Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

SISTEM
MANAJEMEN MUTU
KONSTRUKSI

IMPLIKASI PENERAPAN ISO


9001:2008 PADA INDUSTRI
KONSTRUKSI

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

12
Teknik Sipil dan Teknik Sipil MK11050 Lily Kholida, S.T, M.T
Perencanaan

Abstract Kompetensi
Pendalaman mengenai implikasi Memahami penerapan implikasi
penerapan ISO 9001:2008 pada penerapan ISO 9001:2008 pada industri
industri konstruksi konstruksi
Implikasi Penerapan ISO 9001:2008
PENGANTAR
Perusahaan termotivasi untuk mengejar sertifikasi ISO 9000 untuk berbagai alasan.
Tiga motivasi utama, menurut Kam (2000), untuk perusahaan teknik sipil dan struktural
mencari sertifikasi ISO 9001 sertifikasi adalah: (a) mandat dari Pemerintah, (b) untuk
meningkatkan efisiensi perusahaan dan manajemen, dan (c ) untuk meningkatkan kualitas
citra dari perusahaan dalam industri konstruksi. Menurut Dissanayaka et al. (2001), enam
motivator utama untuk kontraktor dalam mengimplementsikan ISO 9000-bersertifikat sistem
mutu adalah: (a) untuk memenuhi syarat untuk tender pada proyek-proyek publik, (b) untuk
memenuhi harapan pelanggan, (c) untuk meningkatkan kualitas kerja yang dilakukan, (d)
untuk mendapatkan keuntungan yang kompetitif, (e) untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas di semua area operasi, dan (f) sebagai bagian dari strategi peningkatan yang
lebih besar.

KLAUSUL ISO 9001:2008


ISO 9001-2008 terdiri dari klausul sebagai berikut:
1. Klausul 1. Ruang Lingkup
Dalam klausul ini secara persyaratan-persyaratan standar telah menekankan untuk
memenuhi kepuasan pelanggan.
2. Klausul 2. Referensi Normatif
Klausul ini hanya memuat referensi-referensi yang harus dipersiapkan oleh
kontraktor yaitu:
a. Peraturan Pemerintah
b. Buku-buku panduan tentang kualitas
3. Klausul 3. Istilah dan definisi
Klausul ini menyatakan bahwa istilah dan definisi-definisi yang diberikan dalam ISO
9001-2008 menetapkan, mendokumentasikan, melaksanakan, memelihara langkah-
langkah untuk implementasi sistem manajemen kualitas ISO 9001-2008 dan
kebutuhan peningkatan terus menerus
4. Klausul 4. Sistem Manajemen Mutu
Persyaratan umum dalam memimpin dan mengoperasikan organisasi perlu
dilakukan pengelolaan yang sistematis dan dengan cara yang tepat
5. Klausul 5. Tanggung Jawab Manajemen
Klausul ini menekankan pada komitmen manajemen puncak (top management
commitment). Dalam hal fokus pelanggan manajemen puncak harus menjamin

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
2 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
bahwa persyaratan pelanggan telah ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan
peningkatan kepuasan pelanggan.
6. Klausul 6. Manajemen Sumber Daya
Penyediaan sumber daya suatu organisasi harus menetapkan dan memberikan
sumber-sumber daya yang diperlukan secara tepat untuk menetapkan dan
mempertahankan sistem manajemen kualitas ISO 9001-2008 serta meningkatkan
efektivitasnya terus menerus dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
7. Klausul 7. Realisasi Produk
Dalam hal perencanaan realisasi produk organisasi harus menjamin bahwa proses
realisasi produk berada di bawah pengendalian, agar memenuhi persyaratan produk.
8. Klausul 8. Pengukuran Analisis dan Peningkatan
Persyaratan umum dalam klausul 8 tentang pengukuran analisis dan peningkatan,
dimana organisasi harus menetapkan rencana-rencana dan menetapkan proses-
proses pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan yang diperlukan agar
menjamin kesesuaian dari produk.

PENERAPAN ISO 9001:2008


Berdasarkan klausul-klausul yang ada dalam ISO 9001-2008 maka penerapannya di dalam
perusahaan konstruksi dapat dilihat sebagai berikut:
1. Perencanaan Proyek
Sesuai dengan klausul 7.1 tentang perencanaan realisasi produk, perusahaan
konstruksi diminta untuk melakukan perencanaan yang matang untuk setiap proyek
yang ditangani. Perencanaan ini melingkupi jadwal pelaksanaan proyek yang berisi
jadwal detail tahapan pelaksanaan proyek dari awal hingga serah terima proyek ke
owner, master drawing, bill of quantity dan bill of material yang berisi daftar
kebutuhan material dari awal hingga akhir proyek. Selain itu, agar proyek bisa
dijalankan dengan kualitas yang konsisten, sebaiknya perlu dipersiapkan juga
Project Quality Plan (PQP) yang memuat standar kualitas pekerjaan baik untuk
pekerjaan sipil maupun struktur. Misalnya, standar mutu adukan, pengecoran,
pembesian, pembetonan, pemasangan ubin, dan sebagainya agar kualitasnya
konsisten.
2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, pengelolaan SDM menjadi hal yang
sangat penting karena SDM yang berkualitas akan menghasilkan kerja yang
berkualitas. Banyaknya pekerja yang terlibat menjadi tantangan tersendiri bagi
Project Manajer untuk memastikan para pekerja bekerja sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Barangkali perlu dibuatkan sedari awal semacam kontrak kerja

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
3 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
antara pekerja dan perusahaan agar pekerja mengetahui betul tentang tugas dan
tanggung jawabnya alih-alih menyerahkan semua tanggung jawab kepada mandor.
Ini penting agar semua pekerja betul-betul memahami sistem manajemen mutu
secara keseluruhan.
3. Pengadaan Material dan Peralatan Kerja
Pengadaan material dan peralatan kerja menjadi salah satu faktor penting
kelancaran sebuah proyek. Pembuatan bill of material yang tepat sedari awal akan
sangat membantu proses pengadaan material dan peralatan kerja. Meski harus
dakui, ditengah-tengah berjalannya proyek bisa saja terjadi pekerjaan tambah
kurang. Agar proses pengadaan material dapat berjalan dengan lancar namun tetap
dapat dikontrol perlu dibuat mekanisme pengadaan material yang cepat dan tepat
sehingga material tersedia pada waktu dibutuhkan tanpa hilangnya kontrol.
Kebanyakan masalah pengadaan material adalah seringkali ditemukan proses
pengadaan yang dilakukan oleh orang proyek tanpa persetujuan kantor pusat
dengan alasan mempersingkat waktu. Padahal, dengan prosedur dan mekanisme
yang tepat, material tetap dapat tersedia dengan cepat tanpa harus mengabaikan
kontrol pengadaan.
4. Pemeliharaan Peralatan Kerja
Manajemen Aset menjadi critical point berikutnya yang harus diperhatikan oleh top
manajemen dalam hal ini bagian general affair atau maintenance. Perlu ditekankan
bahwa pemeliharaan sangat berbeda dengan perbaikan. Pemeliharaan adalah suatu
upaya preventif agar peralatan yang dimiliki selalu dalam kondisi siap digunakan.
Tanpa prosedur pemeliharaan yang baik, mesin atau peralatan saja rusak pada saat
dibutuhkan. Oleh karena itu, pemeliharaan mesin dan peralatan kerja menjadi suatu
keharusan.
5. Pemantauan Proyek
Agar proyek bisa berjalan tepat waktu, sesuai spesifikasi dan kualitas yang konsisten
maka pemantauan proyek menjadi hal yang wajib dilakukan. Beberapa Checklist
perlu dibuat agar proses pemeriksaaan dan pemantauan proyek bisa dilakukan
secara menyeluruh misalnya checklist pemeriksaan pembesian, checklist persiapan
pengecoran beton, dan sebagainya. Rapat rutin yang sifatnya mingguan atau
bulanan juga perlu dilakukan guna memastikan semua berjalan sesuai rencana.

Implementasi sistem manajemen ISO 9001-2008 di dalam sebuah perusahaan


konstruksi harus dilakukan secara menyeluruh ke seluruh perusahaan baik pekerja
yang berada di kantor pusat, kantor cabang, maupun di proyek. Implementasi
manajemen mutu pada kontraktor dapat dimulai dengan sosialisasi ke perwakilan

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
4 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
tiap bagian, kemudian dilakukan secara berjenjang hingga keseluruhan proyek.
Diharapkan dengan adanya sosialisasi tersebut semua elemen perusahaan dapat
aware terhadap implementasi ISO 9001. Seluruh elemen perusahaan diharuskan
menggunakan dan menjalankan sistem yang telah dikembangkan pada tahap
sebelumnya. Sebagai contoh, dalam penyusunan rencana mutu proyek maka
manajer proyek harus berpedoman pada prosedur terkait. Begitu pula elemen
lainnya.

Setelah implementasi dilakukan, kontraktor harus melakukan kegiatan audit mutu


internal serta dilanjutkan dengan rapat tinjauan manajemen. Kegiatan audit mutu
internal bertujuan untuk memastikan apakah sistem berjalan secara efektif atau
tidak. Hasil audit dibahas dalam rapat tinjauan manajemen untuk dapat diputuskan
langkah perbaikan guna persiapan peraihan pengakuan internasional terhadap
sistem mutu ISO 9001 ataupun pencapaian program peningkatan mutu proyek.

IMPLIKASI PENERAPAN ISO 9001:2008


Selama satu dekade terakhir, sistem manajemen mutu telah dibangun sebagai satu
kesatuan dari manajemen konstruksi, yang kebanyakan strukturnya menyesuaikan dengan
standar yang terdapat dalam seri ISO 9000. Beard (1993) menjelaskan bahwa ISO 9000
akan menguntungkan perusahaan pada akhirnya, karena akan memperbaiki fungsi
pengendalian, menghilangkan ketidak-efisienan dan meningkatkan motivasi para pekerja,
sekaligus menciptakan iklim positif yaitu melakukan hal yang benar saat pertama kali.
Penghematan biaya yang didapat dari penerapan sistem manajemen mutu diperoleh dari
tindakan pencegahan supaya pekerjaan perbaikan karena kesalahan internal berkurang
(Wacono, 2000).

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
5 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Gambar 1. Penghematan Biaya Mutu dengan Penerapan Sistem Mutu (Wacono, 2000)

Dalam penelitian Clarke dan Herrmann (2004) ditemukan bahwa yang banyak terjadi
selama ini adalah, seiring dengan usaha peningkatan mutu produk yang dilakukan oleh
perusahaan konstruksi seringkali diikuti dengan biaya mutu yang juga ikut meningkat,
sehingga dapat berpengaruh pada keuntungan perusahaan bila harga penawaran pekerjaan
atau harga jual produknya tidak ikut dinaikkan juga.
Dari hasil penelitian dan pernyataan-pernyataan di atas, memperlihatkan ada dua hal
yang dianggap sama pentingnya. Hal pertama adalah usaha untuk terus memperbaiki mutu
konstruksi, yang salah satu caranya adalah dengan menerapkan sistem manajemen mutu.
Hal yang kedua adalah usaha untuk menekan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai mutu
tersebut.
Beberapa literatur menyatakan bahwa elemen-elemen dari sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008 yang mempunyai pengaruh langsung terhadap tindakan pencegahan,
kegiatan penilaian dan pemeliharaan, atau kegiatan perbaikan dari kegagalan mutu.
Sedangkan biaya mutu yang dimaksud adalah biaya mutu dalam proyek, dimana biaya mutu
adalah biaya yang dikeluarkan untuk tindakan pencegahan, kegiatan penilaian dan
pemeliharaan, dan kegiatan perbaikan dari kegagalan mutu yang terjadi selama proyek
berlangsung. Penelitian Stephani menyimpulkan bahwa elemen sistem manajemen mutu
ISO 9001: 2008 yang berpengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap
biaya mutu adalah ketersediaan dokumen sistem manajemen mutu yang memadai, adanya
pengendalian dokumen dan record yang memadai, serta ketersediaan fasilitas dan
peralatan yang memadai. Dari ketiga variabel tersebut, ketersediaan dokumen sistem
manajemen mutu yang memadai merupakan elemen sistem manajemen mutu yang paling
dominan pengaruhnya terhadap biaya mutu.

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
6 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Implikasi lain dari penerapan ISO 9001:2008 pada penelitian yang dilakukan Kong et
al, antara lain :
a) ISO 9001-bersertifikat perusahaan yang mempraktekkan QMS (sistem manajemen
mutu) lebih kompetitif dalam hal sumber daya, proses dan kinerja. Lingkungan kerja
dan kompetensi sumber daya manusia telah diidentifikasi sebagai sumber kompetitif
perusahaan ISO 9001-bersertifikat. strategi pengembangan produk dan kinerja proses
telah diidentifikasi untuk mempengaruhi proses kompetitif, dan keandalan produk dan
kualitas produk telah diidentifikasi terkait dengan kinerja kompetitif. perusahaan ISO
9001-bersertifikat lebih kompetitif karena mereka berlatih perbaikan berkelanjutan
dalam operasi mereka, dan memiliki efisiensi yang lebih tinggi dalam operasi mereka
karena peningkatan sistem penilaian kinerja internal. hubungan mereka dengan
pemasok yang lebih baik.

b) Melalui efek mediasi daya saing perusahaan, perusahaan kinerja bisnis ISO 9001-
bersertifikat lebih baik dalam hal profitabilitas, pendapatan dan pangsa pasar. Hal ini
karena produktivitas lebih tinggi dan mereka memiliki manajemen risiko yang lebih
baik. Selain itu, alat pemasaran yang berharga untuk menjadi ISO 9001-bersertifikat
dan klien mereka merasakan kualitas yang lebih tinggi dalam pekerjaan yang
dilakukan. Akibatnya, mereka memiliki akses yang lebih baik ke pasar domestik.
Bahkan, 90% dari responden berpendapat bahwa ISO 9001 sertifikasi yang penting
untuk keberhasilan perusahaan mereka.

c) Melalui efek mediasi daya saing perusahaan, perusahaan kepuasan pelanggan dari
ISO 9001-bersertifikat lebih baik dalam hal keluhan pelanggan, pengerjaan ulang atau
perbaikan, dan laporan non comformity atau masalah kualitas. Kepuasan klien lebih
besar karena mereka lebih pelanggan-focussed.With lebih sistematis pencatatan,
mereka memiliki baik internal dan eksternal communication. Pada seri ISO 9001
memiliki standar kontribusi positif terhadap competitiveness perusahaan. ISO 9001
certificationcan digunakan sebagai alat administrasi yang inovatif (Ravichandran,
2000) untuk meningkatkan daya saing perusahaan; yang terdiri dari sumber daya yang
kompetitif, proses yang kompetitif dan kinerja kompetitif; yang pada gilirannya
meningkatkan kepuasan pelanggan dan kinerja bisnis. Ini, selalu, tergantung pada
pelaksanaan yang efektif dari sertifikasi ISO 9001 di perusahaan. Ketika diterapkan
untuk alasan yang tepat, misalnya untuk manfaat internal dan untuk proses sistem
mutu, McAdam dan Canning (2001) menyimpulkan bahwa ISO9000 bisa membantu

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
7 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
terhadap pemecahan masalah waktu, biaya dan kualitas sekitarnya surveyor
kuantitas, profesional bangunan lain dan industri konstruksi pada umumnya.

Faktor manusia juga menjadi sorotan dalam implikasi penerapan ISO 9001:2008,
karena Studi yang dilakukan menunjukkan bahwa pengerjaan konstruksi yang buruk terjadi
karena faktor manusia dan bukan dari faktor teknis. Faktor manusia bertanggung jawab
untuk cacat selama konstruksi / manajemen dan prosedur kerja, sedangkan faktor teknis
bertanggung jawab untuk bahan yang rusak, masalah desain, dan bencana alam (Anrekwu
dan Okpala 1998). Pelaksanaan ISO 9001 QMS standar dapat membantu untuk
meningkatkan suatu proses organisasi, kinerja kualitas, dan pengerjaan, dan alamat semua
faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas pengerjaan (ISO 2009a).
Dalam urutan untuk meningkatkan masalah faktor pengerjaan, proses kerja, dan pengiriman
produk-produk berkualitas, Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) dibentuk
pada 1947 untuk mempromosikan pengembangan standardisasi, mempromosikan praktek
dan adopsi sistem manajemen mutu, memfasilitasi pertukaran barang internasional dan
layanan, dan kerjasama asuh antara intelektual, teknologi, dan ekonomi kegiatan 0anet
1995). Ada kebutuhan, namun, untuk memiliki prosedur yang tepat dan QMS yang efektif
untuk mencapai ISO 9001 sertifikasi mutu dan memastikan bahwa proyek dimonitor secara
efektif, yang akan menyebabkan kualitas pengerjaan. Studi yang dilakukan menunjukkan
bahwa pengerjaan konstruksi yang buruk terjadi karena faktor manusia dan bukan dari
faktor teknis. Faktor manusia bertanggung jawab untuk cacat selama konstruksi /
manajemen dan prosedur kerja, sedangkan faktor teknis bertanggung jawab untuk bahan
yang rusak, masalah desain, dan bencana alam (Anrekwu dan Okpala 1998) · Studi ini
menunjukkan kemungkinan mencapai kinerja substansial dalam perbaikan pengerjaan
melalui sertifikasi ISO dalam setiap organisasi.

Implikasi untuk para manajer. Kontribusi utama dari penelitian ini untuk tubuh
pengetahuan dan praktek manajemen proyek konstruksi adalah pembentukan tingkat
menggunakan ISO sertifikasi untuk meningkatkan kinerja pengerjaan dalam organisasi
apapun. Pembelajaran didirikan keberadaan dari korelasi substansial antara sertifikasi ISO,
kinerja pengerjaan, dan peningkatan faktor pengerjaan. pengerjaan ini perbaikan sistem
melalui sertifikasi ISO adalah alat yang efektif untuk memastikan efektif manajemen proyek
konstruksi, operasi bisnis, dan manufaktur proses. sistem semacam ini perbaikan
pengerjaan akan memandu manajer dalam mengidentifikasi sifat pengerjaan, karya yang
rusak, dan masalah produktivitas, dan menemukan solusi untuk meningkatkan efisiensi
tenaga kerja mereka. Sedangkan pemanfaatan perbaikan sistem pengerjaan ini mudah
dicapai dengan sertifikasi ISO, yang paling hasil yang efektif dapat dicapai dalam

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
8 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
hubungannya dengan berpengalaman, tenaga terampil, dan penghakiman manajemen.
Mengingat sifat kompetitif pasar dan permintaan yang tinggi untuk proyek-proyek berkualitas
dan produk dari konsumen, pemerintah, dan organisasi perusahaan, sistem akan berfungsi
sebagai alat penting bagi para manajer untuk bersaing dan tetap berada di pasar. Ini akan
meningkatkan citra organisasi mereka, dan reputasi, dan peningkatan pelanggan patronase
dan kualitas pekerjaan mereka. Selain itu, jika diterapkan dengan baik oleh manajer, itu
akan menghilangkan kegagalan operasional, keterlambatan proyek, dan masalah
pengerjaan ulang, cacat, dan faktor sistemik. Selanjutnya, ini akan membawa kualitas
pengerjaan proyek konstruksi, penyelesaian tepat waktu proyek, manajemen yang efektif
dari proyek, tingkat tinggi komitmen manajemen, tepat dokumentasi proyek, meningkatkan
kinerja pekerja, proyek yang memadai supervisi, komunikasi, dan perencanaan yang lebih
baik. Hal ini juga akan menghilangkan masalah klaim yang berlebihan dan meningkatkan
citra organisasi. Lebih penting, meningkatkan kinerja pengerjaan dengan sertifikasi ISO
dapat meningkatkan semua organisasi kegiatan, workmanships, dan proses untuk perbaikan
produk, profitabilitas, produktivitas, dan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, sistem ini
sangat dianjurkan untuk semua manajer.

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
9 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T
Daftar Pustaka

1. Project Management Institute, A Guide to Project Management Body of Knowledge, 2008 edition.
2. Siswanto. Pengantar Manajemen. 2007
3. Yamit, Zulian. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. 2013
4. Nasution, Dr.M. Nur. Manajemen Mutu Terpadu. 2015
5. Lestari, I Gusti Agung Ayu Istri. Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Perusahaan
Konstruksi. 2015
6. Buhdiharja, Stephani; Indryani, Retno. Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu terhadap Biya Mutu
padaProyek Konstruksi Gedung di Surabaya. 2006
7. Juanzon, Joseph Berlin P. Awareness Level Towards Implementing ISO 9001:2008 of selected Small and
Medium Enterprise (SME) Construction Firms inthe Philippines. 2015
8. Willar, Debby, Coffey, Vaughan & Trigunarsyah, Bambang. Examining the Implementation of ISO 9001 in
Indonesian Construction Companies.2015
9. Sousa-Poza, Andreas, Altinkilinc, Mert, Searcy, Cory. Implementing a Functional ISO 9001 Quality
Management System in Small and Medium-Sized Enterprises. 2009
10. Santos, Gilberto, Millan, Antonio Leal. Motivation and Benefits Of Implementation and Certification According
ISO 9001-The Portuguese Experience. 2013
11. Khattak, Bill Ahmad. Barricades in Implementation and Adoptation Level of ISO 9001 in Construction Industry
of Pakistan. 2015
12. Silaban, Bernard. E; Sugianto Yusup. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada Industri
Kontraktor. 2011
13. Kong, Sia Mal; Gomez, Christy Pathrose; Hamid, Zuhairi Abdul. Benefits od ISO 9001:2000 Certification-
Evidence From Malaysian Construction Industry.2009
14. Roman, Camilo Prado, et al. The Effect of Implementing ISO 9001 in the Spanish Construction Industry. 2015

2016 Nama Mata Kuliah dari Modul Sistem Manajemen Mutu Knstruksi
10 Dosen Pengampu Lily Kholida, S.T, M.T

Anda mungkin juga menyukai