Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

PROSES PRODUKSI

4.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit.


PT. Socfindo Tanah Gambus mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar
(TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil). Proses pengolahan
kelapa kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit (CPO) terdiri dari beberapa
tahapan yaitu:
4.1.1. Jembatan Timbang
Jembatan Timbang PT. Socfindo Tanah Gambus sekarang menggunakan sel-sel
beban, dimana tekanan dikarenakan beban menyebabkan variasi pada sistem listrik
yang diukur. Jembatan timbang yang dipakai menggunakan sistem komputer untuk
meliputi berat. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati
jembatan timbang berhenti ±5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS
dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang, selisih
berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik.

Gambar 4.1. Jembatan Timbang


4.1.2. Penyortiran
Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya.
Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura. Kriteria
matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah distasiun
penerimaan TBS (Tandan Buah Segar).
Pematangan buah mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam
Lemak Buah) yang dapat dilihat pada tabel berikut :

30
Kematangan buah Rendamen Kadar ALB (%)
minyak (%)
Buah mentah 14 – 18 1,6 – 2,8
Setengah matang 19 – 25 1,7 – 3,3
Buah matang 24 – 30 1,8 – 4,4
Buah lewat matang 28 – 31 3,8 – 6,1
Setelah disortir TBS tersebut dimasukkan ketempat penimbunan sementara
(Loading ramp ) dan selanjutnya diteruskan ke stasiun perebusan ( Sterilizer ).

Gambar 4.2. Penyortiran

4.1.2 Loading Ramp


Loading ramp merupakan tempat yang berfungsi untuk menampung TBS
dari kebun sebelum di proses, mempermudah pemasukan TBS ke dalam lori, dan
mengurangi kadar kotoran yang terdapat pada TBS. Sebelum TBS dimasukkan
kedalam loading ramp, TBS yang telah ditimbang dilakukan penyortiranterlebih
dahulu.Sortasi dilakukan dilantai atau peron loading ramp. Penyortiran TBS
dilakukan untuk mengetahui jumlah TBS mentah, TBS gagang panjang, TBS
matang, dan TBS yang sudah busuk yang sangat berpengaruh terhadap mutu dan
produktivitas CPO yang akan dihasilkan. Sortasi buah dilakukan sesuai dengan
kriteria panen yang terbagi atas beberapa fraksi.

31
Gambar 4.2Loading Ramp

PT. Socfindo Tanah Gambus memiliki 1 unit loading ramp dengan 10 pintu
(bays). Setiap pintu masing-masing berkapasitas 15 ton TBS dengan sistem kerja
menggunakan tenaga hidraulik.
Untuk ketahanan kisi-kisi loading ramp, bagian atas (tempat jatuhnya buah)
loading ramp dilapisi plat besi dengan lebar 2 meter. Hal ini disesuaikan dengan
rata-rata jatuhnya buah dari bak truk ke kompartemen ± 1,7 meter. Kapasitas setiap
pintu loading ramp (kompartemen) yaitu ±15 ton TBS. Kemiringan lantai loading
ramp450 terhadap bidang datar dan setiap pintu kompartemen menggunakan pintu
tegak lurus (vertikal) yang digerakkan oleh hydraulic. Fungsi dari loading ramp
adalah sebagai berikut :
1. Sebagai tempat untuk melakukan sortasi dan penampungan TBS sementara
menunggu proses pengolahan.
2. Sebagai tempat untuk merontokkan/menurunkan sampah dan pasir yang
terikut ke tandan. Bila sampah yang tidak mengandung minyak terikut dalam
pengolahan sehingga menyerap minyak berarti akan menurunkan capaian
rendemen. Sedangkan pasir yang ikut diolah akan mempercepat keausan
instalasi. Indikator kebersihan kisi – kisi loading ramp adalah dapat tembus
sinar matahari pada saat loading ramp kosong. Sebagai alat kontrol
pembersihan loading ramp dapat diukur dari rutinitas jumlah pembuangan
sampah/pasir setiap hari.

32
3. Pada kondisi tertentu, sebagai tempat untuk memisahkan buah segar dan
restan/TBS pembelian dengan tujuan untuk penyesuaian waktu rebus,
kemudahan kontrol mutu TBS pembelian, penurunan losis dan mendapatkan
mutu produksi CPO yang baik.
4. Mengatur keseragaman isian lori dalam satu rebusan berdasarkan kondisi
buah (segar, restan dan buah kecil), sehingga operator rebusan dapat
menentukan holding time yang lebih akurat. Waktu rebus yang akurat akan
mengurangi losis minyak dalam kondensat dan memperkecil jumlah
katekoppen. Hal ini harus didukung adanya komunikasi/kordinasi antara
petugas pengisi lori dengan operator rebusan, sehingga operator rebusan
dapat mengetahui kondisi buah yang akan direbus.
5. Pengisian lori harus penuh agar diperoleh kapasitas olah yang maksimal
karena dapat mempengaruhi kapasitas pabrik dan jumlah bahan bakar untuk
boiler. Tetapi pengisian lori tidak boleh berlebihan karena dapat menggesek
atau merusak steam distributor. Isian lori yang berlebihan juga dapat
menyebabkan brondolan berjatuhan di lantai rebusan dan menutup saringan
kondensat. Tidak lancarnya pembuangan kondensat dapat menimbulkan
genangan air di dalam rebusan sehingga proses perebusan menjadi tidak
sempurna karena adanya penurunan temperatur.

4.1.3 Stasiun Perebusan(Sterilizer)


Lori yang telah diisi TBS dimasukkan ke dalam sterilizer dengan
menggunakan capstand.Sterilizeradalahbejana uap bertekanan yang digunakan untuk
merebus TBS dengan uap (steam). Dalam melakukan proses perebusan, steam
diperlukan untuk memanaskan sterilizer yang disalurkan dari boiler. Steam yang
digunakan adalah uap kering (saturated steam) dengan tekanan 2,0 – 2,5 kg/cm2yang
diinjeksi dari BPV (Back Pressure Vessel) untuk mencapai suatu kondisi tertentu
pada buah yang dapat digunakanuntuk pencapaian tujuan proses berikutnya. Tujuan
perebusan adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas
2. Mempermudah proses pemberondolan pada tresher
3. Menurunkan kadar air
4. Melunakkan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji

33
Pada PKS Socfindo Tanah Gambus terdapat 3 unit stasiun rebusan/sterilizer
(6 lori per sterilizer) yang menggunakan proses perebusan tiga puncak dengan sistem
penginjeksian dan pembuangan steam diatur secara otomatis.
Waktu perebusan yang dibutuhkan ±75 menit untuk perebusan buah segar
sedangkan dengan suhu perebusan ±130oC. Sistem perebusan yang diterapkan
merupakan sistem perebusan dengan 3 puncak.
Tahapan yang dilakukan dalam perebusan tiga puncak,antara lain :
1. Puncak I
Pertama dilakukan deaerasi (pembuangan udara) selama ± 2 menit.
Kemudian puncak pertama dicapai dengan membuka pipa inlet steam hingga
dicapai tekanan steam 2,0-2,3 kg/cm2. Setelah tekanan tercapai, kran inlet
steam ditutup sedangkan kran kondensat dibuka hingga tekanan mencapai 0,5
kg/cm2.
2. Puncak II
Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka hingga mencapai tekanan
2,3 - 2,5 kg/cm2. Setelah tercapai tekanan steam, kran inlet steam ditutup
sedangkan kran kondensat dibuka hingga mencapai tekanan 0,5 kg/cm2.
3. Puncak III
Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka hingga mencapai tekanan
2,5-2,8kg/cm2. Setelah mencapai tekanan tersebut, semua kran ditutup dan
ditahan selama 45 - 55 menit, kemudian kran exhaust dibuka dan setelah
mencapai tekanan 1,0 kg/cm2, kran kondensat dibuka hingga mencapai
tekanan 0 kg/cm2.Jika tekanan > 3 kg/cm2 , maka dilakukan pembuangan
secara otomatis dengan menggunakan safety valve.

Gambar 4.3 Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak (Tripple Peak)

34
Gambar 4.4Sterilizer

4.1.4 Stasiun Penebah


Stasiun penebah berfungsi untuk memisahkan atau melepaskan brondolan
dari tandannya. TBS yang telah selesai direbus dari sterilizerakan ditarik keluar
menggunakan capstand. Lori-lori yang keluar dari rebusan diangkat menggunakan
hoisting crane dan dituangkan ke auto feeder dengan memutar lori 360˚. Penuangan
TBS ke auto feeder membutuhkan waktu 6 menit per lori. Hoisting crane juga
menurunkan lori ke rel yang diinginkan.Bagian stasiun penebah adalah sebagai
berikut:
1. Hoisting Crane
Hoisting crane ialah alat yang digunakan untuk mengangkat lori yang berisi
buah masak dan menuangkannya ke dalam bunch feeder, kemudian menurunkan lori
kembali ke posisi semula.
PT. Socfindo Tanah Gambus memiliki 1unit hoisting crane yang berkapasitas
5 ton dengan berat lori yang diangkut sebesar 2,5 ton. Satu unit hoisting crane
berfungsi sebagai cadangan.Hoisting crane terdiri dari beberapa bagian, yaitu rel
hoisting crane sebagai jalannya crane sewaktu dioperasikan dan tali baja berfungsi
untuk mengangkat lori. Interval waktu penuangan dari hoisting crane ke bunch
feeder adalah 6 menit untuk setiap lori.

35
Gambar 4.5Hoisting Crane

2. Auto Feeder
Autofeederadalah alat yang digunakan untuk mengatur pemasukan tandan
buah ke dalam thresher. Alat ini dilengkapi dengan daun pendorong (scraper bar)
yang terbuat dari rantai dan digerakkan oleh elektromotor melalui sprocket sehingga
tandan buah masuk ke dalam thresher.Autofeeder memiliki putaran maksimal 23
rpm yang dioperasikan secara manual oleh operator.
Pengaturan buah yang masuk dari auto feeder ke thresher disesuaikan dengan
kapasitas thresher sehingga buah tidak terlalu banyak menumpuk dalam thresher.
Penumpukan atau ketebalan buah yang terlalu besar pada auto feeder mengakibatkan
losis pada tandan kosong meningkat dan mempersulit pengumpanan ke tresher

3. Thresher
Tresher adalah alat yang digunakan untuk melepaskan dan memisahkan buah
dari tandan dengan cara dibanting yang berbentuk drum dengan kapasitas 30 ton
TBS/jam.
Dengan sudut-sudut yang ada dalam drum, tandan diputar dan dibanting
sehingga tandan menjadi kosong dan keluar ke tempat penampungan tandan kosong
(hopper empty bunch).Hopper empty bunch tandan kosong berfungsi untuk
menimbun tandan kosong yang akan dibawa kembali ke kebun ataupun afdeling
yang kurang subur. Kecepatan putaran thresher adalah 23 rpm.
Di PT. Socfindo Tanah Gambusmenggunakan 1 unit thresher. Untuk
menyempurnakan proses perontokan, terdapat siku pengarah dan pisau cakar yang
dipasang sejajar dengan kisithresher. Pisau cakar ini berfungsi untuk mencabik-cabik
tandan agar brondolan yang berada di dalam ikut membrondol. Cakar dibuat dari

36
besi siku atau besi T 150 mm, panjang 70 cm sebanyak 12 buah dan dipasang secara
seimbang pada kisi thresher. Sampah dan brondolan yang ada dalam thresher dan
lantai di bawahnya, dibersihkan tiap minggu pada saat pabrik tidak beroperasi.Hal
ini dimaksudkan agar sampah tidak terikut diolah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja di Stasiun Thresher,antara lain :
1. Feeding, yaitu kualitas (ukuran buah) dan kuantitas (jumlah umpan ke stasiun
penebahan).
2. Kecepatan thresher.
Kecepatan yang digunakan adalah 23 rpm. Jika putaran terlalu lambat maka
antara satu tandan dengan tandan lainnya akan berbenturan sehingga beban
thresher semakin berat dan terjadi losis. Kecepatan putaran merupakan cara
untuk mengangkat buah, dan saat buah jatuh ada gaya untuk menggulingkan
tandan selama proses berputar-putar searah dan kecepatan putaran tandan
lebih cepat dari putaran ditahan oleh thresher sehingga terjadi pelepasan
buah.
3. Kebersihan kisi-kisi tempat keluarnya berondolan.
4. Sudut pengarah, berfungsi mengarahkan janjangan agar tidak ada beban di
dalam stripper drum.
Hal-hal yang menyebabkan hasil pembrondolan kurang sempurna, antara lain:
1. Tandan buah kurang masak dalam perebusan.
2. Susunan brondolan dalam tandan sangat rapat dan padat sehingga uap tidak
dapat mencapai bagian dalam tandan.

4. Fruit Conveyor dan Fruit Elevator


Setelah berondolan dan tandan dipisah di unit thresher, berondolan akan
masuk ke fruit conveyor. Ada satu jenis fruit conveyor. Fungsi dari fruit conveyor
adalah untuk mengatur aliran (line) buahdan mengantar buah dari penebah (rotary
drum) ke fruit elevatoruntuk diteruskan ke digester.
Fruit elevator berfungsi untuk mengangkut brondolan dari fruit conveyor dan
kemudian dibagikan olehdistributor conveyor ke digester. Fruit elevatordi PT.
Socfindo Tanah Gambusberjumlah 2 unit. Setiap unit masing masing berjumlah ±
50 bejana dengan setiap bejana masing masing dapat menampung ± 10 kg
brondolan.

37
5. Empty Bunch Conveyor
Berfungsi sebagai alat angkut janjangan atau tandan kosong dari stasiun
penebah ke hopper janjangan. Prinsip kerja alat ini adalah janjangan akan terdorong
keluar dari thresherdan masuk ke horizontal empty bunch conveyor dan kemudian
inclined empty bunch conveyor. Janjangan kemudian di bawa ke hopper janjangan
sebelum dibawa kembali ke afdeling (dijadikan pupuk) dengan menggunakan truk.

6. Hopper
Berfungsi sebagai tempat penampungan janjangan. Hopper memiliki
pengatur pintu keluar janjangan yang bekerja dengan hydraulic systemdan dilengkapi
dengan elektomotor 5.5 HP, 1445 rpm .

Gambar 4.6HopperJanjangan

38
Secara umum proses pada stasiun penebah ini ditunjukkan oleh diagram alir
berikut ini :

Tandan Buah Segar (TBS)


dari stasiun Strellizer

Hoisting crane

Auto feeder

Thresher

Brondolan Empty
Empty Bunch
bunch Conveyor
conveyor

Fruit conveyor Janjangan

Fruit elevator Hopper

Digester Truk

Gambar 4.7 Diagram Alir Proses di Stasiun Penebah

4.1.5 Stasiun Kempa


Pada stasiun ini merupakan proses pemisah antara minyak pada daging buah
dengan ampas press (Fibre and nut). Pada degester, akan terjadi proses penyatuan
atau homogenisasi brondolan-brondolan yang masuk ke dalam degester. Pada
degester terdapat 5 tingkat, dimana masing-masing tingkat memiliki pisau sebanyak
3 unit. Pisau-pisau inilah yang akan berputar dan mencacah brondolan-brondolan
buah, sehingga brondolan menjadi homogen. Setelah dari degester, maka akan
menuju screw press, dimana disini akan terjadi proses pengepresan yang akan
menghasilkan minyak dan fibre. Setelah terjadi pemisahan, fibre akan menuju Cake

39
Breaker Conveyer (CBC) dan minyak yang dihasilkan akan menuju Crude Oil
Gutter. Crude Oil Gutter merupakan tempat penampungan pertama minyak yang
telah di press, dimana minyak ini masih mengandung kotoran dan air. Sehingga akan
dialirkan ke sand trap tank, dimana disini pasir-pasir yang terkandung dalam minyak
akan terpisah dengan mengendap kebawah. Lalu minyak yang terpisah ini akan
disaring vibrating screen, dimana pada vibrating screen minyak akan disaring dan
dipisahkan dengan sludge. Lalu minyak yang telah disaring akan masuk ke crude oil
tank dan sludge yang terpisah menuju ke sludge tank. Adapaun mutu minyak sawit
harus memiliki kadar ALB maksimal 2,3%, kadar air 0,150%, dan kadar kotoran
0,05%.

Komponen-komponen pada stasiun pengepresan.


 Digester
Merupakan salah satu bagian dari press, dimana fungsi degester antara lain :
- Untuk melepaskan daging buah dari nut-nya.
- Melumatkan Fruit Mash agar lebih baik dan efesien pada proses pressing
(15-20 menit).
- Meratakan temperatur Fruit Mash agar tidak terjadi pemanasan lokal.
- Memudahkan melepaskan sel-sel minyak dari daging buah pada waktu
pengepresan.

Pada proses pencacahan brondolan juga dialiri dengan steam dengan suhu 90-
95oC yang akan memudahkan proses pencacahan brondolan-brondolan. Jarak pisau
dengan dinding degester maksimum 15 mm.

 Screw Press
Pressingmerupakan proses pengempaan terhadap brondolan yang telah
dilumatkan dalam digester untuk mengeluarkan minyak kasar (crude oil) dari massa
adukan pada tekanan 30-50 bar (sesuai dengan kemasakan buah). Proses ini
menghasilkan minyak kasar (crude oil), fiber dan noten. Minyak yang dihasilkan
dari proses pengempaan kemudian masuk ke press silinder. Fiber dan noten hasil
pengepresan diteruskan ke cake breaker conveyor(CBC) untuk diolah di pabrik biji.
Alat yang digunakan dalam proses ini adalah screw presser. Di PT. Socfindo
Tanah Gambus terdapat 3 unit screw presser dengan 3 unit aktif. Alat ini terdiri dari

40
2 batang baja spiral dengan susunan horizontal dan berputar berlawanan arah.Putaran
dari presseradalah sebesar 10-12 rpm.
3.1.6 Stasiun Klarifikasi/Clarifier
Clarifier merupakan stasiun pengolahan di PKS yang bertujuan melakukan
pemurnian minyak kasar (crude oil) untuk menghilangkan air dan pengotor-
pengotor, sehingga diperoleh minyak dengan kualitas sebaik mungkin dan dapat
dipasarkan dengan harga yang layak.
Pada PKS PT. Socfindo Tanah Gambus ini, minyak kasar (Crude Oil) yang
keluar dari screw pressdilakukan pemurnian untuk mengurangi kandungan yang
tidak diharapkan sesuai dengan norma yang telah ditetapkan. Proses pemurnian
minyak ini dilakukan untuk menghasilkan minyak CPO sesuai norma yaitu
rendemen minyak sawit 24,5% dan inti sawit 4,6% dari 100% TBS yang diolah serta
di dalam minyak sawit tersebut kadar airnya maksimal 0,15%; kadar kotoran 0,02%;
kandungan asam lemak bebas (ALB) maksimal 3% dan losis1,5%, sedangkan untuk
inti sawit kadar airnya maksimal 7%; kadar kotoran 6%; ALB 2% dan losis 0,55%.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan minyak dengan norma yang telah ditetapkan
tersebut dilakukan proses pemurnian minyak dan pengutipan minyak pada sludgedan
sisa ampas pada TBS yang akan diolah.
Bagian-bagian dari sand trap tank adalah badan sand trap tank, pipa minyak
masuk, blow down, dan pipa pengeluaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi
efisiensi kerja sand trap tank, antaralain :

 Shaking Screen / AMKCO


Shaking Screen atau yang pada umumnya disebutVibro separator berfungsi
untuk memisahkan massa padatan yang masih terdapat dalam minyak kasar (crude
oil). Massa padatan berupa ampas hasil penyaringan tersebut masih memiliki
kandungan minyak, sehingga dikembalikan ke dalam bottom fruit conveyor untuk
kembali diolah di dalam digester. Minyak kasar yang telah disaring pada vibro
separator ini ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank atau bak RO).
Sedangkan massa padatan yang tidak bisa tersaring akan masuk
Sistem kerja vibro separator adalah dengan getaran. Bandul yang diikatkan
pada elektomotor menjadi sistem kontrol dari getaran pada alat ini.Minyak kasar
masuk kevibro separator melalui suatu pipa dan dalam waktu yang bersamaan
dialirkan air pembilas ke minyak tersebut. Tujuannya adalah untuk mengencerkan

41
minyak sehingga memudahkan penyaringan dalam vibro separator. Vibro
separatortersebut memiliki dua tingkat saringan, yaitu tingkat pertama berukuran 30
mesh dan tingkat kedua berukuran 40 mesh. Minyak kasar pertama sekali melalui
saringan pertama, apabila terdapat massa padatan yang masih lolos pada saringan
pertama, pada saringan kedua minyak kasar tersebut akan disaring kembali.
PT Socfindo Tanah Gambus memiliki satu unit shaking screen dengan
kapasitas masing-masing 23 Ton TBS/Jam. Shaking screen yang digunakan hanya
satu unit, sedangkan satu unit lainnya digunakan sebagai cadangan jika sewaktu-
waktu unit yang beroperasi sedang mengalami perbaikan dan maintenance.
Setelah melalui penyaringan pada shaking screen,minyak kasar masih
mengandung pengotor-pengotor, sehingga minyak kasar tersebut akan diolah
kembali ke unit selanjutnya.

 Crude Oil Reception Tank


Crude Oil Reception Tankatau yang biasa disebut Bak Raw Oil (Bak
RO)merupakan bak penampungan sementara minyak kasar hasil saringan dari vibro
separator dan juga berfungsi untuk mmpertahankan panas. Bak RO diberikan
pemanasan dengan menggunakan injeksi uap langsung dan steam coil sehingga
mencapai suhu 80-90˚C. Raw oil terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Saluran pemasukan, berfungsi sebagai saluran untuk memasukkan minyak
2. Talang minyak, berfungsi untuk saluran masuk minyak
3. Badan tangki, berfungsi sebagai dinding pada raw oil
4. Sekat, berfungsi untuk memisahkan minyak dengan kotoran
5. Pompa minyak, berfungsi untuk memompakan minyak menuju balance tank

 Continuous Settling Tank (CST)


PT. Socfindo Tanah Gambus memiliki 1 unit CST dengan kapasitas masing-
masing ± 90 ton. CST berfungsi untuk menampung minyak dari balance tank dan
memisahkannya dari sludge dan kotoran-kotoran yang dikandungnya. CST
dilengkapi dengan impeller dengan kecepatan pengadukan 3 rpm. Pada CST terjadi
pengendapan yang disertai pemberian steam dalam bentuk steam injection dan steam
coil dengan temperatur 950C. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemisahan
minyak dengan sludge dan kotoran lainnya. Panas yang diberikan menyebabkan

42
viskositas/kekentalan menurun dan perbedaan berat jenis larutan semakin besar,
sehingga terjadi pemisahan larutan, yaitu lapisan minyak naik ke atas (bj < 1
Kg/cm3), sludge di tengah (bj = 1 Kg/cm3), serta pasir dan kotoran lainnya (bj > 1
Kg/cm3) di bagian bawah. Selanjutnya dilakukan proses pemisahan secara gravitasi.
Adapun ketebalan lapisan minyak yang terbentuk minimal 40 cm untuk menghindari
steam keluar menembus lapisan minyak.
Sludge yang dihasilkan dari CST masih memiliki kandungan minyak dengan
norma minimal 6 %. Sludge tersebut dialirkan ke sludge tank dan selanjutnya diolah
kembali untuk mengambil minyak yang masih terdapat dalam sludge. Apabila
kandungan minyaknya melebihi norma yang telah ditetapkan dapat disimpulkan
bahwa proses pengendapan dan pemisahan dalam CST tidak maksimal, maka harus
dilakukan pengolahan kembali.
Minyak yang diperoleh di CST mengandung kadar air 0,40-0,80% dan kadar
kotoran 0,02%.

Gambar 4.8 Konstruksi Continuous Settling Tank

 Oil Tank
Oil Tank berfungsi sebagai bak penampungan minyak dari CST dan
memisahkan pengotor-pengotor dari minyak. PKS PT. Socfindo Tanah Gambus
memiliki 1 unit oil tank dengan masing-masing kapasitas 20 ton. Pada oil tank
terjadi pengendapan untuk mengendapkan pengotor-pengotor dalam minyak
dengandiberikan steam spiral yang dapat menghasilkan suhu 90-95˚Cuntuk
memudahkan pengendapan dan pemisahan minyak dan pengotor.
Terdapat beberapa bagian dari oil tank, yaitu sebagai berikut:

43
1. Saluran pemasukan, berfungsi sebagai tempat masuknya minyak ke dalam oil
tank
2. Saluran uap masuk, berfungsi sebagai tempat masuknya uap panas ke dalam
oil tank
3. Termometer, berfungsi untuk mengukur suhu di dalam oil tank
4. Saluran pengeluaran, berfungsi sebagai saluran pengeluaran minyak
5. Katup pengeluaran, berfungsi sebagai pengatur pembuangan kotoran
6. Pipa uap pemanas, berfungsi sebagai tampat uap panas yang memanasi
minyak di dalam oil tank
Minyak yang telah diolah di oil tank jugamasih mengandung pengotor.
Adapun norma yang diharapkan dari hasil perlakuan pada oil tank adalah kadar air
maksimal 0,4 – 0,8 % dan kadar kotoran maksimal 0,2 – 0,4 %.

 Vacum Drier
PT Socfindo Tanah Gambus memiliki 1 unit vacum drierdengan kapasitas 10
ton. Vacuum driermerupakan alat yang berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam
minyakproduksi. Ujung pipa yang masuk ke dalam vacuum drierdibuat
sempitberbentuk nozzle-nozzle sehingga minyak tersedot dan mengabut di
dalamvacuum drier. Temperatur minyak dipertahankan 70-90˚C agar kadar air
cepatmenguap dari minyak. Uap air tersebut akan dihisap oleh vacuum pump dan
terdorong ke hot well water tank.Tekanan vacuum drierberkisar antara -760 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi operasi vacuum drier, antara lain :
1. Kebocoran-kebocoran, sehingga udara masuk ke dalam vacuum
2. Kuantitas dan kualitas feeding
3. Kondisi nozzle
4. Tekanan vacuum yang kurang
Minyak yang dihasilkan dari vacuum drier dialirkan ke bak penampungan
sementara dan selanjutnya dialirkan ke storage tank. PKS PT. Socfindo Tanah
Gambus memiliki 2 unit bak penampungan sementara, namun hanya satu yang
dioperasikan sedangkan satu unit lainnya standby jika sewaktu-waktu sedang
pemeliharaan. Petugas laboratorium PKS PT. Socfindo Tanah Gambus akan
mengambil sampel dari bak penampungan sementara dan melakukan penghitungan
rendemen dan losis minyak sekali dalam sehari serta penghitungan kadar air, kadar
kotoran dan kadar asam lemak bebas (ALB) sekali setiap.

44
Gambar 4.9Vacuum Drier

 Sludge Tank
Sludge tank merupakan tempatpenampungansludge dari CST, dimana
sludge dari CST masih mengandung maksimal 6% minyak. Pada Sludge tank terjadi
pengendapan sludge dan diberi steam dengan temperatur 90-100˚C untuk
memudahkan pengendapan dan pemisahan minyak darisludge.
Di PT. Socfindo Tanah Gambus terdapat 1 unit sludge tank dengan kapasitas
masing-masing 20 tondan 30ton, dimana prinsip kerja dari sludge tank ini adalah
overflow.Proses pembersihanblowdownharus dilakukan secara rutin karena sangat
mempengaruhi NOS dalam sludge.Sludge tank memiliki beberapa bagian penting,
yaitu:
1. Pipa minyak masuk, berfungsi untuk saluran minyak masuk ke dalam sludge
tank
2. Pipa uap masuk, berfungsi untuk saluran uap panas masuk ke dalam sludge
tank
3. Pipa uap keluar, berfungsi sebagai saluran keluar uap panas sesudah dari
sludge tank
4. Blowdown, berfungsi untuk membuang kotoran yang mengendap dibagian
bawah tangki
5. Steam injection

45
 Tangki minyak kutipan (Sludge Drain Tank)
Endapan-endapan tangki pemisah, tangki masakan minyak, tangki
sludge, yang dispui setiap pagi sebelum pengolahan, ditampung didalam tangki. Hal
yang perlu diperhatikan yaitu jika ternyata cairan didalam tangki ini terlalu kental,
perlu diadakan penambahan air panas, pengutipan dalam tangki ini tidak mesti
minyak murni saja, karena cairan-cairan yang dikutip ini masih akan diolah kembali
didalan pemisah minyak (Continous Tank) , penambahan panas didalam tangki ini
harus tetap dilaksanakan agar pemisahan cairan berat jenis rendah (minyak) dengan
cairan berat jenis dapat terlaksana dengan baik. Kapasitas tangki pengutipan minyak
yaitu 54 ton.

46

Anda mungkin juga menyukai