ENGINEERING CONSULTANT
Kawasan Industri Pulogadung Jalan Pulo Lentut Nomor 03 Jakarta
Telepon (021) 4604888 Faksimile (021) 4605999
E-mail: kireisyn@gmail.com
LANDASAN TEORI
1. Definisi Alur
Alur adalah aliran proses produksi mulai dari awal sampai akhir. Adapun
fungsi alur adalah menggambarkan secara lebih jelas dan terperinci mengena i
aliran bahan baku menjadi produksi jadi (Apple, 1990).
Pada bentuk aliran material secara umum menggambarkan suatu hasil
pemikiran, bila suatu saat dianalisa secara lebih terperinci lagi, pada aliran
material dan lokasi yang berbeda luasnya dalam suatu pabrik dan mempunya i
struktur organisasi yang istimewa atau kegiatan dari pada suatu pelayanan.
Beberapa pengalaman hasil rancangan yang diakui, bahwa secara garis
besar masalah aliran material secara relative ditulis dengan angka menurut
bentuk aliran material secara umum.
Bila data proses produk dan jadwal telah diproses maka kita dapat
menganalisa tata letak pabrik pada posisi seperti kita dapat menganalisa aliran,
peralatan, dan personil. Dalam perancangan tata letak kita harus memperhatika n
proses yang terjadi dalam keseluruhan fasilitas tersebut. Meskipun tata letak
dirancang untuk fasilitas aliran dari produk, mulai dari bahan dasar (bahan
baku) sampai produk jadi tetapi hal yang perlu diperhatikan adalah pola aliran
material di dalam proses tersebut.
2. Faktor Pola Alur
Menurut Wignjosoebroto (2009), ada beberapa faktor yang mempengar uhi
bentuk (pola) aliran, yaitu sebagai berikut:
a. Karakterisktik bahan
b. Persyaratan gerakan material
c. Fasilitas eksternal transportasi
d. Metode produksi
e. Jumlah suku bagian dalam produksi
f. Jumlah operasi pada setiap suku bagian
g. Jumlah unit yang di operasi
h. Letak tempat
i. Luas dan bentuk ruangan atau area yang tersedia
j. Pengaruh proses
k. Tipe pola aliran
l. Tata letak produk atau proses
m. Lokasi area pelayanan
n. Lokasi departemen produksi
o. Gudang bahan baku dan bahan jadi
p. Batasan-batasan bangunan
3. Tipe Pola Alur
Pada penerapan pola aliran dari proses produksi dapat dijumpai dalam
beberapa bentuk. Menurut Sutalaksana (2006), tipe pola aliran bisa diklasifikas i
sebagai aliran horizontal atau vertical. Ada 5 dasar pola aliran, yaitu:
a. Garis Lurus
Diaplikasikan dimana proses produksi relative pendek, mudah dan
melibatkan sedikit komponen atau komponen atau sedikit potongan dari
peralatan yang akan diproduksi.
1 2 3 4 5 6
b. Zig-zag
Diaplikasikan dimana aliran ini terlalu panjang, dalam prosesnya pada
lokasi yang luas. Dari sini alirannya kembali semula dan lebih panjang dan
perhitungan ruangan perlu dipertimbangkan secara ekonomis, bentuk dan
ukuran yang perlu dipertimbangkan.
1 4 5
2 3 6
c. Huruf U
Diaplikasikan dimana ini menginginkan untuk menyelesaikan produksi
dalam lokasi yang relative sama dengan keadaan semula, karena
transportasi keluar, fasilitas yang digunakan umumnya pada mesin, dan
lain-lain. Keuntungannya adalah meminimasi penggunaan fasilitas material
handling dan mempermudah pengawasn, juga alasan yang sama untuk
aliran zig – zag.
1 2 3
4 5 6
d. Lingkaran
Pola ini digunakan apabila departemen penerimaan dan pengiriman berada
di lokasi yang sama. Diaplikasikan bila hal ini diinginkan untuk
mengembalikan material yang pasti (keadaan semula) seperti pada:
1) Penuangan
2) Perkapalan atau penerimaan pada lokasi yang sama
3) Pada mesin yang digunakan dua kali dalam satu produksi
3
2 4
1 5
e. Bersudut
Bentuk (pola) yang tidak tepat untuk digunakan, tetapi sangat umum.
a. Bila objeknya mula-mula kecil pada garis aliran yang pendek di antara
dalam grup yang bergabung dalam area.
b. Dimana penanganan atau pengolahan secara mekanis.
c. Bilamana ruangan terbatas dan tidak mengijinkan bentuk (pola) aliran
yang lain. Dimana lokasi permanen fasilitasnya menuntut untuk
menggunakan bentuk aliran yang demikian.
(1)
(2)
(3)
(4)
Gambar 5. Pola Aliran Bersudut
(Sumber : Sutalaksana, 2006)
(5) (6)
Gambar 6. Pola Aliran Bersudut
(Sumber : Sutalaksana, 2006)
G M
M
L B
G
L B M
M
Produk A
L M D G
Produk
B L M D G B
Produk C
M G D
4. Warna Mesin
Tabel 2. Warna Mesin
Mesin Elektro
R=128, G=124, G=0
Coating
Mesin Bench
R=0, G=155, B=67
Inspection
5. Warna Material
Tabel 3. Warna Material
c. Produk Assembling
d. Barang jadi
7. Warna notasi alur bahan baku dan penolong produksi sesuai dengan warna
mesin.
8. Safety line Area Produksi diberi warna garis hijau (R=0, G=128, B=0)
dengan jarak 0,5 meter dari Area Production Center (APC).
9. Notasi (nomor part) alur produksi diberi keterangan.
10. Ukuran alat angkut :
a. Forklift 3 meter, lebar 1,5 meter
b. Walkpalet panjang = 2 meter, lebar = 1,5 meter
c. Man panjang = 0,225 meter dan lebar = 0.625 meter.
11. Lebar gang disesuaikan alat angkutnya
12. Operator :
a. Fabrikasi (R=255, G=111, B=11)
b. Subb Ass (R= 190, G=0, B=90)
c. Main Ass (R=120, G=25, B=238)
DAFTAR PUSTAKA
Apple, James. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung: ITB
Sutalaksana, I.Z., dkk, 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB
Wignjosoebroto, Sritomo. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.
Surabaya : Guna Widya.