2 Bag II 2 PDF
2 Bag II 2 PDF
L an g k a h
9 - 13
A n a lis is p e m b a n g u n a n d a n
P e n g g u n a a n h a s il p e n g e m b a n g a n p e ru m a h a n
p e n y u s u n a n p ro fil s e b a g a i d a n p e rm u k im a n d e n g a n
in p u t a w a l a n a lis is m e n g g u n a k a n m e to d e y a n g
te p a t
L A N G K A H 9 - 1 3 A N A L IS IS K E B U T U H A N P E M B A N G U N A N &
P E N G E M B A N G A N P E R U M A H A N & P E R M U K IM A N D A E R A H
2-47
Analisis Implikasi Kebijakan Tata
Ruang Terhadap Pembangunan dan Langkah 9
Pengembangan Permukiman
Kabupaten
2-48
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
2-49
Kebutuhan program pembangunan dan
pengembangan perumahan dan permukiman yang
diperlukan untuk mendukung pusat pengembangan
kegiatan kabupaten, serta menyelesaikan
permasalah yang timbul.
2-50
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Gambar 2.4. Prosedur 9 - Analisis Implikasi Tata Ruang Terhadap Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Permukiman
Karakteristik Pemilihan
Wilayah Perkotaan
Kabupaten
2-51
Contoh 2.49. Tabel Permasalahan yang Mungkin Timbul dan Kebutuhan Program Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Permukiman sebagai Implikasi Kebijakan Tata Ruang di Wilayah Perkotaan dan Wilayah Kabupaten Secara Umum
2-52
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
2-53
Kegiatan yang dilakukan :
10a. Analisis wilayah terlarang untuk Keluaran:
pembangunan perumahan (negative list)
Prosedur yang dilakukan : Daftar dan sebaran kawasan
1. Gunakan hasil kompilasi data atas peta kesesuaian atau guna lahan yang termasuk
lahan kabupaten, profil kebijakan tata ruang kabupaten dalam negative list / terlarang
(RTRW kabupaten) dari langkah 5. untuk dikembangkan menjadi
2. Buat daftar negatif list pengembangan permukiman permukiman
yang terdiri dari :
guna lahan/kawasan lindung pada peta tersebut,
yang termasuk dalam kawasan negative list yang
terlarang bagi pengembangan kawasan
permukiman. (kriteria kawasan lindung dapat
dilihat pada box di bawah ini)
kawasan yang telah ditetapkan dalam peraturan
daerah, RTRW, sebagai kawasan dengan fungsi
khusus dan strategis, seperti : kawasan
agropolitan, kawasan militer, kawasan industri
besar,dan lahan dengan penguasaan besar .
3. Sebutkan sebaran lokasi/tempat negative list tersebut.
4. Tunjukkan kawasan/guna lahan negative list dan
sebaran lokasinya pada peta, seperti pada Contoh 2.50.
Gambar 2.5
Prosedur 10a - Analisis Negative List Pengembangan Permukiman
Kriteria kawasan lindung yang menjadi negative list pengembangan permukiman, mengacu pada Keppres No.
32 Tahun 1990, mengenai Penetapan Kawasan Lindung, dengan jenis kawasan lindung berikut:
1. Kawasan Hutan Lindung
2. Kawasan Suaka Alam & Cagar Budaya (Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Nasional )
3. Kawasan rawan bencana alam (rawan letusan gunung api, gempa bumi, tanah longsor, gelombang
pasang dan banjir)
4. Waduk / danau / bendungan dan sekitar mata air
5. Sungai & sempadannya
6. Kawasan pesisir
2-54
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
2-55
10b. Analisis Daya Tampung Perumahan dan
Keluaran:
Permukiman Wilayah Perkotaan
Kabupaten Luas dan sebaran lahan
Prosedur yang dilakukan: bagi pengembangan
kawasasan permukiman
1. Gunakan data mengenai :
& infrastruktur baru
Data luas dan sebaran (& peta) permukiman
eksisting, dari langkah 7 Jumlah rumah yang
Data luas dan sebaran (& peta) kesesuaian lahan dapat ditampung
permukiman yang dapat dikembangkan
berdasarkan ketentuan kesesuaian lahan, dari
langkah 5
Ketentuan perbandingan antara luas lahan
permukiman dengan PSU, yang terdapat dalam
RTRW (bila terdapat ketentuan), dari langkah 5.
Hasil penetapan delineasi wilayah perkotaan
kabupaten dari langkah 9..
2. Luas Lahan bagi perumahan dan permukiman di
lahan yang sesuai untuk peruntukan permukiman dan
masih belum terbangun per kecamatan, berdasarkan
rumus berikut.
Luas Lahan Perumahan & Permukiman =
Luas lahan yang sesuai untuk permukiman –
Luas lahan permukiman terbangun yang
terletak di kawasan yang sesuai untuk
permukiman.....................................................(rumus 1)
2-56
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Gambar 2.6
Ketentuan Proporsi Perbandingan Luas Lahan Permukiman Baru dan Luas
Lahan PSU dengan Asumsi Perbandingan sesuai Ketetapan RTRW x % : y %
2-57
CONTOH 2.51. Peta Lokasi Lahan/ Kawasan Daya Tampung Pembangunan
Permukiman dan PSU Baru di Wilayah Perkotaan Kabupaten
2-58
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Gambar 2.8
Prosedur 10c - Analisis Daya Tampung Perumahan dan Permukiman pada Wilayah
Perkotaan Kabupaten
2-59
Contoh 2.52 - Format Tabel Daya Tampung Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Baru Kabupaten “Bandung Barat”
Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Bagi Permukiman
Permukiman Bagi Luas Baru (ha)
Luas Lahan Sesuai
Terbangun Yang Permukiman Lahan
NO KECAMATAN untuk Permukiman
Terletak Di Kawasan & Bagi PSU Proporsi Proporsi Proporsi
(ha)
Yang Sesuai Untuk Infrastruktur (ha) “1” “2” “3”
Permukiman (ha) Baru (ha)
e= f= g=
d = c x 30
a b c = a-b c x 70% c x 70% c x 70%
%
x 10% x 30% x 60%
1 Lembang 4.176 1.252,8 2.923,2 876,96 204,62 61,39 36,83
WILAYAH PERKOTAAN BANDUNG 5.912 1.513,2 4.398,8 1.319,64 307,92 92,37 55,42
BARAT
2-60
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
2-61
Kegiatan 11e. Sebagai input/ dasar bagi:
• Perumusan Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman Baru (langkah 18a)
Kegiatan 11f. Sebagai input/ dasar bagi:
• Perumusan Strategi Pembangunan dan Pengembangan
Sistem Pembiayaan Perumahan (Langkah 16b)
2-62
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
2-63
- Bila pertumbuhan rumah tangga/KK linier
Perhitungan Tahun
b = Pn – P0 ..................................................(rumus 3) Perencanaan
n
• Tahun Terakhir = tahun
r = b_____ x k ...................................(rumus 4) penyusunan analisis RP4D = th
½ (P0 + Pn) ke X
• Tahun awal perencanaan = th ke
di mana : X+1
b = Jumlah pertambahan rumah
• Tahun akhir perencanaan = th
tangga/ KK per tahun
ke X + 10
Pn = Jumlah rumah tangga/ KK pada
akhir tahun perhitungan
Contoh :
Po = Jumlah rumah tangga/ KK pada
Penyusunan RP4D tahun 2007
awal tahun perhitungan
• Tahun terakhir = th 2007
n = jumlah tahun, 5 atau 10 (tergantung
ketersediaan data) • Tahun awal perencanaan = th
2008
k = konstanta (100) • Tahun akhir perencanaan = th
r = laju pertumbuhan per tahun 2017
2-64
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Pn
r = Ln P0 ......................................................(rumus 5)
n
di mana :
b = Jumlah pertambahan rumah
tangga/ KK per tahun
Pn = Jumlah rumah tangga/ KK pada
akhir tahun perhitungan
Po = Jumlah rumah tangga/ KK pada
akhir tahun perhitungan
n = 5 atau 10 (tergantung ketersediaan
data)
k = konstanta (100)
r = laju pertumbuhan per tahun
Pn 245
r = Ln P0 = Ln 87 = Ln 282 = 5,64 = 0,94 %
n 6 6 6
2-65
Pti = Po + b, .......................................(rumus 6)
di mana
Pt = Jumlah Rumah Tangga pada
tahun t
Po = Jumlah Rumah Tangga pada
tahun 0 (tahun dasar = th-X)
b = pertambahan rumah tangga / KK
i = tahun ke 1, 2,....., 10
Pti = Po + b
P2008 = P2007 + 15 = 245 + 15 = 260
P2009 = P2008 + 15 = 260 + 15 = 275
dan seterusnya sampai dengan akhir tahun perencanaan
Pti = Po + nir
P2017 = P2007 + (10 x 4%)= 245 + (10 x 0,04) = 245 + 4 = 249
Jadi proyeksi jumlah rumah tangga pada thn 2017 adalah 249 KK
2-66
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Pti = Po (1+nir)
P2016 = P2007 (1+100,94) = 245 x (1+100,94) = 245 x (9,71) = 2.134
Jadi proyeksi jumlah rumah tangga pada thn 2017 adalah 2.134
KK/rumah tangga
2-67
Perhitungan Kebutuhan Rumah Akibat
Pertumbuhan Penduduk
1. Gunakan data jumlah rumah tangga/KK tahun ke-X,
hasil perhitungan hasil proyeksi jumlah rumah
tangga/KK tahun ke-X s.d tahun ke-X+10, untuk
kecamatan-kecamatan di wilayah perkotaan
kabupaten, dari langkah 6.
2. Hitung jumlah kebutuhan rumah sampai th ke x+10,
akhir tahun perencanaan, dengan rumus berikut.
Kebutuhan Rumah th ke i =
Proyeksi Jumlah Rumah Tangga/KK th ke i –
Jumlah Rumah Tangga / KK tahun ke-X
……………………………………….........................(rumus10)
2-68
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
.2 Bontang Utara 11.667 11.985 12.302 12.620 12.937 13.255 13.572 13.890 14.207 14.525 14.842
3 Bontang Barat 6.459 6.777 7.094 7.412 7.729 8.047 8.364 8.682 8.999 9.317 9.634
WILAYAH PERKOTAAN 29.608 30.560 31.513 32.465 33.418 34.370 35.322 36.275 37.227 38.180 39.132
KABUPATEN BONTANG
Keterangan :
Proyeksi jumlah rumah tangga, menggunakan pertumbuhan rumah tangga linier, dengan Laju pertumbuhan rumah tangga sama dengan laju
pertumbuhan penduduk rata-rata = 4,7 % per tahun.
2-69
Perhitungan Kebutuhan Rumah Total
1. Gunakan hasil perhitungan kebutuhan rumah akibat
pertumbuhan penduduk dan backlog, untuk
kecamatan-kecamatan di wilayah perkotaan
kabupaten, dari hasil perhitungan di atas.
2. Hitung jumlah kebutuhan rumah total (di th ke
x+10), akhir tahun perencanaan, dengan rumus
berikut.
Kebutuhan Rumah Total (Th ke X+10) =
Kebutuhan Rumah Akibat Pertumbuhan Penduduk +
Backlog
……………………………………….........................(rumus11)
2-70
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
CONTOH 2.54
Format Tabel Proyeksi Jumlah Rumah Tangga/KK berdasarkan Proporsi Rumah Berimbang
DEMAND DEMAND RUMAH
RUMAH
BACKLOG RUMAH RUMAH Th 2016
NO TANGGA RUMAH
KECAMATAN RUMAH TANGGA AKIBAT
Th 2007 Th 2007
Th 2007 Th ke 2016 PERTUMB. Proporsi Proporsi Proporsi
RMH TANGGA “1” “3” “6”
3 Padalarang 6.459 4.506 1.935 9.634 3.175 5.110 511 1.533 3.066
WILAYAH PERKOTAAN
29.608 25.406 4.202 39.132 9.525 13.727 1.271 3.813 8.625
KABUPATEN BANDUNG BARAT
2-71
2-72
Rumus Kebutuhan
Rumah Akibat
Pertumbuhan Rumah
Tangga /KK, rumus 10
Gambar 2.9
2 sd 5
Jumlah
Kebutuhan
Rumus perhitungan Rumah Total
Rumus perhitungan
backlog KK/Rumah
proyeksi pertumbuhan
Tangga, rumus 9
KK/Rumah Tangga,
rumus 6 sd 8
Hitung Kebutuhan
Proporsi Rumah Rumah Total
Berimbang 1 : 3 : 6
Jumlah Kebutuhan
Rumah Total dlm
Proporsi Rumah
Berimbang
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
CONTOH 2.55
Format Tabel Perhitungan Proporsi Segmentasi Pendapatan Penduduk Tahun 2006
JUMLAH PROPORSI
NO PENDUDUK SEGMENTASI
KECAMATAN
Th 2006 PENDAPATAN
PENDUDUK (%)
a B
1 Lembang 45.924
MISKIN 26.636 58
MBR 11.481 25
MNG-ATAS 7.807 17
2 Ngamprah 46.668
MISKIN 30.334 65
MBR 10.267 22
MNG-ATAS 6.067 13
3 Padalarang 25.836
MISKIN 12.143 47
MBR 7.234 28
MNG-ATAS 3.100 12
WILAYAH PERKOTAAN
KABUPATEN BANDUNG BARAT 118.421
MISKIN 69.113 58
MBR 28.982 24
MNG-ATAS 16.974 14
2-73
Tabel 2.4 . Kriteria Kemampuan Penduduk dalam Pembangunan Rumah Baru
dan Arahan Penanganan yang Diperlukan
Segmentasi Proporsi Rumah Kemampuan dalam Membangun Rumah &
Arahan
No Pendapatan Berimbang Karakteristik Umum Kawasan Perumahan Lokasi Kawasan
Penanganan
Penduduk 1 :3:6 dan permukiman yang Ditempati
1 Miskin 6 • Ketidakmampuan masyarakat membeli Perkabupatenan Rumah Sewa
rumah Pada kawasan khusus perumahan Rusunawa
• Rendahnya daya beli dan kemampuan dan permukiman : Penanganan
untuk memperbaiki rumah • kawasan kumuh kantong-kantong
• Terbatasnya akses ke lembaga perkabupatenan kemiskinan
keuangan yang menyediakan fasilitas • kawasan kumuh metropolitan perkabupatenan
kredit mikro • kawasan industri (P2KP/ PNPM,
• Masalah kemiskinann perkabupatenan • kawasan pelabuhan NUSSP,
• Rumah pada lokasi rawan bencana • kawasan khusus lain sesuai
• Lingkungan permukiman yang kumuh karakter Provinsi
2 Masyarakat 6 • Rendahnya daya beli dan kemampuan Perdesaan Peningkatan
Berpendapatan untuk memperbaiki rumah Pada kawasan khusus perumahan kualitas, baik
Rendah • Terbatasnya akses ke lembaga dan permukiman : hunian (rumah)
keuangan yang menyediakan fasilitas • pertanian – agropolitan maupun
kredit mikro • pertambangan lingkungan
• Masalah kemiskinann perkabupatenan • pariwisata permukiman
• Rumah pada lokasi rawan bencana • rawan bencana (PKP, KTP2D)
• Lingkungan permukiman yang kumuh • perbatasan
• kawasan kumuh
• nelayan
• kawasan khusus lain sesuai
karakter kawasan
2-75
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Keterangan : Arahan kemungkinan penangangan disesuaikan dengan kondisi masing-masing kabupaten dan program penanganan yang telah
ditetapkan dalam program pengembangan perumahan dan permukiman kabupaten tersebut.
2-76
Contoh 2.56
Format Tabel Proyeksi Kebutuhan Jumlah Rumah Tangga/KK berdasarkan Segmentasi Pendapatan Penduduk
DEMAND
DEMAND RUMAH
RUMAH
BACKLOG RUMAH RUMAH Th 2016 (KK/ Rumah Tangga)
TANGGA RUMAH
NO KECAMATAN RUMAH TANGGA AKIBAT
Th 2007 Th 2007
Th 2007 Th ke 2016 PERTUMB.
RMH TANGGA Menengah
Total Miskin MBR
Atas
f=e+ g h i
a b c = a-b d e =d-a
c
1 Lembang 11.481 10.564 917 14.656 3.175 4.092 2373,36 1.023 696
2 Ngamprah 11.667 10.336 1.331 14.842 3.175 3.506 2278,9 771 456
3 Padalarang 6.459 4.506 1.935 9.634 3.175 5.110 2401,7 1.431 613
KABUPATEN BANDUNG BARAT 29.608 25.406 4.202 39.132 9.525 13.727 7.962 3.294 1.922
Keterangan : proporsi demand rumah tahun 2016 (Miskin, MBR, dan Menengah-Atas) diperoleh dari perhitungan pada tabel 2.49.
2-77
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Gambar 2.10
Prosedur 11b - Proyeksi Kebutuhan Berdasarkan Segmentasi Pendapatan
Asumsi jumlah
jiwa/KK
2-78
4. Hitung jumlah penduduk yang bisa dilayani per
kawasan permukiman bermasalah, dengan alternatif
cara sebagai berikut :
Perhitungan jumlah penduduk per RW pada
kawasan permukiman bermasalah.
Perhitungan jumlah penduduk dengan
menggunakan pendekatan luas kawasan
berdasarkan peta :
- hitung jumlah rumah yang terdapat pada
kawasan tersebut
- hitung jumlah penduduk dengan
menggunakan asumsi jumlah penduduk per
rumah/KK, seperti pada rumus berikut.
Jumlah Penduduk =
Jumlah Rumah / KK X Asumsi Jumlah Jiwa per Rumah/KK
………………………..................(rumus12)
2-79
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Contoh 2.57
Peta Sebaran Kawasan Permukiman yang Bermasalah
2-80
Tabel 2.5 Standar Pelayanan Sarana Umum
Jml.
Fasilitas yang Skala Standar
Jenis fasili-tas Fasili-tas
ada Pelayanan Penduduk
(2005)
a b c d e
Sebagian
Pertokoan 21 2.500
Kabupaten
Jasa
Bank 0 Kabupaten
Kabupaten/Keca
Kantor Pos 0
matan
Kabupaten/Keca
Kantor Polisi 3
matan
O
S
n
a
2-81
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Jml.
Fasilitas yang Skala Standar
Jenis fasili-tas Fasili-tas
ada Pelayanan Penduduk
(2005)
a b c d e
Contoh Tabel 2.58. Jumlah Sarana Umum dari PSU yang Dibutuhkan
pada Kawasan Permukiman Bermasalah
No Standar Kebutuhan Fasilitas
Jenis Penduduk
Ruang (40.068 jiwa)
Fasilitas Pendukung
(m2) Jumlah Luas
c=
a b d=cxb
40.068:a
SARANA PENDIDIKAN
6 Praktek - - Ada -
Dokter
2-82
No Standar Kebutuhan Fasilitas
Jenis Penduduk
Ruang (40.068 jiwa)
Fasilitas Pendukung
(m2) Jumlah Luas
c=
a b d=cxb
40.068:a
SARANA PERIBADATAN
SARANA PERKANTORAN
2-83
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Gambar 2.11
Prosedur 11c – Proyeksi Kebutuhan Peningkatan Kualitas Permukiman
Peta Kawasan –
Delineasi (batas) kawasan
kawasan permukiman
permukiman yang bermasalah
bermasalah
Hitung jumlah
penduduk yang bisa
Asumsi Jumlah dilayani per kawasan
Jiwa per KK permukiman Standar Pelayanan
bermasalah PSU
Jumlah penduduk
yang bisa dilayani Hitung jumlah PSU
per kawasan per kawasan (untuk
permukiman setiap jenis PSU)
bermasalah yang diperlukan
2-84
11d. Proyeksi Kebutuhan Penyediaan Rumah
Baru
Kegiatan yang dilakukan:
1. Gunakan hasil proyeksi kebutuhan rumah total
akibat pertumbuhan rumah tangga/KK dan backlog
pada tahun ke x + 10, kecamatan-kecamatan di
wilayah perkotaan kabupaten, dari kegiatan 11a.
2. Bagi jumlah total rumah ke dalam proporsi hunian
berimbang 1 : 3 : 6.
Jumlah rumah pada proporsi “1” = 10 % x
jumlah total kebutuhan rumah
Jumlah rumah pada proporsi “3” = 30 % x
jumlah total kebutuhan rumah
Jumlah rumah pada proporsi “6” = 60 % x
jumlah total kebutuhan rumah
3. Hitung jumlah rumah baru untuk proporsi “1”, “3”,
dan “6” yang akan dibangun secara swadaya dan oleh
pengembang dengan proporsi 60 % (secara
swadaya), dan 40 % (oleh pengembang).
4. Tuliskan dalam tabel seperti pada Contoh 2.59.
Prosedur kegiatan 11d ini dapat dilihat pada Gambar
2.12
2-85
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
2-86
Gambar 2.12
Prosedur Langkah 11d - Proyeksi Kebutuhan Penyediaan Rumah Baru
2-87
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Contoh Tabel 2.60 Jumlah Tambahan Sarana Umum dari PSU yang
Dibutuhkan pada Kawasan Permukiman Perumahan Baru
Kebutuhan Sarana Tambahan
Standar 54.908 jiwa (13.727 kk x 4
Jenis Penduduk
No Ruang jiwa)
Fasilitas Pendukung
(m2)
Jumlah (unit) Luas (m2)
a b c = 54.908 : a d=cxb
SARANA PENDIDIKAN
4 Apotek - - - -
Praktek - - - -
6 Dokter
SARANA PERIBADATAN
Mushala/Lang
1
2 gar 30.000 1.500
2-88
SARANA PERDAGANGAN & JASA
1 Pasar 25.000 5.000 2 10.000
SARANA PERKANTORAN
5 Gedung Olah -
30.000 3.000 -
Raga
6 Taman 68.750
250 1.250 55
Lingkungan
7 Taman -
120.000 24.000 -
Kecamatan
8 Pemakaman 120.000 50.000 - -
Sumber : “Standar Perencanaan Kebutuhan Sarana Kota: Cipta Karya Departemen PU”
2-89
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Rumus perhitungan
jumlah penduduk dari
jumlah KK/ Rumah
Tangga, rumus 14
Jumlah tambahan
kebutuhan rumah di akhir Hitung jumlah
tahun perencanaan Standar pelayanan
penduduk yang dapat
penduduk, dari langkah sarana umum seperti
ditampung untuk
11a. pada tabel 2.6.
tambahan rumah
Hitung kebutuhan
tambahan PSU
Jumlah penduduk yg Jumlah tambahan
berdasarkan tambahan
dapat ditampung untuk PSU untuk rumah
jumlah penduduk tersebut,
tambahan rumah baru
dengan menggunakan
rumus 15
2-90
CONTOH Tabel 2.61
Perkiraan Tambahan Kebutuhan Prasarana – Utilitas Air minum
Bagi Permukiman Baru
a b = a x 200 c = b x 15 % d=b+c
• Pelayanan air limbah menggunakan sistem on-site dengan septic tank dan truk tangki
tinja untuk mengangkut lumpur tinja ke instalasi IPLT.
• Volume tinja domestik (perumahan) = 65 ltr/jiwa/thn atau 0,000015 ltr/jiwa/hari
• Daya tampung 1 unit truk tinja = 8 m3
• Tingkat pelayanan = 80%
a b = a x 80 % c = b x 0,000015
2-91
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
2-92
CONTOH Tabel 2.64
Kebutuhan Tambahan Panjang Jalan untuk Kawasan Permukiman Baru
Hingga Tahun 2016
Tambahan lahan untuk
Tambahan Luas Lahan Tambahan Kebutuhan
No Kecamatan infrastruktur (30% Luas)
Permukiman (Ha) Panjang Jalan (Km)
(Ha)
a b c=b:5
Tambahan
Tambahan Kebutuhan
No Kecamatan Kebutuhan
Panjang Jalan (Km)
Drainase (Km)
a b=ax2
2-93
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
2-94
CONTOH Tabel 2.67
Perkiraan Kebutuhan Tambahan Pelayanan Telepon untuk Kawasan Permukiman
Baru hingga Tahun 2016
Kebutuhan Tambahan Pelayanan Telepon Hingga 2016
No Kecamatan
Tambahan Kebutuhan Rumah (unit) Tambahan Pelayanan Telepon (sst)
a b = a x 80 %
2-95
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Gambar 2.13
Prosedur 11e – Proyeksi Kebutuhan Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Umum
2-96
12. Perumusan Persoalan dan Tantangan
Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Permukiman Keluaran:
Prosedur yang dilakukan: • permasalahan yang
1. Gunakan : mendesak ditangani
hasil Workshop Identifikasi Permasalahan
Penyelenggaraan Perumahan dan Permukiman I • permasalahan yang
dari langkah 3. perlu diantisipasi
Hasil analisis Kebutuhan Pengembangan
Perumahan dan permukiman dari langkah 9
sampai dengan langkah 11.
2. Rumuskan permasalahan yang mendesak ditangani,
merupakan permasalahan kabupaten yang
memerlukan penangangan secara cepat dan dalam
jangka pendek, dengan kriteria sebagai berikut :
Permasalahan yang dianggap oleh kabupaten dan
hasil workshop termasuk prioritas penanganan
cepat/mendesak untuk diselesaikan.
Permasalahan-permasalahan pada kawasan-
kawasan bermasalah.
3. Rumuskan permasalahan yang perlu diantisipasi,
bersifat preventif, dan jangka panjang, dengan kriteria
sebagai berikut :
Permasalahan yang dianggap oleh kabupaten dan
hasil workshop termasuk prioritas penanganan
preventif untuk jangka panjang.
Permasalahan-permasalahan yang merupakan
akibat logis dari perkembangan penduduk dan
terkait dengan penyediaan perumahan baru.
Prosedur langkah 12 ini dapat dilihat pada Gambar 2.15.
2-97
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Gambar 2.14
Prosedur Langkah 12 - Perumusan Persoalan dan Tantangan Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Permukiman
2-98
MANFAAT
Sebagai dasar penentuan pola penyediaan rumah dan pola
penanganan permukiman bagi penyusunan konsep
pengembangan, serta menjadi input bagi:
• Perumusan Rencana Pembangunan Dan
Pengembangan (Langkah 18)
13. Workshop Tantangan dan Kebutuhan
Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Permukiman Keluaran:
Prosedur yang dilakukan: Masukan atas:
1. Gunakan hasil analisis dari langkah 5 sampai dengan
langkah 14 sebagai bahan masukan workshop. • Persoalan
2. Gunakan metode FGD (Focus Group Discussion) pengembangan perumahan
untuk pelaksanaan workshop ini. dan permukiman
3. Undang stakeholder yang terkait dengan • Konsepsi
pengembangan perumahan dan permukiman dari pengembangan permukiman
pihak pemerintah, swasta, LSM, akademis, forum
pengembangan perumahan permukiman, dan pihak • Program dan
lain yang terkait. prioritas program
4. Selenggarakan workshop, dengan agenda kegiatan : pembangunan dan
Sosialisasi hasil penyusunan profil dan analisis pengembangan perumahan
kebutuhan pengembangan perumahan dan dan permukiman
permukiman yang telah disusun. • Arahan lokasi bagi
Pemberian tanggapan dan masukan atas: prioritas program terpilih.
- Persoalan pembangunan dan pengembangan
perumahan dan permukiman
- Konsepsi pembangunan dan pengembangan
permukiman yang dapat diterapkan
- Pemilihan program dan prioritas program
pembangunan dan pengembangan
perumahan dan permukiman yang sesuai
dengan permasalahan dan kebutuhan
pengembangan perumahan dan permukiman
- Arahan lokasi bagi prioritas program
terpilih.
2-99
BAGIAN II
Inventarisasi Data dan Analisis
RP4D Kabupaten
Gambar 2.16
Prosedur Langkah 15 - Workshop Tantangan dan Kebutuhan Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Permukiman
2-100
Gambar 2.17. Diagram Keterkaitan antara Langkah dalam Tahap Inventarisasi Data,
dengan Langkah Lainnya dalam Tahap Penyusunan RP4D
Langkah – 1
KOORDINASI TIM PEKERJAAN
Langkah - 2
PENAJAMAN DAN PENYEPAKATAN
RENCANA KERJA
Langkah - 3
SOSIALISASI PEKERJAAN DAN
WORKSHOP IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN PERKIM DAERAH
Langkah - 4
PERSIAPAN & PELAKSANAAN
SURVEY
Langkah - 9
Langkah - 10
ANALISIS IMPLIKASI KEBIJAKAN
ANALISIS DAYA DUKUNG & DAYA
TATA RUANG THD
TAMPUNG WILAYAH
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Langkah - 11
PROYEKSI KEBUTUHAN
PEMBANGUNAN &
PENGEMBANGAN PERKIM
Langkah - 12
PERUMUSAN PERSOALAN &
TANTANGAN PENGEMBANGAN &
PEMBANGUNAN PERKIM
Langkah - 13
WORKSHOP TANTANGAN &
KEBUTUHAN PEMBANGUNAN &
PENGEMBANGAN PERKIM
Langkah - 16
Langkah - 14 Langkah - 15
PERUMUSAN STRATEGI
PERUMUSAN DASAR-DASAR PERUMUSAN KEBIJAKAN PERKIM
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN &
PENETAPAN RENCANA PROPINSI
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Langkah - 20
PERUMUSAN INDIKASI PROGRAM
Langkah - 21
WORKSHOP
2-101