Oleh:
1618012033
Perceptor:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
Soal
Proyeksi yang paling baik adalah lateral dekubitus kiri, rujuk gambar 3, dimana udara
bebas dapat terlihat antara batas lateral kanan dari hepar dan permukaan peritoneum.
Posisi ini dapat digunakan untuk setiap pasien yang sangat kesakitan.
Posisi Lateral dekunitus kiri.Terdapat udara bebas diantara dinding abdomendengan
hepar (panah putih). Ada cairan bebas di rongga peritoneum (panah hitam)
Setiap bagian dari traktus digestive dapat terlihat bisa terdapat udara di lumennya.
Udara tampak berupa densitas rendah dan merupakan kontras alami untuk jaringan
lunak sekitar. Kadang sulit membedakan antara intestinal dan colon, sering terlihat
bila colon mengalami distensi. Diameter normal dari usus halus 3 cm, colon 6 cm, dan
caecum 9 cm. bagian-bagian berikut teridentifikasi sebagai berikut:
1) Gaster
Terlihat bila terdapat udara. Tak terlihat bila kosong atau terpenuhi oleh cairan.
2) Usus halus
Umumnya berada pada sentral abdomen. Gambaran plicae circulares tipis, sirkular,
terdapat lipatan mukosa yang mengelilinginya.
3) Colon
Bagian yang sering lebih mudah teridentifikasi dahulu berupa colon tranversum dan
colon sigmoid. Jika caecum terlihat sering berupa bagian yang terluas. Letaknya
bervariasi, tapi lebih sering berbatasan dengan fossa iliaca kanan.Muskulus
longitudinalis (taenia coli) dan muskulus sirkular colon membentuk formasi
berkantung yang disebut haustra. Karakteristik lainnya dari colon adanya faeces,
gambarannya berbintik-bintik pada bayangan udara.
Pada foto polos abdomen atau foto Thorax posisi erect, terdapat gambaran udara
(radiolusen) berupa daerah berbentuk bulan sabit (Semilunar Shadow) diantara
diafragma kanan dan hepar atau diafragma kiri dan lien. Juga bisa tampak area lusen
bentuk oval (perihepatik) di anterior hepar. Pada posisi lateral dekubitus kiri,
didapatkan radiolusen antara batas lateral kanan dari hepar dan permukaan
peritoneum. Pada posisi lateral dekubitus kanan, tampak Triangular Sign seperti
segitiga yang kecil-kecil dan berjumlah banyak karena pada posisi miring udara
cenderung bergerak ke atas sehingga udara mengisi ruang-ruang di antara incisura dan
dinding abdomen lateral. Pada proyeksi abdomen supine, berbagai gambaran radiologi
dapat terlihat yang meliputi Falciform Ligament Signdan Rigler`s Sign.
Proyeksi yang paling baik adalah lateral dekubitus kiri, dimana udara bebas dapat
terlihat antara batas lateral kanan dari hepar dan permukaan peritoneum. Posisi ini
dapat digunakan untuk setiap pasien yang sangat kesakitan.
3. Gambaran radiologi
A. Gambaran radiologi ileus:
Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan multiple air fluid
level,distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon pada obstruksi usus
halus. Obstruksi kolon biasanya terlihat sebagai distensi usus yang terbatas dengan
gambaran haustra, kadang-kadang gambaran massa dapat. Pada gambaran radiologi,
kolon yang mengalami distensi menunjukkan gambaran seperti ‘pigura’ dari dinding
abdomen.
Ileus Paralitik
Gamabraan Khas:
- Gambaran khas untuk ileus paralitik adalah gambaran air fluid level yang panjang-
panjang dan sejajar
ILEUS OBSTUKTIF
Gambaran khas :
- Ada gambaran air fluid level dengan pola step leader (bertingkat).dinilai pada foto
LLD. Jika masi terlihat distribusi udara dalm rektum disebut sebagai ileus
obstuktif parsial. Dan jika tidak tampak udara sampai ke rektum berarti ileus
obstruktif total.
4. A. Sistem biliaris:
Anatomi
Kandung empedu adalah sebuah kantung berbentuk seperti buah pir, yang terletak
pada permukaan inferior dari hati pada garis yang memisahkan lobus kanan dan kiri,
yang disebut dengan fossa kandung empedu.Ukuran kandung empedu pada orang
dewasa adalah 7cm hingga 10 cm dengan kapasitas lebih kurang 30mL. Kandung
empedu menempel pada hati oleh jaringan ikat longgar , yang mengandung vena dan
saluran limfatik yang menghubungkan kandung empedu dengan hati. Kandung
empedu dibagi menjadi empat area anatomi: fundus, korpus, infundibulum, dan
kolum.
Saluran biliaris dimulai dari kanalikulus hepatosit, yang kemudian menuju ke duktus
biliaris. Duktus yang besar bergabung dengan duktus hepatikus kanan dan kiri, yang
akan bermuara ke duktus hepatikus komunis di porta hepatis.Ketika duktus sistika
dari kandung empedu bergabung dengan duktus hepatikus komunis, maka
terbentuklah duktus biliaris komunis.Duktus biliaris komunis secara umum memiliki
panjang 8 cm dan diameter 0.5-0.9 cm, melewati duodenum menuju pangkal
pankreas, dan kemudian menuju ampula Vateri.
Suplai darah ke kandung empedu biasanya berasal dari arteri sistika yang berasal dari
arteri hepatikus kanan.Asal arteri sistika dapat bervariasi pada tiap tiap orang, namun
95 % berasal dari arteri hepatik kanan. Aliran vena pada kandung empedu biasanya
melalui hubungan antara vena vena kecil.Vena-vena ini melalui permukaan kandung
empedu langsung ke hati dan bergabung dengan vena kolateral dari saluran empedu
bersama dan akhirnya menuju vena portal.Aliran limfatik dari kandung empedu
menyerupai aliran venanya.Cairan limfa mengalir dari kandung empedu ke hati dan
menuju duktus sistika dan masuk ke sebuah nodus atau sekelompok nodus. Dari
nodus ini cairan limfa pada akhinya akan masuk ke nodus pada vena portal. Kandung
empedu diinervasi oleh cabang dari saraf simpatetik dan parasimpatetik, yang
melewati pleksus seliaka.Saraf preganglionik simpatetik berasal dari T8 dan T9.Saraf
postganglionik simpatetik berasal dari pleksus seliaka dan berjalan bersama dengan
arteri hepatik dan vena portal menuju kandung empedu.Saraf parasimpatetik berasal
dari cabang nervus vagus.
Batu pada kandung empedu dan salurannya biasa dijumpai pada kuadran kanan atas
dan biasanya berbentuk poligonal. Foto polos abdomen biasanya tidak memberikan
gambaran yang khas karena hanya sekitar 10-15% batu kandung empedu yang bersifat
radioopak. Kadang kandung empedu yang mengandung cairan empedu berkadar
kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. Pada peradangan akut dengan kandung
empedu yang membesar atau hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagai massa
jaringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus
besar, di fleksura hepatica.
Bayangan batu empedu kalsium di dalam lumen kandung empedu yang berasal dari
endapan kalsium karbonat.
5. Differensial Diagnosis bayangan opak, semiopak pada foto polos abdomen dan
gambaran radiologinya:
Gambaran radioopak pada foto polos abdomen merupakan tanda adanya kalsifikasi
berupa batu. Gambaran batu ini biasanya terjadi pada kondisi nefrolithiasis,
ureterolithiasis, vesicolithiasis, kolelithiasis, dan kolelistitis. Foto polos abdomen
dapat menentukan besar, macam dan lokasi batu radioopak. Penilaian batu ginjal pada
foto polos abdomen yang penting diperhatikan adalah: jumlah, densitas, bayangan
batu, lokasi, komplikasi (obstruksi, parut ginjal, atau pembentukan striktur),
terjadinya anomali, dan nefrokalsinosis.
a. Traktus Urinarius
Berdasarkan opasitasnya batu pada traktus urinarius dibagi menjadi tiga : batu opak
(batu kalsium), batu semiopak (batu magnesium-amonium-fosfat atau MAP), dan batu
radiolusen (batu asam urat dan batu sistin). Batu radiolusen adalah batu dengan
kandungan kalsium yang minimal sehingga tidak dapat dilihat pada foto polos
abdomen yang biasanya mengandung komponen asam urat. Dalam keadaan demikian
dapat dilakukan pemeriksaan CT scan polos tanpa media kontras untuk
mengevaluasinya.
Batu pada traktus urinarius biasanya bersifat multilayer dan permukaannya dapat
kasar atau halus. Batu pada vesica urinaria lebih bulat dengan permukaan regular
sedangkan batu pada ureter atau uretra biasanya berbentuk irregular. Kadang-kadang
dijumpai batu yang mengisi dan menyerupai pelviocalices ginjal yang disebut
staghorn stone. Batu kecil dan halus yang dijumpai pada calices minores kedua ginjal
dijumpai pada kelainan yang disebut nephrocalcinosis.
Bayangan batu empedu kalsium di dalam lumen kandung empedu yang berasal dari
endapan kalsium karbonat.
c. Pankreas
Kalsifikasi Pankreas
Foto polos abdomen dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus)
memperlihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas antara air dan
udara atau gas (air-fluid level) yang membentuk pola bagaikan tangga.
Hearing bone
Jarak valvula conniventes satu sama lain yang normal adalah 1–4 mm. Jarak ini akan
melebar pada keadaan distensi usus halus. Akibat distensi usus halus, maka valvula
conniventes agak teregang dan bersama-sama dengan valvula conniventes dari loop
yang bertetangga, akan tampak di foto sebagai gambaran sirip ikan yang disebut
herringbone appearance.
6. Patofisiologi dan gambaran radiologis perthes disease:
Patofisiologi
Penyakit Perthes merupakan suatu penyakit yang tergolong kelas osteochondroses
aseptik pada masa kanak-kanak. Hal ini ditandai dengan nekrosis avaskular dari
epiphysis, yang pada gilirannya, merusak penulangan enchondral kaput femoral.
Etiologi penyakit Perthes masih belum diketahui. Beberapa kemungkinan penyebab
telah diusulkan, termasuk microtrauma berulang, retardasi tulang dan insufisiensi
vaskular. Hal ini diduga bahwa mikrotrauma berulang kaput femur menyebabkan
patah tulang kecil di spongiosa kerangka yang rapuh dari kaput femur yang belum
matang, hipotesis ini didukung oleh pengamatan bahwa penyakit ini lebih umum pada
anak-anak yang hiperaktif.
Suplai darah ke femur proksimal diperoleh dari arteri sirkumfleksia femoralis media.
Pembuluh darah ini membentuk cincin anastomosis pada basis kolum femur. Dari
cincin ini, arteri retinakular posteroinferior dan posterosuperior melintasi kolum
femur untuk memperdarahi pusat osifikasi sekunder pada epifisis kaput femur.
Cabang dari arteri sirkumfleksia femoralis lateral memperdarahi bagian trokanter
mayor. Oklusi total atau sebagian kelompok pembuluh darah ini mengakibatkan
berbagai derajat nekrosis pusat osifikasi sekunder.
Jika iskemia menyebabkan infark tulang, pertumbuhan normal dari epifisis tulang
sementara waktu berhenti,tetapi kartilago yang mendapatkan nutrisinya dari difusi
cairan synovial tetap tumbuh. Daerah kecil kartilago yang berdekatan dengan daerah
epifisis tulang yang tidak mendapatkan suplai darah akan tetap mengalami
nekrosis.Epifisis tulang akhirnya mendapatkan kembali aliran darahnya. Selama fase
revaskularisasi ini, anak biasanya tidak menunjukkan gejala. Bila jaringan granulasi
menyerang tulang nekrotik, trabekula yang mati tetap mengalami substitusi bertahap
(penggantian tahap demi tahap dari tulang mati dengan tulang yang masih hidup ).
Selama fase penyembuhan ini,epifisis tulang dan kartilago diatasnya rentan terhadap
deformasi dan hilangnya sferisitas, terutama jika terdapat distribusi abnormal dari
tenaga transartikular dari pinggul.
Radiografi
Tanda-tanda radiografi awal LCPD meliputi:
Epiphysis femoralis kecil (96%)
Sclerosis kepala femoral dengan penyerapan dan keruntuhan (82%)
Sedikit melebar dari ruang sendi yang disebabkan oleh penebalan tulang rawan,
kegagalan pertumbuhan epifisis, adanya cairan sendi, atau kelemahan sendi (60%)
Tanda-tanda Akhir LCPD pada radiografi meliputi:
Tertunda pematangan tulang dari derajat ringan, gambaran radiolusen seperti
bulan sabit menunjukan patah tulang subchondral
Fragmentasi kaput femur dan kista leher femur dari perdarahan intramedulla atau
perpanjangan tulang rawan physeal ke metafisis, badan longgar, dan coxa plana
Coxa magna atau remodeling dari kaput femur yang meluas dan mendatar, tampak
sebagai gambaran jamur.
7. Kelainan-kelainan dan gambaran radiologis pada tulang vertebrae:
a. Kongenital
Spina bifida
Hemivertebra
Sacralisasi
Lumbalisasi
Scoliosis
b. Infeksi
Spondilitis
- Diskus intervertebralis menyempit
- Perubahan bentuk korpus vertebrae lumbal 2 berbentuk baji dengan lesi korotik
- Pada kasus yang terlambat pembentukan tulang baru dan sklerotik tidak
sempurna
Osteomyelitis
- Pembengkakan jaringan lunak di dekat tulang yang terkena
- Stadium awal tanda destruksi tulang, terbentuk sequester karena nekrosis tulang
- Terbentuk tulang baru tulang menjadi opak (sklerotik)
- Destruksi corpus destruksi diskus diskus menyempit abses
paravertebrae
c. Neoplasma
Tumor vertebrae
Metastasis vertebrae
Fraktur Kompresi
e. Degenerasi
Osteoporosis
Spondilosis
- Ditemukan adanya osteofit pada kolumna vertebrae yang bisa berupa lipping,
spur formation, atau bridging
- Tonjolan yang asimetris dan berbeda bentuk
- Penyempitan diskus intervertebralis
- Tulang menjadi porotik
- Korpus menjadi lebih pipih
8. Perbedaan gambaran radiologis spondylitis TB dan TB non spesifik
Spondylitis TB atau Pott’s Disease adalah tuberculosis diseminata yang mengenai
tulang belakang.
Gambaran radiologis:
Lesi paradiskal (hilangnya tepi paradiskal dari corpus vertebra)
Hilangnya vertebra anterior
Penyempitan celah sendi
Bayangan paravertebral (para vertebra shadow)
Foto Ro Torakolumbal AP
menunjukkan penurunan tinggi korpus
vertebra, Th9(*), hilangnya struktur
diskus dan iregularitas di Th8/Th9.
Tampak masa di paravertebral (ditunjuk
anak panah).
Foto Ro Torakolumbal Lateral
menunjukkan erosi region subkondral
anterio superior korpus vertebra
Th9(kepala anak panah), dengan masa
pada jaringan lunak disekitarnya (anak
panah).