Anda di halaman 1dari 18

Spirit Publik ISSN.

1907-0489
Volume 10, Nomor 1 April 2015
Halaman 115-132

PEMBERDAYAAN FORUM KESEHATAN DESA (FKD)


DALAM PENGEMBANGAN DESA SIAGA

THE EMPOWERMENT OF VILLAGE HEALTH FORUM (VHF) IN


ALERTED VILLAGE DEVELOPMENT

Didik G. Suharto, Kristina Setyowati


Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta
didikgsuharto@yahoo.com

ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi mitra (Forum Kesehatan Desa / FKD)
dalam mengembangkan desa siaga dapat didekati dari aspek kapasitas manajerial
dan aspek kapasitas pemahaman teknis kesehatan anggota. Berdasarkan kegiatan
pengabdian yang sudah dilaksanakan, dapat dijelaskan bahwa kegiatan
difokuskan dalam rangka untuk meningkatkan kapasitas anggota dalam
pengelolaan kelembagaan FKD (khususnya pengelolaan kegiatan,
sarana/prasarana, dan dana operasional); serta bagaimana kapasitas pengetahuan
kesehatan dasar anggota FKD sebagai pelopor, fasilitator, dan motivator dalam
mendukung promosi kesehatan masyarakat. Faktor yang mempengaruhi
kelancaran dan keberhasilan program, yaitu: faktor yang bersumber dari
pengurus/kader FKD, kelembagaan FKD, pemerintah desa, Dinas
Kesehatan/Puskesmas, private sector/perusahaan, dan masyarakat.
Kata kunci: desa; desa siaga, kemiskinan; pemberdayaan; kelembagaan

ABSTRACT

The problem the partner (Village Health Forum/VHF) encountered in developing


alerted village could be approached from managerial capacity aspect and from the
aspect of technical understanding capacity of members’ health. Considering the
activity of service conducted, it could be explained that the activity focused on
improving the members’ capacity in managing the institutionalism of VHF
(particularly activity management, infrastructure and operating fund); and how the
basic health knowledge capacity of VHF members as initiator, facilitator, and
motivator supported the public health promotion. The activity of service to public
in partner institution included: need assessment, institution capacity development,
partnership development, and monitoring and evaluation. The factors affecting the
program’s smoothness and success were: the factor deriving from VHF
administrator/cadre, VHF institution, village government, Health Office/Public
Health Center, private sector/company, and society.
Keywords: empowerment; Village Health Forum, alerted village

Pendahuluan satu pilar utama untuk meningkatkan


Tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas sumber daya manusia. Untuk
sektor kesehatan merupakan salah itu pembangunan di bidang
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 115-132

kesehatan selalu menjadi prioritas ibu sebesar 228 per 100.000 KH


pemerintah. Pembangunan kesehatan pada tahun 2007 (SDKI). Data
seakan berkejaran dengan kesehatan lain, persentase persalinan
permasalahan kesehatan masyarakat. yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Meskipun berbagai indikator derajat terlatih secara nasional pada tahun
kesehatan masyarakat di Indonesia 2010 sebesar 82,3% (Riskesdas,
menunjukkan adanya perbaikan 2010).
dalam tiga dekade terakhir, tetapi Di samping persoalan di
harus diakui masih banyak yang atas, terdapat tantangan kesehatan
perlu dikerjakan. Sebagai misal terkaitpemberantasan penyakit
masalah kualitas gizi masyarakat dan menular yang masih menjadi
kesehatan ibu/anak. persoalan serius dari tahun ke tahun.
Hasil Riset Kesehatan Dasar Contoh penyebaran penyakit TB,
(Riskesdas) tahun 2010 setiap tahun ditemukan tak kurang
menunjukkan, setengah juta kasus baru TB. Di
prevalensi gizi kurang sebesar 17,9% mana sekitar 70% penderitanya
dan gizi buruk 4,9%. Sasaran pada tergolong usia produktif. Juga
tahun 2014 angka prevalensi tersebut penyakit-penyakit “massal” lain
ditargetkan turun menjadi sebesar (DBD, diare, malaria, dll.) yang
15,0% untuk gizi kurang dan 3,5% jelas-jelas masih merupakan
untuk gizi buruk. Sedangkan angka ancaman kesehatan masyarakat.
kematian Balita sebanyak 44 per Permasalahan kesehatan di
1.000 kelahiran hidup (KH). Angka tingkat Jawa Tengah tidak berbeda
kematian bayi sebesar 34 per 1.000 jauh dengan di tingkat nasional.
KH, dan angka kematian neonatal 19 Masalah utama kesehatan di Jawa
kematian per 1.000 KH pada tahun Tengah antara lain masih tingginya
2007 (SDKI). Target Millenium angka kematian ibu dan bayi, masih
Development Goals (MDGs) tahun adanya kasus gizi buruk, tingginya
2015 adalah 32/1.000 KH untuk berbagai penyakit menular; seperti
angka kematian Balita dan 23 per demam berdarah, malaria,
1.000 KH untuk angka kematian tuberkolosis paru, HIV/AIDS;
bayi. Sementara itu, angka kematian meningkatnya penyakit tidak
Didik G. Suharto dan Kristina Setyowati : Pemberdayaan Forum Kesehatan Desa (FKD)Dalam
Pengembangan Desa Siaga

menular, serta munculnya penyakit Fenomena yang berlangsung


baru; seperti SARS dan flu burung. di tengah berkembangnya berbagai
Berbagai masalah kesehatan tersebut penyakit
karena perilaku yang kurang sehat, ialah biaya pemeliharaan kesehatan
pengelolaan lingkungan yang kurang yang cenderung terus mengalami
mendukung kesehatan, akses dan peningkatan,
kualitas pelayanan kesehatan yang sehingga menyulitkan akses
belum optimal, serta keterpaduan masyarakat terhadap kebutuhan
pengelolaan pembangunan kesehatan pelayanan kesehatan.
baik oleh pemerintah maupun Pemerintah tampaknya berusaha
masyarakat belum optimal. Peran keras mengatasi persoalan tersebut
aktif masyarakat sangat penting dengan sejumlah kebijakan.
untuk merubah perilaku yang kurang Kebijakan-kebijakan yang bersifat
mendukung kesehatan masyarakat populis digulirkan ke masyarakat,
menuju perilaku hidup bersih dan seperti pemberian
sehat (PHBS), dan ikut serta Jamkesmas/Jamkesda atau bentuk
mengelola dan menjaga lingkungan. asuransi kesehatan yang lain.
Selain itu diharapkan masyarakat Namun, pemberian jaminan
mampu melaksanakan dan perlindungan kesehatan secara
meningkatkan berbagai upaya maksimal terbentur oleh kemampuan
kesehatan termasuk deteksi dini penyediaan dana pemerintah maupun
masalah kesehatan di masyarakat. masyarakat. Intervensi pemerintah
Pengembangan desa menuju desa untuk mengendalikan harga obat
siaga perlu upaya fasilitasi untuk esensi supaya harganya terjangkau
mendorong masyarakat sadar, mau oleh masyarakat belum
dan mampu serta peduli dalam memperlihatkan hasil
mencegah dan mengatasi berbagai menggembirakan. Terbukti saat ini
ancaman terhadap kesehatan (Dinas pembiayaan obat cenderung belum
Kesehatan Prov. Jawa Tengah, efisien.
2010). Oleh karena itu, mewujudkan
pembangunan kesehatan yang efektif
dan

117
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 115-132

sekaligus mengefisienkan indikator antara lain: penyehatan


pembiayaan kesehatan, kegiatan- lingkungan permukiman melalui
kegiatan yang bersifat rumah sehat yang baru tercapai 54%
promotif dan preventif sangat dari target 7.072 rumah, dan
strategis dilakukan. Pemerintah (dan pemanfaatan jamban keluarga oleh
juga masyarakat) seringkali melihat penduduk (40% dari target 40.687
upaya kesehatan hanya berupa penduduk; pengendalian vektor yang
layanan klinis, sedangkan kegiatan tampak dari rumah/bangunan bebas
yang sifatnya promotif/preventif jentik nyamuk aedes (tercapai 86%
dianggap sebagai pemborosan dari 4.569 rumah/bangunan); dan
anggaran. Padahal, upaya capaian keluarga sadar gizi (2,7%).
promotif/preventif justru merupakan Dalam hal keberadaan sarana
investasi berharga di bidang kesehatan, mayoritas desa di
kesehatan. Di sisi lain, pemerintah Kecamatan Teras belum memadai.
memiliki banyak keterbatasan dalam Bahkan, lima desa di antaranya sama
melaksanakan tugas dan fungsinya. sekali tidak mempunyai sarana
Keterbatasan sumber daya manusia kesehatan. Jumlah sarana kesehatan
(SDM), sarana/prasarana, dan yang minim, seharusnya menuntut
anggaran menyebabkan gerak dan desa untuk siaga dalam
cakupan kerja pelayanan kesehatan mengantisipasi dan mempromosikan
terbatas pula. kesehatan. Di bawah ini tabel sarana
Persoalan kesehatan kesehatan di Kecamatan Teras.
masyarakat di Kecamatan Teras
Kabupaten Boyolali
bisa dijadikan gambaran. Di
Kecamatan Teras, capaian
pembangunan kesehatan
tahun 2012 di beberapa aspek belum
terwujud maksimal. Beberapa

Tabel 1
Banyaknya Sarana Kesehatan di Kecamatan TerasTahun 2011
Desa Rumkit BKI Poli Pusk Perawa Pust Praktek
Didik G. Suharto dan Kristina Setyowati : Pemberdayaan Forum Kesehatan Desa (FKD)Dalam
Pengembangan Desa Siaga

umum swast A swast tan u Dr Drg


01. Kopen - -a - a- - - - - -
02. Doplang - - - - - - - - -
03. Kadireso - - - - - - 1 - -
04. Nepen - - - - - - - - -
05. Sudimoro - - - - - - - 3 -
06. Bangsalan - - - - - - - 1 -
07. Salakan - - - - - - - 1 -
08. Teras - - - - 1 - - 3 1
09. Randusari - - - - - - - 4 -
10. Mojolegi - - - - - - - - -
11. Gumukrejo - - - - - - 1 - -
12. Tawangsari - - - - - - - - -
13. Krasak - - - - - - 1 - -
Jumlah - - - - 1 - 3 12 1
Sumber : Puskesmas Teras, 2012

Desa siaga merupakan desa yang kebijakan; mengumpulkan informasi


masyarakatnya mempunyai dan menggali potensi dengan SMD
kepedulian, kesiap-siagaan dan (Survei Mawas Diri); merencanakan
kemampuan potensial dalam Musyawarah Masyarakat Desa
mengenali permasalahan serta (MMD); koordinasi, penggerak,
penanganan kegawat-daruratan, pembinaan, dan pengembangan
bencana dan masalah kesehatan kegiatan; monitoring evaluasi
secara mandiri. Desa siaga kegiatan desa; dan penghubungan
difasilitasi oleh Forum Kesehatan berbagai kepentingan; namun
Desa (FKD) yang keberadaannya sekarang ini cenderung tidak
diharapkan mempunyai daya ungkit berdaya.
tinggi untuk pemberdayaan Metode
Masyarakat. Namun realitasnya, desa Program pengabdian
siaga yang diinisiasi sejak tahun dilaksanakan di Kecamatan Teras
2006 melalui kebijakan Bupati Kabupaten Boyolali, khususnya di
Boyolali saat ini sebagian besar FKD Forum Kesehatan Desa di Desa
tidak aktif. FKD sebenarnya Tawangsari dan Desa Kadireso.
mempunyai tugas: menyusun

119
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 115-132

Kegiatan pengabdian melibatkan memperbaiki program dalam kaitan


partisipasi aktif institusi mitra. keberlanjutannya melalui
Kegiatan pertama adalah need pengamatan dan evaluasi diri.
assesment yang meliputi evaluasi, Rangkaian kegiatan yang dilakukan
menyamakan selama program pengabdian
persepsi dan rencana program. diarahkan untuk menghasilkan
Tahapan berikutnya adalah kegiatan target yakni mengembangkan
yang berupa kapasitas manajerial dan
pengembangan kapasitas internal pengetahuan teknis kesehatan dasar
kelembagaan. Kegiatan yang anggota Forum Kesehatan Desa,
dilakukan meliputi serta jasa dalam bentuk pemberian
peningkatan pengetahuan fasilitasi untuk meningkatkan
manajemen organisasi, peningkatan kualitas SDM anggota forum.
pengetahuan dan ketrampilan
teknis, serta peningkatan Hasil dan Pembahasan
sarana/prasarana dan Pemberdayaan Forum
kuantitas/kualitas kegiatan. Kegiatan Kesehatan Desa (FKD) secara
selanjutnya adalah dalam rangka empiris dapat berkontribusi untuk
pengembangan kemitraan. Kegiatan meningkatkan status kesehatan
untuk mengembangkan kemitraan masyarakat, khususnya dalam
dengan institusi eksternal meliputi mempromosikan program kesehatan
upaya penjalinan kemitraan antara melalui pengembangan desa siaga.
Forum Kesehatan FKD menjadi wahana efektif dalam
Desa dengan pemerintah melakukan upaya promotif dan
(Puskesmas) dan sektor swasta, dan preventif di bidang kesehatan.
menyusun kaji tindak kemitraan Persoalan yang dihadapi
antara Forum Kesehatan Desa Forum Kesehatan Desa dalam
dengan pemerintah (Puskesmas) dan mengembangkan desa siaga di
sektor swasta. Tahapan terakhir Kecamatan Teras dapat dirumuskan
ialah kegiatan monitoring dan sebagai berikut:
evaluasi program. Kegiatan 1. Dinamika kegiatan FKD pada
tersebut dimaksudkan untuk umumnya rendah.
Didik G. Suharto dan Kristina Setyowati : Pemberdayaan Forum Kesehatan Desa (FKD)Dalam
Pengembangan Desa Siaga

2. Pengetahuan anggota FKD intervensionis, pemerintahan kemudi


tentang persoalan promosi (steering) melawan pemerintahan
kesehatan dan kesehatan dasar mendayung (rowing), dan
sangat terbatas. semacamnya. Karakteristik penting
3. Kemampuan manajerial dari semua konsep tersebut adalah
kader/pengurus FKD kurang. sebuah pernyataan untuk menolak
4. Anggaran operasional FKD kecil. bentuk-bentuk tradisional dari
5. Sarana dan prasarana dalam pemerintahan birokratis yang otoriter
menunjang kegiatan FKD dengan pengambilan keputusan dan
terbatas. pelaksanaan sepihak (unilateral).
6. Partisipasi masyarakat dalam Kegiatan pengabdian kepada
kegiatan FKD rendah. masyarakat untuk memberdayakan
Untuk memberdayakan FKD Forum Kesehatan Desa dalam
dalam pengembangan desa siaga, pengembangan desa siaga di
persoalan-persoalan tersebut Kecamatan Teras Kabupaten
diupayakan diselesaikan melalui Boyolali ini didasari dengan
pendekatan governance yang pendekatan governance.
dipadukan dengan pola Governance concerns the
pemberdayaan, dan pendekatan interaction between government and
capacity building. society (Pekonen, 1993).
Sebagaimana disampaikan “Governance” merupakan suatu
Farazmand (2004), beberapa konsep terminologi yang digunakan untuk
penyelenggaraan pemerintahan yang menggantikan istilah “government”,
paling banyak diketahui dan paling yang menunjukkan penggunaan
sering digunakan dalam dua puluh otoritas politik, ekonomi, dan
tahun terakhir atau lebih adalah administrasi dalam mengelola
pemerintahan yang baik, masalah-masalah kenegaraan. Istilah
pemerintahan wirausahawan, ini secara khusus menggambarkan
pemerintahan sosial dan politik, perubahan peranan pemerintah dari
pemerintahan yang memberdayakan, pemberi pelayanan (provider) kepada
pemerintahan partisipatif, pemerintah “enabler” atau “facilitator”, dan
regulatif, pemerintahan perubahan kepemilikan yaitu dari

121
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 115-132

milik negara menjadi milik rakyat. Kemitraan publik-swasta (PPP)


Pusat perhatian utama dari adalah pengaturan antara pemerintah
“governance” adalah perbaikan dan pelaku swasta dengan tujuan
kinerja atau perbaikan kualitas menyediakan infrastruktur publik,
(Keban, 2000). fasilitas dan layanan (Bel, dkk.,
UNDP mendefinisikan 2013). Norton (1994) dalam melihat
governance sebagai: “... the exercise pengalaman pemerintahan lokal di
of political, economic, and Amerika Serikat menyebutkan
administrative authority to manage a bahwa otoritas daerah secara
nation’s affairs. It is the complex tradisional menunjukkan perhatian
mechanisms, process, relationships untuk melibatkan para warganegara
and institutions through which dalam proses pemerintahan. Mereka
citizens and groups articulate their konsultasi dengan individu,
interests, exercise their rights and melibatkan organisasi-organisasi
obligations and mediate their swasta dalam pengambilan
differences”. keputusan mereka, membiarkan para
Sedangkan Pierre (2000) anggota masyarakat berpartisipasi
mengartikan ganda governance, di dalam rapat dewan serta komite dan
satu sisi governance berkaitan mencoba menghormati kelompok
dengan manifestasi empiris adaptasi kepentingan dan pers.
negara terhadap lingkungan eksternal Dari pandangan-pandangan di
yang muncul pada akhir abad 20. Di atas, pendekatan governance
sisi lain, governance berhubungan terwujud dengan baik jika ada
dengan representasi teoritis atau kolaborasi, kemitraan, dan jejaring
konseptual dari koordinasi suatu antara negara dengan elemen-elemen
sistem sosial dan komponen lebih di luar negara (sektor swasta dan
banyak, peran negara dalam civil society). Konsepsi mengenai
prosesnya. governance menjadi dasar atas
Kemitraan dalam pelayanan publik perwujudan kemitraan antara Forum
telah mendapat perhatian dari para Kesehatan Desa (FKD), Pemerintah
peneliti dan pembuat kebijakan sejak Desa, Puskesmas, dan sektor privat.
akhir 1990-an (Kaehne, 2015). Peran Puskesmas adalah pembina
Didik G. Suharto dan Kristina Setyowati : Pemberdayaan Forum Kesehatan Desa (FKD)Dalam
Pengembangan Desa Siaga

teknis FKD sebagai bagian dari tugas pengadaan atau penyediaan personel
pokok dan fungsi Puskesmas dalam yang profesional dan teknis.
menumbuh-kembangkan partisipasi Kegiatan yang dilakukan antara lain
masyarakat di bidang kesehatan. training, pemberian gaji/upah,
Pemerintah desa berperan pengaturan kondisi dan lingkungan
memfasilitasi operasional FKD. kerja dan sistim rekruitmen yang
Sedangkan peran sektor privat adalah tepat. Dalam kaitannya dengan
memberikan dukungan (terutama penguatan organisasi, pusat perhatian
pendanaan) sebagai bagian dari ditujukan kepada sistim manajemen
tanggung-jawab sosial perusahaan untuk memperbaiki kinerja dari
atau corporate social responsibility fungsi-fungsi dan tugas-tugas yang
(CSR). ada dan pengaruran struktur mikro.
Jejaring antar stakeholders Aktivitas yang harus dilakukan
tersebut dicoba dirintis oleh kegiatan adalah menata sistim insentif,
pengabdian masyarakat ini. Namun pemanfaatan personel yang ada,
sebelumnya dilakukan penguatan- kepemimpinan, komunikasi, dan
penguatan di internal Forum struktur manajerial. Dan berkenaan
Kesehatan Desa dalam bentuk dengan reformasi kelembagaan, perlu
capacity building. diberi perhatian terhadap perubahan
Grindel (dalam Keban, 2000) sistem dan institusi-institusi yang
berpendapat capacity building ada, serta pengaruh struktur makro.
merupakan “serangkaian strategi Dalam hal ini aktivitas yang perlu
yang ditujukan untuk meningkatkan dilakukan adalah melakukan
efisiensi, efektivitas, dan perubahan “aturan main” dari sistim
responsivitas dari kinerja ekonomi dan politik yang ada,
pemerintahan, dengan memusatkan perubahan kebijakan dan aturan
perhatian kepada dimensi: (1) hukum, serta reformasi sistim
pengembangan sumberdaya manusia; kelembagaan yang dapat mendorong
(2) penguatan organisasi; dan (3) pasar dan berkembangnya
reformasi kelembagaan. Dalam masyarakat madani.
konteks pengembangan sumberdaya Upaya-upaya capacity
manusia, perhatian diberikan kepada building tersebut tidak jauh berbeda

123
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 115-132

dari pendapat Edralin (dalam Keban, (dimensi phisik) yaitu menyangkut


2000). Dijelaskan Edralin, World peralatan, bahan-bahan yang
Bank memfokuskan peningkatan diperlukan, dan gedung; dan (3)
kemampuan kepada: (1) teknologi yaitu organisasi dan gaya
pengembangan sumber daya manajemen, fungsi perencanaan,
manusia, khususnya training, pembuatan keputusan, pengendalian
rekruitmen, pemanfaatan dan dan evaluasi, serta sistem informasi
pemberhentian tenaga kerja manajemen. Dan United Nations
profesional, manajerial dan teknis; memusatkan perhatiannya kepada:
(2) organisasi, yaitu pengaturan (1) mandat atau struktur legal; (2)
struktur, proses, sumber daya, dan struktur kelembagaan; (3)
gaya manajemen; (3) jaringan kerja pendekatan manajerial; (4)
interaksi organisasi, yaitu koordinasi kemampuan organisasional dan
kegiatan-kegiatan organisasi, fungsi teknis; (5) kemampuan fiskal lokal;
jaringan kerja, dan interaksi formal dan (6) kegiatan-kegiatan program.
dan informal; (4) lingkungan Pada intinya terdapat upaya-
organisasi, yaitu aturan dan upaya strategis untuk meningkatkan
perundang-undangan yang mengatur kapasitas dan potensi institusi lokal.
pelayanan publik, tanggung jawab Pollit dan Bouckaert (2000) melihat
dan kekuasaan antara lembaga, bahwa pembenahan
kebijakan yang menghambat tugas- microorganizationnal abilities of
tugas pembangunan, dan dukungan governments di tingkat daerah –
keuangan dan anggaran; dan (5) suatu bentuk reformasi manajemen
lingkungan kegiatan yang luas, yaitu publik yang harus diperhatikan
mencakup faktor politik, ekonomi, pemerintah saat ini, dan tidak semata
dan kondisi-kondisi yang membenahi macroorganizational
berpengaruh terhadap kinerja. capacities di tingkat pusat.
Sementara itu, UNDP memfokuskan “An understanding of the
pada tiga dimensi yaitu: (1) tenaga institutional value of the arts through
kerja (dimensi sumber daya practices such as community cultural
manusia), yaitu kualitas SDM dan development is important when
cara SDM dimanfaatkan; (2) modal assessing the value of arts practices
Didik G. Suharto dan Kristina Setyowati : Pemberdayaan Forum Kesehatan Desa (FKD)Dalam
Pengembangan Desa Siaga

supported by local governments.” FKD yang tumbuh di tengah


(Lavarack dan Ryan, 2015). komunitas masyarakat pedesaan
Fokus pembangunan kapasitas diharapkan menjadi organisasi
kelembagaan di institusi mitra, yakni dengan sistem terbuka, sehingga
Forum Kesehatan Desa (FKD) Desa lebih mendayagunakan kekuatan
Tawangsari dan Desa Kadireso, organisasi, yakni kebersamaan
dikhususkan pada aspek (socialized power). Pengembangan
pengembangan organisasi dan organisasi dan manajemen mencakup
manajemen dan pengembangan upaya internal dalam memperbaiki
sumber daya manusia. kualitas sarana/prasarana dan
Tantangan kelembagaan pengelolaan dana operasional, serta
Forum Kesehatan Desa diantaranya upaya eksternal dalam menjalin
adalah bagaimana menciptakan kemitraan dengan Puskesmas dan
harmonisasi dan integrasi terhadap pemerintah desa.
kegiatan yang dilakukan Aspek sumber daya manusia
stakeholders. Penyempurnaan dalam organisasi merupakan
kelembagaan dilakukan melalui penopang penting bagi kemajuan
dinamisasi dan optimalisasi kegiatan organisasi. Penguatan dari sisi
FKD. FKD Desa Tawangsari yang sumber daya manusia (pengurus dan
sudah relatif eksis, dalam arti kader) FKD merupakan bagian
kepengurusan dan kadernya cukup utama untuk memberdayakan FKD.
aktif melakukan kegiatan, dukungan Pengembangan kemampuan dan
diarahkan agar kegiatan FKD lebih kapasitas pengurus/kader dilakukan
efektif. Dan pada saat sama, antara lain melalui
intensitas dan kualitas kegiatan FKD penyuluhan/pelatihan dan
didorong agar lebih berkembang. pendampingan. Dalam waktu
Sementara FKD Desa Kadireso yang bersamaan, dua institusi mitra
bisa dikatakan tidak eksis (“mati melakukan penguatan sumber daya
suri”) difasilitasi untuk me”refresh” manusianya.
organisasi terlebih dahulu sebelum Kegiatan pengabdian kepada
didorong melaksanakan program masyarakat di institusi mitra dirinci
kegiatan secara maksimal. meliputi tahapan sebagai berikut:

125
Spirit Publik ISSN. 1907-0489
Volume 10, Nomor 1 April 2015
Halaman 115-132

Tabel 2Rincian Kegiatan Pengabdian


No Kegiatan Bentuk Keterangan

1 Need assesment  Koordinasi dengan Pelaksana:


stakeholder lokasi mitra tim pengabdi
 Observasi lapangan
 Identifikasi dan pengadaan
peralatan

2 Pengembangan  Pelatihan bagi pengurus dan Pelaksana:


kapasitas kader FKD tim pengabdi &
lembaga  Penyerahan bantuan peralatan Puskesmas
penunjang kegiatan dan Peserta:
stimulus kegiatan. pengurus dan kader
FKD
3 Pengembangan  Pendampingan Pelaksana:
Kemitraan  Penyusunan rencana tindak tim pengabdi
lanjut Peserta:
pengurus dan kader
FKD
4 Monitoring dan  Kunjungan lapangan Pelaksana:
Evaluasi  Evaluasi pasca kegiatan tim pengabdi

Secara umum, semua cenderung masih pasif atau kegiatan


kegiatan dapat berlangsung dengan FKD tidak ada. Sehingga prioritas
baik. Hanya kegiatan pembentukan diutamakan untuk pembenahan
jaringan dengan private sector yang internal terlebih dahulu. Meskipun
tidak terlaksana maksimal. Ketidak- demikian, institusi mitra tetap
maksimalan pembentukan jaringan diarahkan didorong untuk menjalin
dikarenakan antara lain keterbatasan jejaring dengan pihak eksternal
waktu sehingga belum ada (Puskesmas, pemerintah desa, private
kesempatan mengembangkan sector, dan lain-lain). Upaya
jaringan ke private sector. Selain itu, mendorong institusi mitra untuk
belum maksimalnya pengembangan menyusun rencana tindak lanjut
jaringan disebabkan secara (RTL) pasca pelatihan, mempunyai
kondisional realitas FKD belum maksud selain agar keberlanjutan
eksis. Aktivitas institusi mitra program pengabdian masyarakat ini
Didik G. Suharto dan Kristina Setyowati : Pemberdayaan Forum Kesehatan Desa (FKD)Dalam
Pengembangan Desa Siaga

lebih terjamin, juga agar institusi memberdayakan FKD. Desa tidak


mitra memiliki kreativitas, memiliki cukup kader untuk
khususnya dalam menggali menjadi penggerak FKD.
kerjasama dalam menunjang Solusinya, pertama adalah dengan
kegiatan FKD. mendorong masyarakat untuk
Pemberdayaan Forum bersedia menjadi kader di desa.
Kesehatan Desa dalam Kedua, menumbuh-kembangkan
pengembangan desa siaga dipegaruhi kebanggaan masyarakat sebagai
oleh berbagai faktor. Dalam melihat kader FKD. Ketiga,
persoalan representasi interaksi memberdayakan pengurus/kader
dalam governance, Pekonen (1993) dalam hal pengetahuan manajerial
menyatakan sebagai berikut: dan pengetahuan dasar kesehatan
“....particularly interested in the masyarakat.
program of how representative 2. Faktor yang bersumber dari
interaction should be understood and kelembagaan FKD
organized in order to guarentee the FKD biasanya tidak memiliki
best posible success in governance, sumber daya memadai, baik
remembering that successful sumber daya manusia maupun
interaction both requires and should sarana/prasarana operasional.
create good learning capacities, Sekretariat FKD ada yang berada
flexibility and accountability.” di rumah kader sehingga kegiatan
Dapat diidentifikasi hal-hal tidak optimal. FKD juga
yang mempengaruhi kelancaran dan dihadapkan pada persoalan
keberhasilan pemberdayaan Forum kepengurusan yang tidak aktif.
Kesehatan Desa. Faktor-faktor Solusinya, sebagai langkah awal
pengaruh tersebut meliputi: diadakan penataan ulang
1. Faktor yang bersumber dari organisasi (reorganisasi) FKD
pengurus/kader FKD bagi yang tidak aktif. Kedua,
Keterbatasan kuantitas dan pengurus/kader FKD dipacu untuk
kualitas kader penggerak Forum dinamis dan solid dalam
Kesehatan Desa merupakan mengelola FKD. Ketiga, diberikan
persoalan utama dalam bantuan peralatan operasional dan

127
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 115-132

dana stimulus untuk dana) dan membelanjakannya


meningkatkan motivasi anggota sesuai kebutuhan desa.
FKD. 4. Faktor yang bersumber Dinas
3. Faktor yang bersumber dari Kesehatan/Puskesmas
pemerintah desa Dinas Kesehatan/Puskesmas
Pemerintah desa rata-rata sudah sebenarnya mempunyai peran
menerbitkan surat keputusan (SK) strategis dalam memberdayakan
kepengurusan FKD di desa pengurus/kader FKD. Tetapi,
masing-masing. Namun, selama ini peran tersebut belum
dukungan kepada FKD seringkali berjalan optimal. Selain karena
hanya berhenti sampai pada kelembagaan FKD sendiri yang
penerbitan SK. Perhatian tidak aktif, Dinas
pemerintah desa terhadap Kesehatan/Puskesmas biasanya
operasional kegiatan FKD masih sudah memiliki beban kerja yang
sangat kurang, khususnya dalam cukup berat. Solusinya,
hal alokasi anggaran desa untuk pemerintah kabupaten di masa
FKD. Selama ini anggaran untuk mendatang sebaiknya lebih
FKD sangat minim, bahkan bisa banyak memberikan perhatian
dikatakan FKD tidak kepada Dinas
mendapatkan pendanaan dari Kesehatan/Puskesmas untuk
desa. Demikian pula dukungan memberdayakan FKD.
dalam bentuk sarana/prasarana 5. Faktor yang bersumber dari
(sekretariat, peralatan, dll.) desa private sector/perusahaan
seringkali tidak memfasilitasi. Private sector atau institusi swasta
Solusinya, pemerintah desa diharapkan bisa berkontribusi bagi
didorong memberikan fasilitasi kemajuan FKD. Di Kecamatan
bagi operasional dan Teras terdapat sejumlah
keberlanjutan FKD. Terlebih lagi perusahaan-perusahaan sedang
sejak berlakunya UU Nomor 6 atau besar, seperti PT Sari Warna
tahun 2014 tentang Desa, desa Asli, PT Hanil Adetex, PT Japfa,
akan lebih leluasa mendapatkan dan PT Pertamina. Namun pada
akses sumber daya (terutama kenyataannya, sektor swasta
Didik G. Suharto dan Kristina Setyowati : Pemberdayaan Forum Kesehatan Desa (FKD)Dalam
Pengembangan Desa Siaga

belum tertarik untuk membantu masyarakat desa. Upaya tersebut


memberdayakan FKD. Solusi, diawali dari kader-kader yang
private sector, sektor swasta, atau sudah dibentuk dan dilatih melalui
perusahaan lebih diperkenalkan kegiatan pengabdian ini.
mengenai aktivitas FKD.
Sehingga private sector bisa Kesimpulan dan Saran
tertarik untuk berkontribusi Berdasarkan paparan di atas,
memberdayakan FKD melalui dapat diambil kesimpulan sebagai
mekanisme corporate social berikut :
responsibility (CSR). 1. Kegiatan pengabdian masyarakat
6. Faktor yang bersumber dari difokuskan dalam rangka untuk
masyarakat meningkatkan kapasitas anggota
Dalam pemberdayaan FKD, dalam pengelolaan kelembagaan
eksistensi masyarakat memiliki FKD (khususnya pengelolaan
posisi paling strategis. Selain kegiatan, sarana/prasarana, dan
sebagai obyek, posisi masyarakat dana
sebenarnya juga sebagai subyek. operasional); serta bagaimana
Masyarakat diharapkan menjadi kapasitas pengetahuan kesehatan
pelaku bagi pengembangan FKD. dasar anggota FKD sebagai
Realitasnya, sebagian besar pelopor, fasilitator, dan motivator
masyarakat tidak tahu keberadaan dalam mendukung promosi
FKD, dan sebagian yang lain kesehatan masyarakat.
tidak peduli terhadap keberadaan 2. Kegiatan pengabdian kepada
FKD. Implikasi yang paling nyata masyarakat di institusi mitra
ialah sulitnya mencari pengurus meliputi: need assessment,
dan kader penggerak FKD. pengembangan kapasitas lembaga,
Antusiasme masyarakat untuk pengembangan kemitraan, serta
membesarkan FKD rendah. monitoring dan evaluasi. Secara
Solusinya, memahamkan dan umum, semua kegiatan dapat
menyadarkan masyarakat berlangsung baik, kecuali
mengenai pentingnya FKD bagi pembentukan jaringan dengan
pembangunan kesehatan di private sector.

129
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 115-132

3. Faktor yang mempengaruhi private sector dapat berkontribusi


kelancaran dan keberhasilan dengan memberikan bantuan dana
program, yaitu: faktor yang atau bentuk lain melalui skema
bersumber dari pengurus/kader CSR.
FKD, faktor yang bersumber dari 3. Masyarakat desa diharapkan mau
kelembagaan FKD, faktor yang berperan aktif, baik sebagai
bersumber dari pemerintah desa, pengurus maupun kader FKD,
faktor yang bersumber Dinas sehingga operasional kegiatan
Kesehatan/Puskesmas, faktor bisa berjalan optimal dengan
yang bersumber dari private dukungan masyarakat sebagai
sector/perusahaan, dan faktor wujud keswadayaan masyarakat
yang bersumber dari masyarakat. desa.
Mengamati kesimpulan tersebut, 4. Perlu ada komitmen, terutama dari
diajukan saran-saran untuk pemerintah tingkat atas, untuk
pemberdayaan Forum Kesehatan memberdayakan FKD, baik
Desa sebagai berikut : melalui keberpihakan regulasi
1. Pemberdayaan FKD pada maupun bentuk-bentuk
hakekatnya menyangkut banyak pemberdayaan yang lain
aspek yang harus diperhatikan.
Ketersediaan waktu dan biaya
yang memadai akan lebih Daftar Pustaka
mengefektifkan pemberdayaan
Bel, Germà, Brown, Trevor, dan
FKD dalam pengembangan desa Marques, Rui Cunha, 2013,
“Public-Private Partnerships:
siaga.
Infrastructure, Transportation
2. Para pemangku kepentingan and Local Services,” Local
Government Studies, Volume
(stakeholders) diharapkan ikut
39, Issue 3, pages 303-311
berperan secara aktif dalam
Farazmand, Ali, 2004, “Sound
mendorong pemberdayaan FKD.
Governance in the Age of
Pemerintah desa dan Puskesmas Globalization,” dalam
Farazmand, Ali (ed.), Sound
(Dinas Kesehatan) dapat
Governance, Policy and
memfasilitasi dan mendampingi Administrative Innovations,
USA: Praeger Publishers
kegiatan FKD. Sedangkan pihak
Didik G. Suharto dan Kristina Setyowati : Pemberdayaan Forum Kesehatan Desa (FKD)Dalam
Pengembangan Desa Siaga

Kaehne, Axel, 2015, “Multi- York: Oxford University


Agency Protocols as a Press
Mechanism to Improve
Partnerships in Public Pollit, C. dan Bouckaert, G., 2000,
Services,” Local Government Public Management Reform:
Studies, Volume 41, Issue 3 , A Comparative Analysis,
pages 321-338 New York: Oxford University
Press
Keban, Yeremias T., 2000, “Good
Governance” dan “Capacity Sumber lain:
Building” sebagai Indikator Departemen Kesehatan, Riset
Utama dan Fokus Penilaian Kesehatan Dasar (Riskesdas),
Kinerja Pemerintahan, 2010
Naskah No. 20, Juni-Juli Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
2000 Tengah, Pedoman
Pelaksanaan Desa Siaga,
Lavarack, John dan Ryan, Roberta, 2010
2015, “Cultural Development Puskesmas Teras, Profil Kesehatan
and Local Government: Kecamatan Teras
Analytical Frames, Insights Kabupaten Boyolali, 2012
and Observations,” Asia
Pacific Journal of Public
Administration, Vol. 37, No.
1, 44–55

Norton, Alan, 1997, International


Handbook of Local and
Regional Government, A
Comparative Analysis of
Advanced Democracies, UK:
Edward Elgar Publishing
Limited

Pekonen, Kyosti, 1994, “Governance


and the Problem of
Representation in Public
Administration: The Case of
Finland,” dalam Kooiman,
Jan (ed.), Modern
Governance, New
Government-Society
Interaction, London: SAGE
Publications

Pierre, Jon, 2000, “Introduction:


Understanding Governance,”
dalam Pierre, Jon (ed.),
Debating Governance, New

131
Spirit Publik Vol. 10, No. 1, April 2015 Hal. 115-132

Anda mungkin juga menyukai