Data ini didukung oleh data yang dikeluarkan World Health Organization (WHO), yaitu masalah utama pada lansia adalahh penyakit jantung dan serangan stroke, dimana salah satu penyebabnya adalah hipertensi (Kemenkes RI, 2013). Selain itu, berdasarkan laporan rumah sakit melalui sistem informasi rumah sakit (SIRS) tahun 2010, 10 peringkat terbesar penyakit penyebab rawat jalan pada kelompok usia 45-64 tahun dan 65+ tahun yang paling tinggi adalah hipertensi esensial (primer) (WHO, 2013). Proses penuaan mengakibatkan fungsi fisiologis menurun sehinga penyakit tidak menular bnayak muncul pada lansia. Penyakit tidak menular (PTM) terbanyak pada lansia adalah hipertensi (55,76%), artritis (55,56%), dan stroke (48,7%) (Kemenkes RI, 2016). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2014). Angka proportional mortality rate akibat hipertensi diseluruh dunia mencapai 13% atau 8 juta kematian setiap tahunnya (Cobanian et al., 2003). Kematian yang ditimbulkan merupakan akibat dari komplikasi hipertensi yang tidak terkontrol (Dewi & Sudhana, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 1. 328. 954 jiwa atau 26,5% dari populasi pada tahun 2013, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan kesehatan. Berdasarkan penyakit penyebab kematian pasien rawat inap di rumah sakit KabupatenKota, Provinsi Sumatera Utara, Hipertensi menduduki peringkat pertama dengan proporsi kematian 27,02%. Hal ini memperlihatkan bahwa hipertensi merupakan penyakit yang serius yang dapat memberikan ancaman bagi kesehatan masyarakat khususnya kota
1 2
Medan. Penyebab penyakit hipertensi bisa bermacam-macam diantaranya usia,
jenis kelamin, genetik (riwayat keturunan), obesitas, stres, minum alkohol, merokok, adanya komplikasi penyakit lain serta mengkonsumsi kafein. Hipertensi memiliki dampak terhadap dimensi kualitas hidup, yaitu dimensi fisik, psikologis dan sosial (Suwardana et al. 2014). Menurut Wan et al., (2011), dampak hipertensi secara fisik adalah penyumbatan arteri koroner dan infark, hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung, memicu gangguan serebrovaskuler dan arteriosklerosis koroner, serta menjadi penyebab utama kematian.pada gangguan serebrovaskuler seperti stroke, terjadi perubahan dalam penglihatan, kemampuan bicara, pening, kelemahan, jatuh mendadak atau hemiplegi (Bruner & Suddartha, 2013). Hipertensi juga dapat memicu terjadinya gagal ginjal, kebutaan dan gangguan fungsi kognitif pada lansia (Gunawan, 2007 Wahda, 2011). Beberapa studi lain menyebutkan individu dengan hipertensi merasa tidak nyaman dan aktifitas mereka terganggu serta mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, depresi, cemas, dan mudah lelah yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang pada berbagai dimensi, salah satunya dimensi fisik (Veronique, A.C., & Robert H.F., 2005; Theodorou et al., 2011; Dewi & Sudhana, 2013). Selain dampak secara fisik, pasien juga mengalami dampak secara psikologis. Dampak psikologis yang umum dilaporkan penderita hipertensi diantaranya pasien merasa hidupnya tidak berarti akibat kelemahan dan proses penyakitnya yang merupakan Longlife Disease. Disamping itu, pasien dengan hipertensi juga harus mengkonsumsi obat seumur hidup untuk mencegah berbagai macam komplikasi akibat proses patologis yang dapat mengakibatkan penurunan kemampuan fisik, yang dimanifestasikan dengan kelemahan, rasa tidak berenergi, dan pusing sehingga berdampak psikologis kurang baik terhadap pasien. (Kusuma, 2011). Kualitas hidup lansia dengan hipertensi dipengaruhi oleh faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor individu diantaranya usia, jenis kelamin, penddikan, status ernikahan, pekerjaan, lama mederita hipertensi, serta keteraturan berobat dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia dengan hipertensi (Rudianto, 2015). Sedangkan menurut Prasono, Hapsari, dan Sari (2009), kualitas hidup 3
seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan, seperti status ekonomi, daerah
tempat tinggal, rumah dan lingkungan, serta akses pelayanan kesehatan. Dilihat dari latar belakang masalah diatas, penelti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Kualitas Hidup Lansia dengan Hipertensi di Puskesmas Kedai Durian”. Alasan peneliti memilih Puskesmas Kedai Durian adalah untuk mempermudah pengambilan data yang diperlukan dan belum pernah dilakukan penelitian di lokasi ini. Selain itu penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui kualitas hidup lansia dengan hipertensi yang tinggal di wilayah Puskesmas Kedai Durian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi bahwa permasalahannya adalah bagaimanakah gambaran Kualitas Hidup Lansia dengan Hipertensi di Puskesmas Kedai Durian Kecamatan Medan Johor Kota MedanTahun 2017.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Khusus - Untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup lansia dengan hipertensi yang tinggal didalam cakupan Puskesmas Kedai Durian dari dimensi fungsi fisik. - Untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup lansia dengan hipertensi yang tingga didalam cakupan Puskesmas Kedai Durian dari dimensi kesejahteraan psikologis. - Untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup lansia dengan hipertensi yang tingga didalam cakupan Puskesmas Kedai Durian dari dimensi hubungan sosial. - Untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup lansia dengan hipertensi yang tingga didalam cakupan Puskesmas Kedai Durian dari dimensi bahasan spesifik hipertensi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang kualitas hidup lansia dengan 4
hipetensi demi meningkatnya kualitas pelayanan dan kesejahteraan lansia.
Disamping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar yang dikembangkan untuk pnelitian yang lebih luas dan spesifik. 1.4.2 Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lansia dengan hipertensi sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup lansia dengan hipertensi yang aktif dan produktif secara menyeluruh. Disamping itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pemegang kebijakan, dan Kementrian dan Dinas Kesehatan dalam menyusun kebijakan atau program untuk lansia agar dapat diaplikasikan secara optimal.