Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses
keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-
solving yang memerlukan ilmu, teknik, dan ketrampilan interpersonal
dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien/ keluarga. Proses
keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan.
Antara lain yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Tahap tersebut berintegrasi dalam mendefinisikan suatu tindakan
perawatan. Salah satunya adalah implementasi atau pelaksanaan. Proses
keperawatan menyediakan struktur bagian praktis dengan penggunaan
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk
mengekspresikan kebutuhan perawatan (human caring). Keperawatan
digunakan secara terus-menerus ketika merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan dengan mempertimbangkan pasien sebagai figur
central dalam merencanakan asuhan dengan mengobservasi respons pasien
terhadap setiap tindakan sebagai penatalaksanaan dalam suatu asuhan
keperawatan. Pada saat implementasi perawat harus melaksanakan hasil
dari rencana keperawatan yang di lihat dari diagnosa keperawatan. Di
mana perawat membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan. Sehingga, dengan proses keperawatan, rasa
tanggung jawab dan tanggung gugat bagi perawat itu dapat dimiliki dan
dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang merugikan atau
menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan kesehatan
secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang
diberikan, dan respons pasien.

1
Maka dari itu agar kita mengetahui bagaimana cara menyusun dan
mendokumentasikan implementasi keperawatan, disini perawat akan
membahas mengenai implementasi keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian implementasi ?
2. Apa saja tahap-tahap implementasi ?
3. Bagaimana implementasi keperawatan pada asuhan keperawatan ?

C. Tujuan
1. Apa itu pengertian implementasi.
2. Apa saja tahap-tahap implementasi.
3. Bagaimana implementasi keperawatan pada asuhan keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik (Iyer et al.,1996). Tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing oders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
penjegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik,
jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisiasi dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanaan, perawat terus
melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang
paling sesuai dengan kebutuhan klien.Semua tindakan keperawatan dicatat
ke dalam format yang telah ditetapkan oleh institusi.

B. Tahap Tindakan Keperawatan


Ada 3 tahap dalam tindakan keperawatan:
1. Persiapan
2. Perencanaan
3. Dokumentasi

TAHAP 1 PERSIAPAN
Tahap awal tindakan keperawatan menuntut perawat
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam tindakan. Persiapan
tersebut meliputi:

3
1) Review antisipasi tindakan keperawatan.
Tindakan keperawatan disusun untuk promosi,
mempertahankan dan memulihkan kesehatan klien. Oleh karena itu
dalam melaksanakan tindakan keperawatan, ada beberapa kriteria
yang harus dipenuhi:
a. Konsisten sesuai dengan rencana tindakan.
b. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah.
c. Ditujukan kepada individu sesuai dengan kondisi klien.
d. Digunakan untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik dan
aman.
e. Memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada klien.
f. Penggunaan sarana dan prasarana yang memadai.
2) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
Perawat harus mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan tipe
keterampilan yang diperlukan untuk tindakan keperawatan.Hal ini
menentukan siapa orang yang tepat untuk melakukan tindakan
keperawatan.
3) Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul.
Prosedur tindakan keperawatan mungkin berakibat terjadinya
resiko tinggi kepada klien. Perawat harus menyadari kemungkinan
timbulnya komplikasi sehubungan tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan. Keadaan yang demikian ini memungkinkan perawat
untuk melakukan pencegahan dan mengurangi resiko yang timbul.
4) Mempersiapkan peralatan (resources) yang diperlukan.
Dalam mempersiapkan tindakan keperawatan, hal-hal yang
berhubungan dengan “tujuan” harus dipertimbangkan. Pertimbangan
tersebut meliputi:
a. Waktu: perawat harus secara selektif dalam menentukan waktu
pada tindakan perawatan yang spesifik.
b. Tenaga (personnel): perawat harus memperhatikan kuantitas dan
kualitas tenaga yang ada dalam melakukan tindakan
keperawatan.

4
c. Alat: perawat harus mengidentifikasi peralatan yang diperlukan
pada tindakan. Hal ini akan bisa mengantisipasi alat-alat apa
yang seharusnya diperlukan dalam tindakan.
5) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif.
Keberhasilan suatu tindakan keperawatan sangat ditentukan
oleh perasaan klien yang aman dan nyaman.Lingkungan yang
nyaman mencakup komponen fisik dan psikologis.
6) Menidentifikasi aspek-aspek hokum dan etik.
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus memperhatikan unsur-
unsur:
a. Hak dan kewajiban klien.
b. Hak dan kewajiban perawat atau dokter.
c. Kode etik keperawatan.
d. Hukum keperawatan.

TAHAP 2 INTERVENSI
Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik
dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan
independen, dependen, dan interdependen.Pemenuhan kebutuhan fisik dan
emosional adalah bervariasi, tergantung individu dan masalah yang
spesifik.Tetapi ada beberapa komponen yang terlibat dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan, yang meliputi pengkajian yang terus-menerus,
perencanaan dan pengajaran.
Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara professional sebagai mana terdapat dalam
standar praktek keperawatan.
1) Independen.
Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintak dari dokter atau
tenaga kesehatan lainnya. Tipe dari aktivitas yang dilaksanakan
perawat secara independen didefinisikan berdasarkan diagnose

5
keperawatan. Tindakan tersebut merupakan suatu respon dimana
perawat mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan
keperawatan secara pasti berdasarkan pendidikan dan pengalamannya.
Contoh:
“Nenek Painem seorang wanita berumur 82 tahun mengalami patah
tulang femur setelah jatuh.Dia mengatakan “saya ingin merawat diri
saya sendiri setelah pulang dari rumah sakit.Saya tidak ingin melukai
diri saya sendiri”. Kemudian perawat menuliskan rencana tindakan
keperawatan:
a. Bantu klien untuk mengidentifikasi potensial perlukaan sewaktu
jatuh dirumah.
b. Beritahukan dan ijinkan kepada klien untuk melihat keadaannya
sebelum pulang kerumah.
Lingkup tindakan independen keperawatan adalaah:
1. Mengkaji terhadap klien atau keluarga melalui riwayat
keperawatan dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui status
kesehatan klien.
2. Merumuskan diagnose keperawataan sesuai respon klien
yang memerlukan intervensi keperawatan.
3. Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk
mempertahankan atau memulihkan kesehatan.
4. Melaksanakan rencana pengukuran untuk memotivasi,
menunjukkan, mendukung, dan mengajarkan kepada klien
atau keluarga.
5. Merujuk kepada tenaga kesehatan lain jika ada indikasi dan
diijinkan oleh keperawatan lain.
6. Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan kepeawatan
dan medis.
7. Partisipasi dengan consumers atau tenaga kesehatan lain
dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (Iyet et
al.,1996, p, 6).

6
Tipe tindakan independen keperawatan dapat dikategorikan
menjadi 4:
1. Tindakan diagnostik
Tindakan ynag ditujukan pada pengkajian dalam
merumuskan suatu diagnose keperawatan. Tindakan
tersebut meliputi:
a. Wawancara dengan klien untuk mendapatkan data
subyektif, keluhan klien, persepsi klien, tentang
penyakitnya, dan riwayat penyakit klien.
b. Observasi dan pemeriksaan fisik, tindakan untuk
mendapatkan data-data obyektif yang meliputi:
Observasi kesadaran dan tanda-tanda vital ( tekanan
dara, suhu, nadi, pernafasan); pemeriksaan fisik
berdasarkan pendekatan sistem atau head to toe melalui
pemeriksanaan inspeksi, perkusi, palpasi, dan
auskultasi.
c. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (Hb)
dan membaca hasil dari pemeriksaan laboratorium;
rontgen dan pemeriksaan diagnostik lainnya.
2. Tindakan terapeutik.
Tindakan yang ditujukan untuk mengurangi,
mencegah dan mengatasi masalah klien. Misalnya klien
struk yang tidak sadar dengan paralise. Maka tindakan
terapeutik yang dilakukan perawat dalam mencegah
terjadinya gangguan integritas kulit adalah dengan
melakukan mobilitasi dan memberikan bantal air pada
bagian tubuh yang tertekan dan atau yang paralise.
3. Tindakan edukatif (mengajarkan)
Tipe tindakan ini ditujukan untuk merubah perilaku
klien melalui promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan
kepada klien. Misalnya perawat mengajarkan kepada klien
diabetes mellitus tentang cara melakukan aktivitas yang

7
sesuai; cara pemberian insulin, dan mengenali tanda-tanda
terjadinya hipoglikemia serta cara mengatasinya.
4. Tindakan merujuk.
Tindakan ini lebih ditekankan pada kemampuan
perawat dalam mengambil suatu keputusan klinik tentang
keaadan klien dan kemampuan untuk melakukan kerja sama
dengan tim kesehatan lainnya. Misalnya, klien pascatrauma
kepala ditemukan adanya tanda-tanda tekanan intrakranial
yang meningkat, maka perawat harus mengkonsultasikan
atau merujuk klien kepada dokter ahli saraf untuk
mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat dalam
mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah.
2) Dependen.
Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana
tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara dimana
tindakan medis dilaksanakan.
Contoh: dokter menuliskan “perawatan colostomy”. Tindakan
keperawatan adalah mendefinisikan perawatan colostomy berdasarkan
kebutuhan individu dari klien.
Tindakan tersebut meliputi:
1. Melakukan perawatan colostomy setiap 2 hari atau sewaktu-
waktu kantong feces bocor.
2. Mengganti kantong feces (pouch) secepatnya. Bisa
menggunakan sabun dan air untuk melepaskan darah yang
melekat.
3. Mencuci lokasi sekitar colostomy dengan sabun dan air, dan
biarkan samapi kering benar.
4. Mengkaji tanda dan gejala iritasi kulit dan stoma.
Contoh tindakan dependen lainnya adalah: perawat
menemukan pada klien anak dengan suhu tubuh yang tinggi.
Pada kasus tersebut perawat tidak mempunyai kewenangan
untuk memberikan obat antiperetik dan memberikan cairan

8
perinfus.Akan tetapi perawat mempunyai tugas limpah untuk
memasukan obat dan memberikan cairan melalui intravena.
3) Interdependen
Interdependen tindakan keperawatan menjelaskan suatu
kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan
lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
Misalnya, klien dengan kehamilan dan diabetes mellitus,
perawat dan tenaga gizi berkolaborasi untuk menentukan kebutuhan
nutrisi bagi ibu dan bayi.Ahli gizi menentukan rencana nutrisi dan
pengajaran, sedangkan perawat mengajarkan manfaat gizi dan
memonitor kemampuan klien ntuk menghabiskan porsi makanan yang
diberikan.

TAHAP 3 DOKUMENTASI
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan. Ada 3 tipe sistem pencatatan yang digunakan pada
dokumentasi:
1. Sources-oriented records (SOR).
2. Problem-oriented records (POR).
3. Komputer-assissted records.

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN DIAGNOSA
OSTEOPOROSIS

A. Pengkajian
a. Identitas
Identitas Klien
Nama : Tn. H
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Tanggal masuk : Rabu, 25 Maret 2015, 19.45
Tanggal pengkajian : Rabu, 25 Maret 2015, 19.45
No. Med. Rec : 430756
Alamat : Kp. Sirnagalih Rt/Rw 05/03
Diagnosa Medis : Osteoporosis
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ibu Ningsih
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan :SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Hubungan dengan klien :Anak
Alamat : Kp. Sirnagalih Rt/Rw 05/03

10
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Nyeri
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tn. H umur 54 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri,
nyeri dirasakan pada lutut , nyeri dirasakan sejak 1 bulan yang lalu,
nyeri dirasakan bertambah berat dengan skala 5 (dari rentan nyeri 1-
10) ketika klien beraktivitas dan nyeri berkurang ketika klien
berisirahat, dan nyeri dirasakan dalam waktu yang tidak tentu.
3. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Klien mengatakan sebelumnya pernah merasakan nyeri dan ngilu pada
daerah lutut namun klien tidak menganggap hal tersebut sebagai hal
yang serius.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mengidap
penyakit yang sama seperti yang diderita oleh klien yaitu osteoporosis,
klien juga mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang
mengidap penyakit degenerative seperti DM, jantung, dan lain-lain.
5. Aspek Psikososial
Klien tampak bingung dan mencemaskan keadaaannya, klien juga terus
menerus bertanya mengenai penyakit yang diderita olehnya, hubungan
klien dengan keluarga maupun tetangga baik, interaksi pasien dengan
yang di sekitarnya baik dan tidak ada masalah.
6. Aspek Spiritual
Pasien menganut agama islam, pasien selalu melakukan solat lima
waktunya dan mengaji. Saat sakit pasien tetap malakukan ibadahnya
walau dengan keadaan solat berbaring.

c. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Penampilan : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M5 V5

11
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Denyut Nadi : 85 x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu Tubuh : 360 C
Berat Badan : 70 Kg
Tinggi Badan :170 Cm
Skala Nyeri : 5 dari rentan 1-10
3. Rambut dan Kulit Kepala
Rambut berwarna hitam, rambut tebal dan lengket, tidak ada benjolan
maupun lesi pada kulit kepala.
4. Telinga
Bentuk kedua telinga simestris, fungsi pendengaran normal terbukti
klien kooperatif menjawab pertanyaan dari perawat.
5. Mata
Bentuk kedua mata simetris, berwarna bening, konjungtiva kemerahan,
kelopak mata berwarna gelap, mata normal terbukti pasien tidak
memakai alat bantu.
6. Hidung
Tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat serumen, klien
dapat mencium bau saat ditest penciuman, tidak menggunakan alat
bantu pernapasan.
7. Mulut/Pharink
Mukosa bibir lembab, warna kemerahan, tidak terdapat karies gigi,
tidak terdapat gigi palsu, gigi tampak kotor, tidak terdapat stomatitis.
8. Leher
Tidak terjadi pembesaran kelenjar limpe, tidak terjadi pembesaran
vena jugularis dan kelenjar tiroid reflex menelan baik.
9. Daerah Dada
Bentuk dada simetris, tidak terdengar suara tambahan saat ekspirasi.

12
10. Daerah Abdomen
Bentuk abdomen tidak kembung, warna kulit merata, tidak ada bekas
luka operasi, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, bising usus pasien
12x/menit dan punggung kulit jika ditarik keelastisan kulit kembali
kebentuk semula normal.
11. Daerah Punggung
Bentuk simetris, tidak terdengar suara rochi dan wising, tidak ada
benjolan atau nyeri tekan.
12. Ekstremitas
a. Ekstremitas Atas
Bentuk kedua tangan simetris, jari tangan lengkap berjumlah 10,
tidak terdapat benjolan maupun lesi pada daerah tangan.
b. Ekstremitas Bawah
Bentuk kedua kaki simetris, terdapat nyeri tekan pada saat palpasi
pada daerah lutut, skala nyeri 5 dari rentan 1-10.
13. Genetalia dan Rektum
Klientidak mau dikaji, tetapi klien mengatakan tidak ada keluhan pada
daerah genitalia.

d. Pola Aktivitas Sehari-hari


No Pola Kebiasaan ADL Sebelum sakit Sesudah sakit
1 Nutrisi :
a. Makan
Frekuensi 3x/hari. 3x/hari.
Jenis Nasi, sayur dan lauk Nasi, sayur dan lauk
pauk pauk
Porsi 1 porsi habis 1 porsi
Cara makan Sendiri Sendiri
Nafsu makan Baik. Baik

13
b. Minum
Frekuensi 7x/hari 8x/hari
Jenis Air putih Air putih
Cara minum Sendiri Sendiri

2 Eliminasi :
a. BAB
Jenis Padat Padat
Frekuensi 1x/hari 2x/hari
Cara melakukan Sendiri Sendiri

b. BAK
Jenis Cair Cair
Frekuensi 4-5x/hari 4-5x/hari
Cara melakukan Sendiri Sendiri

3. Istirahat dan Tidur :


Siang - -
Malam 6 jam 8 jam
Keluhan - -

14
4. Personal hygine :
a. Kebersihan alat Sering membersihkan -
genitalia alat kelaminnya
sendiri
b. Mandi
Frekuensi 2x/hari Tidak mandi (di lap)
Cara melakukan Sendiri Dibantu
c. Gosok gigi
Frekuensi 2x/hari 1x/hari
Penggunaan sikat gigi Ya Ya
Penggunaan pasta gigi Ya Ya
Cara melakukan Sendiri Dibantu
d. Keramas
Frekuensi 2x/minggu Tidak pernah
Penggunaan shampoo Ya -
Cara melakukan Sendiri -

e. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Usia lanjut (menopause) Nyeri akut
- - Klien mengeluh
nyeri di lutut Defisiensi vitamin D, menurun
kanan aktivitas 1-idroksilase,resistensi
- - Keluhan nyeri ini vitamin D
dirasakan sejak 1 v
bulan yang lalu v
Penurunan reabsorpsi kalsium di
- DO : usus
- TD: 130/90
mmHg Hipokalsemia

15
- N: 85 kali/menit
- S: 36ºC Peningkatan PTH (paratroid
- RR: 24 kali/menit hormone)
- Skala Nyeri 5 dari
rentan 1-10 Hiperparatiroidsime sekunder
Terdapat nyeri
tekan pada daerah Peningkatan resorpsi tulang
lutut saat dipalpasi
Osteoporosis

Fraktur

Pergeseran frakmen tulang

Nyeri akut
2 DS : Usia lanjut (menopause) Hambatan
- - Klien mengatakan mobilitas fisik
tidak bisa Penurunan aktivitas fisik
melakukan
aktivitas sehari- Gangguan fungsi osteoblast
hari karena nyeri
yang dirasakan Penurunan resorpsi tulang
DO :
Klien tampak Osteoporosis
lemah berbaring di
tempat tidur Fraktur

Pergeseran frakmen tulang

Deformitas

16
Gangguan fungsi ekstremitas

Hambatan mobilitas fisik


3 DS : Klien Usia lanjut (menopause) Deficit
mengatakan perawatan diri
selama sakit tidak Penurunan aktivitas fisik
suka mandi tetapi
suka Gangguan fungsi osteoblast
membersihkan
badannya dengan Penurunan resorpsi tulang
cara di lap
DO: Osteoporosis
Badan klien
tampak kusam, Fraktur
rambut klien
lengket, dan juga Pergeseran frakmen tulang
gigi klien tampak
kotor Deformitas

Gangguan fungsi ekstremitas

Deficit perawatan diri


4 DS : Usia lanjut (menopause) Ansietas
Klien mengatakan
tidak tenang sejak Penurunan aktivitas fisik
diberitahu bahwa
ia mengidap Gangguan fungsi osteoblast
penyakit
osteoporosis Penurunan resorpsi tulang
DO :
Pasien tampak Osteoporosis
gelisah

17
Kurang informasi

Ansietas
5 DS : Usia lanjut (menopause) Resiko Jatuh
Klien terus
menerus bertanya Penurunan aktivitas fisik
menganai penyakit
yang diderita Gangguan fungsi osteoblast
olehnya
Penurunan resorspsi tulang

Osteoporosis

Resiko Jatuh

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d pergeseran frakmen tulang
Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing Diagnoses), karena
menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan
karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi.
2. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing Diagnoses), karena
menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan
karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi.
3. Deficit perawatan diri b.d gangguan musculoskeletal
Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing Diagnoses), karena
menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan
karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi.
4. Ansietas b.d perubahan dalam status kesehatan (osteoposis)
Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing Diagnoses), karena
menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan
karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi.

18
5. Resiko jatuh b.d osteoporosis
Diagnosa Resiko, karena masalah belum terjadi, tetapi mempunyai risiko
untuk terjadi apabila tidak mendapatkan intervensi atau pencegahan dini
yang dilakukan oleh perawat.

19
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik (Iyer et al.,1996). Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing oders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan.
Terdapat 3 tahap dalam tindakan keperawatan, yaitu:
1). Persiapan meliputi: review antisipasi tindakan keperawatan, menganalisa
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, mengetahui komplikasi
yang mungkin timbul, mempersiapkan peralatan (resources) yang
diperlukan, mempersiapkan lingkungan yang kondusif, dan
mengidentifikasi aspek-aspek hukum dan etik.
2). Perencanaan atau intervensi meliputi : independen, dependen dan
interdependen
3). Dokumentasi meliputi : Sources-Oriented Records (SOR), Problem-
Oriented Records (POR) dan Komputer-Assissted Records.

B. Saran
Semoga materi implementasi ini dapat bermanfaat bagi perawat untuk
memudahkan dalam melaksanakan perencanaan yang telah dibuat agar tidak
merugikan terhadap klien dalam menjalani perawatan.

20

Anda mungkin juga menyukai