Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.
Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak
secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan
pribadinya, dan orang lain.
Mutu kesehatan selalu menjadi titik perhatian, berkaitan dengan hal
tersebut maka dilakukan banyak usaha untuk meningkatkan mutu kesehatan.
Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu derajat kesehatan masyarakat
adalah dengan membuat rencana (planning), pelaksanaan (actuating),
pengendalian (controlling), dan evaluasi (evaluating) dalam hal
pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan tertinggi yang
mampu memberikan mutu palayanan kesehatan yang menyeluruh, yang
meliputi aspek pengobatan, pencegahan serta rehabilitasi suatu penyakit.
Demikian juga dengan Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang harus berupaya
memberikan pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya dengan
mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi
dan terpadu dengan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dengan
berpedoman pada visi, misi, motto serta filosofi yang dimiliki RS Dr. Saiful
Anwar Malang. Usaha yang ditempuh untuk mewujudkannya antara lain
dengan meningkatkan kualitas, kuantitas, ketrampilan dan keahlian personil
sebagai penggerak dalam melaksanakan pelayanan kesehatan. Semua hal di
atas dapat berjalan baik apabila ditunjang dengan adanya analisis,
perencanaan, tindakan, pengendalian, dan evaluasi pengembangan SDM baik

1
secara makro menejemen dalam lingkup seluruh rumah sakit maupun secara
mikro menejemen khususnya dalam lingkup radiologi.
Secara mikro menejemen, radiologi merupakan bagian dari
keseluruhan instalasi rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
sebagai penunjang medis melalui penegakan diagnosis suatu penyakit.
Instalasi radiologi memiliki tugas dan peranan yang sangat penting sebagai
pintu gerbang dalam menentukan langkah dan tindakan terapi suatu penyakit.
Untuk pelayanan radiodiagnostik sudah selayaknya dioptimalkan
dengan menerapkan menejemen operasional yang baik. Sebagai rangkaian
usaha dalam rangka mengetahui dan menambah pengetahuan tentang
menejemen di rumah sakit khususnya instalasi radiologi Instalasi Gawat
Darurat RS dr. Saiful Anwar Malang, maka penulis akan menyampaikan
laporan Praktek Kerja Lapangan 4 mengenai ”Laporan Evaluasi Pelayanan
Radiologi pada Kecukupan Tenaga Radiografer di Instalasi Radiologi pada
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Saiful Anwar Malang” dengan
harapan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan pertimbangan serta
evaluasi dalam meningkatkan penyelenggaraan pengelolaan pelayanan di
Instalasi Radiologi pada Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Saiful Anwar
Malang.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dikemukakan oleh penulis dalam laporan PKN ini
adalah tentang analisis, rencana, dan evaluasi kecukupan SDM di Instalasi
Radiologi pada Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang menejemen dan pelayanan di
Instalasi Radiologi pada Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Saiful Anwar
Malang.
2. Mengetahui situasi dan kondisi permasalahan yang dihadapi serta pilihan
solusi yang diterapkan dalam mengatasi masalah tersebut di Instalasi
Radiologi pada Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Saiful Anwar Malang.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Penulis dapat mengetahui lebih detail tentang menejemen dan
pelayanan di Instalasi Radiologi pada Instalasi Gawat Darurat RSUD dr.
Saiful Anwar Malang.
2. Bagi Pembaca
Pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
menejemen dan pelayanan di Instalasi Radiologi pada Instalasi Gawat
Darurat RSUD dr. Saiful Anwar Malang.
3. Bagi Rumah Sakit
Memberikan motivasi dalam meningkatkan pelayanan radiologi serta
memberikan pilihan solusi yang dapat diterapkan dalam mengatasi
permasalahan di Instalasi Radiologi pada Instalasi Gawat Darurat RSUD
dr. Saiful Anwar Malang.

3
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami isi laporan PKN ini, maka
penulis menyajikan laporan PKN ini dalam beberapa pokok bahasan yang
terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI, berisi tentang peraturan kebutuhan tenaga kerja di
instalasi Radilogi.
BAB III PROFIL DAN PEMBAHASAN, meliputi profil rumah sakit dan
instalasi radiologi Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Saiful Anwar Malang
dan Pembahasan.
BAB IV PENUTUP, berisi kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

4
BAB II
DASAR TEORI

A. Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM)


Perencanaan SDM (Manajemen Radiologi) Merupakan fungsi yang
pertama dilaksanakan dlm organisasi, Merupakan langkah- langkah tertentu
yang diambil oleh manajemen guna penjaminan, Tersedia tenaga kerja yang
tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang
tepat. Titik awal Perencanaan SDM adalah Untuk menilai kebutuhan
karyawan dalam organisasi yang akan datang. Untuk menentukan
keterampilan yang dibutuhkan Perencanaan SDM terdiri atas 3 segi:
Permintaan terhadap SDM yang dapat dikumpulkan dari rencana SDM
strategic, Penggunaan SDM secara cost efektif dan efisien, Penawaran SDM
dimanifestasikan dalam jumlah karyawan saat ini.
Komponen kunci dari perencanaan SDM adalah penentuan tipe SDM
yang diperlukan. Perencanaan SDM bertujuan untuk mencocokkan SDM
dengan kebutuhan organisasi yang dinyatakan dalam bentuk aktifitas.
Merencanakan kebutuhan SDM berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Mendapatkan dan mempertahankan jumlah dan mutu karyawan
b. Mengidentifikasi tuntutan keterampilan dan cara memenuhinya
c. Menghadapi kelebihan atau kekurangan karyawan
d. Mengembangkan tatanan kerja yang fleksibel
e. Meningkatkan pemanfaatan karyawan
Ada tiga bagian perencanaan SDM:
a. Penentuan jabatan-jabatan yang harus diisi, kemampuan yg dibutuhkan
karyawan utk melaksanakan pekerjaan tersebut, dan berapa jumlah
karyawan yg dibutuhkan;
b. Pemahaman tenaga kerja di mana karyawan potensial ada;
c. Pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran karyawan

5
1. Perencanaan SDM di RS
Untuk menghitung perkiraan /estimasi jumlah SDM sesuai
landasan ketrampilan dan keahlian keilmuan bidang ilmu radiologi
agar dapat menunjang pelayanan radadiologi yang optimal
a. Siapa mengerjakan apa?
b. dengan keahlian apa?
c. Kapan dibutuhkan?
d. Berapa jumlahnya?
Mengapa RS perlu merencanakan
a. RS harus mengkoordinasikan kegiatannya.
b. RS perlu memastikan bahwa masa depan telah diperhitungkan.
c. RS perlu bertindak rasional.
d. RS perlu mengontrol ketidakpastian (uncertainty).
Mengapa perencanaan SDM di RS itu perlu
a. Produk RS adalah jasa.
b. RS bersifat padat karya.
c. Market tenaga RS belum terbentuk.
d. Competitive advantage
Kapan RS perlu merencanakan SDM
a. Ketika RS ingin mengubah Tempat Tidur.
b. Ketika RS ingin mengubah pelayanan dan fasilitas RS.
c. Adanya gejala penurunan motivasi, prestasi, dan kepuasan
kerja.
d. Adanya berbagai keluhan pasien.
Hal-Hal yang perlu dipelajari untuk perencanaan tenaga di RS
a. Mempelajari aspek tujuan dan target RS.
b. Mempelajari faktor-faktor yang berkaitan pada tingkat makro
RS. Seperti: landasan hukum, target area, populasi dan data
statistik kesehatan;

6
c. Mempelajari hal-hal yang bersifat mikro RS seperti: analisis
situasi tenaga, beban kerja, dan kinerja personil yang
merupakan bagian dari langkah-langkah perencanaan SDM
2. Perencanaan SDM Radiologi
Perencanaan SDM Radiologi Tujuan:
a. Sebagai acuan untuk menetapkan kualifikasi tenaga pelayanan
radiologi dan pelayanan diagnostik imejing.
b. Sebagai pedoman dalam upaya pengembangan lebih lanjut
penetapan kualifikasi tenaga pelayanan radiologi dan
pelayanan diagnostik imejing dimasa akan datang.
KMK no 1014/Menkes/SK/XI/2008. Tentang standar pelayanan
radiologi Diagnostik di sarana pelayanan kesehatan.
Standart ketenagaan (SDM) ditentukan :
a. Jenis sarana kesehatan,
b. kemampuan / kompetensi
c. beban kerja
d. Jumlah pesawat diagnostik

B. Pola ketenagaan
1. Work sampling
a. Dikembangkan pada dunia industri untuk melihat beban kerja yang
dipangku personil pada suatu unit, bidang ataupun tenaga tertentu
b. Pendekatan ini dapat mengamati tentang pekerjaan dan fungsi tugas
pada waktu jam kerja
2. Time and Motion study and Daily log mengikuti dengan cermat kegiatan
personil yg sedang kita amati

7
C. Metode Penghitungan Kebutuhan SDM
SK Menkes No : 81/ Menkes/SK/I / 2004 Tentang : Pedoman
penyusunan perencanaan SDM kesehatan di tingkat propinsi, kabupaten/ kota
serta rumah sakit, diperoleh metode tentang tata cara penghitungan kebutuhan
SDM berdasarkan beban kerja.
Metode WISN (Work Load Indicator Staff Need) : suatu metode penghitungan
kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang
dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Kelebihan Metode WISN
1. mudah dioperasikan,
2. mudah digunakan,
3. secara teknis mudah diterapkan,
4. komprehensif dan realistis.

Langkah Penghitungan Metode WISN


1. Menetapkan waktu yang tersedia
a. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rs / peraturan daerah
setempat dlm satu tahun (A).
b. Cuti tahunan (B)
c. Pend. & pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk
mempertankan & meningkatkan kompetensi/ profesionalisme setiap
kategori SDM memiliki hak utk mengikuti pelatihan/ kursus/ seminar/
loka karya (C).
d. Hari libur nasional, berdasarkan keputusan bersama 3 menteri th 2011
terkait tentang hari libur nasional ada 14 hari dan cuti bersama ada 4
hari (D)
e. Ketidakhadiran kerja, sesuai & rata-rata ketidakhadiran kerja selama
kurun waktu satu tahun karena alasan sakit, tidak masuk dengan /
tanpa pemberitahuan/ ijin (E).

8
f. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rs / peraturan daerah (F)
Rumus waktu yang tersedia
Waktu Kerja Tersedia = { A – (B+C+D+E)} X F
Keterangan :
A = Hari kerja D = Hari Libur Nasional
B = Cuti Tahunan E = Ketidak hadiran kerja
C = Pendidikan dan pelatihan F = Waktu kerja

2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM


Berdasarkan KMK No 1014/Menkes/SK/XI/2008 (tentang standar
pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan, kategori
SDM yg harus ada di RS type A sebagai berikut :
NO JENIS TENAGA PERSYARATAN JUMLAH
1. Spesialis Radiologi Memiliki SIP 6 orang
2. Radiografer D III Teknik 2 orang/alat
Radiologi Memiliki
SIKR
3. Petugas Proteksi Radiasi Tingkat 1 Memiliki 1 orang
(PPR) Medik SIB
4. Fisikawan Medik S1 1 orang
5. Tenaga Elektromedis D III ATEM 2 orang
6. Tenaga Teknik Informasi S1 1 orang
7. Perawat D III Keperawatan 4 orang
Memiliki SIP
8. Tenaga Administrasi SMU / sederajat 5 orang

9
3. Menyusun beban standart kerja
Menyusun standar beban kerja bertujuan untuk memperoleh
volume/kuantitas kegiatan pokok yang dapat dikerjakan oleh radiografer
selama satu tahun ditiap unit kerja tersedia.
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑅𝑎𝑑𝑖𝑜𝑔𝑟𝑎𝑓𝑒𝑟 = 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑔.𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑚.𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

4. Menyusun standar kelonggaran


𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟−𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎

→ Analisa kebutuhan Tenaga radiografer


𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑟𝑎𝑑 = + 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

10
BAB III

PROFIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil RSUD dr. Saiful Anwar Malang


1. Sejarah Rumah Sakit
Kota Malang, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah
selatan Kota Surabaya. Malang merupakan kota terbesar kedua diJawa
Timur, dan dikenal dengan julukan kota pelajar. Dikenal sebagai kota
pelajar atau kota pendidikan, karena memiliki sejumlah perguruan tinggi
ternama. Situasi kota yang tenang, penduduknya ramah, harga makanan
yang relatif murah dan fasilitas pendidikan yang memadai sangat cocok
untuk belajar/menempuh pendidikan. Sedikitnya ada lima universitas
negeri yang berdiri di Malang: Universitas Brawijaya, Universitas Negeri
Malang, Universitas Islam Negeri Malang, Politeknik Negeri Malang,
Politeknik Negeri Kesehatan Malang dan puluhan PTS(Perguruan Tinggi
Swasta). Tak sedikit orang yang menyebut Malang sebagai Paris van East
Java, karena kondisi alamnya yang indah, iklimnya yang sejuk dan
kotanya yang bersih, bagaikan kota “Paris”-nya JawaTimur.
Dan tepat di jantung kota Malang, tepatnya di Jalan Jaksa Agung
Suprapto No.2 Malang berdirilah RSUD Dr.Saiful Anwar (RSSA)
Malang. Sebelum Perang Dunia ke II, RSUD Dr. Saiful Anwar ( pada
waktu itu bernama Rumah Sakit Celaket), merupakan rumah sakit militer
KNIL, yang pada pendudukan Jepang diambil alih oleh Jepang dan tetap
digunakan sebagai rumah sakit militer. Pada saat perang kemerdekaan RI,
Rumah Sakit Celaket dipakai sebagai rumah sakit tentara, sementara untuk
umum, digunakan Rumah Sakit Sukun yang ada dibawah Kotapraja
Malang pada saat itu. Tahun 1947 (saat clash II), karena keadaan
bangunan yang lebih baik dan lebih muda, serta untuk kepentingan

11
strategi militer, Rumah Sakit Sukun diambil alih oleh tentara pendudukan
dan dijadikan rumah sakit militer, sedangkan Rumah Sakit Celaket
dijadikan rumah sakit umum.
Pada tanggal 14 September 1963, Yayasan Perguruan Tinggi Jawa
Timur / IDI membuka Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dan memakai
Rumah Sakit Celaket sebagai tempat praktek (Program Kerjasama STKM-
RS Celaket tanggal 23 Agustus 1969). Tanggal 2 Januari 1974,dengan
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 001/0/1974,
Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dijadikan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawiyaja Malang, dengan Rumah Sakit Celaket sebagai
tempat praktek.
Pada tanggal 12 Nopember 1979, oleh Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Timur, Rumah Sakit Celaket diresmikan sebagai Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar. Keputusan Menteri Kesehatan RI.
No.51/Menkes/SK/ll/1979 tanggal 22 Pebruari 1979, menetapkan RSUD
Dr.Saiful Anwar sebagai rumah sakit rujukan. Dan pada bulan April 2007
dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.673/MENKES/SK/VI/2007
RSUD.Dr.Saiful Anwar ditetapkan sebagai rumah sakit kelas A. Pada
tanggal 30 Desember 2008 ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum
dengan keputusan Gubernur Provinsi Jawa Timur
No.l88/439/KPTS/013/2008.
Berdasar Perda Jawa Timur No.11 tahun 2008 tanggal 21 Agustus
2008 tentang Organisasi dan tata kerja rumah sakit Provinsi Jawa Timur
status kelembagaan RSUD Dr.Saiful Anwar ditetapkan sebagai lembaga
teknis daerah setingkat badan dengan struktur organisasi struktural terdiri
dari Direktur, 4 Wakil Direktur, 7 Bidang dengan 14 Seksi dan 3 Bagian
dengan 9 Sub Bagian. Sedangkan organisasi non struktural terdiri dari 24
organisasi Staf Medis Fungsional dan 24 Instalasi. Disamping itu terdapat
beberapa Komite yang membantu tugas-tugas Direktur RSUD Dr. Saiful
Anwar adalah Rumah Sakit kelas A berdasarkan Surat Keputusan Menteri

12
Kesehatan RI No. 673/Menkes/SK/VI/2007 pada bulan April 2007. Saal
ini selain sebagai wahana pendidikan kepaniteraan klinik madya Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya, juga Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS I) Bedah, IPD, OBG, IKA, Paru, Jantung, Mata,THT,
Patologi Klinik, Emergency Medicine, Kulit Kelamin, Neurologi,
Radiologi. Selain itu berbagai institusi pendidikan baik pemerintah
maupun swasta bekerja sama dengan RSUD Dr.Saiful Anwar antara lain :
Akademi Keperawatan, D3/D4, Gizi, Akademi Kebidanan, Pendidikan
Profesi Farmasi dan berbagai institusi pendidikan lainnya.
Tanggal 20 Januari 2011 RSUD Dr. Saiful Anwar telah ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Akreditasi A dari Kementrian
Kesehatan RI dengan Nomor Sertifikat 123/MENKES/SK/I/2011. Dalam
rangka mendukung upaya keterlaksanaan Visi Kementrian Kesehatan,
yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan serta Misi
Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang akan Mewujudkan Makmur
bersama Wong Cilik melalui APBD untuk Rakyat, maka rencana strategis
RSSA berjalan dengan landasan.
Perkembangannya hingga sekarang RSSA telah mengembangkan
pelayanan 26 spesialistik dengan sub-spesialistiknya yang luas. Tempat
pelayanan tersebut berada di Instalasi Rawat Jalan (IRJ), Instalasi Gawat
Darurat (IGD), dan Instalasi Rawat Inap (Irna). Pelayanan gawat darurat
dibuka 24 jam setiap hari dengan dilengkapi berbagai sarana pelayanan,
antara lain 75 tempat tidur periksa ruang triage, kamar untuk pasien yang
dibedakan sesuai dengan kondisi kegawat- daruratan pasien, yakni
Prioritas (Pl, Pil, dan Plll), ruang observasi, 3 kamar operasi, 3 buah
ambulance gawat darurat, radio medik, bank darah PMI, radiologi, dan
depo farmasi. Pelayanan IGD diselenggarakan oleh spesialis kedokteran
emergensi (EM) vang bertugas on site di IGD selama 24 jam, spesialis
lain yang bertugas on call, dokter peserta PPDS (program pendidikan
dokter spesialis), Dokter Brigade Siaga Bencana (BSB), dan 60 perawat.

13
Layanan Instalasi Rawat Jalan (IRJ) dilakukan di poliklinik pada hari
kerja, yakni 5 hari dalam seminggu. Pada hari senin sampai dengan hari
kamis mulai jam 08.00-15.00 dan pada hari jumat mulai jam 08.00-14.30,
sedangkan loket pendaftaran sudah dibuka sejak jam 07.00 pagi hari. Pada
awalnya terdapat 16 poliklinik rawat jalan yang selanjutnya dengan
berkembangnya berbagai disiplin ilmu yang membagi dalam divisi atau
seksi, saat ini terdapat layanan poliklinik konsultan yang melayani 2
hingga 5 kali seminggu. Di IRJ juga melayani cek kesehatan lengkap
(general check up) yang melayani permintaan dari instansi maupun
pribadi. Terima kasih atas kepercayaan anda kepada RSUD.Dr. Saiful
Anwar Malang.

2. VISI dan MISI


a. Visi
Menjadi Rumah Sakit Kelas Dunia Pilihan Masyarakat. Untuk
mencapai Rumah Sakit kelas dunia pilihan masyarakat, ditempuh
melalui
b. Misi
1) Menciptakan tata kelola rumah sakit yang baik melalui penataan
dan perbaikan manajemen yang berkualitas dunia, profesional serta
akuntabel.
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rumah sakit yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat melalui
pengembangan sistem pelayanan yang terintegrasi dan
komprehensif.
3) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian kesehatan melalui
pengembangan mutu pendidikan dan penelitian berkualitas
internasional.
4) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pemenuhan
tenaga yang terlatih dan terdidik secara professional.

14
c. Nilai-nilai Dasar
Guna mewujudkan visi dan misinya, RSSA selalu
memfokuskan kegiatannya untuk menghasilkan nilai-nilai bagi
penerima pelayanan, dan senantiasa melakukan improvement terhadap
sistem dan proses dalam memberikan pelayanan. Dengan demikian,
untuk memenuhi tuntutan tersebut, RSSA menanamkan dan
menjujung tinggi nilai-nilai dasar yang disingkat sebagai RSSA, yaitu:
Respect, Safety, Sinergy, dan Accountable.
d. Motto
kepuasan dan keselamatan pasien adalah tujuan kami

B. Profil Instalasi Radiologi RSUD dr. Saiful Anwar Malang


Instalasi Radiologi dipimpin oleh seorang kepala instalasi yang
bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan dan mempunyai
kedudukan sejajar dengan instalasi – instalasi lainnya di Rumah Sakit baik
medis maupun non medis.
1. Ketenagaan Instalasi Radiologi Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Radiologi pada Instalasi gawat Darurat RSUD dr. Saiful
Anwar Malang memiliki pegawai yang melaksanakan semua kegiatan di
instalasi tersebut, meliputi:
a. PPDS Radiologi : 11 orang
b. Radiografer D III : 15 orang
c. Radiografer D IV : 1 orang
d. Administrasi : 4 orang
e. PPR : 3 orang
f. Perawat : 1 orang

15
2. Struktur Organisasi Instalasi Radiologi Instalasi Gawat Darurat RSUD dr.
Saiful anwar Malang
Direktur RSUD dr. Saiful Anwar dalam struktur organisasi dibantu
oleh Wakil Direktur dan Kepala Instalasi Radiologi berada di bawah
tanggung jawab Wakil Direktur Pelayanan. Dibawah kepala instalasi
radiologi terdapat kepala urusan radiologi sentral dan kepala urusan
radiologi IGD. Dibawah Kepala urusan IGD terdapat penanggung jawab
Ct-Scan, penanggung jawab konvensional, dan penanggung jawab C-Arm.
3. Tata Alur Penerimaan dan Pelayanan Pasien
Pasien datang ke bagian radiologi diantar oleh perawat atau
dokter/PPDS/co ass dengan membawa surat pengantar foto dari dokter
yang menangani ke bagian administrasi radiologi IGD, kemudian saat
pendaftaran dilakukan pencatatan data pasien yang meliputi: nomor foto,
nama, umur, alamat, jenis kelamin, asal ruangan, jam datang, jam selesai
dan jenis pemeriksaan. Bila sudah pernah foto, diharapkan menyertakan
foto lamanya. Kemudian dibuatkan Kwitansi yang digunakan untuk
pembayaran di loket pendaftaran.
4. Peralatan dan Sarana di Instalasi Radiologi
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang memiliki
sarana pendukung pemeriksaan yang meliputi:
a. Jumlah dan jenis – jenis pesawat :
1) Pesawat CR
Merk : TOSHIBA
Unit Model : DRX-3724HD
No. Seri : 12K144
Kapasitas : 150 KV
2) Pesawat Mobile
Merk : SIEMENS
Unit Model : DE-80333
No. Seri : 11415

16
3) Pesawat CT-Scan
Merk : GE Hangwei
Unit Model : BrightSpeed Elite
Kapasitas : 200-480 Volts
4) Pesawat C-Arm
Merk : GE Hualun
No. Model : 5417680
No. Seri : 118156HL9
b. Sarana dan Prasarana
1) Almari obat
2) Almari perlengkapan pasien
3) Standart infus
4) Tabung Oksigen
5) Kaset (Imaging Plate)
6) Apron
7) Grid
8) Baju Pasien
9) Selimut pasien

C. Pembahasan
Pasien yang melakukan pemeriksaan di Instalasi Radiologi pada
Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Saiful Anwar Malang meliputi pasien IGD,
Rawat Inap, CITO, dan Paviliun.
Untuk dapat menganalisis, merencanakan dan mengevaluasi
kebutuhan SDM radiologi di Instalasi Radiologi RS Dr. Saiful Anwar Malang
dapat dilakukan dengan metode penghitungan beban kerja WISN, sebaai
berikut:

17
1. Menetapkan waktu kerja yang tersedia
Diketahui:
A = hari kerja = 6 x 52 = 312 hari/tahun
B = Cuti Tahunan = 12 hari/tahun
C = Pendidikan dan pelatihan = 3 hari/tahun
D = Hari Libur Nasional = 0 hari/tahun
E = Ketidakhadiran Kerja = 0 hari/tahun
F = Waktu kerja = 7 jam/hari

Waktu Kerja Tersedia = { A – (B+C+D+E)} X F


= { 312 – (12 + 3 + 0 + 0)} X 7
= 297 X 7
= 2.079 jam/tahun x 60 menit
= 124740 menit/tahun

2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM


Instalasi Radiologi pada Instalasi gawat Darurat RSUD dr.
Saiful Anwar Malang memiliki pegawai yang melaksanakan semua
kegiatan di instalasi tersebut, meliputi:
a. PPDS Radiologi : 11 orang
b. Radiografer D III : 15 orang
c. Radiografer D IV : 1 orang
d. Administrasi : 4 orang
e. PPR : 3 orang
f. Perawat : 1 orang

18
3. Menyusun Standar Beban Kerja
No Nama Data Rata – Rata waktu Jumlah
Tindakan Kunjungan pemeriksaan Pemeriksaan X
2016 (menit) Waktu Pemeriksaan
1. Pemeriksaan 17.784 10 177.840
X-Ray
2. CT – Scan 3.120 10 31.200
3. C-Arm 1560 60 93.600
4. Mobile 2184 15 32.760
(CITO bed)
JUMLAH 24.648 335.400

Rata – Rata Waktu Pemeriksaan = 335.400 : 24.648 = 13,6 menit


𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑔. 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑚. 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
124740
= 13,6

= 9.172 / tahun

Jadi standar beban kerja pertahun bagi radiografer menunjukkan


bahwa setiap pemeriksaan radiologi membutuhkan:
1/ 13,6 x 9.172 = 674,4 menit dari hari kerja yang tersedia selama
satu tahun.

19
4. Menentukan Standar kelonggaran
Faktor Kelonggaran Frekuensi Waktu Jumlah

Rapat 1 kali / 2,0 jam 24 jam/tahun


bulan

a. Waktu tersedia : 2079 jam/tahun


b. Faktor kelonggaran : 24 jam/tahun
c. 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 =
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟−𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛 24
= 2079 = 0,0115 jam/th
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎

→Analisa kebutuhan Tenaga radiografer

𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑟𝑎𝑑 = + 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

24.648
= + 0,0115
674,4

= 36,559 di bulatkan menjadi 37 orang

20
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, kesimpulan laporan
PKN ini adalah dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Berdasarkan analisis serta penghitungan jumlah ketenagaan radiologi di RS
dr. Saiful Anwar Malang, masih perlu adanya penambahan tenaga
radiografer sekitar 15-21 orang atau menyesuaikan dengan kebutuhan serta
perlu adanya penambahan dr. spesialis radiologi yang dikhususkan untuk
membaca hasil foto, dan fisikawan medik.
2. Berdasarkan analisis kualifikasi pendidikan SDM Radiologi di RS Dr.
Saiful Anwar Malang, masih perlu peningkatan pendidikan guna
menyelenggarakan pelayanan radiologi dengan kualitas pelayanan yang
prima.
B. Saran
Agar permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan SDM
radiologi di RS Dr. Saiful Anwar Malang yang telah diuraikan dalam bab
sebelumnya dapat disolusikan dengan seksama dan demi terselenggaranya
kualitas pelayanan radiologi yang prima serta terpenuhinya kepuasan pasien
radiologi RS Dr. Saiful Anwar Malang, maka penulis menyarankan kepada
bagian radiologi untuk membuat analisis permasalahan SDM, rencana, dan
evaluasi pengembangan SDM radiologi yang telah duraikan oleh penulis
diatas, sehingga apa yang telah ditargetkan oleh bagian radiologi dan rumah
sakit sesuai dengan visi dan misi radiologi dan rumah sakit dapat tercapai
dengan maksimal.

21
DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Michael, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik


http://radiologynet.blogspot.co.id/2013/04/perencanaan-sdm-radiologi.html
http://laboratoriumbpn.blogspot.co.id/2011/11/menghitung-kebutuhan-sdm-
berdasarkan.html
http://sahabatafterego.blogspot.co.id/2013/10/analisa-jumlah-sumber-daya-
manusia-sdm.html
https://jawatimuran.net/2012/10/20/sejarah-rumah-sakit-umum-daerah-dr-saiful-
anwar-kota-malang/

22

Anda mungkin juga menyukai