Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan makanan berdasarkan permintaan dari unit kerja pengolahan makanan. Tujuan penyaluran bahan makanan adalah tersedianya bahan makanan siap pakai dengan jumlah dan kualitas yang tepat sesuai dengan pesanan dan waktu yang diperlukan (PGRS, 2013). Hasil pengamatan pada proses penyaluran bahan makanan menunjukkan bahwa bahan makanan yang datang dari supplier langsung ditempatkan ke dalam ruangan khusus tempat peletakkan makanan mentah yang sesuai dengan dokumen tentang macam, komposisi bahan makanan dan berat bahan makanan yang dibutuhkan untuk pengolahan pada hari itu. Setelah itu bahan makanan dicuci di ruang pencucian bahan makanan, lalu petugas pencucian memberikan bahan makanan tersebut ke petugas pengolahan. 2. Penyimpanan Bahan Makanan Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara jumlah, kualitas dan keamaaan bahan makanan kering dan segar di gudang bahan makanan kering dan dingin/beku (PGRS, 2013). Berdasarkan hasil pengamatan penyimpanan bahan makanan di Instalasi Gizi RSU Haji Surabaya terdapat ruang penyimpanan bahan makanan kering dan bahan makanan basah/segar, ,tersedianya kartu stok bahan makanan/buku keluar masuknya bahan makanan yang dipegang dan dipantau oleh ahli gizi (pihak ketiga). Penyimpanan bahan makanan basah/segar ditempatkan dalam showcase (kulkas) dan freezer. Di dapur Instalasi Gizi RSU Haji Surabaya terdapat dua showcase yaitu showcase untuk bahan makanan mentah yang terisi oleh sayuran (timun, buncis, daun bawang, seledri, jagung dll) dan showcase makanan matang yang terisi oleh bumbu halus, susu cair, puding, mentega dan jelly dengan kisaran suhu 10-150C. Untuk penyimpanan daging sapi, daging ayam, dan ikan disimpan dalam freezer dengan suhu berkisar -5-10C dalam keadaan tertutup rapat dengan plastik wrap atau wadah plastik untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Serta dilakukan pemantauan suhu untuk mengontrol keamanan bahan makanan yang dilakukan oleh ahli gizi (pihak ketiga) secara rutin setiap hari 3x Sedangkan pada penyimpanan bahan makanan kering disimpan dalam gudang logistik dan gudang kering. Gudang logistik yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan peralatan seperti, gelas plastik, cup,sendok plastik, aqua, tisue, mika, sedotan, selotip, dll. Sementara gudang kering digunakan untuk menyimpan bahan makanan kering seperti gula merah, gula pasir, garam, penyedap rasa, santan, maizena, tepung beras, tepung tapioka, tepung panir, minyak goreng, telur, agar-agar, makaroni, susu bubuk, mutiara, kacang hijau, kecap dan gula pasir. Penempatan bahan makanan kering diletakkan diatas rak bertingkat yang cukup kuat terbuat dari besi dan tidak menempel pada dinding dengan jarak yang sudah sesuai syarat yaitu, jarak bahan makanan dengan lantai 15 cm, jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm, dan jarak bahan makanan dengan langit-langit 60 cm. Bahan makanan dalam gudang kering memperhatikan prinsip First In First Out (FIFO) yaitu bahan yang pertama kali dimasukkan ke gudang adalah bahan yang akan dikeluarkan pertama dan yang mendekati masa kedaluarsa dimanfaatkan/digunakan lebih dahulu. Untuk FIFO hanya berlaku pada bahan makanan yang tercantum batas kadaluarsanya pada label kemasan sedangkan jika tidak memiliki label kemasan tidak digunakan prinsip FIFO. Pemantauan keluar masuknya bahan makanan dilakukan oleh pihak ketiga yang telah ditunjuk oleh kantor dengan melihat buku stok/catatan. 3. Pengamatan APD (Alat Pelindung Diri) Penyehatan dan keselamatan kerja mempunyai kegiatan yang sangat berkaitan erat dengan kejadian yang disebabkan kelalaian petugas dalam menggunakan APD sehingga mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada makanan (PGRS, 2013). Berdasarkan hasil pengamatan, petugas pemasak dan jasa boga di dapur Instalasi Gizi RSU Haji Surabaya sudah sesuai dalam menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti celemek, masker dan sarung plastik( Untuk kontak langsung dengan makanan). Untuk APD (Alat Pelindung Diri) seperti celemek dilakukan pencucian setiap 2 hari sekali. Sedangkan saat sebelum dan sesudah melakukan pengolahan makanan, petugas harus melakukan cuci tangan untuk menghindari terjadinya kontaminasi makanan. Namun ada beberapa petugas yang lalai tidak menggunakan masker dengan benar, berbicara saat melakukan pengolahan dan tidak menggunakan sarung tangan saat kontak langsung dengan makanan.