Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

DI RUANG PERAWATAN ANAK “ PARKIT”


RS BHAYANGKARA MAKASSAR

OLEH :

SITI HARDIANTI ARIANA, S.KEP


NIM : 70900117015

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIII


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2018
PROPOSAL TERAPI BERMAIN “MERANGKAI PUZZLE”

DI RUANG PERAWATAN ANAK PARKIT 1

RS BHAYANGKARA MAKASSAR

A. Latar Belakang

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk

memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang

menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas

tertentu.

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan

anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,

aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan

kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai

perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih,

dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami

anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan

stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat

mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui

kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada

prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan

secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih

efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain

tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).

Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh

karena itu, mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas

anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah

satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school adalah

mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu


media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.

Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama mewarnai anak akan

mengekspresikan imajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga

untuk sementara waktu anak akan merasalebih rileks. Oleh karena itu,

pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan mengurangi

kecemasan akibat hospitalisasi, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada

anak usia sekolah dengan cara mewarnai.

A. Tujuan Terapi Bermain


1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak

2. Tujuan Khusus
a. Anak dapat lebih mengenali warna
b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
c. Mengembangkan imajinasi pada anak
d. Memberikan kesenangan dan kepuasan

B. Manfaat Terapi Bermain


1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan

kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.

2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan

setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media
yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan

untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak.

B. Fungsi Bermain

1. Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,

perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan

bermain sebagai terapi.

2. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang

digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan

pengobatan.
3. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi

terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.

4. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta

mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan

hubungan sulit.

5. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.


6. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan

mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya

terhadap orang lain.

7. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika

belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar

bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan.

8. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada


permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.

C. Tujuan Bermain

1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat

sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan

perkembangan.

2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.

3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.

4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di

rumah sakit.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain

1. Tahap perkembangan

2. Jenis kelamin anak

3. Status kesehatan anak

4. Lingkungan yang tidak mendukung


5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktifitas Bermain

1. Perlu energi ekstra

2. Waktu yang cukup

3. Alat permainan

4. Ruang untuk bermain

5. Pengetahuan cara bermain


6. Teman bermain

F. Klasifikasi Bermain

Berdasarkan isi permainan :

1. Sosial Affective Play

2. Sense of Pleasure Play

3. Skill Play

4. Games atau Permainan

5. Unoccupied Behaviour
6. Dramatic Play

G. Pelaksanaan Terapi Bermain Untuk Anak Usia 4 – 6 Tahun

1. Pengorganisasian

a. Leader:

Tugas :

1) Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis

2) Menjelaskan tujuan terapi bermain

3) Menjelaskan aturan terapi permainan

b. Co. Leader:
Tugas :

1) Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan

2) Menyampaikan jalannya kegiatan

3) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya

c. Observer :

Tugas :

Mengevaluasi jalannya kegiatan


Fasilitator :

Tugas :

1. Memfasilitator kegiatan yang diharapkan

2. Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan

3. Sebagai Role Model selama kegiatan

H. Jenis Permainan Yang Cocok Untuk Usia 4 – 6 Tahun

1. Dramatic Play. Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang

lain, contoh: Anak memerankan sebagai ayah atau ibu.

2. Skill Play. Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak


khususnya motorik kasar dan halus, ontoh : Bermain bongkar pasang.

3. Assosiative Play. Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu

anak dengan yang lain, tetapi tidak terorganisir. Tidak ada pemimpin yang

memimpin permainan dan tujuan yang tidak jelas, contoh: anak-anak

bernyanyi sesuai selera masing-masing.


4. Cooperative Play. Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas

tetapi tujuan dan pimpinan permainan jelas, contoh : anak-anak bernyanyi

bersama-sama dengan satu orang menjadi pemimpin.

I. Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 4 – 6 Tahun

1. Stimulasi Sosial. Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada


tujuan. Contoh: bermain pasir bersama-sama.

2. Stimulasi Keterampilan. Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada

pada anak sehingga dapat mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar,

bernyanyi, menari.

3. Stimulasi Kerjasama. Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh:

anak-anak bermain menyusun puzzle, bermain bola.


PRE PLANNING

TERAPI BERMAIN PUZZLE UNTUK ANAK USIA 3-5 TAHUN

A. Deskripsi

Pada usia 3-5 tahun anak sudah mampu mengembangkan kreatifitasnya

dan sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat

mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan, kemampuan

berbahasa, mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan sportifitas,

mengembangkan koordinasi motorik, mengembangkan dan mengontrol emosi,

motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu

pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetisi serta gotong royong.

Sehingga jenis permainan yang dapat digunakan pada usia ini seperti benda-

benda di sekitar rumah, buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas

untuk belajar melipat, gunting dan air.

Puzzle adalah mainan menyusun gambar, gambar diacak terlebih dahulu

sehingga anak mencoba menyusunnya didalam bingkai dengan menghubungkan


potongan – potongan kecil sehingga menjadi gambar utuh.

B. Jenis Permainan

Jenis permainan yang digunakan yaitu puzzle modifikasi. Puzzle merupakan

permainan yang menggunakan potongan gambar yang disusun menjadi sebuah

gambar yang utuh.

C. Tujuan

1. Umum

Anak mampu menyusun puzzle dengan benar.


2. Khusus

a. Mengenal bagian-bagian tubuh

b. Penggunaan dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan pada anak.

c. Dapat mengembangkanimajinasi dan mengingat peraturan permainan.

d. Mengembangkan keterampilan sosial saat ia bermain bersama dengan

anak-anak lain dan dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk

sprotif dan berbagi.

D. Sasaran

1. Anak usia pra-sekolah (3-5 tahun)

2. Anak kooperatif

3. Anak dengan komunikasi verbal baik

4. Anak yang tidak ada kontra indikasi untuk bermain

E. Perilaku Anak yang diharapkan

1. Anak mampu mengekspresikan kreatifitasnya dan imajinasi.

2. Anak mengikuti permainan dengan baik sampai selesai dan tidak rewel.

3. Anak bersifat kooperatif.


4. Anak bisa menikmati dan merasa senang.

5. Anak dapat mengenal bagian-bagian tubuhnya.

6. Anak mampu mengembangkan kemampuan gerak halus.

7. Anak dapat mengekspresikan perasaan.

8. Anak dapat meningkatkan sosialisasi.


F. Analisa situasi

Terapi bermain ini dilaksanakan di :

1. Tanggal : 20 Januari 2018

2. Jam : 08.30-selesai

3. Tempat : Ruang perawatan anak Parkit RS Bhayangkara

4. Jumlah peserta : 5 orang

5. Jumlah perawat : 1 orang


6. Alat yang digunakan : puzzle

G. Rencana Pelaksanaan

1. Pembukaan

a. Persiapan (10 menit)

1) Mempersiapkan alat untuk terapi bermain

2) Mempersiapkan tempat bermain

3) Mempersiapkan anak

b. Perkenalan (5 menit)

1) Leader memperkenalkan anggota kelompok pada anak-anak


2) Leader dan fasilitator membantu anak untuk memperkenalkan diri

pada teman-teman

c. Penjelasan (5 menit)

Menjelaskan kepada anak untuk menyusun puzzele, kemudian setelah

terbentuk meminta anak untuk menyebutkan nama dan menjelaskan

fungsi dari anggota tubuh yang terbentuk.

d. Pelaksanaan(30 menit)
1) Fasilitator mengenalkan alat-alat permainan yang ada

2) Fasilitator memberikan contoh bagaimana cara mempergunakan alat

tersebut

3) Fasilitator dan anak bersama-sama menyusun puzzle.

4) Memberikan reward kepada anak

e. Evaluasi (5 menit)

1) Evaluasi pelaksanaan oleh leader


2) Evaluasi akhir oleh observer.

3) Evaluasi umum :

a) Keaktifan anak

b) Respon anak

c) Proses bermain

d) Situasi saat pelaksanaan


SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

TERAPI BERMAIN PUZZLE UNTUK ANAK USIA 3-5 TAHUN

I. Tujuan

1. Umum

Anak mampu menyusun puzzle dengan benar.


2. Khusus

a. Mengenal bagian-bagian tubuh

b. Penggunaan dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan pada anak.

c. Dapat mengembangkanimajinasi dan mengingat peraturan permainan.

d. Mengembangkan keterampilan sosial saat ia bermain bersama dengan

anak-anak lain dan dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk sprotif

dan berbagi.

II. Prinsif Bermain


1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orangtua, guru

III. Waktu
Kegiatan bermain akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 15 Februari 2017

IV. Tempat
TK A.R. UIN Alauddin Makassar
V. Metode
Individu

VI. Media Dan Alat


 Puzzle

VII. Peserta Bermain


 Mahasiswa
 Pembimbing Lahan
 Peserta didik

VIII. Pengorganisasian
a. Leader
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu
membuka dan menutup kegiatan ini.
b. Co Leader :
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara
bermain dalam terapi bermain.
c. Fasilitator :
Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap
peserta dalam terapi bermain.
d. Observer :
Memfasilitasi pelaksanaan terapi bermain; mengobservasi, mengamati,
dan mencatat jalannya terapi bermain.
IX. Kegiatan Permainan
No Waktu Tahap Penyaji Audiens

1. 5 menit Pembukaan 1. Memperkenalkan diri Mendengar,


pada klien memperhatikan,
menjawab
2. Menanyakan pada orang
tua

apakah pernah
mengikuti

program terapi bermain

2. 30 - Kegiatanbe1. Memperkenalkan alat Menerima alat permainan


menit rmain permainan dan bertanya tentang
- Menyimak kejelasan cara bermain
2. Menjelaskan cara
- Tanya
bermain
jawab
3. Menjawab pertanyaan
peserta

4. Memotivasi peran aktif

5. Memberi pujian kepada


peserta

3. 5 menit Penutup 1. Menanyakan perasaan 1. Memperhatikan


anak terhadap
2. Bertanya dan
permainan yang telah
dilakukan mendengarkan jawaban

2. Menanyakan respon
orang tua/ guru

Anda mungkin juga menyukai