Anda di halaman 1dari 84

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS

INTERNET PADA USAHA PEMBENIHAN UDANG WINDU


PT HASTA MINA ANYER, KABUPATEN SERANG,
PROVINSI BANTEN

BERLIANTO WIBOWO

SKRIPSI

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS INTERNET


PADA USAHA PEMBENIHAN UDANG WINDU PT HASTA MINA
ANYER, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Bogor, 28 Januari 2008

Berlianto Wibowo
C44104025
ABSTRAK

BERLIANTO WIBOWO, Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet


pada Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang,
Provinsi Banten. Di bawah bimbingan NARNI FARMAYANTI dan ACHMAD
FAHRUDIN.

PT Hasta Mina Anyer merupakan salah satu perusahaan pembenihan


Udang Windu. Produk yang dihasilkan berupa benur yang siap didistribusikan
kepada perusahaan-perusahaan pembesaran atau budidaya Udang Windu.
Persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu
mengembangkan strategi usahanya dalam meningkatan penjualan produknya.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, PT Hasta Mina Anyer merancang
sebuah sistem informasi yang memberikan informasi mengenai berbagai keadaan
serta aktivitas usahanya melalui sebuah web site yang dapat diakses oleh user
secara online 24 jam, sehingga setiap informasi tentang perusahaan dapat
diperoleh oleh berbagai pihak yang membutuhkan.
Informasi mengenai usaha pembenihan Udang Windu yang ditampilkan di
web site secara umum masih dirasakan kurang. PT Hasta Mina Anyer mencoba
memulai suatu terobosan dengan harapan akan mampu meningkatkan keuntungan
perusahaan di kemudian hari. Usaha pembenihan Udang Windu yang mulai
bangkit pada saat ini menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus bertahan pada
jalur usahanya. Banyaknya permintaan pasar membuat PT Hasta Mina Anyer
untuk melakukan perluasan penyebaran informasi dengan berbagai cara, salah
satunya melalui perancangan web site sebagai media informasi bagi user atau
pihak yang mebutuhkan.

Kata kunci : Sistem Informasi, Online, Pembenihan Udang Windu, Perancangan


© Hak cipta milik Berlianto Wibowo, tahun 2008
Hak Cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari


Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm dan sebagainya.
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BERBASIS
INTERNET PADA USAHA PEMBENIHAN UDANG WINDU
PT HASTA MINA ANYER, KABUPATEN SERANG,
PROVINSI BANTEN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan


pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
BERLIANTO WIBOWO
C44104025

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
SKRIPSI

Judul : Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada


Usaha Pembenihan Udang Windu PT Hasta Mina Anyer,
Kabupaten Serang, Provinsi Banten

Nama : Berlianto Wibowo

NRP : C44104025

Program Studi : Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Narni Farmayanti, M.Sc. Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si.


NIP 131 918 658 NIP 131 841 723

Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc.


NIP 131 578 799

Tanggal Lulus : 28 Januari 2008


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat
pada waktunya. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan sejak bulan
Oktober 2007 sampai dengan bulan November 2007 dengan judul ”Rancang
Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet pada Usaha Pembenihan Udang
Windu PT Hasta Mina Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Papa, Mama, dan Kakak tercinta atas doa restu, kasih sayang, serta
dukungan tanpa henti.
2. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc dan Dr. Ir. Achmad Fahrudin, M.Si, selaku
komisi pembimbing atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan.
3. Ir. Gatot Yulianto, M.Si dan Ir. Istiqlaliyah M. M.Si selaku dosen penguji
atas kritik dan saran sehingga penulis dapat menyempurnakan skripsi ini.
4. Bapak Abdul Qomar selaku pimpinan PT Hasta Mina Anyer yang telah
memberikan data dan informasi yang terkait dengan pembuatan skripsi ini.
5. Karyawan dan Staf Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Fakultas
Perikanan dan Kelautan yang sangat membantu.
6. Keluarga Asri Suci yang memberikan motivasi untuk menyelesaikan
skripsi ini.
7. Keluarga Besar SEI 41, H5N1 Band, Redaksi Majalah Ruang Film dan
semua yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu atas bantuan dan
dukungannya selama ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Bogor, 28 Januari 2008

Berlianto Wibowo
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 5 Oktober 1985 dari Bapak
Agus Sunanto dan Ibu Sri Pujiastuti. Penulis merupakan putra kedua dari dua
bersaudara.
Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah lulus dari SMU Negeri 1
Depok pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis lulus seleksi masuk Institut
Pertanian Bogor melalui Undangan Saringan Masuk IPB (USMI). Penulis
memilih Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Selama aktif menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi panitia pada
beberapa kegiatan kemahasiswaan yang diadakan Himpunan Mahasiswa Sosial
Ekonomi Perikanan. Selain itu, penulis juga aktif di beberapa organisasi
diantaranya MAX (Music Agriculture X-pression) dan HIMASEPA. Penulis
pernah mengikuti beberapa kegiatan seminar dan pelatihan diantaranya adalah
Seminar Nasional Undang-Undang Perikanan, Banking Job Preparation, dan
Bedah Bisnis Alumni Sukses.
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1


1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 3
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 4
1.4. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6

2.1 Karakteristik Udang Windu ............................................................ 6


2.2 Sistem Agribisnis Budidaya Udang Windu .................................... 8
2.3 Sistem Informasi dan Siklus Hidup Pembangunan Sistem ............. 10
2.4 Internet dan Web ............................................................................. 14
2.5 Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 15

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI ............................................. 18

IV. METODOLOGI .................................................................................. 21

4.1 Metode Penelitan ............................................................................ 21


4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 22
4.3 Metode Penentuan Responden ........................................................ 22
4.4 Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet ..................... 23
4.5 Istilah dan Pengertian ...................................................................... 24

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 27

5.1 Gambaran Umum Perusahaan ......................................................... 27


5.1.1 Sejarah Perusahaan ........................................................ 27
5.1.2 Visi dan Misi Perusahaan .................................................... 28
5.2 Sistem Agribisnis PT Hasta Mina Anyer ........................................ 28
5.2.1 Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi ........................ 29
5.2.1.1 Lokasi Perusahaan ................................................... 30
5.2.1.2 Sarana dan Fasilitas Penunjang ............................... 31
5.2.2 Sub-Sistem Administrasi Perusahaan .................................. 31
5.2.2.1 Sumberdaya Manusia .............................................. 32
5.2.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ............................... 32
5.2.3 Sub-Sistem Produksi Primer ................................................ 33
5.2.3.1 Pengadaan Induk Udang Windu .............................. 33
5.2.3.2 Pemijahan Induk Udang Windu .............................. 34
5.2.3.3 Penetasan Telur ........................................................ 35
5.2.3.4 Pemeliharaan Larva Udang Windu .......................... 36
5.2.3.5 Pemanenan Benur .................................................... 38
5.2.4 Sub-Sistem Pemasaran Hasil ............................................... 39
5.2.4.1 Pengemasan Benur .................................................. 39
5.2.4.2 Pengangkutan Benur ................................................ 40
5.2.4.3 Metode Pemasaran ................................................... 40
5.3 Siklus Hidup Pembangunan Sistem PT Hasta Mina Anyer ............ 41
5.3.1 Fase Analisis ........................................................................ 41
5.3.1.1 Definisi Masalah Sistem Informasi ......................... 41
5.3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Informasi ..................... 42
5.3.2 Fase Desain .......................................................................... 43
5.3.2.1 Penentuan Storyboarding Siklus ............................. 43
5.3.2.2 Penentuan Perangkat Perancangan Sistem
Informasi .................................................................. 46
5.3.2.3 Desain Tampilan Web ............................................. 47
5.3.3 Fase Implementasi ............................................................... 48
5.3.4 Fase Pemeliharaan ............................................................... 49
5.4 Tampilan Website PT Hasta Mina Anyer ........................................ 50
5.4.1 Tampilan Bagian Halaman Utama (Home) ......................... 50
5.4.2 Tampilan Bagian Header ..................................................... 51
5.4.2.1 Tampilan Link Profil ................................................ 52
5.4.2.2 Tampilan Link Info Produk ...................................... 52
5.4.2.3 Tampilan Link Produksi ........................................... 53
5.4.2.4 Tampilan Link Administrasi .................................... 54
5.4.2.5 Tampilan Link Prasarana ......................................... 55
5.4.2.6 Tampilan Link Pemasaran ....................................... 56
5.4.2.7 Tampilan Link Galeri ............................................... 58
5.4.2.8 Tampilan Link Kontak ............................................. 59
5.4.3 Tampilan Bagian Sidebar .................................................... 60
5.4.4 Tampilan Bagian Footer ..................................................... 61
5.5 Keunggulan dan Kelemahan Sistem Informasi ............................... 62

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 63


6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 63
6.2 Saran ................................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64

LAMPIRAN ..................................................................................................... 66
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Takaran Pakan Alami dari Berbagai Stadium Larva Udang Windu ……... 37

2. Penggunaan Obat-Obatan Terhadap Penyakit Larva Udang Windu ……... 38

3. Keadaan Perangkat Pendukung Rancang Bangun Sistem Informasi PT


Hasta Mina Anyer ………………………………………………………… 42

4. Perangkat Lunak (Software) dan Kegunaan ................................................ 46

5. Biaya Web Hosting dari Berbagai Internet Service Provider……………... 49

6. Perkiraan Total Biaya Perangkat Sistem Informasi Berbasis Internet PT


Hasta Mina Anyer Dalam Jangka Waktu 1 Tahun ……………………….. 50
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Bentuk Udang Windu .................................................................................. 6

2. Manajemen Sistem Agribisnis Budidaya Udang Windu ............................. 9

3. Model Sistem Informasi .............................................................................. 11

4. Siklus Hidup Pembangunan Sistem (Szymanski) ....................................... 12

5. Skema Kerangka Pendekatan Studi ............................................................. 20

6. Sistem Agribisnis pada PT Hasta Mina Anyer ............................................ 29

7. Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi PT Hasta Mina Anyer ............ 30

8. Sub-Sistem Administrasi PT Hasta Mina Anyer …………………………. 32

9. Sub-Sistem Produksi pada PT Hasta Mina Anyer ………………………... 33

10. Sub-Sistem Pemasaran pada PT Hasta Mina Anyer ……………………… 39

11. Aliran Sistem Informasi pada PT Hasta Mina Anyer …………………….. 45

12. Spesifikasi dari Komputer yang Digunakan ................................................ 47

13. Tampilan Bagian Halaman Utama (Home) ................................................. 51

14. Tampilan Bagian Header …………………………………….…………… 51

15. Tampilan Link Profil ……………………………………………………... 52

16. Tampilan Link Info Produk ..........................................................………… 53

17. Tampilan Link Produksi …………………………………………………... 54

18. Tampilan Link Administrasi ……………………………………………… 55

19. Tampilan Link Prasarana …………………………………………………. 56

20. Tampilan Link Pemasaran …………...…………………………………… 57


Halaman

21. Formulir Pemesanan PT Hasta Mina Anyer ................................................ 58

22. Tampilan Link Galeri ………………..……………………………………. 58

23. Tampilan Link Kontak ……………………………………………………. 60

24. Tampilan Bagian Sidebar ………………………………………………… 61

25. Tampilan Bagian Footer ..………………………………………………… 61


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Struktur Organisasi PT Hasta Mina Anyer ………………………………. 65

2. Job Description Tenaga Kerja PT Hasta Mina Anyer …………………… 66

3. Sarana dan Fasilitas Penunjang PT Hasta Mina Anyer ………………….. 68


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Subsektor budidaya perikanan saat ini semakin dirasakan sangat penting
oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Perkembangan ekonomi Indonesia
tidak lepas dari peran subsektor budidaya perikanan melalui peningkatan
pendapatan para pembudidaya. Hal ini tentunya akan menjadi terobosan baru
untuk masa yang akan datang, sehingga usaha perikanan diharapkan tidak hanya
bertumpu pada usaha penangkapan ikan oleh nelayan tetapi juga mengembangkan
subsektor budidaya oleh pembudidaya sebagai pemecahan masalah perikanan.
Subsektor budidaya perikanan ternyata mampu memberikan manfaat yang
cukup penting terhadap peningkatan kualitas sumberdaya manusia khususnya
pembudidaya. Namun di lain pihak, usaha budidaya perikanan tersebut harus
mampu memberikan peningkatan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga pada
kualitas produksi perikanan Indonesia.
Berbagai jenis usaha budidaya perikanan yang dilakukan pada umumnya
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup pembudidaya, memenuhi
kebutuhan konsumsi, meningkatkan ekspor dalam rangka menambah devisa
negara, penyedia bahan baku industri, memperluas lapangan kerja dan kesempatan
berusaha serta mendukung pembangunan wilayah dengan tetap memperhatikan
potensi lestari dan fungsi lingkungan hidup.
Salah satu dari berbagai usaha budidaya perikanan antara lain adalah usaha
budidaya Udang Windu (Penaeus monodon). Sejak tahun 1990, komoditas itu
menjadi salah satu primadona ekspor Indonesia. Selain rasanya yang manis, nilai
ekspornya memang luar biasa. Untuk ukuran standar, 30 ekor per kilogram,
Udang Windu dapat mencapai ratusan ribu rupiah (Hardianto 2003). Tidak heran
bila tiap kali panen, para petambak bagai mendulang emas dari tambaknya. Pasar
Amerika dan Asia yang menggiurkan membuat para petambak dan pengusaha
bermodal mulai membuka lahan-lahan tambak udang di berbagai kawasan.
Setiap perusahaan budidaya Udang Windu pun berusaha untuk
memperoleh keuntungan dengan berbagai cara dalam memperkenalkan usahanya
kepada pihak luar. Salah satunya adalah mencoba untuk mengembangkan
informasi yang ada untuk dapat diketahui oleh seluruh pihak yang akan
memerlukan informasi usaha yang dijalankan. Aliran informasi yang kompleks
dan akurat tentunya memerlukan adanya teknik pengelolaan informasi yang baik,
sehingga mampu memenuhi kebutuhan informasi dari seluruh rangkaian usaha
yang dijalankan.
Pada umumnya, informasi yang ada di dalam perusahaan budidaya belum
terintegrasi dengan baik. Informasi tersebut antara lain dalam menentukan lokasi
usaha, ketersediaan benih, teknologi budidaya, dan lain-lain. Oleh karena itu,
untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi tersebut, suatu perusahaan budidaya
perikanan perlu mengembangkan suatu sistem informasi yang sedang berkembang
pesat saat ini yaitu sistem informasi berbasis jaringan (internet). Manfaatnya
adalah agar informasi yang ada dapat terintegrasi dengan baik sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
Internet dapat digunakan untuk menggerakkan sektor perikanan budidaya
secara efektif dan efisien. Internet, yang merupakan salah satu bagian dari
teknologi informasi (dan mungkin akan menjadi bagian penting dari kehidupan
manusia), berkembang sangat cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi tersebut, kebutuhan akan informasi yang berkaitan dengan usaha yang
dijalankan menjadi sangat penting.
Perkembangan teknologi internet dapat memberi kemudahan untuk
menampilkan data dan informasi yang dapat diakses oleh semua pihak yang
terhubung dengan internet (on-line). World Wide Web atau yang biasa disebut
dengan web mampu menampilkan data dan informasi dalam bentuk teks, gambar,
sampai dengan suara dan video, sehingga nantinya dapat dirasakan keakuratan
informasi yang akan diperoleh setiap pihak yang menggunakan layanan internet
tersebut.
Oleh karena itu, sistem informasi yang akan dibangun ini harus dibuat
semenarik mungkin, mudah digunakan serta memberikan informasi yang
selengkap-lengkapnya dalam bentuk yang ringkas. Selain itu, sistem informasi ini
juga mampu dengan mudah diakses semua pihak yang berkepentingan sehingga
perusahaan akan dapat menyebarkan informasi dan mengembangkan informasi
usahanya dengan baik.
1.2. Perumusan Masalah
Sistem agribisnis dalam suatu negara agraris seperti Indonesia memainkan
peranan yang sangat besar. Hal ini perlu diikuti pemahaman yang baik mengenai
konsep agribisnis itu sendiri. Pengembangan sistem agribisnis bukan hanya
mencakup arti yang sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil melainkan
suatu konsep yang luas yang akan menghubungkan beberapa subsistem dalam
sistem agribisnis
Konsep sistem agribisnis pada usaha budidaya Udang Windu adalah suatu
konsep yang utuh, mulai dari proses produksi, pengolahan hasil, pemasaran yang
berhubungan dengan budidaya Udang Windu dalam arti yang luas. Jadi, sistem
agribisnis budidaya Udang Windu dapat terbagi ke dalam tiga subsistem yang
saling berhubungan. Pertama, subsistem produksi meliputi faktor yang
berhubungan dengan ketersediaan bahan baku, serta sarana dan prasarana
produksi secara kontinu dalam jumlah yang tepat. Kedua, subsistem pengolahan
hasil yang dapat meningkatkan nilai tambah dan kualitas hasil. Ketiga, subsistem
pemasaran yang akan menentukan mekanisme pasar.
Berbagai permasalahan yang menjadi penghambat berkembangnya usaha
budidaya Udang Windu saat ini, khususnya dalam penyediaan benih bermutu,
antara lain teknologi pembenihan yang belum sepenuhnya dikuasai, belum
diterapkannya secara penuh proses produksi benih sesuai standar, minimnya
ketersediaan induk bermutu, serangan hama dan penyakit, lambatnya proses alih
teknologi,belum diterapkannya biosecurity, menurunnya kualitas lingkungan
pembenihan serta belum optimalnya sosialisasi teknologi dan pembinaan oleh
instansi terkait. Inilah yang menyebabkan semakin menurunnya tingkat produksi
Udang Windu pada beberapa tahun terakhir ini (Forum Perbenihan Perikanan
Nasional Bandung 2007).
Permasalahan yang dihadapi PT Hasta Mina Anyer berkenaan dengan
penyebaran data dan informasi usaha pembenihan Udang Windu yang belum
terintegrasi dengan baik dan belum memberikan kemudahan bagi pihak terkait
untuk mendapatkan data dan informasi perusahaan tersebut. Selama ini data dan
informasi PT Hasta Mina Anyer yang tersebar, hanya dapat diketahui oleh
sebagian pihak, seperti pelanggan atau perusahaan-perusahaan yang sering
melakukan transaksi pemesanan di PT Hasta Mina Anyer. Sampai saat ini, PT
Hasta Mina Anyer belum dapat melakukan promosi melalui media cetak maupun
brosur-brosur promosi.
PT Hasta Mina Anyer memiliki rencana pengembangan usaha yang
diharapkan mampu meningkatkan keuntungan perusahaan. PT Hasta Mina Anyer
mencoba memanfaatkan lahan yang belum terpakai untuk memperluas usaha
pembenihan Udang Windu. PT Hasta Mina Anyer juga berencana memperluas
usahanya dengan menambah jenis produk yang dihasilkan seperti ikan bandeng
dan kerapu.
Pengembangan Sistem informasi berbasis web pada PT Hasta Mina Anyer
didasarkan atas analisis kebutuhan yang dilakukan terhadap beberapa aspek. Pada
analisis kebutuhan dari aspek produksi, PT Hasta Mina Anyer terkadang
mengalami kelebihan pada produksi yang dihasilkan serta melewati masa umur
panen. Dilihat dari aspek perusahaan dan pelanggan / user (perusahaan lain),
keduanya membutuhkan media yang mudah dalam melakukan pemesanan karena
faktor jarak yang jauh dan gambaran perusahaan yang lengkap tanpa langsung
mendatangi tempatnya.
Oleh karena itu, perancangan sistem informasi berbasis web akan menjadi
pemecahan masalah data dan informasi yang belum terintegrasi dengan baik.
Sistem informasi berbasis web ini akan dapat menjadi nilai tambah perusahaan
dalam mengembangkan strategi promosi perusahaan terhadap pihak luar karena
cara ini masih sangat minim dikembangkan di perusahaan pembenihan Udang
Windu. Diharapkan dengan pengembangan sistem informasi berbasis web ini,
perusahaan akan mampu bersaing dengan perusahaan lain..
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui perumusan masalah dalam
penelitian ini, antara lain :
1. Bagaimana cara mengidentifikasi berbagai data dan informasi yang ada di PT
Hasta Mina Anyer dan alur informasinya?
2. Bagaimana data dan informasi di perusahaan dapat terintegrasi dengan baik
menjadi suatu sistem informasi yang kompleks, akurat, dan up to date yang
dibuat oleh perusahaan ?
3. Bagaimana merancang sistem informasi perusahaan pembenihan Udang
Windu PT Hasta Mina Anyer yang berbasis internet (secara on-line)?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengidentifikasi data dan informasi usaha pembenihan Udang Windu PT
Hasta Mina Anyer dan alur informasinya.
2. Mengintegrasikan data dan informasi di PT Hasta Mina Anyer menjadi suatu
sistem informasi yang kompleks, akurat, dan up to date.
3. Merancang sistem informasi perusahaan pembenihan Udang Windu PT Hasta
Mina Anyer yang berbasis internet (secara on-line)
Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi untuk
memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Bisnis
dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
2. Sebagai sarana mempelajari,menganalisis, serta memecahkan suatu masalah.
3. Dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber informasi bagi pengusaha
Udang Windu, perusahaan lain, penelitian, serta berbagai pihak yang ingin
memanfaatkan informasi tersebut.

1.4. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian in dilaksanakan di PT Hasta Mina Anyer, tepatnya di Jalan
Raya Anyer - Karang Bolong KM 141, Kampung Kosambi I RT 28 / RW 3, Desa
Karang Suraga, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Penelitian ini
dilaksanakan selama 2 minggu dari minggu ke-4 bulan Oktober 2007 sampai
dengan minggu ke-1 bulan November 2007.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Udang Windu


Udang Windu biasa hidup di perairan pantai yang berlumpur atau berpasir.
Berasal dari perairan laut antara Afrika Selatan dan Jepang, dan antara Pakistan
Barat sampai Australia Bagian Utara. Udang Windu (Penaeus monodon) dalam
bahasa daerah udang ini dinamakan juga sebagai udang pancet, udang bago,
udang lotong, liling, udang baratan, udang palaspas, udang tepus, dan udang
userwedi. Dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama ”tiger prawn” atau
”jumbo tiger prawn” (Suyanto dan Mujiman 2002).
Klasifikasi Udang Windu (Penaeus monodon) menurut Suwignyo 1997
adalah sebagai berikut :
Filum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Decapoda
Ordo : Natantia
Famili : Peneidae
Genus : Penaeus
Spesies : Penaeus monodon
Secara morfologi tubuh Udang Windu dibedakan atas cephalothorax yang
terdiri atas kepala dan dada serta bagian abdomen (perut). Pada bagian kepala
terdapat sepasang mata bertangkai, sepasang antena, sepasang antenula, sepasang
mandibula dan sepasang maksila. Pada bagian dada terdapat tiga pasang
maksiliped dan lima pasang kaki renang (pleopod) serta sepasang uropod yang
terletak di samping telson (Martosudarmo dan Ranoemihardjo 1981). Bagian
kepala dan dada tertutup oleh sebuah kelopak kepala atau cangkang kepala yang
disebut karapas dan di bagian depan kelopak kepala terdapat rostrum yang
memanjang dan bergerigi (Suyanto dan Mujiman 2002).
Dalam perkembangannya Udang Windu mengalami beberapa kali
perubahan stadia. Dimulai dari menetasnya telur menjadi larva melalui stadia
neuplius yang terdiri atas 6 substadia zoea dan mysis masing-masing 3 substadia.
Telur menetas setelah 10-12 jam, nauplius selama 2 hari, zoea selama 4-5 hari dan
stadia mysis selama 3-4 hari. Stadia mysis akan berkembang menjadi post larva
dan seterusnya menjadi juvenil serta akhirnya tumbuh menjadi udang dewasa
(Mochizuki 1978) diacu dalam Meinugraheni (2004)
Pergantian kulit merupakan awal pertumbuhan pada Udang Windu.
Setelah kulit udang yang mengandung kitin tersebut terlepas maka udang dalam
keadaan lemah dan kulit baru belum mengeras. Pada saat itulah udang tumbuh.
Peristiwa tersebut dibantu dengan penyerapan air dalam jumlah besar. Proses
pergantian kulit (moulting) ini merupakan indikator dari pertumbuhan Udang
Windu. Apabila proses pergantian kulit cepat, maka pertumbuhan akan semakin
cepat pula. Selama Udang Windu berganti kulit biasanya tidak nafsu makan,
udang tidak banyak bergerak dan mata terlihat pada tangkai mata udang aktif
(Tricahyo 1995).
Udang Windu merupakan hewan noktural yaitu aktif mencari makanan
pada malam hari, sedangkan pada siang harinya berada di dasar laut (Tseng 1987).
Sifat yang umum pada udang adalah sifat kanibal yaitu suatu sifat yang suka
memangsa jenisnya sendiri. Sifat ini sering timbul pada udang yang sehat, yang
tidak sedang ganti kulit dan kekurangan makanan. (Suyanto dan Mujiman 2002).

Sumber : Hardianto 2003


Gambar 1. Bentuk Udang Windu
Udang Windu hidup normal pada kisaran temperatur air (21-32)oC dengan
kisaran temperatur optimal (28 ± 1)oC. Udang Windu mengalami stres pada
temperatur 20oC atau kurang dan 32oC atau lebih dan akan mengalami kematian
pada temperatur 35oC (Wardoyo dan Djokosetiyanto 1988).

2.2. Sistem Agribisnis Usaha Pembenihan Udang Windu


Menurut Arsyad dan kawan-kawan (1985) diacu dalam Soekartawi (1991),
agribisnis secara umum didefinisikan sebagai suatu kesatuan kegiatan usaha yang
meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil
dan pemasaran yang berhubungan dengan kegiatan pertanian dalam arti yang luas.
Usaha pembenihan Udang Windu merupakan bagian dari sistem agribisnis
perikanan. Agribisnis perikanan adalah semua aktivitas di bidang perikanan yang
mencakup konsep dan prinsip manajemen agribisnis dari segi penyelenggaraan
sarana produksi, proses produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang
dihasilkan. Dengan demikian agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas :
(1) sub-sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi, dan
pengembangan sumberdaya perikanan, (2) sub-sistem produksi atau usahatani, (3)
sub-sistem pengolahan hasil-hasil perikanan atau agroindustri, dan (4) sub-sistem
distribusi dan pemasaran hasil perikanan. Oleh karena sistem ini merupakan suatu
runtut kegiatan yang berkesinambungan mulai dari hulu sampai hilir, maka
keberhasilan pengembangan agribisnis perikanan ini sangat tergantung kepada
kemajuan-kemajuan yang dapat dicapai pada setiap simpul yang menjadi
subsistemnya (Ditjenkan 1994).
Sub-sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi pada usaha
pembenihan Udang Windu mencakup kegiatan perencanaan, pengelolaan,
ataupun pengadaan sarana produksi, teknologi dan sumberdaya Udang Windu.
Kebijaksanaan yang mengupayakan agar sarana produksi dapat tersedia dengan
tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat kualitas, dan sesuai dengan daya beli
petani dan nelayan, disertai dengan pengembangan dan penerapan paket ilmu
pengetahuan dan teknologi secara kontinyu, merupakan kebijaksanaan utama yang
menjadi ciri keberadaan sub-sistem ini (Ditjenkan 1994).
Sementara sub-sistem produksi atau usahatani mencakup kegiatan
pembinaan dan pengembangan usaha tani dalam rangka peningkatan produksi
primer perikanan. Termasuk ke dalam kegiatan ini adalah perencanaan, pemilihan
lokasi, komoditas, teknologi dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan
produksi perikanan (Ditjenkan 1994).
Lingkup kegiatan sub-sistem pengolahan hasil atau agroindustri tidak
hanya terdiri atas aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani atau nelayan,
tetapi mencakup keseluruhan kegiatan, mulai dari penanganan pasca panen
produk perikanan sampai pada tingkat pengolahan lanjut; selama bentuk, susunan
belum berubah (Ditjenkan 1994). Pada usaha pembenihan Udang Windu biasanya
tidak terdapat subsistem ini karena hasilnya bukan berupa produk olahan
melainkan bahan baku untuk proses produksi selanjutnya.
Sub-sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usaha pembenihan
Udang Windu agroindustri baik untuk pasar domestik maupun untuk ekspor.
Pemantauan serta pengembangan informasi pasar domestik dan luar negeri
termasuk sebagai salah satu kegiatan utama dari sub-sistem ini (Ditjenkan 1994).
Menurut Sardono (2000), sistem agribisnis mencakup keseluruhan
aktivitas dimulai dari sektor input, produksi primer, pengolahan atau
penyimpanan, distribusi dan pemasaran, serta konsumen yang ditunjang oleh
pembina dan pemandu sistem yang merupakan sub-sistem layanan pendukung
dalam sistem agribisnis. Input dan produksi primer merupakan bagian hulu dari
sistem agribisnis, sedangkan sub-sistem pengolahan atau penyimpanan dan
distribusi serta pemasaran merupakan bagian hilir dari sistem agribisnis.
Pengertian sistem dalam konsep agribisnis, dimaksudkan untuk
menunjukkan adanya saling keterkaitan dan saling ketergantungan antara sub-
sistem dalam sistem agribisnis. Tingkat keeratan hubungan antar sub-sistem akan
menunjukkan kekuatan sistem agribisnis, yang selanjutnya akan menentukan
keragaannya. Keragaan sistem agribisnis ini ditentukan pula oleh terselenggaranya
integrasi horizontal, yang akan terselenggara jika tercipta hubungan yang saling
mendukung antar komoditas yang satu dan yang lainnya pada tingkat usaha yang
sama, dan integrasi vertikal yang terselenggara jika tercipta hubungan saling
mendukung dan saling menguntungkan antar pelaku bisnis dalam suatu
komoditas. Pengintegrasian ini tentunya memerlukan pembinaan dan dukungan
yang terkoordinasi, yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Hal ini disebabkan
karena pemerintah sebagai salah satu lembaga pemandu dan pengatur sistem, guna
mengembangkan dan mengevaluasi operasi sistem secara terpadu. (Sardono
2000).
Model sistem agribisnis Udang Windu dapat diilustrasikan seperti pada
Gambar 2.

Sumber : Sardono 2000.

Gambar 2. Manajemen Sistem Agribisnis Budidaya Udang Windu

2.3. Sistem Informasi dan Siklus Hidup Pembangunan Sistem


Banyak ahli yang membuat definisi tentang sistem. Seperti yang
didefinisikan oleh O’Brien (1997), sistem adalah suatu komponen yang bekerja
secara bersama untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerima input dan
memprosesnya menjadi output. Sementara McLeod (1998) menyatakan bahwa
sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama
untuk mencapai suatu tujuan.
Informasi yang merupakan salah satu sumber yang dapat digunakan secara
efektif dan efisien seperti halnya tenaga manusia, uang, bahan baku, dan tenaga
mesin. O’Brien (1997) mendefinisikan informasi sebagai data yang diolah dan
dikonversi menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para pengguna yang akan
menggunakannya. Sementara yang dimaksud dengan data adalah lambang dari
suatu kejadian (numeric, text, image). Dengan demikian dapat dikatakan dengan
jelas bahwa data dan informasi memiliki perbedaan pokok. Data digunakan untuk
menghasilkan informasi dengan mengolahnya terlebih dahulu untuk membantu
mengambil keputusan. Kegiatan mengumpulkan, mencatat, dan memproses data
menjadi informasi dapat dilakukan secara manual , elektromekanikal, ataupun
komputerisasi, dan seluruh kegiatan tersebut berlangsung dalam suatu kerangka
atau dalam suatu sistem.
Sistem informasi adalah suatu sistem yang mengorganisir lima
sumberdaya utama, yaitu :
1. Software (perangkat lunak)
2. Dataware (data)
3. Hardware (perangkat keras)
4. Netware (jaringan kerja)
5. Brainware (sumberdaya manusia)
untuk secara optimal mendukung aktivitas mulai dari entri data, pengolahan data,
penyimpanan dan temu balik (retrieval) data, pelaporan, pengendalian, hingga
produksi dan distribusi informasi untuk pengguna (O’Brien 2002).
Gambar 3 mengilustrasikan suatu model informasi yang mencakup
komponen aktivitas dan sistem informasi. Sistem informasi menggunakan
sumberdaya manusia (pemakai akhir dan spesialis sistem informasi) perangkat
keras (mesin dan media), perangkat lunak (program dan prosedur), data (data dan
pengetahuan), serta jaringan kerja (media komunikasi dan jaringan kerja bantuan)
untuk menjalankan input, proses, output, storage dan aktivitas pengawasan dalam
mengubah data menjadi produk informasi.
Siklus hidup pembangunan sistem (SHPS) adalah urutan operasi
terstruktur yang dibutuhkan untuk menyusun, membangun, dan mengoperasikan
suatu sistem baru (Szymanski et al 1995). Dalam hal ini, siklus berarti bahwa
perancangan sistem yang baru tidak berlaku untuk selamanya dan pada akhirnya
akan memerlukan penggantian, sehingga akan memulai siklus kembali dari awal.
Sumber : O’Brien 2002

Gambar 3. Model Sistem Informasi

SHPS dapat dibagi ke dalam empat fase, yaitu :


1. Fase analisis
Tahap analisis sistem sangat penting dalam membangun sistem informasi
yang memiliki kebutuhan pengguna. Tahap ini meliputi definisi masalah dan
analisis kebutuhan
2. Fase desain
Fase desain merupakan fase penentuan proses aliran data yang diperlukan oleh
sistem. Ada 2 langkah yang dilakukan dalam fase desain ini, yaitu :
a. Desain sistem logika
Langkah ini menjelaskan aliran data sistem informasi, seperti blueprint
architect. Desain sistem logika ini menggambarkan tentang grafik gambar
dan rancangan data. Langkah ini menggambarkan tentang pemasukan data
sistem informasi yang diproses.
b. Desain sistem fisik
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengubah blueprint yang ada ke
dalam spesifikasi hardware dan program komputer agar desain logika
berubah menjadi suatu sistem yang bekerja.
3. Fase Implementasi
Fase implementasi meliputi pengetesan, instalasi dan langkah pelatihan.
4. Fase Pemeliharaan
Fase pemeliharaan merupakan fase terakhir dari SHPS dimana dilakukan
pemeliharaan terhadap sistem yang telah dibangun. Hal ini ditujukan agar
sistem tetap konsisten dengan fungsi dan tujuannya, terutama untuk hal yang
berhubungan dengan data (edit data). Pemeliharaan ini dilakukan agar
informasi yang ditampilkan selalu up to date.

Analisis
Sistem

Desain
Sistem

Implementasi
Sistem

Pemeliharaan
Sistem

Sumber : Szymanski et al 1995

Gambar 4. Siklus Hidup Pembangunan Sistem

2.4. Internet dan Web


Terbentuknya Internet dapat menyatukan suatu network komputer dengan
network komputer lainnya atau komunikasi antar komputer. Internet yang lebih
dikenal dengan “net” adalah jaringan terbesar di dunia yang dapat
menghubungkan antar jaringan komputer. Sampai sekarang diperkirakan ada lebih
30.000 jaringan dengan alamat lebih kurang 30 juta di seluruh dunia. Karena
sifatnya berupa ruang yang mirip dengan dunia kita sehari-hari, maka internet
disebut juga sebagai ruang maya (cyberspace) (Nichols, et.al. 1999).
Nenek moyang Internet ialah, ARPANet (Advanced Research Projects
Agency), suatu proyek yang dimulai dari U.S. Department of Defense (DOD) atau
Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, suatu percobaan dalam
reliable networking (jaringan secara terpercaya) untuk menghubungkan antara
DOD dengan kontraktor penelitian militer, termasuk sejumlah besar universitas
yang melakukan penelitian dengan dana militer (Nichols, et.al. 1999).
ARPANet merupakan suatu sukses dan hampir semua universitas di
wilayah tersebut ingin mendaftar. Dengan sukses ini berarti ARPANet menjadi
sulit untuk dikelola, terutama dengan jumlah yang besar dan peningkatan jumlah
komputer-komputer yang ada di universitas-universitas. Sehingga untuk
memecahkan masalah tersebut, dibagi ke dalam dua bagian, yaitu MILNet yang
memiliki daerah militer dan ARPANet yang memiliki daerah-daerah non-militer.
Kedua network tetap tergabung, atas kerja skema jaringan yang disebut IP
(Internet Protocol). IP ini dapat membuat traffic di route dari suatu network ke
network lainnya seperlunya sehingga semua network dapat saling bertukar pesan
(Nichols, et.al. 1999).
Web adalah sebuah database jalinan komputer di seluruh dunia yang
menggunakan sebuah arsitektur pengambilan informasi yang umum. Secara
konsep, Web merupakan sebuah klien atau server sistem manajemen database
(Nichols, et.al. 1999).
Pada tahun 1989 Tim Berners –Lee, seorang programmer komputer
berkebangsaan Inggris yang bekerja pada European Physics laboratory di
Genewa, Swiss, melakukan percobaan dengan mengkombinasikan hypermedia
dengan sumber-sumber informasi internet yang sangat luas. Solusinya adalah
teknologi hypertext untuk membentuk sebuah dokumen Web (Nichols, et.al.
1999).
Dokumen Web harus ditulis dalam sebuah format khusus yang
memungkinkan hypertext saling terjalin untuk bekerja. Format ini disebut dengan
Hypertext Markup Language (HTML). HTML merupakan bagian dari Standard
Generalized Markup Language (SGML). SGML merupakan standar dari
International Standardization Organization (ISO) untuk mendefinisikan format
pada dokumen teks (Nichols, et.al. 1999).

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu


Sampai saat ini, website tidak hanya terbatas pada informasi yang
diberikan untuk konsumen mengenai perusahaan dan apa yang ditawarkan oleh
perusahaan tersebut. Para pengunjung website dapat melakukan lebih dari sekedar
melihat informasi, mereka bisa mengirimkan e-mail atau mengisi sebuah formulir,
dan membuat perjanjian yang lebih dari sekedar arti perjanjian secara tradisional.
Istilah yang biasa disebut dengan E-commerce mengizinkan perusahaan untuk
menjual produk-produk dan jasa secara online.
Sebagai contoh, perusahaan komputer Compaq mulai menjual komputer
pribadi secara online pada musim gugur tahun lalu (1999), dan menggunakan
search engine Alta Vista, yang ditampilkan sebanyak 40 juta kali per-hari untuk
mengajak pelanggan ke alamat compaq.com dan shopping.com, dimana komputer
pribadi tersebut dijual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penjualan
komputer pribadi Compaq sangat tinggi yaitu hampir tiga kali lebih banyak dari
yang diharapkan (Suryarini 2004).
Mahardika (2005) diacu dalam Wibisono (2007), melakukan penelitian
mengenai perancangan sistem informasi pemasaran ikan hias dengan media
internet pada CV Banyu Biru, Jakarta. Menurutnya, perancangan sistem informasi
pemasaran dapat dijadikan sebagai alternatif alat promosi pada CV Banyu Biru
yang dapat menutupi kekurangan alat promosi lainnya, seperti promosi melalui
pameran dan brosur. Sebelumnya dilakukan analisis kondisi pemasaran CV Banyu
Biru berdasarkan strategi perusahaan yang digunakan. Perancangan sistem
informasi pemasaran CV Banyu Biru menggunakan metode Siklus Hidup
Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle – SLDC) yang diterapkan
pada tahap rancangan dan pembangunan yang kemudian dilakukan tahap ujicoba
sebelum sistem digunakan. Manfaat tambahan yang didapat bagi perusahaan yaitu
penyesuaian yang cepat dengan kondisi pasar, biaya yang lebih rendah,
pemupukan hubungan dan pengukuran besar pemirsa. Adapun manfaat yang
diberikan bagi pembeli potensial yaitu kemudahan pemesanan dan informasi yang
komparatif.
Hasil penelitian ini memperkuat analisis Mahardika (2005) diacu dalam
Wibisono (2007), bahwa perancangan sistem informasi dapat dijadikan sebagai
alternatif alat promosi pada perusahaan ekspor ikan hias dapat menutupi
kekurangan fungsi alat promosi lainnya, seperti pameran dan brosur. Perancangan
sistem informasi pemasaran dalam penelitian ini disempurnakan dengan adanya
fasilitas automatic updating, yang dapat mempermudah peng-update-an data pada
website yaitu data stock with price list.
Berdasarkan penelitian Brennan (2001), penerapan sistem informasi
teknologi tidak hanya menunjukkan adanya peningkatan dari segi penjualan
perusahaan namun menunjukkan pula adanya peningkatan yang signifikan dalam
pelaksanaan program TQM (Total Quality Management) di perusahaan-
perusahaan yang termasuk dalam beberapa sektor industri di Amerika dan Jepang.
Keuntungan yang dapat diraih dengan penerapan teknologi informasi meliputi
bidang (1) perluasan tujuan perusahaan, (2) mengorganisir kebutuhan yang
diperlukan dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, (3) mengatur tanggung
jawab seluruh pihak terkait dalam pencapaian tujuan, (4) mengatur kebutuhan
sumberdaya lain, (5) mempermudah proses pelatihan karyawan yang terlibat, (6)
mempermudah evaluasi kinerja, (7) mempermudah evaluasi kinerja secara
periodik, (8) mempermudah sistem rewards berdasarkan kinerja karyawan
perusahaan.
Hertanto (2002) diacu dalam Wibisono (2007) melakukan penelitian
mengenai strategi pemasaran ikan hias melalui media internet pada PT Harlequin
Aquatics, Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perancangan sistem
informasi mengenai pemasaran ini mempermudah pelanggan untuk mendapatkan
informasi mengenai produk dan perusahaan, serta melakukan pemesanan online.
Selain itu perusahaan juga dapat memperluas jangkauan promosi yang ada.
Dengan hasil ini, ada sisi baik bagi perusahaan untuk tetap berusaha dalam
menerapkan keberadaan sistem teknologi informasi sebagai salah satu wahana
dalam membantu menjalankan kegiatan-kegiatannya. Sehingga peran perusahaan
dapat lebih diminimalisasi dengan berjalannya sistem informasi berbasis internet
yang dapat memberikan keuntungan di berbagai sektor usaha.
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Dalam penyusunan sistem informasi perusahaan pembenihan Udang


Windu ini, dilakukan suatu pendekatan terhadap manajemen sistem agribinis.
Melalui pendekatan terhadap manajemen sistem agribisnis ini, diharapkan proses
penyusunan informasi perusahaan akan lebih akurat dan dapat tercipta alur
informasi yang memudahkan user dalam memperoleh informasi di perusahaan
tersebut.
Penyusunan informasi dilakukan terhadap beberapa sub-sistem dari sistem
agribisnis. (1) sub-sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi,
dan pengembangan sumberdaya perikanan, meliputi informasi lahan, bibit dan
benih, modal, tenaga kerja, dan lain-lain. (2) sub-sistem produksi atau usaha tani,
meliputi informasi lokasi, teknologi produksi, dan manajemen produksi. (3) sub-
sistem pengolahan hasil-hasil perikanan atau agroindustri,dan (4) sub-sistem
distribusi dan pemasaran hasil perikanan, meliputi informasi manajemen
pemasaran, saluran pemasaran, dan strategi pemasaran.
Dalam penelitian ini, diambil sampel terhadap perusahaan pembenihan
Udang Windu , karena informasi terhadap perusahaan pembenihan secara umum
masih dirasakan kurang, sehingga sulit bagi pihak terkait untuk memperoleh data
dan informasi dalam kegiatan usaha tersebut. Saat ini tentunya perusahaan
pembenihan Udang Windu harus mampu mengatasi persaingan global dari
berbagai perusahaan lain, oleh karena itu data dan informasi yang ada harus
dimasukan dalam suatu jaringan yang mudah, cepat, dan aktual.
Media internet saat ini dibangun dengan tujuan untuk menyediakan dan
mengintegrasikan informasi-informasi yang ada di perusahaan menjadi informasi
yang mudah didapat. Dengan pemanfaatan sistem informasi berbasis internet
diharapkan setiap pengguna tidak lagi memiliki keterbatasan dalam waktu dan
jarak sekalipun dalam tempat yang jauh berbeda.
Adapun informasi yang disajikan secara umum melalui jaringan internet
dalam suatu perusahaan pembenihan Udang Windu, antara lain :
• Informasi mengenai karakteristik Udang Windu
• Informasi tentang perkembangan dan sumberdaya Udang Windu
• Informasi mengenai potensi pengembangan usaha perikanan Udang Windu
• Informasi tentang usaha pembenihan (hatchery) dan pemasaran benih Udang
Windu.
• Informasi tentang keadaan perusahaan pembenihan Udang Windu
• Informasi tentang penyedia benih, kelompok tani serta supplier Udang Windu
• Informasi mengenai hasil-hasil penelitian tentang Udang Windu
• Informasi mengenai link-link (informasi dari mancanegara) yang berhubungan
dengan usaha Udang Windu.
Sistem informasi yang disajikan oleh perusahaan tidak ditujukan untuk
memberikan pengambilan keputusan secara langsung, tetapi hanya berupa
penyajian informasi sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan bagi
pengguna dan seluruh pihak yang terkait dalam usaha pembenihan Udang Windu.
Sumberdaya
Udang Windu

Model Manajemen
Sistem Agribisnis
Penyediaan Informasi Budidaya
Perusahaan Udang Windu
Pembenihan
Udang Windu

Sumber Data :
• Perusahaan terkait
Manajemen Sistem • Dinas Perikanan dan Kelautan setempat
Agribisnis • Pustaka terkait
Usaha Pembenihan • Badan Riset Kelautan dan Perikanan
Udang Windu • Website terkait

Analisis Kebutuhan :
• Mencari data yang sesuai dengan
kebutuhan sistem
Siklus Hidup
• Memilih data yang akan dimasukkan
Pembangunan Sistem dalam sistem
• Mengelompokkan data pada bagian
tertentu

Desain Situs Web :


Website Perusahaan • Desain logika
Pembenihan Udang • Desain Fisik
Windu

Implementasi :
• Pengetesan Sistem
Implementasi kepada • Instalasi
Pihak-Pihak Terkait
(User) : Pemeliharaan Sistem
• Perusahaan
Perikanan lain
• Konsumen
• Pemerintah

Keterangan :
: ruang lingkup penelitian

Gambar 5. Skema Kerangka Pendekatan Studi


IV. METODOLOGI

4.1. Metode Penelitian


Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen. Menurut Nazir (1985), eksperimen adalah observasi di bawah kondisi
buatan (artificial condition), dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si
peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimental adalah penelitian yang
dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya
kontrol.
Tujuan dari penelitian eksperimental ini adalah untuk menyelidiki ada
tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat
tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa
kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Penelitian
eksperimental ini dapat mengubah teori-teori yang telah usang.
Ada dua jenis eksperimen dalam ilmu pengetahuan, yaitu eksperimen
eksploratif (exploratory experiment) dan eksperimen pengembangan
(developmental experiment). Dalam penelitian ini metode penelitian eksperimen
yang digunakan adalah eksperimen pengembangan. Eksperimen pengembangan
merupakan eksperimen yang digunakan untuk mengembangkan suatu percobaan
yang belum ada atau belum sempurna sehingga didapatkan sesuatu hasil yang
baru.
Eksperimen yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan
perancangan suatu sistem informasi pada perusahaan pembenihan Udang Windu,
yaitu PT Hasta Mina Anyer yang berbasis internet melalui beberapa tahapan
percobaan dengan menggunakan software dan aplikasi internet yang kompatibel
dengan rancangan sistem dan berguna bagi perusahaan dan seluruh pihak yang
terkait pada umumnya. Hasil akhir dari eksperimen dalam penelitian ini adalah
berupa tampilan situs web yang ada pada suatu webserver.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menurut jenisnya antara lain :
1. Data teks, dapat berupa data alphabet (huruf) atau data numerik (angka).
Data teks bersumber dari proposal pendirian usaha PT Hasta Mina Anyer
Data yang diambil berupa :
a. Sejarah serta visi dan misi usaha PT Hasta Mina Anyer.
b. Data mengenai lokasi, batas-batas wilayah serta sarana dan
prasarana PT Hasta Mina Anyer.
c. Data mengenai tenaga kerja dan struktur organisasi PT Hasta Mina
Anyer.
2. Data image, berkaitan dengan foto-foto keadaan perusahaan. Data image
yang diambil berupa :
a. Foto bangunan PT Hasta Mina Anyer.
b. Foto sarana serta peralatan penunjang PT Hasta Mina Anyer.
c. Foto kegiatan produksi PT Hasta Mina Anyer.
Berdasarkan sumber datanya, dalam penelitian ini didasarkan pada data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan
Abdul Qomar selaku manajer PT Hasta Mina Anyer, seorang staf teknisi
produksi, seorang staf bagian teknik, dan seorang staf administrasi. Data primer
yang diambil adalah data mengenai proses produksi serta pemasaran yang
dilakukan PT Hasta Mina Anyer.
Data sekunder diperoleh dan dikumpulkan dari buku maupun artikel yang
terkait. Data sekunder yang diambil pada PT Hasta Mina Anyer berupa proposal
pendirian usaha PT Hasta Mina Anyer.

4.3. Metode Penentuan Responden


Pemilihan responden dalam penelitian ini ditentukan dengan metode
purposive sampling, yaitu responden diambil secara sengaja dengan pertimbangan
bahwa responden tersebut merupakan tenaga kerja di PT Hasta Mina Anyer.
Dalam hal ini, responden yang dipilih adalah manajer perusahaan PT Hasta Mina
Anyer, seorang staf teknisi produksi yang mengawasi air, larva, induk, plankton,
artemia, dan seorang staf bagian teknik yang mengawasi mekanik dan listrik, serta
seorang staf administrasi yang mengawasi packing dan transportasi.
Purposive sampling merupakan bagian dari judgemental sampling. Fauzi
(2001) mengatakan bahwa keterwakilan dari sampel yang menggunakan
judgemental sampling hanya didasari semata-mata dari pertimbangan peneliti.
Keuntungan dari judgemental sampling adalah bahwa responden yang
dipilih sedemikian rupa, sehingga relevan dengan rancangan penelitian.
Pertimbangan peneliti adalah responden yang dipilih memiliki banyak data dan
informasi mengenai seluk beluk perusahaan.

4.4. Rancang Bangun Sistem Informasi Berbasis Internet


Penyusunan sistem informasi yang dilakukan terhadap PT Hasta Mina
Anyer didasarkan atas pendekatan Siklus Hidup Pembangunan Sistem (SHPS).
Siklus Hidup Pembangunan Sistem (SHPS) merupakan salah satu pendekatan
sistem sebagai cara pemecahan masalah secara terpadu dengan melihat sistem
sebagai satu kesatuan dari berbagai sistem yang saling berinteraksi untuk
menghasilkan sistem operasi yang efektif dan efisien.
Dalam pembuatan sistem informasi ini, terdapat beberapa langkah yang
dapat dilakukan :
1. Fase Analisis
Fase analisis sangat penting dalam membangun sistem informasi yang
memenuhi kebutuhan pengguna.
a. Definisi masalah
Seluruh permasalahan yang terkait dengan informasi yang ada di
perusahaan. Permasalahan tersebut dapat meliputi informasi penentuan
lokasi, teknologi yang digunakan, dan lain-lain.
Permasalahan utama yang dihadapi adalah bahwa sistem informasi
yang ada harus dapat memberikan informasi kepada pengguna dimana saja
dan kapan saja.
b. Analisis Kebutuhan
Sistem yang dibuat harus menyediakan informasi kepada pengguna
tentang kegiatan usaha yang dijalankan secara jelas. Hal yang dilakukan
pada tahapan ini antara lain ;
• Mencari data yang sesuai dengan kebutuhan sistem informasi
• Memilih data yang akan dimasukkan ke dalam sistem informasi
• Mengelompokkan data ke dalam bagian tertentu
2. Fase Desain
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain situs web adalah :
• Menentukan storyboarding siklus dari semua link yang terdapat di
dalamnya dan keterangan apa saja yang terdapat di dalam link tersebut.
• Dapat diakses dengan menggunakan berbagai web browser.
• Tidak menggunakan link yang berlebihan
• Tidak banyak menggunakan penampilan grafis, karena akan membuat
suatu situs lama untuk diakses.
• Menggunakan layout pada tiap halaman secara konsisten, grafis
diusahakan dalam ukuran kecil.
3. Fase Implementasi
Fase implementasi ini berkaitan dengan pengetesan (uji coba) oleh
administrator sebagai persiapan untuk melakukan proses upload pada server,
hal ini dilakukan untuk melihat kelemahan-kelemahan pada website.

4.5. Istilah dan Pengertian


1. Internet adalah media komunikasi jaringan komputer yang dapat mengakses
ataupun diakses melalui jalur telepon ataupun via satelit. Pengguna internet
lokal harus melengkapi komputernya dengan kartu modem dan menjadi
anggota Internet Service Provider (ISP).
2. Modem adalah suatu alat komunikasi yang digunakan sebagai antarmuka
untuk mengirim dan menerima data dari suatu komputer ke komputer lainnya
melalui media gelombang elektronik.
3. Internet Service Provider adalah suatu organisasi penyedia layanan internet
yang memungkinkan untuk terhubung ke suatu jaringan (shell).
4. World Wide Web adalah jaringan server pada internet yang menggunakan
hubungan hypertext. Di dalam server-server itu terkaji berbagai jenis
informasi dan file-file informasi tidak hanya dalam bentuk teks, tapi juga
suara dan video.
5. Homepage adalah tampilan informasi awal ketika membuka internet dari
suatu organisasi, perusahaan maupun personal di World Wide Web internet
untuk berbagai tujuan komersial maupun non-komersial.
6. HTTP (HyperText Transfer Protocol) adalah protokol yang memungkinkan
bermacam-macam komputer saling berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa HTML (HyperText Markup Language).
7. HTML (HyperText Markup Language) adalah suatu penghubung yang
memudahkan untuk menggabungkan dan mempublikasikan semua bentuk
informasi penggabungan berbagai tipografi, grafik berwarna, video, dan audio.
8. Link adalah sebuah generic term atau bagian khusus yang menghubungkan ke
sebuah hubungan antara dua tempat yang berbeda.
9. URL (Uniform Resource Locator) adalah suatu tata penulisan alamat yang
digunakan untuk menuju ke lokasi tertentu yang dapat berupa drive di
komputer hingga site-site yang tersebar di internet.
10. Web Browser adalah suatu program (software) yang memungkinkan untuk
mengakses World Wide Web, seperti Microsoft Internet Explorer, Mozilla
Firefox, dan lain-lain.
11. Web Server adalah sistem komputer di suatu organisasi yang berfungsi
sebagai server untuk fasilitas World Wide Web, dan dapat diakses oleh seluruh
pemakai internet, seperti Microsoft Internet Information server
12. Benur adalah benih atau bibit hasil perkawinan induk Udang Winduyang
diperoleh dari penangkapan di alam maupun dari hatchery.
13. Ablasi adalah pemotongan tangkai mata dengan tujuan merangsang
kematangan gonad induk Udang Windu.
14. Spawner adalah calon induk yang diperoleh baik dari laut maupun hasil
budidaya yang akan digunakan dalam proses pembenihan.
15. Bak reservoir adalah bak penampung air laut untk media pembenihan Udang
Windu yang biasanya terbuat dari beton bertulang.
16. Moulting adalah proses pergantian kulit yang dijadikan sebagai indikator
pertumbuhan Udang Windu, apabila pergantian kulit cepat maka pertumbuhan
Udang Windu semakin cepat pula, begitu juga sebaliknya.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Perusahaan


5.1.1. Sejarah Perusahaan
PT Hasta Mina Anyer merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang pembenihan (hatchery) Udang Windu. Produk yang dihasilkan berupa
benih Udang Windu yang kemudian dipasarkan secara langsung kepada pihak
pembeli yang sebelumnya melakukan transaksi pemesanan. Pihak pembeli yang
menjadi langganan dalam pembelian benur Udang Windu di PT Hasta Mina
Anyer antara lain CV Raja Udang (Jakarta), Tambak Inti Rakyat (TIR) Karawang
sebagai penelitian LIPI, Dipasena (Lampung) dan Perusahaan Pembesaran PT
Hasta Mina Anyer, Pontianak, Kalimantan Barat.
Usaha PT Hasta Mina Anyer berawal dari ramainya keadaan bisnis Udang
Windu di daerah Anyer pada pertengahan tahun 2000. Pada saat itu, tingginya
tingkat permintaan benih Udang Windu membuat para pengusaha berlomba-
lomba untuk memenuhi kebutuhan benih Udang Windu bagi perusahaan-
perusahaan pembesaran Udang Windu untuk kebutuhan konsumsi masyarakat dan
ekspor.
Keadaan ini membuat seorang pengusaha yang memiliki pendidikan
berlatar belakang teknik yang bergerak dalam bidang kontraktor pada berbagai
proyek rancang bangun bernama Haryanto Chamdani mencoba untuk memulai
usaha pembenihan Udang Windu tersebut. Perputaran yang cukup cepat di bidang
produksi benur dan harga benur yang cukup baik pada saat itu, serta didukung
oleh kelengkapan sarana dan prasarana yang dapat dipenuhi maka pada April
2001, PT Hasta Mina Anyer baru mulai beroperasi. Dikarenakan minimnya
pengalaman dalam usaha pembenihan Udang Windu, Haryanto Chamdani
memberikan surat kuasa kepada Abdul Qomar sebagai pelaksana teknis dalam
usaha tersebut.
Sampai saat ini perkembangan usaha PT Hasta Mina Anyer semakin baik.
Banyaknya permintaan pasar membuat PT Hasta Mina Anyer semakin dipercaya
akan mutu benih Udang Windu yang berkualitas tinggi. Sejauh ini belum ada
kerjasama yang dilakukan PT Hasta Mina Anyer dengan pihak lain. Kerjasama
yang dilakukan hanya sejauh penjualan kepada pemesan benih Udang Windu.

5.1.2. Visi dan Misi Perusahaan


PT Hasta Mina Anyer merupakan perusahaan tunggal yang belum
memiliki kesempatan untuk memperluas cabang usahanya ke daerah-daerah
tertentu. Namun dalam pengembangan usahanya PT Hasta Mina Anyer selalu
memperhatikan visi dan misi usaha agar usaha yang dijalankan semakin
berkembang ke arah yang lebih baik. Adapun visi dan misi PT Hasta Mina Anyer,
yaitu :
1. Visi
”Menjaga keuntungan perusahaan dengan tetap memperhatikan dan menjaga
mutu benih Udang Windu yang diproduksi.”
2. Misi
” Menyediakan benih Udang Windu yang bermutu, baik dan unggul agar
kelangsungan usaha budidaya Udang Windu dapat berlangsung terus
menerus sebagai komoditi unggulan Indonesia.”

5.2. Sistem Agribisnis PT Hasta Mina Anyer


Setiap perusahaan yang bergerak dalam sektor riil tidak akan lepas dari
kerangka sistem agribisnis dalam menjalankan usahanya. Sistem agribisnis ini
menggambarkan tentang proses kerja perusahaan yang berhubungan dengan usaha
yang dijalankan. Pada umumnya, sistem agribisnis perusahaan akan meliputi
beberapa subsistem yang meliputi subsistem proses produksi sampai dengan
subsistem pemasaran hasil.
PT Hasta Mina Anyer menerapkan sistem agribisnis pada usaha
pembenihan Udang Windu yang meliputi beberapa subsistem. Sistem agribisnis
PT Hasta Mina Anyer meliputi subsistem sarana dan prasarana produksi,
subsistem administrasi perusahaan, subsistem produksi primer, dan subsistem
pemasaran hasil (Gambar 6).
Subsistem Sarana dan
Prasarana Produksi

Subsistem
Administrasi Perusahaan
Sistem Agribisnis
PT Hasta Mina Anyer
Subsistem
Produksi Primer

Subsistem
Pemasaran Hasil

Gambar 6. Sistem Agribisnis pada PT Hasta Mina Anyer

5.2.1 Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi


Sub-sistem sarana dan prasarana produksi pada usaha pembenihan Udang
Windu mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan, penyaluran
perencanaan, serta pengelolaan sarana produksi, teknologi dan sumberdaya Udang
Windu itu sendiri. Sarana produksi selalu diupayakan agar produksi dapat tersedia
dengan tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat kualitas, dan sesuai dengan
daya beli konsumen.
Subsistem sarana dan prasarana produksi PT Hasta Mina Anyer berkaitan
dengan lokasi perusahaan serta sarana dan fasilitas penunjang. Lokasi perusahaan
berkaitan dengan luas lahan, tata letak perusahaan, pemilihan lokasi, batas-batas
wilayah, serta syarat strategis (syarat teknis dan syarat non teknis) perusahaan.
Sarana dan fasilitas penunjang perusahaan berkaitan dengan bangunan dan
peralatan usaha. Bangunan meliputi luas bangunan, bangunan kantor, dan
bangunan hatchery. Peralatan perusahaan meliputi peralatan hatchery dan
perlengkapan bak.
Untuk lebih jelas, subsistem sarana dan prasarana produksi PT Hasta Mina
Anyer dapat dilihat pada Gambar 7.
Subsistem Sarana dan
Prasarana Produksi
PT Hasta Mina Anyer

Lokasi Perusahaan Sarana dan Fasilitas


- luas lahan Penunjang
- batas wilayah
- pemilihan lokasi
- syarat strategis
(syarat teknis dan
syarat non-teknis Bangunan Peralatan dan
- luas bangunan Perlengkapan
- bangunan kantor - perlengkapan
- bangunan bak
hatchery - peralatan
hatchery

Gambar 7. Sub-Sistem Sarana dan Prasarana Produksi PT Hasta Mina Anyer

5.2.1.1 Lokasi Perusahaan


PT Hasta Mina Anyer terletak di Jalan Raya Anyer - Karang Bolong km
141, Kampung Kosambi I RT 28 / RW 3, Desa Karang Suraga, Kecamatan
Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas
pertimbangan persyaratan yang menjadi faktor penentu keberlanjutan produksi
benur perusahaan.
PT Hasta Mina Anyer memiliki lahan usaha dengan luas 2300 m2. Lahan
usaha yang dimiliki berbatasan langsung dengan laut. Adapun batas-batas lokasi
secara umum pada PT Hasta Mina Anyer antara lain :
- Sebelah Barat : Lahan persawahan
- Sebelah Utara : Tanah kosong dan jalan setapak
- Sebelah Timur : PT Triwindu Mandiri
- Sebelah Selatan : Jalan raya dan pantai Anyer / Laut
Berdasarkan letaknya, lokasi yang dipilih harus memenuhi persyaratan
teknis dan non-teknis. Secara umum, PT Hasta Mina Anyer telah memenuhi
kedua persyaratan tersebut. Persyaratan secara teknis yang telah dipenuhi PT
Hasta Mina Anyer antara lain terlindung dari gelombang besar dan angin, tidak
mengalami pengikisan karena abrasi, tidak terlalu dekat dengan sungai, bebas
banjir, dekat dengan sumber induk Udang Windu, dekat dengan daerah
pertambakan
Persyaratan secara non-teknis berkaitan dengan faktor sosiologi yang
berkaitan dengan PT Hasta Mina Anyer antara lain kemudahan mendapat tenaga
kerja dari desa sekitar, sarana transportasi yang mudah dijangkau, adanya
dukungan pemerintah setempat seperti kemudahan perizinan dan pendirian usaha,
serta dukungan masyarakat setempat baik dukungan dalam hal ketersediaan
menjadi tenaga kerja dan dukungan penggunaan lingkungan tempat usaha.

5.2.1.2 Sarana dan Fasilitas Penunjang


Sarana dan fasilitas penunjang pada PT Hasta Mina Anyer meliputi
bangunan dan peralatan pendukung proses pembenihan Udang Windu. Luas
bangunan PT Hasta Mina Anyer adalah seluas 1100 m2. Bangunan terbagi
menjadi 2 bagian yaitu bangunan hatchery dan bangunan kantor.
Sarana dan prasarana lain yang digunakan dalam mendukung
berlangsungnya proses produksi perusahaan yaitu berupa peralatan dan
perlengkapan penunjang lainnya. Sarana dan fasilitas penunjang perusahaan
secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.

5.2.2 Sub-Sistem Administrasi Perusahaan


Administrasi perusahaan berkaitan dengan struktur dan aparatur
perusahaan. Dalam hal ini, subsistem administrasi perusahaan berkaitan dengan
sumberdaya manusia. PT Hasta Mina Anyer menggolongkan sumberdaya
manusia dan struktur organisasi ke dalam subsistem administrasi perusahaan.
Sumberdaya manusia meliputi hal yang berkaitan dengan, keterampilan
dan sumber tenaga kerja. Sementara itu struktur organisasi berkaitan dengan
aparatur dan posisi tenaga kerja dalam perusahaan. Gambar 8 berkaitan dengan
subsistem administrasi PT Hasta Mina Anyer.
Sumberdaya manusia
(Jumlah, sumber, skill)

Subsistem Administrasi
PT Hasta Mina Anyer

Struktur Organisasi

Gambar 8. Sub-Sistem Administrasi PT Hasta Mina Anyer.

5.2.2.1 Sumberdaya Manusia


Tenaga kerja yang ada di PT Hasta Mina Anyer secara keseluruhan
berjumlah 9 orang, yang berasal dari masyarakat di desa setempat. Menurut jenis
kelaminnya, semua tenaga kerja yang ada di PT Hasta Mina Anyer berjenis
kelamin laki-laki. Menurut tingkat pendidikan, 8 orang tenaga kerja di PT Hasta
Mina Anyer merupakan lulusan SMA dan 1 orang merupakan lulusan S1
Budidaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor sebagai manajer PT Hasta Mina Anyer. Tenaga kerja PT Hasta Mina Anyer
tidak memiliki jenis pekerjaan lain.
Sistem pembayaran yang dilakukan PT Hasta Mina Anyer terhadap tenaga
kerjanya adalah dengan sistem pembayaran bulanan dan bonus produksi.
Keterampilan para pekerja memang telah didapatkan dari pengalaman yang
dilakukan, karena sebelumnya sebagian besar tenaga kerja PT Hasta Mina Anyer
pernah bekerja pada usaha pembenihan Udang Windu dalam skala produksi kecil.

5.2.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan


PT Hasta Mina Anyer mempunyai struktur organisasi berbentuk lini (line),
dimana kekuasaan dan tanggung jawab pimpinan sampai ke bawah. Site Manager
PT Hasta Mina Anyer dipercaya sebagai orang yang membawahi bagian teknisi
produksi , bagian teknik, dan bagian administrasi. Struktur organisasi PT Hasta
Mina Anyer dapat dilihat pada Lampiran 1 Job description pekerja pada PT Hasta
Mina Anyer dapat dilihat pada Lampiran 2.

5.2.3 Sub-Sistem Produksi Primer


Subsistem produksi menyangkut hal yang berkaitan dengan urutan proses
produksi. Subsistem produksi primer menjadi jaminan bagi perusahaan dalam
peningkatan proses produksi. Oleh karena itu, keberhasilan produksi perusahaan
tergantung pada cara perusahaan dalam melakukan proses produksi.
PT Hasta Mina Anyer dalam melakukan produksi untuk menghasilkan
benur yang baik selalu memperhatikan runtutan proses produksi yang dijalankan.
Proses produksi yang dijalankan harus sangat diperhatikan dengan baik karena
akan menjadi ukuran keberhasilan dalam menghasilkan benur yang baik. Proses
produksi yang dilakukan dimulai dari pengadaan induk Udang Windu sampai
dengan pemanenan.Gambar 9 memperlihatkan runtutan proses produksi pada
subsistem produksi yang dijalankan PT Hasta Mina Anyer.

Pengadaan Induk

Pemijahan Induk

Penetasan telur

Subsistem Sarana dan


Prasarana Produksi Pemeliharaan larva :
PT Hasta Mina Anyer a. Pemberian pakan
b. Penanggulangan Penyakit

Pemanenan benur

Gambar 9. Sub-Sistem Produksi pada PT Hasta Mina Anyer


5.2.3.1 Pengadaan Induk Udang Windu
Kualitas induk Udang Windu menjadi prasyarat yang harus dipenuhi,
karena akan menentukan mutu benur yang dihasilkan. Induk udang yang terbaik
adalah induk Udang Windu yang ditangkap di laut. Induk yang ditangkap
merupakan induk betina yang matang telur dan induk jantan yang gonadnya dapat
berkembang secara sempurna.
Induk yang didatangkan di seleksi secara fisik dan juga mengalami seleksi
secara acak yang kemudian diambil sebagai speciment untuk dilakukan uji PCR
(Polimerase Chain Reaction). Uji PCR lebih baik dilakukan pada tiap ekor induk
agar dapat diketahui induk yang membawa penyakit dapat langsung diambil. Uji
PCR ini dilakukan jauh dari lokasi sehingga dilakukan seleksi secara acak
terhadap induk yang akan mengalami uji PCR.
Induk Udang Windu PT Hasta Mina Anyer didatangkan langsung dari
dua perairan berbeda seperti Medan dan Malingping/Pandeglang atau kombinasi
dari Lampung dan Pangandaran. Induk hasil tangkapan ini diperoleh dari
penampung induk udang yang dijual dengan kisaran harga mulai dari Rp
15.000,00 sampai dengan Rp 25.000,00 per ekor untuk induk betina yang matang
telur dan Rp 2.500,00 sampai dengan Rp 5.000,00 per ekor untuk Udang Windu
jantan.
Calon induk (spawner) setelah diperoleh ditempatkan dalam bak induk
terlebih dahulu agar beradaptasi dengan salinitas dan temperatur air di tempat
pembenihan. Proses tersebut berlangsung selama kurang lebih satu hari, tanpa
diberi makan.
Setelah induk Udang Windu betina diperoleh, maka dilakukan proses
ablasi, yaitu pemotongan tangkai mata dengan tujuan merangsang kematangan
gonad induk Udang Windu. Kematangan telur pada induk Udang Windu dapat
dilihat dari perkembangan ovarium yang terletak pada punggung tubuh udang
mulai dari karapas sampai ke bagian pangkal ekor.

5.2.3.2 Pemijahan Induk Udang Windu


Sebelum digunakan, bak perkawinan dan pemijahan dicuci bersih dengan
menggunakan campuran air tawar bersih dan klorin sebanyak 50 ppm. Selanjutnya
dibilas dengan air laut yang bersih kemudian didiamkan beberapa menit. Setelah
agak mengering, bak diisi dengan air laut bersih yang memiliki salinitas 28 ppt –
30 ppt dan temperatur 28oC – 29oC. Jika temperatur dan salinitas sudah stabil,
aerasi diaktifkan agar air dalam bak jenuh dengan oksigen terlarut
Induk Udang Windu yang masih ditampung dalam bak penampungan,
dikontrol dan diamati satu per satu, tiga hari setelah dilakukan ablasi. Apabila
perkembangan ovarium pada bagian kepala sudah terlihat jelas, berarti
kematangan puncak telur telah tercapai.
Setelah kematangan telur tercapai, induk dapat dipindahkan ke dalam bak
perkawinan. Induk udang jantan dipindahkan terlebih dahulu baru kemudian
induk udang betina yang telah mencapai tingkat kematangan gonad dipindahkan
ke dalam bak perkawinan. Apabila pada malam pertama induk udang belum juga
bertelur, maka pada hari kedua air dalam bak perkawinan harus diganti.
Apabila telur telah dikeluarkan secara sempurna maka induk udang harus
segera dikembalikan ke bak penampungan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
agar telur yang sudah dikeluarkan tidak dimakan lagi oleh induk udang.

5.2.3.3 Penetasan Telur


Seperti pada proses pemijahan, sebelum digunakan bak penetasan juga
harus dicuci bersih seperti pada cara membersihkan bak pemijahan. Induk Udang
Windu yang sudah bertelur dapat diketahui melalui sisa-sisa jaringan berwarna
jingga yang mengapung di permukaan air bak perkawinan. Di dalam sisa-sisa
jaringan ini tercampur telur hasil pemijahan. Untuk mengambil telur hasil
pemijahan digunakan serok bermata 500 mikron.
Telur hasil pemijahan harus dikumpulkan dengan hati-hati, dengan
menggunakan saringan bermata 20 mikron. Selanjutnya, telur ditempatkan dalam
waskom yang berisi air laut bersih. Semua telur yang telah terkumpul dalam
saringan dibilas dengan air laut yang bersih dan segar. Setelah itu, telur
dipindahkan ke bak penetasan yang telah disiapkan. Telur yang baik akan menetas
dalam waktu 10-12 jam sejak dipijahkan. Untuk mempercepat proses penetasan
dapat dilakukan pengadukan.
5.2.3.4 Pemeliharaan Larva Udang Windu
Setelah telur Udang Windu menetas menjadi larva, maka dibutuhkan
berbagai proses pemeliharaan larva udang. Pemeliharaan larva udang dimulai dari
tingkat larva nauplius kedua (N2) sampai dengan tingkat post-larva ke tujuh (PL-
12). Pemeliharaan dilakukan di dalam bak dengan ruang tersendiri, yakni ruang
pemeliharan larva Udang Windu. Oleh karena itu kebersihan sarana dan prasarana
yang digunakan akan menjamin keberhasilan benur udang yang akan dihasilkan.
Sehari sebelum larva nauplius dipindahkan ke bak pemeliharaan, air dalam
bak diberi EDTA (ethylene dinitrilotetra acetic) sebanyak 2 ppm atau 2 gram/ton.
Tujuan pemberian EDTA adalah untuk mengurangi daya lekat sesuatu terhadap
zat lainnya dan mengendapkan logam berat.
Pemindahan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Cara yang dilakukan
sangat sederhana namun menjamin keamanan yaitu dengan menyerok
menggunakan gayung plastik. Pada stadium larva nauplius, larva udang windu
tidak perlu diberi makanan.
Pemeliharaan larva Udang Windu berkaitan dengan dua proses utama,
yaitu :
a. Pemberian pakan
Pemberian pakan dimulai dari stadium zoea atau setelah larva nauplius berusia
6 hari (N6). Jenis makanan alami yang digunakan untuk satadium zoea berupa
plankton biasanya dari genus Skeletonema sp. Stadium zoea berlangsung 4 hari.
Plankton diberikan pada saat larva sudah mencapai zoea pertama (Z1) sampai zoea
ketiga (Z3).
Untuk stadium zoea , makanan yang diberikan berupa plankton sebagai
makanan alami. Pemberian makanan alami untuk zoea dilakukan 2 kali sehari,
yakni pada pukul 12.00 dan 20.00. Selain pakan alami, diberikan pula pakan
buatan yang diberikan 4 jam sekali.
Setelah mencapai hari keempat, zoea biasanya hampir seluruhnya telah
berubah menjadi misis. Stadium misis selalu dicirikan dengan posisi renang selalu
terbalik. Stadium misis berlangsung mulai dari misis pertama (M1) sampai misis
ketiga (M3). Pakan alami yang diberikan berupa Artemia sp. Artemia sp ini
dikultur sendiri dari telur atau kista yang dibeli di toko perikanan. Sementara itu,
untuk pakan buatan yang diberikan sebaiknya berupa butiran halus yang agak
melayang di dalam air.
Setelah melewati stadium nauplius, zoea dan misis pada hari ketujuh larva
udang sudah berubah menjadi stadium post larva. Stadium ini dicirikan dengan
bentuk tubuh yang lurus atau tidak berenang dengan kaki terbalik. Pakan alami
yang diberikan berupa Artemia sp 100 gr/hari. Pemberian pakan dilakukan pada
pukul 08.00 dan 20.00. Sementara itu makanan buatan diberikan sebanyak 2
gr/hari dengan saringan makanan yang berukuran 200 mikron.
Takaran pemberian pakan alami berbagai stadium larva Udang Windu
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Takaran Pakan Alami dari Berbagai Stadium Larva Udang Windu
Stadium Larva Kepadatan (sel/cc)
Zoea pertama (Z1) 5000 – 10.000
Zoea kedua (Z2) 10.000 – 15.000
Zoea ketiga (Z3) 15.000 – 30.000
Misis pertama (M1) 20.000
Misis kedua (M2) 20.000
Misis ketiga (M3) 20.000
Post larva 100 gr/hari
Sumber : Bambang AM , 2000

b. Penanggulangan penyakit
Berdasarkan penyebabnya, penyakit udang dapat dibedakan menjadi dua
yaitu penyakit infeksi (protozoa,bakteri,virus dan cacing) serta penyakit non-
infeksi (lingkungan,bahan beracun, nutrisi). Sementara itu pada usaha pembenihan
Udang Windu ada dua jenis penyakit berdasarkan objek yang diserang yaitu,
penyakit induk Udang Windu serta penyakit pada telur dan larva Udang Windu.
Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Adapun cara yang dilakukan antara lain adalah perbaikan kualitas air, mengurangi
kepadatan, mengurangi stres (cekaman), dan pemberian obat-obatan secara
terkontrol seperti terramicin, eritromicin,choramphericol, dan furanace. Tabel 2
memperlihatkan lebih jelas penggunaan obat-obatan terhadap berbagai penyakit
larva Udang Windu.

Tabel 2. Penggunaan Obat-Obatan Terhadap Penyakit Larva Udang Windu


Obat-Obatan Penyakit
Terramicin Bakteri non-filamen (bakteri menyala)
Eritromicin Bakteri non-filamen (bakteri menyala)
Choramphericol Bakteri non-filamen (bakteri menyala)
Furanace Bakteri filamen (Leuconthrix mucor)
dan bakteri non- filamen (bakteri
menyala)
Sumber : Bambang AM, 2003

Oleh karena itu, pendekatan pengelolaan sistem pemeliharaan yang baik


dan benar akan menentukan keberhasilan dalam upaya melakukan pencegahan
terhadap penyakit.

5.2.3.5 Pemanenan benur


Setelah semua tahap dilalui, maka benur telah siap dipanen. Benur yang
dipanen adalah benur antara PL-11 dan PL-12, karena benur pada umur panen
tersebut merupakan benur yang banyak dipesan oleh pelanggan. Untuk melakukan
pemanenan benur perlu dilakukan cara-cara sebagai berikut :
• Air dalam bak pemeliharaan larva diturunkan perlahan-lahan dengan
penyifonan, sampai tertinggal setengahnya
• Benur diambil atau dipanen dengan menggunakan serok, selanjutnya
diambil gayung plastik, dan ditempatkan dalam ember plastik yang
diaerasi.
• Sisa benur diambil dengan cara menempatkan kantong plastik saringan
pada pintu pembuangan air dari bak pemeliharaan larva.
• Kran pipa pembuangan pada bak pemeliharaan larva dibuka sehingga
benur akan tertampung dalam saringan, kemudian secara bertahap benur
dipindahkan ke dalam ember penampung.
5.2.4 Sub-Sistem Pemasaran Hasil
Dalam rantai sistem agribisnis, subsistem pemasaran memiliki arti
tersendiri dalam rangka penyaluran hasil kepada konsumen. Dalam pemasaran
sasaran yang dituju adalah pasar. Pasar yang dituju dapat berupa pasar domestik
maupun pasar luar negeri. Hal yang terpenting dalam subsistem pemasaran adalah
informasi pasar. Informasi pasar akan membuat perusahaan mampu bersaing
dengan perusahaan lain dalam penyaluran hasil produksi.
PT Hasta Mina Anyer sebagai perusahaan pembenihan Udang Windu
menyalurkan hasil produksinya kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak
pada usaha budidaya atau pembesaran Udang Windu. Subsistem pemasaran pada
PT Hasta Mina Anyer terdiri atas pengemasan benur sampai, pengangkutan benur,
dan metode pemasaran yang dilakukan. Gambar 10 menjelaskan tentang
pembagian subsistem pemasaran yang ada pada PT Hasta Mina Anyer.

Pengemasan benur

Subsistem Pemasaran Pengangkutan Benur


PT Hasta Mina Anyer

Metode Pemasaran

Gambar 10.Sub-Sistem Pemasaran pada PT Hasta Mina Anyer

5.2.4.1 Pengemasan benur


Setelah dilakukan pemanenan maka perlu dilakukan pengemasan dengan
cara yang tepat. Adapun bahan yang dibutuhkan pada saat pengemasan adalah
sebagai berikut :
• Kemasan luar berupa kotak kardus
• Kemasan dalam berupa styrofoam
• Wadah plastik
• Pita perekat
Adapun cara-cara yang dilakukan untuk melakukan pengemasan yang
tepat adalah sebagai berikut :
• Kantong plastik dibuat rangkap dua, diisi air laut sekitar 5 – 10 liter.
• Kantong plastk dimasukkan ke dalam kotak kardus yang setiap tepi serta
alas sebelah dalamnya dilapisi gabus.
• Pecahan es dimasukkan ke dalam kantong plastik dan ditempatkan di
antara kantong plastik yang berisi benur dan kotak kardus. Temperatur
harus di bawah 20OC.
• Secara perlahan, oksigen diisikan ke dalam kantong plastik yang berisi
benur, kemudian kantong plastik diikat erat.
• Kotak kardus ditutup dengan pita perekat dan benur siap dikirim ke
pemesan.

5.2.4.2 Pengangkutan benur


Pengangkutan benur dilakukan baik untuk jarak yang jauh dan jarak yang
dekat dengan menggunakan mobil pengangkut. Untuk jarak dekat yang berada di
sekitar Jalan Raya Anyer pengangkutan dapat dilakukan dengan sistem terbuka
yaitu dimana pengangkutan benur tanpa memerlukan oksigen. Tempat benur
dapat berupa ember plastik.
Untuk pengangkutan pada jarak yang jauh, dilakukan dengan sistem
tertutup dimana dalam pengangkutan memerlukan oksigen. Tempat untuk
pengangkutan terbuat dari bahan yang tidak berkarat, tidak beracun, tidak mudah
bocor (tidak menimbulkan dampak negatif) bagi benur yang telah dikemas.

5.2.4.3 Metode Pemesanan


Pemesanan yang dilakukan oleh PT Hasta Mina Anyer untuk saat ini
hanya melalui kontak telepon dengan perusahaan-perusahaan budidaya Udang
Windu yang telah menjadi mitra dagang dengan PT Hasta Mina Anyer. Selain itu,
informasi pemesanan juga diperoleh dari perusahaan hatchery lain yang pada
waktu tertentu melakukan kerjasama dalam penyediaan benur Udang Windu
dalam jumlah besar.
Pemasangan tanda perusahaan di pinggir jalan juga menjadi sarana
pemasaran yang baik bagi para calon pembeli yang akan membeli benur Udang
Windu yang tersedia di PT Hasta Mina Anyer. Cara pembayaran dilakukan secara
tunai dan dapat dibayarkan secara langsung atau melalui rekening bank.

5.3. Siklus Hidup Pembangunan Sistem Informasi PT Hasta Mina Anyer


5.3.1. Fase Analisis
Analisis perancangan sistem berkaitan dengan definisi masalah serta
analisis kebutuhan sistem. Definisi masalah pada sistem informasi berbasis web
yang dibangun adalah untuk menyediakan informasi dengan cepat dan mudah
serta mampu diakses kapanpun dan dimanapun oleh user dalam pencarian
informasi
Sementara itu, analisis kebutuhan sistem informasi lebih berkaitan dengan
data dan informasi yang disajikan. Informasi yang berkaitan berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, serta pengelompokan data dan informasi pada kelompok
tertentu.

5.3.1.1 Definisi Masalah Sistem Informasi


Perusahaan selalu berusaha mengembangkan usahanya melalui berbagai
cara. Oleh karena itu, berbagai media digunakan sebagai sarana pengembangan
usaha. PT Hasta Mina Anyer memilih media sistem informasi berbasis web dalam
rangka memenuhi tujuannya.
Sistem informasi yang dibangun PT Hasta Mina Anyer harus dapat
menyajikan berbagai informasi yang dibutuhkan bagi user. Informasi yang
tersedia dapat berupa gambaran umum perusahaan, sarana dan prasarana,
produksi, sampai dengan pemasaran perusahaan. Definisi masalah dalam
pembangunan sistem informasi yang dihadapi PT Hasta Mina Anyer adalah
permasalahan dalam penyebaran informasi untuk dapat digunakan oleh pelanggan
atau user dengan mudah. Oleh karena itu, agar sistem informasi yang dibangun
dapat memenuhi kebutuhan bagi user, maka sistem informasi yang dibangun
harus dapat dijalankan dengan cepat, tepat, akurat, serta memberikan kemudahan
bagi user.
5.3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
Sebelum melakukan perancangan sistem informasi, perlu dilakukan
analisis terhadap kebutuhan perangkat yang telah ada pada PT Hasta Mina Anyer.
PT Hasta Mina Anyer belum memiliki admin/operator tersendiri yang mengurusi
masalah informasi dan data secara online. Penyimpanan data dan informasi saat
ini diurus langsung oleh manajer PT Hasta Mina Anyer. Tabel 3 memperlihatkan
perangkat yang telah ada dan belum ada pada PT Hasta Mina Anyer.

Tabel 3. Keadaan Perangkat Pendukung Rancang Bangun Sistem Informasi PT


Hasta Mina Anyer
Perangkat Ada Tidak Keterangan
1. Komputer √ 1 unit Komputer Pentium III
800 Mhz, RAM 512, HD 40
Giga, Operating System
(OS) Windows 98 melalui
Personal Web Server dalam
penggunaan Web Server.
2. Koneksi Internet √
3. Jaringan telepon √
4. Modem √ Modem internal
5. Operator/Administrator √ Data dan informasi dikelola
langsung oleh manajer PT
Hasta Mina Anyer
Sumber : Data Primer (2007)

Analisis kebutuhan sistem informasi berkaitan juga dengan proses


pengumpulan, pemilihan, serta pengelompokan data dan informasi. Data dan
informasi diperoleh secara langsung dari PT Hasta Mina Anyer melalui berbagai
cara diantaranya melalui wawancara terhadap responden, pustaka terkait, dan
melalui laporan serta proposal perusahaan.
Setelah memperoleh data dan informasi, kemudian dilakukan pemilihan
terhadap data dan informasi yang penting dari perusahaan yang akan digunakan
dalam penyusunan sistem informasi.Data dan informasi yang telah diperoleh dan
dipilih, dikelompokkan ke dalam bagian-bagian tertentu sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan sistem informasi yang dibuat. Tahap pengelompokan
sistem ini dibangun dari berbagai input (data dan informasi) untuk menghasilkan
output (sistem informasi). Input yang dikelompokkan ini bertujuan untuk
memudahkan dalam pemasukan data serta memudahkan user dalam mencari
informasi yang ada di perusahaan.

5.3.2. Fase Desain


5.3.2.1 Penentuan Storyboarding Siklus
Dalam melakukan desain terhadap website yang akan dibuat, maka tahap
awal yang harus diperhatikan adalah menentukan storyboarding siklus dari semua
data dan informasi yang telah dikelompokkan tersebut sebagai bagian dari tahap
perancangan website. Storyboarding siklus diperoleh dari input berupa data dan
informasi yang telah dikelompokkan. Storyboarding siklus ini akan menentukan
aliran sistem informasi yang ada di PT Hasta Mina Anyer.
Website yang akan dibangun pada PT Hasta Mina Anyer dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu :
1. Bagian Home (Halaman Utama)
Informasi ini berupa tampilan awal yang digunakan sebagai menu
penyambutan bagi pengunjung situs.
2. Bagian Header
Bagan ini terdiri dari menu search dan link navigasi. Menu search digunakan
untuk mencari informasi perusahaan dengan menggunakan kata kunci
(keyword) pada kolom di menu tersebut. Link navigasi yang diakses akan
menampilkan informasi berdasarkan kebutuhan user. Link navigasi tersebut
terdiri dari :
a. Informasi Profil
Informasi yang ditampilkan pada menu ini berupa gambaran umum, awal
mula perusahaan, serta berbagai hal yang terkait dengan PT Hasta Mina
Anyer.
b. Informasi Info Produk
Informasi yang ditampilkan mengenai berbagai karakteristik yang
berkaitan dengan Udang Windu secara umum.
c. Informasi Produksi
Informasi ini memberikan keterangan secara lengkap tentang berbagai
proses produksi yang ada pada perusahaan.
d. Informasi Administrasi
Informasi yang ada dalam menu administrasi berkaitan dengan
sumberdaya manusia beserta bagian dan jenis pekerjaan yang dilakukan.
e. Informasi Prasarana
Informasi ini memberikan layanan secara lengkap tentang hal yang
berkaitan dengan sarana serta prasarana yang dimiliki PT Hasta Mina
Anyer.
f. Informasi Pemasaran
Informasi ini menampilkan tentang proses pemasaran yang dilakukan PT
Hasta Mina Anyer.
g. Informasi Galeri
Informasi ini menyajikan tentang keadaan perusahaan dalam bentuk
image.
h. Informasi Kontak
Informasi ini menyajikan alamat lengkap perusahaan yang memudahkan
pengguna untuk menghubungi pihak perusahaan serta kolom yang dapat
digunakan pengunjung untuk menyampaikan berbagai macam hal kepada
PT Hasta Mina Anyer.
3. Bagian sidebar
Bagian ini terdiri dari beberapa menu yaitu random image, relasi, dan user
login. Random image merupakan suatu menu yang menyajikan keadaan
perusahaan berupa image secara acak. Menu relasi merupakan menu yang
menyajikan situs yang memiliki kerjasama dengan pihak perusahaan. Pada
menu relasi ini terdiri dari situs ruang film yang bekerjasama dalam hal web
hosting sementara. Selain itu terdapat pula situs Departemen Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia yang berhubungan dengan kegiatan usaha PT
Hasta Mina Anyer. Menu user login merupakan menu yang disediakan bagi
pengunjung untuk bergabung dengan PT Hasta Mina Anyer sebagai anggota.
4. Bagian footer
Bagian ini menampilkan alamat lengkap PT Hasta Mina Anyer yang dapat
dihubungi.
Setelah semua input berupa data dan informasi telah tersusun berdasarkan
kelompoknya, maka akan terbentuk aliran sistem informasi yang ditujukan bagi
pengguna dan bersifat user friendly. Input yang bersifat user friendly berarti
memudahkan para pengunjung untuk melakukan akses terhadap informasi yang
ada. Oleh karena itu, informasi yang ada harus menunjukkan keterkaitan antara
informasi yang satu dengan yang lain. Aliran sistem informasi yang digunakan
pada PT Hasta Mina Anyer dapat dilihat pada Gambar 11

Gambar 11 Aliran Sistem Informasi pada PT Hasta Mina Anyer


5.3.2.2 Penentuan Perangkat Perancangan Sistem Informasi
Setelah menentukan storyboarding siklus, maka tahap selanjutnya adalah
memilih perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang akan
digunakan sebagai pendukung sistem informasi. Perangkat lunak (software) yang
digunakan dalam fase desain PT Hasta Mina Anyer dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perangkat Lunak (software) dan Kegunaannya


Perangkat Lunak (software) Kegunaan
Microsoft Windows Vista Home Sistem operasi perangkat komputer
Premium
Adobe Photoshop CS 2 dan CorelDraw Desain tampilan gambar dan layout web
Graphic Suite12
SwishMax, Adobe ImageReady CS2 Desain animasi
Internet Explorer 7.0, Mozilla Firefox, Browser yang digunakan
Opera 9.2
Macromedia Dreamweaver 8, Drupal Pengelola bahasa pemrograman; desain
5.5, Xampp tampilan web
PHP 5, MySql 5 Perancangan database
Apache Web Server

Adapun perangkat keras (hardware) yang digunakan adalah sebagai


berikut (Gambar 12) :
• Personal Computer
Processor : AMD Athlon 64 X2 Dual core Processor 4200+ 2,20 GHz.
RAM : 1022 MB
HardDisk : 160 GB
Modem Internal 100.00 Mbps
DVD-RW 56X
• Monitor LCD 17”
• Mouse optical PS/2 dan Keyboard
• Jaringan internet (Modem) yang terhubung dengan ISP (Internet Service
Provider)
Gambar 12. Spesifikasi dari Komputer yang Digunakan

5.3.2.1 Desain Tampilan Web


Tampilan web yang dibuat harus memiliki tampilan yang menarik agar
para pengunjung situs merasa nyaman dalam melakukan browsing web serta
dalam melakukan pencarian informasi. Seperti telah diketahui sebelumnya,
website PT Hasta Mina Anyer terdiri dari tiga bagian utama yaitu, bagian header,
bagian halaman utama (home), bagian sidebar, dan bagian footer.
Bagian halaman utama (home) terdiri atas animasi teks sederhana yang
dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Adobe ImageReady CS2 dan
SwishMax. File animasi yang dihasilkan berekstensi swf (shokwave flash).
Image pada website PT Hasta Mina Anyer sebagian besar merupakan
image keadaan PT Hasta Mina Anyer tersebut. Untuk melakukan pengolahan
gambar digunakan perangkat lunak Adobe Photoshop CS2 dan file yang
digunakan berekstensi JPEG.
Untuk membangun website digunakan perangkat lunak Macromedia
Dreamweaver MX dan Drupal 5.5. Perangkat lunak Drupal 5.5 digunakan untuk
membangun isi (content) yang terdapat pada website PT Hasta Mina Anyer.
Sementara itu, perangkat lunak Macromedia Dreamweaver MX digunakan untuk
pengolahan bahasa design web.

5.3.3. Fase Implementasi


Tahap implementasi merupakan tahapan uji coba atau pengetesan terhadap
website. Uji coba dilakukan dengan mencoba semua navigasi dan link-link, serta
pengisian input data. Tahap implementasi dilakukan sebagai persiapan untuk
melakukan proses upload. Proses ini terdiri atas :
1. Pemilihan layanan web hosting
Web hosting merupakan ruang yang harus disewa di dalam jaringan internet
untuk penempatan website PT Hasta Mina Anyer. Untuk sementara hosting
yang dilakukan pada website PT Hasta Mina Anyer menggunakan situs
pembantu yang bekerjasama dengan majalah ruang film yaitu
www.gaiaindonesia.com.
2. Pemberian nama domain
Nama domain website PT Hasta Mina Anyer untuk sementara yaitu
hastamina.gaiaindonesia.com. Untuk mendapatkan nama domain sendiri PT
Hasta Mina Anyer harus mendaftarkan website perusahaannya pada penyedia
layanan web hosting. Layanan web hosting ini akan memberikan paket
lengkap dalam rangka memberikan ruang pada situs yang akan di-upload.
3. Upload dokumen
Pada tahap ini dilakukan upload folder-folder utama, yang didalamnya
terdapat data-data sebagai isi web agar dapat berjalan dengan baik.
PT Hasta Mina Anyer perlu mempertimbangkan berbagai perangkat serta
biaya yang dikeluarkan dalam rancang bangun sistem informasi berbasis internet
ini. Berbagai biaya perlu dipertimbangkan dalam perancangan web site, antara
lain biaya perancangan, biaya web hosting, biaya perangkat sistem, dan biaya
perawatan sistem atau biaya operator/administrator.
Sebelum mengetahui lebih lanjut total biaya yang harus dikeluarkan, perlu
dipertimbangkan pemilihan biaya web hosting yang nantinya akan dikeluarkan
oleh PT Hasta Mina Anyer. Tabel 5 menampilkan berbagai pilihan biaya yang
dapat dipilih PT Hasta Mina Anyer untuk melakukan web hosting.

Tabel 5. Biaya Web Hosting dari Berbagai Internet Service Provider


Jenis Provider Biaya Registrasi Biaya Hosting
(Rp) per Tahun (Rp)
1. PT Centrin Online Tbk 218.900,00 5.266.800,00
2. PT Indosat Tbk (Indosat M2) 100.000,00 3.576.000,00

3. Radnet 4.000.000,00 5.000.000,00


Sumber : PT Centrin Online Tbk, PT Indosat Tbk, Radnet (2007)

Pemilihan layanan web hosting ini harus diperhatikan berdasarkan fasilitas


yang diberikan masing-masing provider. Aspek yang perlu diperhatikan adalah
biaya dan fasilitas ruang database yang diberikan masing-masing provider.
Untuk mendukung layanan web hosting yang baik, maka diperlukan
perangkat pendukung pengelolaan sistem informasi berbasis internet di PT Hasta
Mina Anyer. Tabel 6 menggambarkan perangkat yang dibutuhkan dalam
perancangan sistem informasi berbasis internet beserta perkiraan biaya yang harus
dikeluarkan.

5.3.4. Fase Pemeliharaan


Setelah tahap implementasi dilalui, tahap selanjutnya adalah perawatan
sistem. Tahap perawatan ini dilakukan oleh pengelola situs (administrator).
Administrator bertugas untuk melakukan edit data baik itu menambah atau
mengurangi serta memperbaharui informasi yang ada. Perawatan ini berguna agar
informasi yang ada pada PT Hasta Mina Anyer tetap up to date, sehingga
informasi yang sifatnya lama atau sudah tidak terpakai lagi dapat di-update kapan
saja perusahaan mau melakukan.
Tabel 6. Perkiraan Total Biaya Perangkat Sistem Informasi Berbasis Internet PT
Hasta Mina Anyer Dalam Jangka Waktu 1 Tahun

Perangkat Biaya (Rp)


1. Perancangan Website 2.500.000,00
2. Biaya Web Hosting 3.676.000,00
(misal : provider Indosat M2)
3. Biaya Perawatan Sistem/ Biaya 6.000.000,00
Administrator
4. Biaya 1 Unit Personal Komputer 5.000.000,00
Beserta Modem
Total 17.176.000,00

5.4. Tampilan Web Site PT Hasta Mina Anyer


Website PT Hasta Mina Anyer menjadi sarana penyediaan informasi yang
ditujukan untuk melayani pelanggan atau penyalur dari perusahaan dalam negeri
dengan jarak yang dapat dijangkau. Oleh karena itu informasi yang diberikan
menggunakan bahasa Indonesia agar dapat dengan mudah dipahami oleh user.

5.4.1. Tampilan Bagian Halaman Utama (Home)


Tampilan halaman utama (home) merupakan tampilan yang diperlihatkan
pertama kali untuk para pengunjung situs ini. Pada tampilan ini diperlihatkan
suatu tampilan yang menarik disertai efek animasi. Efek animasi bertujuan untuk
menyapa pengunjung situs yang dimaksudkan agar memberi kesan yang menarik
bagi pengunjung situs pada saat pertama kali mengunjungi alamat web.
Efek animasi yang ada pada halaman utama terdiri dari efek teks dan efek
foto. Efek teks berisi ucapan selamat datang serta kontak PT Hasta Mina Anyer.
Efek foto berupa foto keadaan PT Hasta Mina Anyer. Gambar 13 menunjukkan
tampilan bagian halaman utama (home).
Gambar 13. Tampilan Bagian Halaman Utama (Home)

5.4.2. Tampilan Bagian Header


Bagian header merupakan bagian paling atas dari website PT Hasta Mina
Anyer. Bagian ini terdiri dari menu search dan link navigasi. Pada bagian header
terdapat pula teks beserta logo PT Hasta Mina Anyer. Gambar 14 menunjukkan
tampilan bagian header.

Gambar 14. Tampilan Bagian Header


5.4.2.1 Tampilan Link Profil
Pada halaman ini, tampilan yang diberikan berupa informasi yang
menjelaskan tentang gambaran PT Hasta Mina Anyer. Informasi yang ada
meliputi sejarah perusahaan serta visi dan misi perusahaan
Sejarah perusahaan menjelaskan tentang awal mula berdirinya PT Hasta
Mina Anyer. Visi dan misi mendeskripsikan secara jelas tentang visi dan misi
perusahaan dalam mencapai suatu sasaran usaha yang diinginkan. Gambar 15
memperlihatkan tampilan link profil.

Gambar 15. Tampilan Link Profil

5.4.2.2 Tampilan Link Info Produk


Link info produk digunakan untuk mengakses layar mengenai informasi
benur yang diproduksi serta ciri dan karakteristik Udang Windu secara umum.
Ciri dan karakteristik secara umum menjelaskan tentang habitat, nama daerah,
nama internasional, dan temperatur kisaran hidup.
Selain itu dalam link ini juga ditampilkan image Udang Windu. Dengan
demikian para pengunjung situs akan lebih mudah memahami apa saja hal yang
berkaitan dengan Udang Windu. Gambar 16 merupakan tampilan link info
produk.

Gambar 16. Tampilan Link Info Produk

5.4.2.3 Tampilan Link Produksi


Link produksi menjelaskan tentang tata laksana produksi secara berurutan
meliputi proses produksi yang dilakukan PT Hasta Mina Anyer. Proses produksi
yang dijelaskan pada link ini meliputi pengadaan induk Udang Windu, pemijahan
induk Udang Windu, penetasan telur hasil pemijahan, pemeliharaan larva Udang
Windu, pemberian pakan, penanggulangan penyakit, pemanenan benur, Gambar
17 merupakan tampilan secara umum link produksi yang ada pada PT Hasta Mina
Anyer.

Gambar 17. Tampilan Link Produksi

5.4.2.4 Tampilan Link Administrasi


Link administrasi ini menjelaskan tentang sumberdaya manusia (tenaga
kerja) berikut struktur organisasi yang ada pada PT Hasta Mina Anyer. Pada
bagian tenaga kerja di dalam link administrasi ini dijelaskan tentang berbagai
keadaan tenaga kerja yang bekerja di PT Hasta Mina Anyer. Selain itu adapula
bagian yang menjelaskan tentang struktur organisasi dalam perusahaan. Gambar
18 merupakan tampilan secara umum link administrasi pada PT Hasta Mina
Anyer.

Gambar 18. Tampilan Link Administrasi

5.4.2.5 Tampilan Link Prasarana


Link ini menjelaskan tentang berbagai aset yang dimiliki perusahaan.
Terdiri dari informasi luas lahan dan luas bangunan serta sarana dan prasarana.
Informasi sarana dan prasarana terdiri dari bangunan hatchery, bangunan kantor,
perlengkapan bak, dan peralatan hatchery. Gambar 19 memberikan tampilan
mengenai link prasarana PT Hasta Mina Anyer.
Gambar 19. Tampilan Link Prasarana

5.4.2.6 Tampilan Link Pemasaran


Pada link pemasaran ini dijelaskan tentang cara pengemasan benur,
pengangkutan benur, serta metode pemesanan yang dapat dilakukan oleh
pelanggan dalam membeli benur hasil pembenihan. Di dalam link pemasaran ini
juga terdapat link penghubung yang menyediakan formulir pemesanan bagi
pembeli.
Gambar 20 merupakan tampilan link pemasaran yang ada pada PT Hasta
Mina Anyer. Sedangkan Gambar 21 adalah tampilan formulir pemesanan PT
Hasta Mina Anyer.

Gambar 20. Tampilan Link Pemasaran


Gambar 21. Formulir Pemesanan PT Hasta Mina Anyer

5.4.2.7 Tampilan Link Galeri


Link galeri memuat berbagai foto mengenai keadaan PT Hasta Mina
Anyer. Foto-foto yang berada di link galeri berjumlah 13 image. Foto tersebut
dapat dilihat dalam berbagai ukuran. Foto-foto tersebut berguna bagi user dalam
mengetahui keadaan PT Hasta Mina Anyer. Gambar 22 merupakan tampilan link
galeri yang ada pada PT Hasta Mina Anyer.
Gambar 22. Tampilan Link Galeri

5.4.2.8 Tampilan Link Kontak


Tampilan link kontak berisi tentang alamat perusahaan secara lengkap.
Alamat ini dapat digunakan oleh pengunjung situs untuk menghubungi pihak
perusahaan melalui email, nomor telepon, alamat web site, dan alamat kantor PT
Hasta Mina Anyer .
Pada link kontak ini disediakan pula kolom pengisian yang berguna bagi
user untuk memberikan pesan secara langsung kepada perusahaan. Gambar 23
merupakan tampilan link kontak PT Hasta Mina Anyer.

Gambar 23. Tampilan Link Kontak

5.4.3. Tampilan Bagian Sidebar


Bagian sidebar merupakan bagian website yang terletak baik di sebelah
kanan maupun kiri website. Pada website PT Hasta Mina Anyer, bagian sidebar
terletak di sebelah kanan. Bagian sidebar ini terdiri dari beberapa blok
pendukung. blok pendukung tersebut antara lain random image, relasi, dan user
login. Gambar 24 merupakan tampilan bagian sidebar PT Hasta Mina Anyer.
Gambar 24. Tampilan Bagian Sidebar

5.4.4. Tampilan Bagian Footer


Bagian footer merupakan bagian website yang terletak pada bagian bawah
website. Bagian footer pada website PT Hasta Mina Anyer tertera kontak
perusahaan secara lengkap. Gambar 25. merupakan tampilan bagian sidebar PT
Hasta Mina Anyer.

Gambar 26. Tampilan Bagian Footer


5.5. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Informasi
Berikut ini adalah keunggulan dan kelemahan dalam perancangan sistem
informasi melalui internet pada PT Hasta Mina Anyer.
a. Keunggulan
Berbagai manfaat tentunya akan diperoleh dengan adanya sistem informasi
melalui media internet ini, baik untuk pelanggan maupun pihak perusahaan.
Adapun manfaat bagi pelanggan antara lain :
• Para pelanggan dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan
mengenai usaha pembenihan yang ada di PT Hasta Mina Anyer.
• Para pelanggan mendapatkan kemudahan dan kenyamanan apabila akan
melakukan transaksi atau kerjasama.
Sedangkan, manfaat yang didapat bagi PT Hasta Mina Anyer antara lain :
• Berdasarkan penelitian terdahulu, penggunaan media internet sebagai
media promosi dapat meningkatkan penjualan perusahaan.
• Perusahaan mempunyai media pemasaran yang lebih mudah dan
menjanjikan keuntungan.
• Memudahkan perubahan secara lebih cepat dan akurat sesuai dengan
perkembangan pasar.
• Dapat melakukan pertukaran informasi secara cepat dengan perusahaan
lain yang berkaitan dengan produksi Udang Windu.
• Dapat lebih mendekatkan diri pada pelanggan dan mitra-mitra bisnisnya.
b. Kelemahan
• Dibutuhkan perangkat komputer yang baik untuk mendukung berjalannya
tampilan website disertai berbagai animasi yang ada.
• Memerlukan sumberdaya manusia yang memadai untuk perancangan,
perawatan dan pemeliharaan website.
• Membutuhkan biaya yang tidak sedikit dalam penyediaan perangkat
sampai ke tahap penyusunan website.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan informasi pada PT Hasta Mina Anyer
didapatkan beberapa kesimpulan, antara lain adalah :
1. PT Hasta Mina Anyer memiliki berbagai informasi mengenai usaha
pembenihan Udang Windu yaitu informasi sarana dan prasarana produksi,
informasi tenaga kerja, informasi proses produksi, serta informasi
pemasaran.
2. Rancang bangun sistem informasi yang dilakukan peneliti terhadap PT
Hasta Mina Anyer adalah melalui pembuatan website secara online 24 jam
yang dapat diakses oleh user atau pihak yang membutuhkan.
3. Sistem informasi yang dibuat oleh PT Hasta Mina Anyer dilakukan
melalui pendekatan sistem agribisnis yang mencakup subsistem sarana dan
prasarana produksi, subsistem administrasi, subsistem produksi, serta
subsistem pemasaran.
4. Pembuatan website PT Hasta Mina Anyer didasarkan atas siklus hidup
pembangunan sistem yang melalui fase analisis, fase desain, fase
implementasi, dan fase pemeliharaan.
5. Website PT Hasta Mina Anyer terdiri atas beberapa content (menu) yaitu,
home, about us, Udang Windu, sarana dan prasarana, administrasi,
produksi, pemasaran, dan contact us.

6.2. Saran
PT Hasta Mina Anyer perlu mempertimbangkan dengan matang terhadap
proses selanjutnya dalam pembuatan website. Oleh karena itu, ada beberapa saran
yang perlu dipertimbangkan dan dijadikan masukan bagi PT Hasta Mina Anyer,
antara lain :
a. Untuk melakukan pengeditan agar website dapat berlangsung secara terus-
menerus maka diperlukan administrator atau tenaga pengelola website
tersendiri.
b. PT Hasta Mina Anyer memerlukan server tersendiri untuk pengelolaan
data yang berjumlah besar.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2007. Forum Perbenihan Perikanan Nasional Bandung.


http://www.benih.perikanan-budidaya.go.id. [10 September 2007]

Bambang AM. 2003. Benih Udang Windu Skala Kecil. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius

Brennan L. 2001. Total Quality Management in a Research and Development


Environment. MCB University Press: Integrated Manufacturing System.

[Ditjenkan] Direktorat Jendral Perikanan. 1994. Repelita VI Perikanan (Buku 1).


Departemen Pertanian

Meinugraheni D. 2004. Analisis Finansial Usaha Budidaya Udang Windu di Desa


Singaraja Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Jawa Barat.
[Skripsi] Program Studi Manajemen Bisnis Ekonomi Perikanan dan
Kelautan. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Enid S. 1986. Mendesain dan Merencanakan Sistem. Jakarta : PT Gramedia

Fauzi A. 2001. Prinsip-Prinsip Penelitian Sosial Ekonomi : Panduan Singkat.


Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Hardianto SJ. 2003. Nasib Petambak Tidak Semanis Rasa Udang Windu.
Arsip Artikel Kompas. http://www.kompas.com. [10 September 2007]

Hertanto D. 2002. Strategi Pemasaran Ikan Hias Melalui Media Internet pada PT
Harlequin Aquatics, Jakarta. [Skripsi] Departemen Agribisnis, Fakultas
Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Mahardika D. 2005. Perancangan Sistem Informasi Ikan Hias dengan


Media Internet pada CV Banyu Biru Jakarta. [Skripsi] Departemen Sosial
Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor :
Institut Pertanian Bogor

Martosudarmo B, Ranoemihardjo. 1981. Biologi Udang Penaeid dalam


Pedoman Pembenihan Udang Penaeid. Jakarta : Direktorat Jendral
Pertanian, Departemen Pertanian.

McLeod. R. 1998. Sistem Informasi Manajemen. Ed ke-7. Jakarta : PT


Prenhallindo.

Mochizuki H. 1978. Present Prawn Culture in The Philipines. Philipine : Journal


of Fisheries.

Nazir M. 1998. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.


Nichols SV, et.al. 1999. Inside the World Wide Web. England : New
Riders Publishing

O’Brien JA. 2002. Introduction to Informations Systems. Ed ke-11. Chicago:


McGraw Hill Companies Inc.

Qomar A. 2001. Proposal Pendirian PT Hasta Mina Anyer. Banten

Sardono S. 2000. Diktat Manajemen Agribisnis Perikanan (Tidak


Dipublikasikan). Bogor : Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor

Soekartawi. 1991. Agribisnis : Teori dan Aplikasinya. Jakarta : PT RajaGrafindo


Persada.

Suryarini. 2004. Pengenalan Electronic Commerce. http://library.gunadarma.ac.id


[13 Januari 2008]

Suwignyo S. 1997. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Bogor : Fakultas


Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Suyanto SR, Ahmad Mujiman. 2002. Budidaya Udang Windu. Jakarta :


Penebar Swadaya.

Szymanski RA, et al. 1995. Computers and Informations System. New Jersey :
Prentice Hall Inc.

Tricahyo E.1995. Biologi dan Kultur Udang Windu (Penaeus monodon fab).
Jakarta : CV Akademia Pressindo.

Tseng WY. 1987. Shrimp Mariculture. Papua New Guiena : University of Papua
New Guinea, Department of Fisheries, Port Moresby.

Tung KY, Markus Isan Limas. 1995.Cara menjadi Kaya dan Pintar melalui
Internet. Jakarta : PT Dinastindo

Wardoyo STH, Djokosetiyanto. 1988. Pengelolaan Kualitas Air di Tambak


Udang. Makalah Seminar Memacu Keberhasilan dan Pengembangan
Usaha Pertambakan Udang. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanan Bogor.

Wibisono B. 2007. Perancangan Sistem Informasi Pemasaran Ikan Hias Melalui


Media Internet pada CV Dinar Cabang Tangerang. [Skripsi] Program
Studi Manajemen Bisnis Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Bogor :
Institut Pertanian Bogor
Lampiran 2. Job Description Tenaga Kerja PT Hasta Mina Anyer
Tenaga Kerja Tugas
1. Site Manager Mengawasi, mengatur dan membuat
perencanaan usaha , serta bertanggung
jawab atas keseluruhan kegiatan yang
berlangsung di PT Hasta Mina Anyer.
2. Teknisi Produksi Mengawasi jalannya proses produksi
sampai dengan pemanenan benur yang
dihasilkan
3. Bagian Air Mengontrol sistem pengairan di dalam
bak pada proses produksi.
4. Bagian Plankton Mengawasi serta mengatur
pertumbuhan plankton dalam bak
plankton untuk pakan larva agar selalu
dalam jumlah yang cukup.
5. Bagian Induk Menyediakan dan menjaga induk
Udang Windu agar selalu dalam kondisi
dengan produktivitas yang baik.
6. Bagian Artemia Mengawasi serta mengatur
pertumbuhan artemia dalam bak untuk
pakan larva dalam menjaga
ketersediaan pakan alami.
7. Bagian Larva Mengontrol serta menjaga ketersediaan
pakan untuk larva agar pertumbuhan
larva terjaga dengan baik
8. Bagian Teknik Mengawasi urusan yang berkaitan
dengan mekanik dan listrik pada
perusahaan.
9. Bagian Administrasi Mengatur laporan pemasukan dan
pengeluaran keuangan PT Hasta Mina
Anyer
10. Bagian Packing Merencanakan serta melakukan
pengemasan benur Udang Windu.
11. Bagian Tansportasi Melakukan kegiatan pengangkutan ke
tempat-tempat yang dituju berdasarkan
pesanan konsumen
Sumber : Proposal Pendirian PT Hasta Mina Anyer 2001
Lampiran 3. Sarana dan Fasilitas Penunjang PT Hasta Mina Anyer
• Bangunan
1. Bangunan Hatchery
a. Ruang tempat bak-bak perkawinan induk Udang Windu
b. Ruang pemeliharaan larva sampai post larva Udang Windu
c. Ruang kultur plankton sebagai pakan alami Udang Windu
d. Ruang generator
2. Bangunan Kantor
a. Ruang mess karyawan
b. Ruang mess Site Manajer
c. Ruang pakan
d. Ruang pengemasan
e. Gudang
f. Dapur
• Perlengkapan dan Peralatan Hatchery
1. Perlengkapan Bak
a. Bak induk, berjumlah 2 buah dengan kapasitas masing-masing 4 ton
dan terbuat dari batu bata merah.
b. Bak perkawinan induk, berjumlah 2 buah dengan kapasitas masing-
masing 8 ton dan terbuat dari batu bata merah.
c. Bak penetasan, berjumlah 10 buah dengan kapasitas masing-masing 1
ton dan terbuat dari batu bata merah.
d. Bak larva A, berjumlah 12 buah dengan kapasitas masing-masing 18
ton dan terbuat dari batu bata merah.
e. Bak larva B, berjumlah 12 buah dengan kapasitas masing-masing 16
ton dan terbuat dari batu bata merah.
f. Bak penetasan Artemia, dengan volume 50 liter berkapasitas masing-
masing 8 kg dan terbuat dari fibreglass.
g. Bak plankton, berjumlah 10 buah dengan kapasitas masing-masing 6
ton dan terbuat dari batu bata merah.
h. Bak reservoir, berjumlah 4 buah dengan kapasitas masing-masing 20
ton dan terbuat dari beton bertulang
i. Bak air tawar, dengan volume 500 liter berkapasitas masing-masing 6
kg dan terbuat dari batu bata merah
2. Peralatan Hatchery
a. Listrik, daya 36000 volt ampere – PLN dengan arus 3 phase
b. Generator, daya 30000 volt ampere dinamo dengan engine 24 HP,
berjumlah 2 unit
c. Sound Filter air laut, berjumlah 1 unit
d. Pompa air tawar , berjumlah 1 unit
e. Pompa air laut, berjumlah 1 unit dengan motor 7000 watt
f. Blower, berjumlah 1 unit
g. Tabung oksigen lengkap, berjumlah 2 buah
h. Batu aerasi dan selang plastic
i. Peralatan analisis air, terdiri dari refraktometer (2 buah), salinometer (2
buah), termometer (2 buah), kertas pH dan kertas lakmus, pemanas air
(5 buah).
j. Peralatan kantor, terdiri 1 set meja dan kursi, 1 unit komputer, 1 buah
mobil pick up dan 3 buah sepeda motor.

Sumber : Proposal Pendirian PT Hasta Mina Anyer 2001

Anda mungkin juga menyukai