Anda di halaman 1dari 3

This is the html version of the

file http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34905/Chapter%20I.pdf?sequence=5
&isAllowed=y.
Google automatically generates html versions of documents as we crawl the web.

Page 1
BAB l
l'l'lN DAU ll LUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan oleh pemerintah Indonesia dimaksudkan pada pembangunan yang
menyeluruh baik dalam bidang materil maupun bidang spirituil, yang keduanya harus
berjalan secara simultan dan harmonis.
Tujuan akhir dari pembangunan adalah kesejahteraan penduduk. Karena itu
rencana pembangunan harus disertai dengan perencanaan penduduk, agar tambahan
penduduk serasi dengan penyediaan pangan, sandang, perumahan, 'fasilitas
kesehatan>
fasilitas pendidikan, lapangan kerja vdan _jenis kebutuhan penduduk lainnya. Dalam
rangka perencanan penduduk inilah maka pemerintah menyusun Program Keluarga
Berencana (KB) sebagai Program Nasional (Entiang, l986).
Program Keluarga Berencana (KB) oleh pemerintah, dijadikan Program
Nasional pada tahun 1970, hal ini disebabkan dengan tingginya tingkat pertumbuhan
penduduk di Indonesia. Sementara itu daya dukung alam, lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk sudah seirinkiu terbatas. Saut itu, Indonesia sudah
merupakan negara ke-S terbesar di dunia. Oleh karenanya, pemerintah perlu
menghimbau kepada para Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada untuk dapat
mengatur kelahiran anak dalam keluarganya.
Banyaknya anak dalam keluarga mengakibatkan beratnya beban tanggungan
keluarga baik secara sosial maupun ekonomi yang selanjutnya berpengaruh terhadap
I (\

Page 2
status gizi anak... Hasil penelitian yang dilakukan di India, menunjukkan bahwa kasus
gizi salah satu paling berat selalu menimpa pada anak-anak dari keluarga besar
( Berg,1986). Penelitian yang dilakukan Sri Karjati, dkk di Sidiorjo di Madura (1979)
menunjukkan prevalensi gizi kurang dalam keluarga dengan satu balita lebih rendah
dibandingkan dengan dua atau tiga balita.
Hal ini disebabkan pangan yang tersedia untuk keluarga besarnya setengah dari
keluarga tersebut (Suharjo, 1985).
Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 19 Kabupaten/Kota dengan jumlah
penduduk 11.476.272 jiwa terdapat jumlah PUS sebanyak 1.739.335 pasangan,
akseptor KB sebanyak 1.037.029 pasangan ( 59,62 %) dan non akseptor KB sebanyak
702.306 pasangan (40,38 9/6). Di sini terlihat bahwa PUS yang sudah menjadi
akseptor lili lebih banyak dlbamluigkau dengan PUS yang belum menjadi akseptor
KB ( non akseptor KB ). Sedangkan di Toba samosir yang baru menjadi Kabupaten
pada tahun 2000, yang terdiri dari 13 Kecamatan terdapat jumlah PUS sebanyak
32.279 pasangan, akseptor KB sebanyak 19.274 pasangan (59,71 % ) dan non
akseptor 13.005 pasangan ( 40,29 %).
Untuk Kecamatan Simanindo yang terdiri dari 16 desa dengan jumlah
penduduk 22.489 jiwa, terdapat jumlah PUS sebanyak 2.271 pasangan, akseptor KB
sebanyak 1.415 pasangan (62,31v %) dan non akseptor KB sebanyak 856 pasangan
(37,69 %). Jumlah tersebut menunjukkan bahwa masih banyak PUS yang belum
menjadi akseptor KR (BKKBN, 2002).

Page 3
Penduduk di Kecamatan Sinuminilii umumnya bersuku l'šzituk 'l`ob:i (97 "'ii).
mereka mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam hal kehadiran anak, rata-rata
jumlah anak pada PUS masih di atas dua.
Perii'iasulalian gizi pada balita masih dijumpai di Kecamatan ini. Duri duta
yang ada di Puskesmas (Simarmata, Tuk-Tuk Siadong dan Ambarita ), menunjukkan
bahwa terdapatnya permasalahan gizi pada balita yaitu status gizi kurang sebanyak 95
kasus, status gizi buruk sebanyak 8 kasus dan anemia sebanyak ll kasus.
Untuk itu peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai hubungan jumlah anak
dengan status gizi balita pada akseptor dan non akseptor KB di Kecamatan
Simanindo Kabupaten Toba Samosir.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di runs maka yang` menjadi permasalahannya adalah
bagaimana hubungan jumlah anak dengan status gizi balita pada akseptor dan non
akseptor KB di Kecamatan Simanindo Kabupaten Toba Samosir Tahun 2002.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jumlah anak i
dengan status gizi balita pada akseptor dan non akseptor KB di Kecamatan
Simunindo Kabupaten Toba Samosir Tahun 2002.

Page 4
1.3.2
. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :
Mengetahui perbedaan jumlah anak pada akseptor dan non akseptor KB
Mengetahui perbedaan status gizi balita pada akseptor dan non akseptor KB.
Mengetahui hubungan jumlah anak dengan status gizi balita pada akseptor KB
Mengetahui hubungan jumlah anak dengan status gizi balita pada non
akseptor KB.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan nantinya adalah sebagai berikut :
l
llasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data dan informasi
tentang hubungan jumlah anak dengan status gizi balita pada akseptor dan non
akseptor KB di Kecamatan Simanindo, yang diharapkan nantinya dapat
digunakan BKKBN Tuha Samosir dalam penyusunan keterpaduan program
KB-.Kesehatan khususnya dalam bidang gizi.
Memberi sumbangan pengetahuan dan saran kepada Dinas Kesehatan Toba
Samosir tentangjumlah anak dan status gizi balita pada PUS akseptor dan non
akseptor.

Anda mungkin juga menyukai