor-faktor

yang menghambat dan mendukung hafalan Juz „Amma pada anak-

anak.
22

Bab IV Dalam bab ini akan diuraikan tentang analisis minat

anak untuk menghafal Juz „Amma, analisis upaya guru dalam

meningkatkan minat anak untuk belajar hafalan Juz „Amma di

Madrasah Diniyah Islamiyah Al-Munawaroh Klidang Lor Kecamatan

Batang Kabupaten Batang. Dan analisis faktor yang menghambat dan

mendukung dalam hafalan Juz „Amma pada anak.

Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran

Bagian Akhir

Bagian akhir meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat

hidup.

Anda mungkin juga menyukai