Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Infeksi Nosokomial

Infeksi nosokomial merupakan suatu keadaan yang penting dalam

pelayanan pasien rawat inap di Rumah Sakit di seluruh dunia karena

insidensnya yang sangat tinggi. Infeksi nosokomial bukan hanya menyerang

pasien rawat inap tetapi juga petugas yang berhubungan dengan proses

pelayanan, baik petugas medis maupun nonmedis dan dapat terjadi secara

timbal balik.

Infeksi nosokomial terjadi di seluruh dunia, baik di negara sedang

berkembang maupun negara maju. Berbagai penelitian yang dilakukan di

seluruh dunia menunjukkan bahwa infeksi nosokomial merupakan penyebab

utama morbiditas dan mortalitas. Selain itu, infeksi nosokomial dapat

menambah keparahan penyakit dan stres emosional yang mengurangi kualitas

hidup pasien. Bertambahnya lama hari perawatan, penggunaan obat dan

pemeriksaan laboratorium karena adanya infeksi nosokomial menyebabkan

peningkatan biaya perawatan pasien.

Infeksi nosokomial terjadi di seluruh dunia dan dampaknya mempengaruhi

terutama pada negara berkembang dan negara yang miskin sumber daya . Infeksi

yang diperoleh dalam perawatan pelayanan kesehatan sebagai penyebab utama

kematian dan peningkatan morbiditas antara pasien rawat inap. Perawatan pasien

adalah fasilitas yang disediakan dalam pelayanan kesehatan mulai dari rumah sakit

5
6

yang sangat lengkap dan berteknologi maju hingga rumah sakit yang hanya

memiliki fasilitas dasar. Meskipun kemajuan dalam kesehatan masyarakat dan

perawatan rumah sakit, infeksi terus berkembang di pasien rawat inap, dan juga

dapat mempengaruhi staf rumah sakit. Banyak faktor yang mendorong terjadinya

infeksi di antara pasien rumah sakit: penurunan imunitas pasien, berbagai

peningkatan prosedur medis dan teknik invasif yang menciptakan potensi infeksi,

dan transmisi terhadap bakteri resistan obat di antara populasi pasien rumah sakit

yang penuh, di mana praktek pengendalian infeksi yang buruk dapat memudahkan

penularan.

2.2 Pengertian Escherichia coli

Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis

spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan

olehTheodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia.

Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E.

Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada

manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan

bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu

basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein.

Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti

daging hamburger yang belum matang.E. Coli yang tidak berbahaya dapat

menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan

mencegah baketi lain di dalam usus. E. coli banyak digunakan dalam

teknologirekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk


7

menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E.

coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam

penanganannya. Negara-negara di eropa sekarang sangat mewapadai

penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan melarang mengimpor sayuran

dari luar.

2.3 Sejarah

Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman,

Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi

hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas

bakteri coli (Escherich 1885) dengan membangun segala perlengkapan

patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama “Bacterium Coli” sering

digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames

menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli.

2.4 Morfologi

E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang

2,0 – 6,0 μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal

hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan spora.. E.

Coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan

dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul.bakteri ini aerobic dan dapat

juga anerobic fakultatif.

E. Coli merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi.

Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam – asam polisakarida. Mukoid


8

kadang – kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain

adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau terdapat

pada asam polisakarida yang dibentukoleh banyak E. Coli seperti pada

Enterobacteriaceae. Selanjutna digambarkan sebagai antigen M dan

dikomposisikan oleh asam kolanik. Biasanya sel ini bergerak dengan flagella

petrichous. E. Colimemproduksi macam – macam fimbria atau pili yang

berbeda, banyak macamnya pada struktur dan speksitifitas antigen, antara lain

filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages di sekeliling sel dalam

variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan mempunyai

pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan

faktor virulensi yang penting.

E. Coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik,

mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya

paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob.pertumbuhan yang baik pada

suhu optimal 370 C pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber

karbon dan nitrogen. E. Coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi

indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan

air. E. coliberbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak

berpigemn pada nutrient dan media darah. E. Coli dapat bertahan hingga suhu

600C selama 15 menit atau pada 550C selama 60 menit.


9

2.5 Klasifikasi

Berdasarkan taksonomi bakteri Ecsherichia coli termasuk dalam:

 Superdomain : Phylogenetica

 Filum : Proterobacteria

 Kelas : Gamma Proteobacteria

 Ordo : Enterobacteriales

 Family : Enterobacteriaceae

 Genus : Escherichia

 Species : Escherichia coli

2.6 Kelebihan Dan Kekurangan

a. Kekurangan

Kekurangan dari bakteri eschericia coli jika jumlahnya melebihi

kapasitas maka akan bersifat pathogen sehingga menyebabkan berbagai

penyakit, yaitu:

- Diare akut

- Infeksi saluran kemih

- Kerusakan sel darah merah

- Gagal ginjal

b. Kelebihan

Selain dari kekurangan di atas E.Coli juga memiliki bebepa kelebihan.

Bakteri E.Coli bisa dimanfaatkan untuk kesehatan manusia. Manfaat dari

bakteri E.Coli antara lain adalah :

- Membantu tubuh untuk memprodukti vitamin K2


10

- Membunuh bakteri lain dalam saluran usus manusia

- Membantu saluran pencernaan dalam pembusukan sisa makanan

- Dimanfaatkan dalam teknologi rekayasa genetik karena

pertumbuhannya yang sangt cepat.

2.7 Patogenesis

 ETEC (Enterotoxigenic Escherichia coli)

ETEC merupakan sebagian kecil dari spesies E. coli, yang

sesuai dengan asal katanya, menyebabkan sakit diare yang diderita oleh

orang dari segala umur dari berbagai lokasi di dunia. Organisme ini

sering menyebabkan diare pada bayi di negara-negara kurang

berkembang dan pada para pengunjung dari negara-negara maju.

Penyebab penyakit yang mirip dengan kolera ini telah dikenali selama

sekitar 20 tahun. Gastroenteritis merupakan nama umum dari penyakit

yang disebabkan oleh ETEC, walaupun penyakit ini sering juga

dijuluki travelers’ diarrhoea (diare pada orang yang melakukan

perjalanan).

Gejala klinis yang paling sering terjadi dalam kasus infeksi

ETEC antara lain diare berair, kram perut, demam ringan, mual, dan rasa

tidak enak badan. Dosis infektif—Penelitian pada sukarelawan

mengindikasikan bahwa diperlukan dosis ETEC yang relatif besar (100

juta hingga 10 milyar bakteri) sehingga bakteri ini dapat membentuk

koloni di dalam usus halus, dapat berkembang biak dan dapat

menghasilkan racun.
11

Racun yang dihasilkan bakteri ini merangsang sekresi cairan.

Dengan dosis infektif yang tinggi, diare dapat terjadi dalam 24 jam

setelah infeksi. Untuk bayi, dosis infektif organisme ini mungkin lebih

sedikit.

 EPEC (Enteropathogenic Escherichia coli)

EPEC didefinisikan sebagai E. coli yang

termasuk serogroup yang secara epidemiologi merupakan patogen,

tetapi mekanisme virulensinya (cara bakteri ini menimbulkan penyakit)

tidak terkait dengan ekskresi/dihasilkannya enterotoxin E. coli yang

khas. Diare bayi ( Infantile diarrhoea ) merupakan nama penyakit yang

biasanya disebabkan oleh EPEC. EPEC menyebabkan diare berair atau

berdarah.

Diare berair umumnya disebabkan oleh perlekatan bakteri dan

perubahan integritas usus secara fisik. Diare berdarah disebabkan oleh

perlekatan bakteri dan proses perusakan jaringan yang akut, mungkin

disebabkan oleh racun yang mirip dengan racun Shigella

dysenteriae,yang disebut juga verotoxin. Dalam kebanyakan strain-

strain ini, racun yang mirip dengan racun Shigella tersebut lebih

berkaitan dengan keberadaan sel daripada ekskresi dari sel. Dosis

infektif — EPEC sangat mudah menginfeksi bayi dan dosis infektifnya

diduga sangat rendah.


12

Dalam beberapa kasus penyakit pada orang dewasa, dosis

infektifnya diduga mirip dengan penghuni usus besar (colonizer) yang

lain (total dosis lebih dari 106 ).

 EIEC (Enteroinvasive Escherichia coli)

Tidak diketahui makanan apa saja yang mungkin menjadi

sumber jenis-jenis EIEC patogenik yang menyebabkan penyakit disentri

(bacillary dysentery). Enteroinvasive E. coli (EIEC)/ E. coli penyerang

saluran pencernaan dapat menyebabkan penyakit yang dikenal

sebagai bacillary dysentery (disentri yang disebabkan oleh bakteri

berbentuk batang). Jenis-jenis EIEC yang menyebabkan penyakit ini

berhubungan dekat dengan Shigella spp.

Setelah masuk ke dalam saluran pencernaan, organisme EIEC

menyerang sel epithel (sel-sel pada permukaan dinding usus bagian

dalam), dan menimbulkan gejala disentri ringan, yang sering salah

didiagnosa sebagai disentri yang disebabkan oleh jenis Shigella .

Penyakit ini ditandai adanya lendir dan darah dalam kotoran individu

yang terinfeksi. Dosis infektif – Dosis infektif EIEC diduga hanya

sekitar 10 organisme (sama dengan Shigella ).

 EHEC (Enterohemorrhagic Escherichia coli)

EHEC berkaitan dengan konsumsi daging, buah, sayuran yang

tercemar, khususnya di negara berkembang. Pangan asal hewan yang

sering terkait dengan wabah EHEC di Amerika Serikat, Eropa, dan

Kanada adalah daging sapi giling (ground beef). Selain itu, daging babi,
13

daging ayam, daging domba, dan susu segar (mentah). Serotipe utama

yang berkaitan dengan EHEC adalah E. coli O157:H7, yang pertama

kali dilaporkan sebagai penyebab wabah foodborne disease pada tahun

1982-1983.

EHEC ini menghasilkan Shiga-like toxins sehingga disebut pula

sebagaiShiga Toxin Producing E. coli (STEC). Shiga toxin ini

mematikan sel vero, sehingga disebut pula Verotoxin-Producing E.

coli (VTEC). Bakteri ini umumnya tinggal di usus hewan, khususnya

sapi, tanpa menimbulkan gejala penyakit. Bakteri ini juga dapat diisolasi

dari feses ayam, kambing, domba, babi, anjing, kucing, dan sea gulls.

Infeksi EHEC sering menimbulkan diare berdarah yang parah dan kram

bagian perut, namun kadang tidak menimbulkan diare berdarah atau

tanpa gejala sama sekali.

Pada anak di bawah umur 5 tahun dan orang tua sering

menimbulkan komplikasi yang disebut Hemolytic Uremic

Syndrome (HUS), yang ditandai dengan rusaknya sel darah merah dan

kegagalan ginjal. Kira-kira 2-7% infeksi EHEC mengarah ke HUS. Di

Amerika Serikat, anak-anak yang mengalami kegagalan ginjal akut

banyak disebabkan oleh HUS akibat EHEC. Infeksi EHEC ini dapat

juga menimbulkan kematian, khususnya pada anak-anak dan orang tua,

berkaitan dengan timbulnya Hemorrhagic Colitis (HC), HUS, dan

thrombotic thrombocytopenic purpura.


14

 EAEC (Enteroaggregative Escherichia coli)

EAEC telah ditemukan di beberapa negara di dunia ini.

Transmisinya dapat food-borne maupun water-borne. Patogenitas

EAEC terjadi karena kuman melekat rapat-rapat pada bagian mukosa

intestinal sehingga menimbulkan gangguan. Mekanisme terjadinya

diare yang disebabkan oleh EAEC belum jelas diketahui, tetapi

diperkirakan menghasilkan sitotoksin yang menyebabkan terjadinya

diare. Beberapa strain EAEC memiliki serotipe seperti EPEC. EAEC

menyebabkan diare berair pada anak-anak dan dapat berlanjut menjadi

diare persisten. Masa inkubasi diperkirakan kurang lebih 20 – 48 jam.

 DAEC (Diffuse-Adherence Escherichia coli)

Nama ini diberi berdasarkan ciri khas pola perekatan bakteri ini

dengan sel-sel HEP-2 dalam kultur jaringan. DAEC adalah kategori E.

coli penyebab diare yang paling sedikit diketahui sifat-sifatnya. Namun

demikian data dari berbagai penelitian epidemiologi di lapangan

terhadap diare pada anak-anak di negara-negara berkembang

menemukan DAEC secara bermakna sebagai penyebab diare yang

umum ditemukan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan

studi lain gagal menemukan perbedaan ini.

Namun bukti-bukti awal menunjukkan bahwa DAEC lebih

patogenik pada anak prasekolah dibandingkan dengan pada bayi dan

anak di bawah tiga tahun (Batita). Pada penelitian lain ada strain DAEC

yang dicobakan pada sukarelawan tidak berhasil menimbulkan diare dan


15

belum pernah ditemukan adanya KLB (Kejadian Luar Biasa) diare yang

disebabkan oleh DAEC. Sampai saat ini belum diketahui reservoir bagi

DAEC, begitu pula belum diketahui cara-cara penularan dan faktor

risiko serta masa penularan DAEC.

Anda mungkin juga menyukai