Refrat Rad
Refrat Rad
PENDAHULUAN
BAB II
1
ISI
Pada pemeriksaan foto toraks terdapat foto dengan posisi khusus, antara lain:1,5
2
a. Top Lordotik arah sinar AP bersudut 50-60° dari arah bawah, berguna
untuk mengamati TB dengan minimal lesion yang menghasilkan gambaran
seperti sarang-sarang di apeks (puncak) paru yang pada foto PA bagian
apeks paru akan tersembunyi di bawah klavikula dan costae I.
b. Foto posisi berbaring untuk melihat letak dan sifat cairan dalam kavitas,
rongga pleura atau sela pleura interlobaris.
c. Foto posisi oblique berguna untuk melihat kelainan pleura, dinding dada,
iga, selain itu dapat menunjukkan area retrocardial dan sudut posterior
ruang costophrenica.
d. Foto lateral dekubitus dapat menunjukkan adanya cairan dalam pleura.
Efusi pleura yang sedikit atau efusi subpulmonal dapat diketahui dengan
mudah jika miring ke sisi yang terkena dan dapat membedakannya dengan
gambaran diafragma yang terlalu tinggi.
e. Foto ekspirasi maksimal dapat digunakan untuk menunjukkan air atau
fluid trapping pada kasus emfisema obstruktif yang mengenai seluruh
paru, lobus atau segmen, serta untuk melihat pergerakan diafragma pada
kelainan diafragma, misalnya paralisis phrenicus, dll.
Hal-hal yang diamati dari kelainan, tanda atau bayangan yang didapatkan
untuk menentukan diagnosis foto paru adalah:1
a. Kedudukan, lokasi, ukuran, dan batas (tegas – kabur, regular – ireguler,
berkapsul, licin)
b. Densitas (opaque – luscent)
c. Jenis (garis, bercak, awan, cair, massa padat, berlobus)
d. Homogenitas (tersebar difus homogen atau lainnya)
e. Suram, terselubung atau padat
f. Kavitasi dan kalsifikasi
Suatu rontgen torak dewasa akan memperlihatkan gambaran tulang rusuk,
diafragma, jantung, paru, klavikula, scapula, dan jaringan lunak dinding toraks.4
Toraks dibagi dua oleh mediastinum, di bagian tengah. Pada bagian kiri
dan kanan mediastinum terletak paru-paru yang berisi udara sehingga relatif
3
radioluscent (hitam) dibandingkan dengan mediastinum, dinding toraks dan
bagian atas abdomen (putih).4
1. Tulang Toraks
a. Tulang memiliki densitas tinggi sehingga bersifat radioopaque
b. Bentuk toraks mempunyai variasi yang sangat luas pada keadaan
normal dan bergantung pada umur dan habitus seseorang
c. Iga anterior lebih tinggi di lateral daripada medial, sehingga
membentuk huruf “V”
d. Iga posterior lebih tinggi di medial sehingga membentuk huruf “A”
e. Variasi normal dari bentuk iga : fork rib (ujung-ujung bifida), fusi
(penyatuan dua iga yang berdekatan), salah satu aplasi dan
jembatan iga.
f. Skapula sering menyebabkan superposisi atas dinding toraks
sehingga margo vertebralis dan margo inferiornya menutup bagian
lateral paru atas. Skapula harus dibuat endorotasi maksimal untuk
menghindari superposisi ini.
g. Vertebra torakal sebagian tak terlihat karena tertutup mediastinum,
kecuali ada skoliosis.
2. Jaringan Lunak
a. Pada wanita, mammae tampak sebagai bayangan suram, tergantung
ukuran
b. Pada laki-laki, musculus pectoralis mayor mengakibatkan
bayangan suram di tengah toraks
c. Bayangan musculus sternocleidomastoideus mungkin akan terlihat
jelas membujur dari leher di luar toraks sampai ke manubrium
sterni
d. Benjolan kulit dan rambut
3. Bangunan intratorakal
a. Bagian bawah dibatasi diafragma
4
b. Di tengah terdapat bayangan padat dari mediastinum, jantung,
pembuluh darah besar, bronkus, dan trakea.
c. Sebelah kiri dan kanan terdapat paru yang berisi udara, terdapat
pula bayangan dari vaskular, limfatik, bronchial, endothelial yang
dikelilingi udara.
d. Hilus paru kiri lebih tinggi dari kanan, bayangan hilus terutama
dibentuk oleh arteri pulmonalis, tetapi secara anatomis terdiri atas
vena pulmonalis, bronki besar, dan kelenjar limfe hilus atau
peribronkial. Dari hilus memancar ke segala arah di perifer sebagai
bayangan linear yang lumennya makin sempit bila makin jauh dari
hilus.
Untuk menilai suatu film dada perlu dilakukan inspeksi film, yang
bertujuan untuk menilai kekuatan pencahayaan (tulang belakang torakal bawah
terlihat), film diambil saat inspirasi (diafragma setinggi iga ke 5atau ke 6 di
bagian anterior), dan rotasi (prosessus spinosus dari vertebra torakal bagian atas
berada di tengah ujung medial dari klavikula).5
a. Trakea
Berada pada garis tengah dengan bifurkasio setinggi T6. Trakea
mengalami deviasi sedikit ke kanan setinggi tonjolan aorta.
b. Paru
Pemindaian pada kedua paru dilakukan mulai dari bagian apeks dan terus
ke bawah. Bandingkan penampakan setiap zona (atas, tengah, dan bawah)
dengan sisi lainnya.
c. Bayangan hilus
Merupakan tempat yang paling sering untuk limfadenopati dan karsinoma
bronkus. Jika tampak kelainan pada hilus akan terlihat peningkatan
densitas dan ketidakteraturan seperti pembesaran bayangan hilus.
d. Bayangan jantung
Pada bayangan jantung perlu diperhatikan ukuran dan bentuk jantung
e. Mediastinum
5
Nilai adanya lesi massa dan pergeseran mediastinum oleh trakea dan
bayangan jantung
f. Diafragma
Diafragma kanan biasanya lebih tinggi dari diafragma kiri. Sudut
costophrenicus harus terlihat jelas, lancip dan dalam. Sudut tumpul
mungkin mengindikasikan adanya efusi pleura atau penebalan pleural
lama. Permukaan bagian atas harus tegas, ketegasan yang buruk sering
menunjukkan adanya kelainan paru basal. Pendataran diafragma
menunjukkan adanya hiperinflasi dan penyakit jalan napas obstruksi
kronis.
g. Tulang dan jaringan lunak
Perlu diperhatikan adanya fraktur atau deposit sekunder, penampakan
bayangan payudara, dll.
Beberapa jenis gambaran paru antara lain:
a. Penampakan normal5
Paru tampak translusen dengan hanya memperlihatkan cabang-
cabang arteri dan vena pulmonalis. Tidak terdapat bayangan lain.
6
Gambar 1. Gambaran radiologis toraks normal posisi PA
Sumber: Lecture Notes Radiologi. Pradip R Patel.
b. Gambaran reticular/interstisial5
Gambaran ini dihasilkan oleh penebalan jaringan di sekeliling
alveolus, interstisial paru, divisualisasi sebagai pola percabangan linear
yang halus atau kasar. Berbagai kondisi yang biasa menyebabkan
bayangan seperti ini adalah fibrosis paru dan pneumoconiosis.
7
Gambar 3. Gambaran reticular pada lapangan paru
Sumber: www.meddean.luc.edu
c. Gambaran nodular5
Dibentuk oleh lesi opak sferis diskret kecil berdiameter 1-5 mm.
Penyebabnya termasuk tuberculosis millier, pneumoconiosis, sarkoidosis,
neoplasma, dan sebagainya.
8
Pada gambar tampak bayangan nodul asinus milier dengan ukuran
bervariasi, berbatas ireguler pada lapangan paru bilateral.
d. Konsolidasi5
Dibentuk oleh adanya cairan yang menggantikan udara pada
alveolus atau kadang oleh jaringan, menghasilkan suatu area dengan
bayangan homogen yang konfluen. Bronkus dan beberapa jalan napas
kecil yang paten seringkali masih dapat terlihat sebagai lusensi linear,
ketika dikelilingi oleh alveolus yang terisi cairan, tanda ini dikenal sebagai
bronkogram udara (air bronchogram). Air bronchogram tampak jelas pada
hyaline membrane disease, sarkoidosis, edema pulmoner, dan konsolidasi
pneumonia. Biasanya tidak muncul pada kelainan tumor, kecuali pada
karsinoma sel alveoli dan limfoma.
Gambar 5. Gambaran konsolidasi pada lobus atas paru kanan dengan air bronchogram
Sumber: www.meddean.luc.edu
9
kista atau bullae. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari kavitasi adalah
letak, batas, ketebalan dinding, isi, fluid level (jika ada), lesi satelit, dan
penampakan jaringan paru disekitarnya. Kavitasi paling sering disebabkan
oleh tuberculosis, infeksi Staphylococcus, dan karsinoma. Kavitasi
tuberculosis biasanya berada di apeks paru. Abses paru yang berhubungan
dengan aspirasi biasanya berada di sisi kanan. Abses yang disebabkan oleh
amoebiasis hampir selalu berada di kanan bawah.
f. The Sillhouette Sign1
Dideskripsikan oleh Felson, Silhoutte Sign, bertujuan untuk
memudahkan penentuan lokasi lesi dengan mengamati garis batas jaringan
paru dengan diafragma serta mediastinum. Pada keadaan normal garis-
garis batas ini akan terlihat karena alveoli berisi udara yang terdapat
disekitarnya akan memberikan gambaran radioluscent. Jika garis batas
tidak terlihat jelas kemungkinan terdapat lesi di alveoli sekitar garis batas
tersebut. Sedangkan jika batas tetap ada dan jelas, sementara bagian kabur
tampak bertumpuk (superimposed) dengan batas yang jelas tersebut, maka
kemungkinan lesi berlokasi di anterior atau posterior.
Hilangnya garis batas ini tidak hanya dapat terjadi karena kelainan
paru, tapi juga dapat disebabkan karena lesi pleural atau lesi mediastinal,
seperti akibat adanya cairan atau infiltrate di daerah tersebut. Jika cairan
yang mengisi cavum pleura tidak terlalu penuh, maka pada foto PA akan
terlihat adanya meniscus sign di bagian atas paru yaitu garis cekung
permukaan cairan yang mengisi cavum pleura yang tampak berbatasan
dengan jaringan paru normal.
10
Gambar 6. Gambaran “The Sillhouette Sign”
Sumber: www.meddean.luc.edu
g. Kerley Lines1
Sistem limfa pada paru-paru terdapat di septum interlobular
jaringan paru. Normalnya tidak akan terlihat, namun jika ada penebalan
sistem limfa dan jaringan disekitarnya, pada radiografi akan muncul
gambaran garis-garis opak yang dinamakn Kerley Lines. Garis Kerley
dapat bersifat transient (sementara) atau persisten (menetap).
Terdapat 4 macam garis Kerley, yaitu:
Kerley A lines : garis tipis tak bercabang yang tampak memancar
dari hilus, panjangnya 2-6 cm dan disebabkan oleh menebalnya
septum interlobular profunda.
Kerley B lines : garis tipis, lurus, transversal, terdapt di dasar paru
dan tegak lurus terhadap pleura, dengan panjang 1-3 cm dan
disebabkan oleh menebalnya septum interlobular. Garis ini dapat
dijadikan tanda dini dari decompensatio cordis.
Kerley C lines : merupakan penampakan seperti sarang/ jala laba-
laba. Disebabkan oleh bendungan saluran limfe disekitar alveoli
11
Kerley D lines : merupakan garis-garis mendatar pada mediastinum
yang tampak pada foto lateral, di antara sternum dan jantung
bagian atas.
Gambar 7. Gambaran “Kerley lines A”. Tanda panah menunjukkan garis tipis
yang memancar dari hilus di apeks dan medial paru.
Sumber: www.meddean.luc.edu
B. GAMBARAN RADIOLOGIS INFEKSI PARU
Infeksi paru terdiri dari infeksi paru spesifik dan non spesifik. Infeksi paru
non spesifik terbagi atas infeksi bronkus (bronkitis) dan infeksi jaringan paru
(pneumonia). Sedangkan infeksi paru spesifik antara lain abses paru dan
tuberkulosis paru.1
1. Bronkitis
Berdasarkan lamanya peradangan, maka bronkitis dibedakan menjadi
bronkitis akut dan kronis6
a. Bronkitis Akut
12
Bronkitis akut adalah peradangan pada selaput lendir bronkus yang
disebabkan oleh infeksi saluran napas atas yang berlangsung hingga 3
minggu.6 Penyebab tersering bronkitis akut adalah virus, yakni virus
influenza, Rhinovirus, Adenivirus, dan lain-lain. Sebagian kecil disebabkan
oleh bakteri (kuman), terutama Mycoplasma pnemoniae, Clamydia
pnemoniae, dan lain-lain.7 Penyakit ini biasanya tidak hebat dan tidak
ditemukan komplikasi. Juga tidak terdapat gambaran rontgen yang positif
pada keadaan ini. Tetapi foto rontgen berguna jika ada komplikasi
pneumonitis pada penderita dengan infeksi saluran napas akut. Gejala
biasanya hebat.4
b. Bronkitis Kronis
Bronkitis kronis merupakan peradangan pada bronkus yang
ditandai dengan batuk berdahak sedikitnya 3 bulan dalam setahun selama
2 tahun berturut-turut yang mengakibatkan terjadi penebalan (hipertrofi)
otot-otot polos dan kelenjar serta berbagai perubahan pada saluran
pernapasan.8
Faktor-fakor penyebab tersering pada bronkitis kronis adalah: asap
rokok (tembakau), debu dan asap industri, polusi udara. Disebutkan pula
bahwa bronkitis kronis dapat dipicu oleh paparan berbagai macam polusi
industri dan tambang, diantaranya: batubara, fiber, gas, asap las, semen,
dan lain-lain.9
Penyakit bronkitis kronik tidak selalu memperlihatkan gambaran
khas pada foto toraks. Pada foto rontgen hanya tampak corakan yang
ramai di bagian basal paru. Menurut Meschan, bronkitis kronik sebagian
besar disebabkan karena infeksi spesifik dan non spesifik. Infeksi tersebut
menyebabkan spasme pada bronkus yang bisa menyebabkan gambaran
foto seperti emfisema. Pada sisi lain emfisema kronik dan bronkitis asma
kronik sama-sama dapat menyebabkan cor pulmonal kronik.4
Bronkitis kronik secara radiologik dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
ringan, sedang, dan berat.4
13
Golongan ringan ditemukan corakan paru yang ramai di bagian
basal paru.
14
Gambar 9. Gambaran radiologis toraks dengan bronkitis kronis sedang
Sumber: Lecture Notes Radiologi. Pradip R Patel
15
Gambar 11. Gambaran honey comb appearance pada lapangan paru kanan.
Merupakan tanda bronkiektasis dengan infeksi sekunder.
Sumber: www.meddean.luc.edu
2. Pneumonia
Pneumonia adalah suatu peradangan pada paru yang disebabkan
oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda
asing.10 Penyakit ini merupakan penyakit yang serius yang dapat mengenai
semua umur terutama pada bayi/anak, usia lebih dari 65 tahun, dan orang
dengan penyakit pemberat lain. Penyakit ini lebih sering muncul pada
musim dingin, perokok dan pria dibanding wanita. Di Amerika Serikat,
lebih dari 3000 orang menderita Pneumonia setiap tahunnya, dan lebih
kurang 1000 diantaranya harus mendapatkan perawatan yang intensif di
rumah sakit. Pneumonia merupakan penyakit peringkat ke-6 sebagai
penyebab kematian di Amerika Serikat.11
Berdasarkan anatomis, pneumonia dibagi atas:10
a. Pneumonia lobaris
16
b. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
c. Pneumonia interstitialis (bronkiolitis)
Pada foto toraks, semua pneumonia memperlihatkan tanda-tanda
radiologis yang positif. 4
Pada pneumonia lobaris akan terlihat gambaran konsolidasi yang
cepat dari segmen pulmonal. Kelainan ini dapat meliputi seluruh lobus
atau hanya melibatkan satu atau beberapa segmen saja. Umumnya
pneumonia lobaris disebabkan oleh infeksi pneumokokus. Gambaran
radiologis yang paling umum ditemukan pada pneumonia gram negatif
ialah konsolidasi di lobus atau segmen pulmonal. Contohnya adalah
infeksi oleh bakteri Klebsiella pneumonia, abses dan kavitas dapat terjadi
dalam 2-3 hari. Komplikasi yang sering terjadi pada peradangan ini adalah
empiema dan kerusakan jaringan paru.4
Gambaran pneumonia pada foto toraks sama seperti gambaran
konsolidasi radang. Jika udara dalam alveoli digantikan oleh eksudat
radang, maka bagian paru tersebut akan tampak putih pada foto rontgen.
Kelainan ini dapat melibatkan sebagian atau seluruh lobus atau berupa
bercak yang mengikutsertakan alveoli secara tersebar (bronkopneumonia).
Gambaran radiologisnya memperlihatkan bayangan homogen berdensitas
tinggi pada satu segmen, lobus paru atau pada sekumpulan segmen lobus
yang berdekatan, berbatas tegas .4
Gambaran radiologis pneumonia primer dan sekunder selalu sama,
yaitu berupa ukuran besar dan jumlah corakan paru yang bertambah atau
konsolidasi, atau berupa campuran dan keduanya.4
17
Gambar 12. Gambaran radiologis torak dengan pneumonia lobaris. Tampak
bayangan radioopak yang homogen dengan batas tegas di lobus kanan bawah
Sumber: www.medcyclopaedia.com
Gambar 13. Gambaran radiologis toraks dengan pneumonia posisi PA dan lateral
Sumber: Diagnostik Rontgen. G Simon
18
Tampak gambaran konsolidasi pada basal paru kanan dengan batas
yang tegas.
Gambar 15. Gambaran radiologis toraks dengan abses paru. Tampak lesi kavitasi
berdinding tebal pada lobus atas paru kiri bagian anterior disertai batas air fluid level
20
Sumber: www.meddean.luc.edu
4. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada
paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yaitu bakteri
tahan asam yang ditularkan melalui udara yang ditandai dengan
pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. 14 TB menempati
urutan ketiga sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Prevalensi
nasional terakhir TB parudiperkirakan 0,24%.12
Pemeriksaan radiologis sangat penting untuk penegakkan diagnosis
tuberkulosis paru.4
21
Gambar 16. Gambaran TB primer. Tampak kalsifikasi parahiler kanan (Ghon
kompleks) disertai pembesaran kelenjar hillus kanan. Biasa disebut dengan
kompleks primer
Sumber: www.medcyclopaedia.com
22
b. TB paru dewasa (infeksi sekunder/re-infeksi)
Bersifat kronis, biasa terjadi pada orang dewasa. Saat ini pendapat
umum menyatakan bahwa TB sekunder terjadi karena timbulnya
re-infeksi seseorang yang pernah menderita TB primer tetapi tidak
diketahui dan sembuh sendiri. Sarang-sarang biasanya di lapangan
atas dan segmen apical lobus bawah , biasa disertai pleuritis, jarang
disertai limfadenopati. Dapat merupakan lesi primer, perluasan lesi
primer, perluasan lesi sekunder, atau eksaserbasi dari lesi.
23
Gambar 18. Gambaran sarang eksudatif pada TB paru
Sumber: www.meddean.luc.edu
Gambar 19. Gambaran fibrotik pada TB paru. Tampak gambaran fibrotik dan
infiltrat minimal di lobus kanan atas pada penyakit TB paru.
Sumber: www.medcyclopaedia.com
24
- Kavitas (lubang) : awan-awan dan lubang-lubang besar (diameter
total 4 cm), tingkat sangat lanjut ATA
Gambar 20. Gambaran kavitas pada TB paru. Tampak gambaran kavitas di lobus
atas paru kiri dan infiltrat di lobus kanan atas
Sumber: www.meddean.luc.edu
- Sarang kapur (kalsifikasi) :
25
Gambar 21. Gambaran kalsifikasi pada TB paru. Tampak bercak kalsifikasi
dengan fibrotik infiltrat dan penebalan pleura pada paru kanan yang menandakan
TB yang sudah tidak aktif
Sumber: www.medcyclopaedia.com
BAB III
26
KESIMPULAN
Infeksi paru terdiri dari infeksi paru spesifik dan non spesifik. Radang paru
non spesifik terbagi atas radang bronkus dan radang jaringan paru. Pada gambaran
radiologis radang bronkus akan tampak corakan yang ramai di basal paru,
terkadang juga disertai gambaran emfisema berupa hiperlusensi dari parenkim
paru dan bronkiektasis yang khas dengan honeycomb appearance. Sedangkan
pada radang paru akan terlihat gambaran konsolidasi yang memperlihatkan
bayangan homogen berdensitas tinggi pada satu segmen, lobus paru atau pada
sekumpulan segmen lobus yang berdekatan, berbatas tegas. Abses paru yang
merupakan peradangan dan menimbulkan pengumpulan nanah di jaringan paru,
pada foto toraks akan ditemukan satu kavitas atau multi-kavitas berdinding tebal,
selain itu akan terlihat garis yang memisahkan daerah yang berisi udara dan cairan
di dalamnya (air-fluid level). Pada tuberkulosis paru (TB paru), pemeriksaan
radiologis adalah salah satu pemeriksaan yang sangat penting dalam menentukan
diagnosis maupun jenis TB paru. Gambaran radiologis yang biasa didapatkan
pada TB paru berupa sarang eksudatif (awan atau bercak), sarang produktif,
sarang induratif atau fibrotik, kavitas (lubang), dan sarang kapur (kalsifikasi).
Sarang awan atau bercak serta kavitas biasnya menunjukkan proses aktif
sedangkan fibrosis dan kalsifikasi biasanya menunjukkan bahwa proses lama dan
telah tenang.
27