Disusun oleh :
Nama : A B A S
NIM : 1001037154
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kenikmatan, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini dengan baik.
Tugas ini penulis susun dalam rangka perolehan evaluasi akademik guna mendukung terhadap
nilai akademis.
Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Mudah-mudahan do’a dan dukungannya yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan
dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk
penyempurnaan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1. Kesimpulan …………….…………………………… 25
2. Saran dan Tindak Lanjut….…………………………. 25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu pendidik
harus memberikan atau menjadi teladan bagi peserta didiknya, mengembangkan sikap dan
kebiasaan hidup yang baik, dan membentuk kepribadian yang mandiri.
Manusia memiliki aspek kehidupan keberagamaan dan keberbudayaan, maka pendidikan harus
dikembangkan dengan berakar pada nilai-nilai agama dan kebudayaan masyarakat atau bangsa.
Proses pembelajaran berperan penting dalam usaha meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam hal
ini diperlukan beberapa faktor pendukung diantaranya guru yang professional, metode
pembelajaran, media pembelajaran, penguasaan materi, dan model pembelajaran.
Guru merupakan faktor yang dominan dalam proses pembelajaran sehingga merupakan faktor
yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Bloom (1982) menyatakan bahwa
guru bertanggung jawab terhadap kualitas pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Pada akhirnya penurunan kualitas pembelajaran ini akan berpengaruh pula pada mutu
pendidikan.
Kemampuan mendeskripsikan sifat-sifat cahaya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai dan dikuasai oleh siswa kelas
V Sekolah Dasar. Pada pembelajaran tersebut peneliti menjelaskan materi pokok yang terdapat
didalam indikator sebagai berikut :
Dalam pembelajaran tersebut secara perorangan siswa diberi tugas untuk menjawab pertanyaan
yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Akan tetapi hanya beberapa orang saja yang
dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.
Dari pembelajaran tersebut ternyata pelaksanaan pembelajaran belum optimal, hal ini dapat
dilihat dari tingkat penguasaan materi yang masih rendah, karena pada ulangan mata pelajaran
Ilmu Ppengetahuan Alam dengan pokok bahasan sifat-sifat cahaya banyak siswa yang merasa
kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal ini dapat terlihat dari 23 siswa
kelas V SDN Koleang 03 , hanya 14 orang yang mencapai tingkat penguasaan materi di atas 60
%, dan terdapat 3 siswa yang mendapat nilai 40, 1 siswa yang mendapat nilai 50, dan 5 siswa
yang mendapat nilai 60.
Berdasarkan hasil belajar siswa peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran.
Peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan dan
kelemahan selama pembelajaran berlangsung.
1. 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat terungkap beberapa hal yang
teridentifikasi selama proses pembelajaran berlangsung, diantaranya :
Media, metode, dan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru disukai atau disenangi oleh
siswa, maka minat belajar siswa akan meningkat. Sehingga siswa akan mudah dalam
penguasaan materi pelajaran. Oleh karena itu menurut peneliti model pembelajaran yang tepat
adalah model pembelajaran Discovery Learning (model belajar penemuan).
1. B. Rumusan Masalah
1. C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang ingin dicapai adalah meningkatkan minat belajar
siswa kelas V SDN Koleang 03 melalui model pembelajaran Discovery Learning.
1. D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Peneliti (guru)
2. Untuk memperbaiki pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran dapat
meningkat.
3. Guru dapat berkembang secara professional karena mampu menilai dan
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
4. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guru akan terlatih untuk
mengembangkan proses pembelajaran.
1. Manfaat bagi Siswa
2. Mengembangkan pemikiran siswa untuk memperoleh pengetahuan baru.
3. Memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. A. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning
Discovery Learning adalah proses belajar untuk menemukan sendiri jalan pemecahan masalah
yang dihadapi. Dalam pendekatan penemuan siswa dibiarkan menemukan sendiri atau
mengalami proses mental sendiri. Guru hanya membimbing dan memberikan pengarahan.
Model belajar penemuan (Discovery Learning) dibuat oleh Bruner. Bruner adalah salah satu ahli
psikologi perkembangan dan ahli psikologi belajar kognitif.
Bruner menganggap bahwa belajar dan persepsi merupakan suatu kegiatan pengolahan
informasi yang menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal dan menjelaskan gejala yang
ada dilingkungan kita. Kegiatan ini meliputi pembentukan kategori-kategori (konsep) yang
dihasilkan melalui pengabstraksian dari kesamaan kejadian-kejadian dan pengalaman-
pengalaman.
Bruner beranggapan bahwa model belajar penemuan (Discovery Learning) sesuai dengan hakiki
manusia yang mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari pengetahuan secara aktif,
memecahkan masalah dan informasi yang diperolehnya, serta akhirnya akan mendapatkan
pengetahuan yang bermakna. Model belajar penemuan dapat dipandang sebagai suatu belajar
yang terjadi apabila siswa tidak diberikan dengan konsep atau teori, melainkan siswa sendiri
yang harus mengelola dan melakukan penemuan sehingga dapat menemukan konsep atau teori
itu.
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan, keterlibatan guru jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Tetapi hal ini tidak berarti
bahwa seorang guru terbebas dari pemberian bimbingan kepada siswa saat siswa diberikan
masalah yang harus dipecahkan. Bruner memberikan tiga ciri utama pembelajaran penemuan,
yaitu :
Sesuai dengan teori belajar penemuan, tujuan pembelajaran penemuan ini bukan hanya untuk
memperoleh pengetahuan saja, melainkan untuk memberikan motivasi kepada siswa, melatih
kemampuan berpikir intelektual, dan merangsang keingintahuan siswa.
Pembel;ajaran penemuan terarah sedikit berbeda dari pembelajaran penemuan murni. Guru
sedikit lebih banyak berperan dibanding dengan pembelajaran penemuan murni..
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan ada beberapa
hal yang harus dilakukan, diantaranya :
1. Dengan menemukan sendiri dalam proses pembelajaran siswa lebih percaya pada diri
sendiri
2. Memberi kesempatan pada siswa mengembangkan kemampuannya sendiri
3. Dapat membangkitkan gairah belajar siswa
4. memberikan motivasi pada siswa untuk belajar lebih giat
Dalam proses pembelajaran guru harus bisa membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa.
Menurut Krapp, Hidi, dan Renninger minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau
faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan
dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama kelamaan
akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Minat berperan penting dalam kehidupan
seseorang dan berpengaruh besar pada tingkah laku dan sikap seseorang.
Menurut Hurlock (1989) ada empat cara minat mempengaruhi perkembangan anak, yaitu :
Anak yang berminat pada suatu pelajaran akan belajar dan berusaha supaya mendapat nilai yang
lebih baik
4. Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat selamanya
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. A. Subjek Penelitian
1. a. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
1. B. Deskripsi Persiklus
1. 1. Rencana Perbaikan Pembelajaran
Pada tahap ini peneliti menyusun rencana Penelitian Tindakan Kelas yang hendak dilaksanakan
dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, yang terdiri dari 2 (dua) siklus.
1. Menyiapkan alat-alat peraga atau media pembelajaran yang diperlukan dalam proses
pembelajaran.
2. Membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk mendemonstrasikan tentang sifat-sifat
cahaya.
3. Mendesain model pembelajaran Discovery Learning.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Menjelaskan materi pembelajaran.
6. Memotivasi siswa dalam mengadakan tanya jawab.
7. Mengerjakan soal secara individu.
1. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
- Demonstrasi
- Diskusi
1. Kegiatan Awal
- Apersepsi.
1. Kegiatan Inti
- Siswa mendemonstrasikan arah rambat cahaya dan benda-benda yang dapat di tembus
cahaya.
1. Kegiatan Akhir
- Tindak lanjut.
Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Discovery Learning.
2. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
- Demonstrasi
- Diskusi
3. Kegiatan Awal
- Apersepsi.
4. Kegiatan Inti
5. Kegiatan Akhir
1. 2. Pelaksanaan
1. a. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan dimulai dari identifikasi masalah yang akan diteliti. Masalah yang akan
diteliti tersebut kemudian direncanakan tindakan yang tepat untuk memperbaiki masalah yang
terjadi.
1. Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan ini, segala sesuatu yang telah direncanakan dicoba untuk
dilaksanakan.
1. Pengamatan
1. Refleksi
Refleksi adalah renungan atau mengingat kembali apa yang sudah dilaksanakan. Berdasarkan
hasil refleksi, guru bersama teman sejawat menyimpulkan tindakan yang sudah dilaksanakan
apakah sudah berhasil atau belum.
Pelakasanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di kelas V SDN Koleang 03 Kecamatan Jasinga Kabupaten
Bogor. Siklus pertama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dilaksanakan pada tanggal
22 Februari 2011 dan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2011.
Kegiatan perbaikan dilakukan karena terdapat kelemahan atau kekurangan dalam proses
pembelajaran sehingga perlu dilakukan tindakan yang tepat untuk meningkatkan pemahaman
dan minat belajar siswa dalam materi pembelajaran. Hasil evaluasi dapat dilihat dari daftar nilai
yang ada dalam setiap siklus yang dilaksanakan pada kegiatan akhir pembelajaran.
1. c. Pengamat
Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas pada setiap siklusnya, peneliti dibantu oleh
pengamat atau guru yang berasal dari sekolah tempat penelitian yang memiliki latar belakang
pendidikan Sarjana Pendidikan. Pengamat tersebut melaksanakan observasi terhadap
pelaksanaan perbaikan pembelajaran sehingga kekurangan dan kelemahan dalam kegiatan
pembelajaran dapat teridentifikasi dan dicari tindakan yang tepat untuk memperbaiki
pembelajaran. Peneliti juga meminta bantuan Kepala Sekolah agar dapat memberikan saran
dalam melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas, sehingga kegiatan pembelajaran
sesuai yang diharapkan.
1. 2. Tugas Supervisor
Untuk mengatasi masalah yang muncul pada kegiatan perbaikan pembelajaran serta kelemahan-
kelemahan yang ditemukan pada saat pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Pengamatan atau pengumpulan data adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam melakukan
Penelitian Tindakan Kelas. Teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
dilakukan dengan observasi. Secara sederhana observasi berarti pengamatan dengan tujuan
tertentu. Khusus dalam konteks Penelitian Tindakan Kelas, observasi mempunyai prinsip dasar
atau karakteristik yang harus diperhatikan, baik oleh pengamat maupun yang diamati.dalam
kegiatan pengamatan yang menggunakan model pemebelajran Discovery Learning, peneliti
dibantu oleh observer yang bernama Ibu Titing Mulyati, S.Pd. observer ini melakukan
pengamatan dengan menggunakan alat pengumpul data yang telah disiapkan. Karena selama
proses pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas selalu diamati dan didokumentasikan,
baik prosesnya maupun hasil yang dicapai.
1. 4. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan akhir penelitian. Menurut Soedarsono (1997:16) “pada tahap
refleksi peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan
dari berbagai kriteria”.
Refleksi siklus pertama yang telah dilakukan setelah proses pembelajaran oleh peneliti dan
teman sejawat ditemukan masalah atau penyebab yang menjadi penghambat peningkatan
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Faktor penghambat dalam proses
pembelajaran adalah kurangnya minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran.
Pada siklus kedua peneliti melakukan refleksi bersama teman sejawat dengan melakukan
analisis data. Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dari teman sejawat dan hasil evaluasi
selama kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung, data tersebut ditelaah secara mendalam.
BAB IV
1. A. Deskripsi Persiklus
1. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Pertama
Siklus pertama merupakan pelaksanaan perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya. Pelaksanaan siklus pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui model
pembelajaran Discovery Learning pada siswa kelas V SDN Koleang 03 dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 1 Maret 2011. Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh seorang observer
yaitu Ibu Titing Mulyati, S.Pd. Pelaksanaan pembelajarannya berpedoman pada Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun pada tahap perencanaan.
- Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Discovery
Learning
1. 2. Materi Pembelajaran
Sifat-sifat cahaya
1. 3. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
- Demonstrasi
- Diskusi
1. 4. Kegiatan Awal
1. 5. Kegiatan Inti
- Siswa mendemonstrasikan arah rambat cahaya dan benda-benda yang dapat ditembus
cahaya.
1. 6. Kegiatan Akhir
- Tindak lanjut
Pada perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus pertama, daya serap siswa terhadap
materi 77 % atau dengan nilai rata-rata pada hasil evaluasi 77,39. Dengan demikian pada siklus
ini ada peningkatan hasil pembelajaran.
Pelaksanaan siklus kedua merupakan perbaikan dari siklus pertama. Siklus kedua mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya. melalui model pembelajaran Discovery Learning pada siswa kelas V SDN Koleang 03
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Maret 2011. Observer dalam kegiatan pembelajaran ini
masih tetap, yaitu Ibu Titing Mulyati, S.Pd. Pelaksanaan pembelajarannya Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun pada tahap perencanaan.
- Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Discovery
Learning
1. 2. Materi Pembelajaran
Sifat-sifat cahaya
1. 3. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
- Demonstrasi
- Diskusi
1. 4. Kegiatan Awal
- Apersepsi
1. 5. Kegiatan Inti
1. 6. Kegiatan Akhir
Pada perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus kedua, daya serap siswa terhadap
materi 81 % atau dengan nilai rata-rata pada hasil evaluasi 80,86. Dengan demikian pada siklus
ini ada peningkatan hasil pembelajaran jika dibandingkan dengan siklus pertama.
Pada kegiatan proses pembelajaran siklus kedua mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
setelah siswa mengamati alat peraga dan mendemonstrasikannya, siswa dapat langsung
menemukan sendiri sifat-sifat cahaya. Karena guru menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning sehingga siswa merasa termotivasi dalam proses pembelajaran. Hal ini
terlihat dari keaktifan siswa yang mencapai 78,26 %. Terjadi peningkatan dibandingkan siklus
pertama. Dalam menyimak penjelasan guru pun konsentrasi siswa sudah terfokus pada materi
pembelajaran, jika diprosentasikan mencapai 69,58 %. Keberanian siswa dalam mengajukan
pertanyaan terjadi peningkatan dibandingkan siklus pertama, pada siklus kedua ini mencapai
52,17 %. Dalam menjawab pertanyaan pun siswa lebih aktif dibandingkan pada siklus pertama
yaitu mencapai 65,21 %.
Berdasarkan hasil evaluasi siswa, ternyata proses pembelajaran pada siklus kedua mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam menunjukkan hasil yang lebih memuaskan dibandingkan siklus
pertama, hal ini terlihat pada nilai hasil evaluasi siswa yang mencapai 80,86 %.
BAB V
1. A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
KTSP Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA dan Pendidikan Kewarganegaraan kelas V.
(2006). Depdiknas
Mikarsa Lestari Hera, Taufik Agus, Priatno lestari Puji, Pendidikan Anak di SD (2009).
Unversitas Terbuka.