BAB I
PENDAHULUAN
ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya
antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan
sesuai prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dan batas wewenang yang
sendiri secara bertanggung jawab. Peran pemerintah pusat dalam desentralisasi ini
otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah, maka pemerintah daerah diberikan
Fungsi Mengatur (Reguierend) adalah pajak yang digunakan sebagai suatu alat
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan. Fungsi
ini biasanya terdapat pada sektor swasta. Alat pembangunan tersebut didasarkan
melalui tarif-tarif pajak, baik pajak langsung maupun pajak tidak langsung yang
Dalam menjalankan otonomi daerah yang dimulai pada tahun 2001, masing-
masing daerah dituntut untuk berupaya meningkatkan sumber pendapatan asli daerah
tergantung pada peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini di harapkan dapat
yang berasal dari daerah sendiri sehingga akan memperbesar tersedianya keuangan
Asli Daerah sendiri terdiri dari : (1) Pajak daerah, (2) Retribusi daerah, (3) Bagian
laba usaha daerah, dan (4) Pendapatan asli daerah yang sah lainnya.
ada seperti penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik
beberapa komponen yang menjadi sumber penerimaan daerah dimana tentunya akan
terus digali baik yang sudah ada maupun sumber penerimaan baru yang potensial.
rakyat kepada negara. Dari pajak ini yang mana akan digunakan untuk membiayai
potensi yang harus digali dalam pembangunan ekonomi. Pajak memiliki dua fungsi
yaitu fungsi Budgeter dan fungsi Mengatur (Reguierend). Budgeter adalah fungsi
yang terdapat disektor publik dan pajak disini merupakan suatu alat atau suatu
Jenis-jenis Pajak Daerah yang ditetapkan dan dapat dipungut oleh Pemerintah
maupun kuantitas pembangunan daerah saat ini terdiri atas enam jenis Pajak Daerah
antara lain Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
akan tetapi menurut UU No.28 tahun 2009 jenis-jenis pajak daerah yang dapat
dipungut pemerintah kabupaten/kota terdiri dari sebelas jenis selain jenis-jenis di atas
4
yaitu Pajak Parkir, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Sarang Burung Wallet, Pajak
Bumi dan bangunan Pedesaan dan Perkotaan, Bea Hak Atas Tanah dan Bangunan.
melalui official assessment sistem dan self assessment system . Dari kedua cara ini
pajak daerah merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah daerah dari sumber-
sumber potensi yang dimiliki daerah seperti pemungutan pajak pengambilan bahan
galian golongan C yang termasuk salah satu pajak daerah yang dipungut pemerintah
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C adalah pajak atas kegiatan pengambilan
Pengambilan Bahan Galian Golongan C adalah pengambilan bahan galian golongan C dari
Target dan Realisasi penerimaan dari jenis-jenis pajak daerah yang dipungut
Kabupaten Sarolangun selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2006-2010 terlihat
Tabel 1.1.
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bahan Galian Golongan C
Rata-Rata 98,60
Berdasarkan tabel 1.1. diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 hingga
pluktuasi yaitu dari tahun 2006 hingga 2009 realisasi penerimaan pajak bahan galian
pada tahun 2009. Akan tetapi pada tahun berjalan tahun 2010 realisasi
tahun sebelumnya yaitu tahun 2009. Penerimaan pajak bahan galian golongan C
setiap tahunnya selama lima tahun terakhir sudah efektif, dimana rata-rata realisasi
rata-rata sumbangan yang diberikan pajak golongan galian C terhadap pajak Daerah
dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk setiap tahunnya selama lima tahun terakhir
6
yaitu tahun 2006 hingga 2010 adalah sebesar 20,69 untuk pajak Daerah dan 3, 21%
untuk PAD.
golongan C yang ikut serta dalam meningkatkan penerimaan PAD menjadikan Pajak
menurunnya Penerimaan PAD suatu daerah. dari uraian diatas maka penulis
berikut:
dan mahasiswa lingkungan kampus dalam mengkaji suatu konsep yang berkaitan
sebagai bahan dan informasi bagi peneliti selanjutnya terhadap masalah dan
tempat yang sama dengan kajian yang lebih mendalam untuk meningkatkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sumber wilayah sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan daerah yang berasal dari sumber-
sumber keuangan daerah seperti : (1) Pajak daerah, (2) Retribusi Daerah, (3) Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan (4) Lain-Lain PAD yang Sah.
PAD merupakan Sumber Keuangan Daerah yang digali dalam wilayah daerah yang
bersangkutan yang terdiru dari hasil Pajak daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil
Perusahaan milik daerah dan Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang lainnya yang
Pajak daerah, sebagai salah satu komponen PAD, merupakan pajak yang
34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, Pasal 1 ayat (10)
menyebutkan Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib
9
kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan tang bersifat memaksa
Tata Cara Perpajakan menjelaskan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
1. Iuran dari rakyat kepada negara yaitu negara yang berhak memungut iuran dari
3. Tanpa timbal jasa dan kontraprestasi dari negara secara langsung dapat ditunjuk.
pemerintah.
(1) Fungsi Budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
pajak sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan pemerintah dalam
dan paling berperan dalam APBD. Pajak Daerah (Mardiasmo, 2009 / 2011) adalah
iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
1. Jenis pajak provinsi terdiri dari : (1) Pajak Kendaraan Bermotor, (2) Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor, (3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, (4)
2. Jenis pajak kabupaten/kota terdiri dari : (1) Pajak Hotel, (2) Pajak Restoran, (3)
Pajak Hiburan, (4) Pajak Reklame, (5) Pajak Penerangan Jalan, (6) Pajak
Mineral Bukan Logam dan batuan, (7) Pajak Parkir, (8) Pajak Air Tanah, (9)
Pajak Sarang Burung Wallet, (10) Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan
Menurut UU No. 28 tahun 2009 jenis pajak daerah kabupaten/ kota dapat
1. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. Sedangkan
terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, kosmen,
sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
11
2. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang digunakan restoran. Dan yang
minuman yang dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria,
4. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Dan yang di maksud
dengan reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak
orang, atau badan, yang dapat di lihat, di baca, di dengar, di rasakan, dan atau di
5. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan batuan adalah Pajak atas kegiatan mineral
bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan atau permukaan
logam adalah mineral bukan logam dan batuan sebagai mana dimaksud dalam
7. Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan,
baik yang di sediakan berkaitan dengan pokok usaha, maupun yang di sediakan
Sedangkan yang dimaksud dengan parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu
8. Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan danatau pemanfaatan air tanah.
Sedangkan yang dimaksud dengan air tanah adalah air yang terdapat dalam
9. Pajak Sarang Burung Wallet dalah pajak atas kegiatan pengambilan dan atau
burung walet adalah satwa yang termasuk marga collocalia, Yaitu collocalia
10. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan
atau bangunan yang dimiliki, dikuasi, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi
atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
adalah konstruksi tekhnik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah
11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas perolehan hak
atas tanan dan atau bangunan. Sedangkan perolehan hak atas tanah dan atau
diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan orang pribadi atau badan.
Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sedangkan
13
pajak pengambilan bahan galian golongan C harus berdasarkan dasar hukum yang
diantaranya :
Wajib pajak pengambilan bahan galian golongan C adalah orang pribadi atau
badan yang melakukan pengambilan bahan galian golongan C. tariff yang dikenakan
dalam pemungutan pajak bahan galian golongan C paling tinggi sebesar 20% dan
Pajak sebagai alat kebijakan fiskal yang digunakan terus menerus oleh negara.
Undang-undang di dasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus
dipatuhi oleh masyarakat dan pihak lain yang terkait (Marihot P. Siahaan, 2005), dan
pajak jenis pajak daerah lain yang dipandang memenuhi syarat dan potensial di
dengan tetap memperhatikan kesederhanaan jenis pajak dan aspirasi masyarakat serta
tahun 2009 yang merupakan perubahan atas UU No. 34 tahun 200 telah direvisi lagi
dimana Pajak pengambilan Bahan Galian Golongan C diganti menjadi Pajak mineral
bukan Lgam dan batuan. Pajak Mineral Bukan Logam dan batuan adalah Pajak atas
kegiatan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan atau
bukan logam adalah mineral bukan logam dan batuan sebagai mana dimaksud dalam
No.65 Tahun 2001 tentang Pajak daerah menetapkan yang menjadi objek Pajak
Batu Tulis, Batu Setengah Permata, Batu Kapur, Batu Apung, Batu Permata,
Bentonit, Dolomit, Feldspar, Garam Batu (Halite), Grafit, Granit, Andesit, Batu
Yetti, Gips, Kalsit, Kaolin, Leusit, Magnesit, Mika, Marmer, Nitrat, Obsidien, Oker,
15
Pasir, Batu, Kerikil (Sirtukil), Pasir Kuarsa, Batu Silika, Batu Rijang, Perlit, Phospat,
Talk,Tanah Serap Fullers (Earth), Tanah Diatome, Tanah Liat, Tanah (Alum), Tras,
Pasir, Putih , Pasir Gunung, Tanah Urug, Yarosif, Zeolit, Basal, Trakkit.
Menurut Perda No.17 tahun 2009 tentang pajak pengambilan bahan galian
golongan C yang menjadi objek pajak di Kabupaten Sarolangun adalah (1) Pasir,
(2) batu, (3) Krikil (sirkuit), (4) Tanah Liat, (5) Tanah dll yang ada berhubungan
1. Pasir yaitu butir-butir batu yang halus yang merupakan lapisan tanah atau
2. Batu
3. Krikil (sirkuit) adalah bitiran batu yang lebih besar dari pada pasir tetapi lebih
4. Tanah Liat yaitu batuan berwarna yang terutama terdiri dari butiran halus silikat
alumunia berair sebagai hasil pelapukan bahan feldspar dan batuan silikat
alumunia lainnya.
berbeda-beda antar daerah yang satu dengan daerah lainnya. Penelitian yang
adalah :
pengambilan bahan galian golongan C selama kurun waktu 2001 hingga 2009
memberikan kontribusi rata-rata setiap tahunnya kepada pajak daerah dan PAD
16
untuk Kabupaten Muaro Jambi yaitu sebesar 25,31% untuk Pajak Daerah
2. Syafri (2006) yang melakukan penelitian tentang besarnya kontribusi pajak daerah
selama kurun waktu sebelum pelaksanaan otonomi yaitu tahun 1997-2000 Pajak
tahunnya sebesar 51,85% dan setelah pelaksanaan otonomi daerah yaitu sebesar
80,32% dan rata –rata kontribusi sebelum dan sesudah pelaksanaan otonomi di
Propinsi Jambi besarnya kontribusi pajak terhadap PAD rata-rata sebesar 66,09%.
pajak daerah merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah daerah dari sumber-
sumber potensi yang dimiliki daerah seperti pemungutan pajak pengambilan bahan
golong galian C yang termasuk salah satu pajak daerah yang dipungut pemerintah
golongan C yang ikut serta dalam meningkatkan penerimaan PAD menjadikan Pajak
menurunnya Penerimaan PAD suatu daerah. dari uraian diatas maka penulis
Kontribusi pajak
pengambilan bahan 1. Pasir
galian gol. C terhadap
Pajak Daerah
2. batu
3. Krikil (sirkuit)
4. Tanah Liat
- efektifitas
- efisiensi
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
(library research) atau yang sering disebut studi pustaka , dimana penelitian ini di
butuhkan lainnya dalam penulisan ini dapat berupa buku-buku, bulletin, jurnal
penelitian ini.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
terdiri dari Data realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan target dan
merupakan data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang sudah diolah
oleh pihak ketiga, secara berkala (time series) untuk melihat perkembangan objek
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Badan Pusat Statistik
Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sarolangun serta instansi terkait lainnya yang
Metode analisis data yang digunakan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini
1. Untuk menjawab tujuan pertama dalam penelitian ini yaitu mengetahui tingkat
PGCt−(PGCt−1)
PGC = × 100%
PGCt−1
Keterangan :
2. Untuk menjawab tujuan kedua dalam penelitian ini yaitu mengetahui seberapa
PGCt
KPGCt = × 100%
PADt
20
Keterangan :
3. Untuk menjawab tujuan ketiga dalam penelitian ini yaitu mengetahui seberapa
berikut:
RGC
E= × 100%
TGC
Keterangan :
E : Efektiffitas
RGC : Realisasi Penerimaan Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
PGC : Target Penerimaan Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
dari pungutan kekayaan atau potensi-potensi daerah yang ada yang berasal dari
21
daerah sendiri seperti : semua penerimaan dari pajak daerah, retribusi daerah,
berlaku pada setiap penerimaan dan dinyatakan dalam rupiah untuk setiap
dikenakan atas pengambilan bahan galian golongan C seperti pasir, batu, krikil,
tanah dll yang berasal dari sumber alam yang di dalam atau permukaan bumi
untuk dimanfaatkan. Dan dinyatakan dalam rupuah untuk setiap tahun selama
tahun 2006-2010.
atas penembangan pasir dimana pasir yaitu butir-butir batu yang halus yang
merupakan lapisan tanah atau timbunan kersik halus yang dilihat dalam rupiah
5. Krikil (sirkuit) adalah bitiran batu yang lebih besar dari pada pasir tetapi lebih
6. Tanah, Tanah Liat yaitu batuan berwarna yang terutama terdiri dari butiran halus
silikat alumunia berair sebagai hasil pelapukan bahan feldspar dan batuan silikat
alumunia lainnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2001, Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001, tentang Pajak Daerah.
Suparmoko, 1996, Azas-asas keuangan Daerah, Edisi Revisi, Rinaka Cipta, Jakarta.
Suandy, Erly, 2005, Perencanaan Pajak Edisi Revis, Salemba Empat, Jakarta.
Siahaan P, Marihat, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Raja Garafindo
Persada, Jakarta.
Suandy, Erly, 2005, Perencanaan Pajak Edisi Revis, Salemba Empat, Jakarta.