Anemia defisiensi besi (IDA) merupakan hal yang umum terjadi di seluruh
dunia masalah dengan prevalensi 9% pada balita, 9-11% pada remaja, dan
kurang dari 1% pada remaja laki-laki. Kekurangan zat besi dapat terjadi terjadi
baik di negara berkembang maupun negara maju, dalam menanggapi masalah ini
Organisasi Kesehatan Dunia bertujuan untuk mengurangi anemia pada wanita usia
subur sebesar 50% yang ditargetkan pada tahun 2025. IDA paling sering terlihat
pada bayi yang diberi susu sapi, balita yang mengkonsumsi susu sapi dalam
volume yang berlebihan dan pada wanita remaja yang sedang haid tidak menerima
zat besi tambahan. Pada remaja juga menjadi puncak terjadinya Anemia zat besi
ini dikarenakan pertumbuhan yang cepat yang di kaitkan dengan asupan makanan
yang kurang zat serta kehilangan darah pada remaja putri pada saat menstruasi.
protein yang ditemukan dalam sel darah merah diperlukan untuk transportasi
oksigen Anemia berkembang padasaat zat besi berkurang dalam darah. Dari hasil
vital, seperti takikardia, hipotensi, dan hipoksia, biasanya ini terjadi pada pasien
dengan kasus anemia berat. Defisiensi zat besi ini jugadapat menyebabkan
kelainan sistem saraf pusat karena transportasi oksigen yang buruk ke organ-organ
diseluruh tubuh. Pada pasien ini juga sering menunjukkan sikap apatis, mudah
tersinggung, dan konsentrasi yang buruk. Anak-anak dan remaja dengan IDA
memiliki risiko lebih besar terkena kognitif defisit (sulit memahami ) dan kinerja
Sebuah kasus pada seorang wanita Afrika Amerika yang berusia 12 tahun,
sebelumnya sehat dan dibawa ke Rumah sakit karena kadar hemoglobin 4,8 dan
feritin 5,1. Wanita ini merupakan seorang cheerleader yang aktif, dia sebelumnya
pernah mengalami sakit kepala intermiten dan mengalami pusing untuk tahun
berlatih karena pusing. Dari hasil pengkajian dia menarche dimulai pada usia 11
tahun, siklus haid tidak teratur , ia sebelumnya telah mengkonsumsi suplemen zat
besi, tapi tidak sesuai dengan pemberian. Ia telah menerima dua unit sel darah
merah yang dikemas dan hemoglobin meningkat menjadi 7,2. Setelah itu dia
mulai mengkonsumsi dosis optimum ferrous sulfate (325mg TID) dan akhirnya
kembali ke rumah dalam kondisi stabil. Setelah pulang dari Rumah sakit dia
menjalani rawat jalan di klinik rawat dan dia mengatakan kepatuhan 100%