Anda di halaman 1dari 12

PAPER

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASA

(PLTBM)

OLEH :

I NENGAH AGUS SUGIARTA (1315067009)

I KADEK ADITYA SUTRISNA ( 1315067007)

KELAS : C

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNDIKSHA 2014
PEMBANGKIT LISTRIK BIOMASA

1. Energi Terbarukan

Energi merupakan persoalan yang sangat penting di dunia, peningkatan permintaan energi
berbanding terbalik dengan jumlah cadangan energi. Oleh sebab itu pemerintah Indonesia
memprioritaskan pengembangan terhadap energi terbarukan. Energi terbarukan adalah energi
yang dihasilkan dari sumber energi yang alami yang berkelanjutan bila dikelola dengan baik
dan tidak akan pernah habis. Contoh energi terbarukan adalah panas bumi, angin air,
gelombang air laut, biomassa dan biogas.

2. Energi Biomassa
Salah satu energi terbarukan adalah biomasa. Biomasa adalah istilah untuk semua bahan yang
dihasilkan oleh fotosintesis yang ada di permukaan bumi, dimana sumber dari segala energi
dalam biomasa adalah matahari. Biomasa dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk
memasak dan proses termal lainnya baik itu industri kecil maupun menengah.

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik, baik berupa
produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput,
ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan
primer serat, bahan pangan, pakan ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya,
biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Umum yang digunakan
sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah
setelah diambil produk primernya.

Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber
energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi
secara berkesinambungan (suistainable). Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya
alam yang sangat penting dengan berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan
pangan dan lain-lain yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga
diekspor dan menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.
3. Biomassa Sebagai Sumber Energi

Potensi biomassa di Indonesia


yang bisa digunakan sebagai
sumber energi jumlahnya sangat
melimpah. Limbah yang berasal
dari hewan maupun tumbuhan
semuanya potensial untuk
dikembangkan. Tanaman pangan
dan perkebunan menghasilkan
limbah yang cukup besar, yang
dapat dipergunakan untuk
keperluan lain seperti bahan bakar
nabati. Pemanfaatan limbah
sebagai bahan bakar nabati
memberi tiga keuntungan
langsung. Pertama, peningkatan
efisiensi energi secara
keseluruhan karena kandungan
energi yang terdapat pada limbah
cukup besar dan akan terbuang
percuma jika tidak dimanfaatkan.
Kedua, penghematan biaya,
karena seringkali membuang
limbah bisa lebih mahal dari pada
memanfaatkannya. Ketiga,
mengurangi keperluan akan
tempat penimbunan sampah
karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di
daerah perkotaan.

Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber energi juga akhir-
akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak, kedelai merupakan beberapa jenis
tanaman yang produk utamanya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi
kayu, jagung, sorghum, sago merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan
sebagai bahan pembuatan bioethanol.

4. Prinsip Pembakaran Bahan Bakar

Prinsip pembakaran bahan bakar sejatinya adalah reaksi kimia bahan bakar dengan oksigen
(O). Kebanyakan bahan bakar mengandung unsur Karbon (C), Hidrogen (H) dan Belerang
(S). Akan tetapi yang memiliki kontribusi yang penting terhadap energi yang dilepaskan
adalah C dan H. Masing-masing bahan bakar mempunyai kandungan unsur C dan H yang
berbeda-beda.

Proses pembakaran terdiri dari dua jenis yaitu pembakaran lengkap (complete combustion)
dan pembakaran tidak lengkap (incomplete combustion). Pembakaran sempurna terjadi
apabila seluruh unsur C yang bereaksi dengan oksigen hanya akan menghasilkan CO 2,
seluruh unsur H menghasilkan H2O dan seluruh S menghasilkan SO2. Sedangkan pembakaran
tak sempurna terjadi apabila seluruh unsur C yang dikandung dalam bahan bakar bereaksi
dengan oksigen dan gas yang dihasilkan tidak seluruhnya CO 2. Keberadaan CO pada hasil
pembakaran menunjukkan bahwa pembakaran berlangsung secara tidak lengkap.

Jumlah energi yang dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan sebagai entalpi
pembakaran yang merupakan beda entalpi antara produk dan reaktan dari proses pembakaran
sempurna. Entalpi pembakaran ini dapat dinyatakan sebagai Higher Heating Value (HHV)
atau Lower Heating Value (LHV). HHV diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam
wujud cair sedangkan LHV diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam bentuk uap.

Pada umumnya pembakaran tidak menggunakan oksigen murni melainkan memanfaatkan


oksigen yang ada di udara. Jumlah udara minimum yang diperlukan untuk menghasilkan
pembakaran lengkap disebut sebagai jumlah udara teoritis (atau stoikiometrik). Akan tetapi
pada kenyataannya untuk pembakaran lengkap udara yang dibutuhkan melebihi jumlah udara
teoritis. Kelebihan udara dari jumlah udara teoritis disebut sebagai excess air yang
umumnya dinyatakan dalam persen. Parameter yang sering digunakan untuk
mengkuantifikasi jumlah udara dan bahan bakar pada proses pembakaran tertentu adalah
rasio udara-bahan bakar. Apabila pembakaran lengkap terjadi ketika jumlah udara sama
dengan jumlah udara teoritis maka pembakaran disebut sebagai pembakaran sempurna.
5. Pemanfaatan Energi Biomassa

Agar biomassa bisa digunakan sebagai bahan bakar maka diperlukan teknologi untuk
mengkonversinya. Terdapat beberapa teknologi untuk konversi biomassa, dijelaskan
pada. Gambar 2. Teknologi konversi biomassa tentu saja membutuhkan perbedaan pada
alat yang digunakan untuk mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan
bakar yang dihasilkan.

Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan konversi biokimiawi.
Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhana karena pada umumnya
biomassa telah dapat langsung dibakar. Beberapa biomassa perlu dikeringkan terlebih
dahulu dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam penggunaan. Konversi termokimiawi
merupakan teknologi yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi
kimia dalam menghasilkan bahan bakar. Sedangkan konversi biokimiawi merupakan
teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam menghasilkan bahan
bakar.
6. Proses Biomasa

5.1. Biobriket

Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi
biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi
lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya batubara saja
yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti sekam, arang sekam, serbuk gergaji,
serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan briket tidak terlalu
sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit. Di IPB terdapat banyak jenis-jenis
mesin pengempa briket mulai dari yang manual, semi mekanis, dan yang memakai mesin.
Adapun cara untuk membuat biobriket secara semi mekanis disajikan dalam bentuk
video.

5.2. Gasifikasi

Secara sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses konversi


bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan bakar. Gas tersebut
dipergunakan sebagai
bahan bakar motor
untuk menggerakan
generator pembangkit
listrik. Gasifikasi
merupakan salah satu
alternatif dalam rangka
program penghematan
dan diversifikasi
energi. Selain itu
gasifikasi akan membantu mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan limbah
pertanian, perkebunan dan kehutanan. Ada tiga bagian utama perangkat gasifikasi, yaitu :
(a) unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut reaktor gasifikasi atau
gasifier, (b) unit pemurnian gas, (c) unit pemanfaatan gas.
5.3. Pirolisa

Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu yang lebih
dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses, yaitu pirolisa primer
dan pirolisa sekunder.
Pirolisa primer adalah
pirolisa yang terjadi
pada bahan baku
(umpan), sedangkan
pirolisa sekunder
adalah pirolisa yang
terjadi atas partikel dan
gas/uap hasil pirolisa
primer. Penting diingat
bahwa pirolisa adalah
penguraian karena
panas, sehingga
keberadaan O2
dihindari pada proses tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran.

5.4. Liquification

Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses
kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan
peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran dengan
cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang energi liquification tejadi pada
batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk menghemat transportasi dan memudahkan
dalam pemanfaatan.

5.5. Biokimia
Pemanfaatan
energi biomassa
yang lain adalah
dengan cara
proses biokimia.
Contoh proses
yang termasuk ke
dalam proses
biokimia adalah
hidrolisis,
fermentasi dan
an-aerobic
digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau selulosa menjadi
CH4 dan gas lain melalui proses biokimia. Adapun tahapan proses anaerobik digestion
adalah diperlihatkan pada Gambar .

Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam
konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat
difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO2. Akan tetapi, karbohidrat harus
mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil
fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk
pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didistilasi
sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas 99.5%.

7. Potensi Energi Biomasa di Indonesia


Potensi energi biomasa di Indonesia sangat besar. Limbahbiomassa yang dapat digunakan
untuk menghasilkan energi listrik bisa berasal dari tandan kosong kelapa sawit (TKS),
tongkol jagung, dan sekam padi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.1. Dari potensi listrik
tersebut, kapasitas terpasang hanya 302,4 MW. Menurut ZREU 2000 Indonesia
menghasilkan 146.700.000 ton biomassa tiap tahunnya.
Tabel 2.1. Potensi limbah biomasa sebagai sumber energi di Indonesia
8. Pembangkit Listrik Biomasa Sawit

Pada dasarnya PLTBS adalah PLTU yang berbahan bakar biomasa sawit. Dari skema PLTBS
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 bisa kita lihat bahwa TKS dialirkan ke shredder,
pada shredder TKS diiris (shredding) hingga diperoleh potongan serat dengan panjang
maksimum kira-kira 100 mm. TKS tersebut kemudian dialirkan oleh conveyor ke oil presser.
Pada oil presser kadar air dikurangi untuk menghasilkan minyak dan gumpalan serat. Pada
dryer kadar air tandan kosong diturunkan kembali hingga 40%. Kemudian TKS dikumpulkan
di dalam silo TKS sebelum diumpankan ke ruang pembakaran untuk pemanasan boiler. Uap
yang dihasilkan oleh boiler akan dipakai untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung
dengan generator sinkron, kemudian generator akan berputar menghasilkan listrik. Setelah
melewati turbin, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk ke kondensor. Uap
yang masuk ke kondensor dikondensasikan oleh air yang berasal dari cooling tower menjadi
air yang kemudian dipompakan kembali ke dearator lalu diumpankan ke boiler.
Peralatan Utama PLTBS
a. Boiler (Ketel uap)

Boiler adalah bejana tertutup dimana panas hasil pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas dan uap. Air panas atau uap pada tekanan tertentu digunakan untuk
mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadi steam, volumenya akan
meningkat 1600 kali dan mudah meledak. Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem
steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara
otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan
perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam
dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan.
Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar
untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.

b. Boiler Blowdown
Proses blowdown adalah proses dimana sejumlah volume air dikeluarkan secara otomatis
diganti dengan air umpan yang bertujuan untuk mengurangi padatan terlarut yang terdapat
dalam air dan cenderung tinggal pada permukaan boiler. Jika pada air umpan terdapat banyak
padatan maka padatan tersebut akan mencapai suatu tingkat dimana kelarutannya dalam air
terlampaui dan akan mengendap. Pada tingkat kosentrasi tertentu, padatan dapat
mengakibatkan terbentuknya busa dan menyebabkan terbawanya air ke steam. Endapan
tersebut juga dapat mengakibatkan kerak pada boiler. Sehingga mebutuhkan panas yang
berlebih untuk memanaskan air pada boiler.
2.5.2.3. Superheater

Merupakan alat perubah panas yang khusus dibuat dari tabung-tabung yang disusun pararel,
menerima uap dari boiler yang dilepas dari drum untuk menaikkan temperatur. Kebutuhan
akan superheater steam untuk operasi suatu prime mover adalah untuk menaikkan efisiensi
mesin.
2.5.2.4. Air Pengisi Boiler

Air yang siap dimasukkan dalam boiler disimpan dalam water storage dan sudah mengalami
perlakuan khusus untuk mendapatkan syarat yang memenuhi sebagai air pengisi boiler.
Syarat khusus air pengisi boiler; bebas kandungan garam, asam, kotoran, lumpur atau sifat
agresif yang merusak boiler.
Tujuan pengolahan feedwater adalah untuk menghilangkan atau mengurangi kotoran-kotoran
yang yang disebabkan oleh kerak atau korosi, karena kerak hasil endapan Ca dan Mg yang
melekat pada dinding boiler maupun pada pipa boiler akan bertambah tahan terhadap panas
sehingga panas dari air air tidak semua pindah ke air, tetapi sebagian untuk memanasi pipa
atau dinding boiler.

c. Turbin Uap dan Alternator


Turbin uap adalah penggerak mula yang terus menerus mengubah energi uap panas yang
bertekanan bersuhu tinggi menjadi energi mekanik yang berupa putaran pada poros turbin.
Uap ini berekspansi melalui sudu-sudu turbin sehingga poros turbin berputar dan
menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik.
Umumnya pada alternator belitan medan berada pada rotor dan belitan jangkar berada pada
stator. Energi mekanik rotasi dari turbin dikonversi menjadi energi listrik di generator dengan
perputaran medan magnet rotor. Rotor generator Rotor dikelilingi oleh stator yang berisi
konduktor tembaga. Medan magnet rotor yang melewati stator membuat elektron dalam
konduktor stator bergerak, elektron yang bergerak ini disebut arus.
d. Feedwater Heater
Feedwater heater menaikkan suhu air umpan sebelum memasuki economiser. Hal ini
berguna agar tidak terjadi thermal stressing yang disebabkan oleh masuknya air dingin ke
dalam drum yang panas dalam boiler, selain itu juga berguna untuk menaikkan efisiensi.

Anda mungkin juga menyukai