Anda di halaman 1dari 3

KASUS

REVA, PASIEN BPJS YANG DITOLAK DI DELAPAN RUMAH SAKIT.

http://palapanews.com/2016/03/31/ini-penjelasan-bpjs-soal-kasus-pasien-reva-yang-ditolak-8-rs/

Diterbitkan Kamis, 31 / 03 / 2016 5:11

Tangerang, PalapaNews — Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan


Cabang Tangerang, Medianti Ellya Permatasari mengaku sudah mendengar adanya penolakan
pasien BPJS atan nama Reva Wulandari (11). Reva, ditolak delapan rumah sakit (RS).
Ia mengaku sudah langsung kroscek ke semua rumah sakit yang menolak pasien tersebut.
Dari hasil penelusurannya, pihak rumah sakit menolak bukan tanpa sebab tapi memang semua
kamar telah terisi.
“Kamarnya penuh semua. Saya sudah cek satu persatu. Jadi bukan ditolak tapi karena
kamar tidak ada,” ujarnya.
Medianti juga menjelaskan persoalan ini sudah selesai karena pasien telah dapat kamar di
RSU Husada Insani. Yang bersangkutan tidak perlu lagi harus mengumpulkan koin untuk
membiayai rumah sakit. “Semua telah dicover BPJS. Tidak perlu lagi mengumpulkan koin,”
imbuhnya.
Diberitakan, kasus penolakan pasien peserta BPJS Kesehatan kembali terulang. Kali ini
menimpa Reva Wulandari (11) yang ditolak delapan rumah sakit.
Anak pertama pasangan Muhrowi dan Anita ini, diketahui menderita penyakit usus buntu dan
demam tinggi sejak Kamis (24/3/2016). Oleh orangtuanya, Reva dibawa ke Klinik Istana
Mahkota Intan Kabupaten Tangerang.
Lantaran panasnya tak kunjung turun, pihak klinik merujuk Reva ke Rumah Sakit
Keluarga Kita. Di rumah sakit itu, Reva mendapat perawatan dokter dan dinyatakan mengidap
usus buntu kronis dan harus segera dilakukan operasi.
”Karena rumah sakit (Keluarga Kita-red) ICU nya penuh, kami pun dirujuk ke empat
rumah sakit, yakni Mulya Insani RSUD Tangerang, Arya Medika dan Annisa,” kata Muhrowi.
Celakanya, Reva yang menggunakan asuransi BPJS Kesehatan ditolak oleh empat rumah sakit
tadi. Beragam alasan penolakan yang disampaikan, mulai dari rumah sakit penuh sampai tidak
ada dokter untuk operasi.
Karena keluarga pasien merasa kecewa, pihak keluarga pun memutuskan untuk kembali
ke rumah. Keesokan harinya, pihak keluarga kembali mendatangi Klinik meminta surat rujukan
dengan rumah sakit yang baru.
Hal sama kembali berulang, dari beberapa rumah sakit yang direkomendasikan,
semuanya menolak. ”Saya datangi Siloam, Hermina, Awal Bross, RSUD Tangerang dan Qodar.
Semuanya sama, mereka beralasan tidak memiliki ruang ICU steril anak,” kata Muhrowi. (eni)
KASUS 2

Ditolak Rumah Sakit, Bocah Hidrosefalus Meninggal Dunia

Rabu, 10 Februari 2016 | 21:53 WIB

KOMPAS.Com / Suddin Syamsuddin


Islamiati, memangku jenazah putrinya Magfira (8 bulan) yang menderita hydrocepalus. Magfira
meninggal dunia setelah ditolak RSU Unhas Makassar meski telah mendapatkan rujukan dari
RSUD Andi Makkasau.

PAREPARE, KOMPAS.com — Duka mendalam yang dirasakan pasangan suami istri,


Islamiati dan Takdir, warga Tonrangen, Kelurahan Lumpue, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota
Parepare, Sulawesi Selatan. Magfira, anak pasangan suami istri ini yang tengah sakit, ditolak
RSU Unhas Makassar, tanpa alasan yang jelas. "Tadi malam, RSUD Andi Makkasau merujuk
anak kami ke RSU Unhas Makassar. Namun, kami ditolak tanpa alasan jelas, padahal kami
pengguna BPJS Kesehatan," kata Islamiati, Rabu (10/2/2016). "Kemudian, kami membawa
Magfira ke RS Wahidin dan segera ditangani. Namun, Magfira meninggal dunia di ruang UGD
RS Wahidin," kata dia. Sementara itu, Takdir hanya bisa pasrah sambil terus melantunkan doa
untuk putri tercintanya itu yang menderita hidrosefalus itu. "Mungkin BPJS tak berpihak kepada
kami orang tidak mampu ini," kata tukang bangunan itu di depan jasad putrinya.

Penulis : Kontributor Pinrang, Suddin Syamsuddin


Editor : Ervan Hardoko

Anda mungkin juga menyukai