Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
Bahan organik yang larut dalam air seperti urea, urine, bahan kimia obat-
obatan, partikel anorganik seperti pasir, pecahan kaca, dan pecahan keramik.
Bahan anorganik yang larut dalam air seperti ammonia, garam, dan sianida.
Senyawa merkuri, bahan padat berukuran makro, seperti kantong plastik dan
mainan anak-anak. Bahan padat berukuran sangat besar seperti mobil, pohon,
atap, terjadi ketika banjir besar, hewan hidup seperti ikan, serangga, crustacea,
bangkai atau potongan tubuh hewan, tanaman air seperti eceng gondok, alga,
potongan tanaman seperti daun, ranting, hidrogen sulfida, dan karbon dioksida.
Setiap bahan yang mampu dioksidasi yang ada di saluran air atau air
limbah di industri akan dioksidasi secara biokimia oleh bakteri atau secara
kimiawi dengan senyawa kimia. Akibatnya, kadar oksigen di dalam air akan
berkurang. Hal ini karena semua saluran air secara alami mengandung bakteri dan
nutrisi, semua komponen sampah yang masuk akan mengalami reaksi biokimia.
Reaksi biokimia tersebut adalah reaksi yang diteliti di dalam laboratorium
sebagai Biological Oxygen Demand (BOD). Berbagai bahan kimia juga mampu
bereaksi akibat adanya bahan oksidator kuat dan reaksi kimia ini diukur di dalam
laboratorium sebagai Chemical Oxygen Demand (COD). Uji BOD maupun COD
adalah ukuran efek pengurangan kadar oksigen akibat kontaminasi sampah.
Keduanya diadopsi sebagai ukuran efek polusi terhadap lingkungan, karena kadar
oksigen yang berkurang meyebabkan makhluk hidup yang biasa hidup di air,
menjadi semakin sulit untuk ditemukan. Indikator lainnya yang juga digunakan
sebagai hasil reaksi maupun kondisi awal dari air limbah seperti temperatur, pH,
kadar garam, logam berat, bahan padat terlarut, dan bau.
sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut. Kelas tiga yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan.
Kelas empat, yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman atau peruntukan lain sejenis yang dapat digunakan untuk
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan pada instalasi tersebut.
Masing-masing kelas air di atas dapat mensyaratkan kualitas air tertentu yang
dinilai layak untuk dimanfaatkan kegunaan tertentu. Kualitas air pada masing-
masing kelas air ini tergambar pada instrumen kriteria mutu air. Dengan kata lain,
instrumen kriteria mutu air menjadi tolak ukur kualitas suatu air untuk setiap kelas
air. Terdapat lima kelompok tolak ukur atau parameter yang dapat menjadi
kriteria mutu air, yaitu kelompok fisika, kimia anorganik, kimia organik,
mikrobiologi, dan radioaktivitas. Parameter kualitas air dalam kelompok kimia
anorganik contohnya adalah tembaga, besi, dan senyawa mineral.
Kepentingan masyarakat sehari-hari harus memenuhi standar kriteria mutu
air. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna, dan jumlah zat
padat terlarut. Air yang berbau dapat disebabkan oleh proses penguraian bahan
organik yang terdapat di dalam air. Air keruh (tidak jernih) adalah air yang
mengandung partikel padat tersuspensi yang dapat berupa zat-zat yang berbahaya
bagi kesehatan. Air keruh yang memiliki rasa mengindikasikan adanya zat-zat
tertentu yang terdapat di dalam air sehingga kualitasnya kurang baik.
Air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang mencolok
dengan udara sekitar pada suatu lingkungan (udara ambien). Parameter kimia
dapat dikelompokkan menjadi kimia organik dan kimia anorganik. Zat kimia
anorganik dapat berupa beberapa unsur yang mengandung logam, zat-zat reaktif,
zat-zat berbahaya dan beracun bagi lingkungan serta mengandung derajat
keasaman (pH). Zat kimia organik dapat berupa insektisida herbisida, zat kimia
organik mudah menguap (volatile organic chemical), zat-zat berbahaya maupun
beracun, dan zat yang bersifat sebagai pengikat oksigen (Siregar, 2015).
8
terdiri dari vessel, baik dalam bentuk vertikal maupun horizontal, dengan
memiliki satu set pipa dan valves yang didalamnya berisi pasir silika. Aplikasi
pada pressure sand filter digunakan untuk melakukan proses pre-treatment dalam
melakukan operasional pada peralatan cooling tower, perawatan air limbah,
produksi pengolahan air minum, filtrasi pada kolam renang, pre-treatment untuk
sistem menggunakan teknologi membran, dan hampir seluruh proses di industri.
2.4.2. Teknologi Biofilter Tercelup
Teknologi pengolahan air limbah menggunakan biofilter tercelup
dilakukan dalam kondisi aerobik, anaerobik, ataupun kombinasi antara anaerobik
dan aerobik. Proses pada teknologi biofilter tercelup ini digunakan untuk
menghilangkan kandungan nitrogen di dalam air limbah. Suatu sistem biofilter
terdiri dari medium penyangga, lapisan biofilter yang melekat pada medium,
lapisan air limbah dan lapisan udara yang terletak diluar. Senyawa pengotor
seperti BOD dan COD, ammonia, dan fosfor akan terdifusi ke dalam lapisan atau
film biologis yang melekat pada permukaan medium. Pada saat yang bersamaan,
dengan menggunakan oksigen yang terlarut di dalam air limbah.