Anda di halaman 1dari 8

KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI II

A. Kristal dan Kristalografi


Kristal adalah bentuk tubuh padat dari suatu senyawa atau unsur-unsur
kimia tertentu yang terbentuk secara teratur, kemudian bentuk (form) teratur ini
dapat dilihat pada permukaan kristal berupa bidang datar yang mengikuti suatu
pola tertentu. Bidang datar tersebut adalah bidang muka kristal, letak dan arah
dari bidang muka kristal ditentukan oleh suatu perpotongan kristal dengan sumbu
yang terdapat pada kristal. Setiap bidang kristal memiliki pengaturan simetri
tersendiri, memiliki bidang dan sumbu simetri tertentu.
Kristalografi adalah bidang yang mengkaji tentang kristal, berawal dari
mengkaji pertumbuhan kristal, sifat-sifat fisik kristal, struktur kristal hingga
klasifikasi berdasarkan bentuk kristal tersebut. Kristalografi dan kristal-optik
memang berbeda namun juga memiliki persamaan, persamaannya terletak pada
mengkaji tentang sifat fisik dan sifat optiknya, namun kristal-optik lebih detail dan
rinci membahas sifat optiknya.
Pada suatu mineral, biasanya tersusun oleh kristal yang sama susunan
kimianya namun berbeda dalam struktur kristalnya, kemampuan mineral ini
dinamakan polimorfisme. Polimorfisme terjadi akibat struktur kristal dipengaruhi
oleh suhu dan tekanan pada lingkungan pertumbuhannya. Mineral mungkin
memiliki kristal yang sama namun pada suatu kasus tertentu susunan kimianya
berbeda, contohnya kianit-silimanit-andalusit, kalsit-aragonit, dan intan-grafit.

Sumber: mphascination.blogspot
Foto 1
Grafit dan Intan
Kristal kembar (twinned crystals) merupakan sebuah kristal, kristal
tunggal yang berkomposisikan dua atau lebih darinya bidang yang terorientasi
dan bangunnya dalam keadaan terbalik dan ada pula yang saling menerobos
satu sama lain. Kristal kembar ini dapat terbentuk dalam kondisi pertumbuhannya
keterdapatan faktor suhu dan tekanan pada kristal yang sudah terbentuk
sebelumnya, kristal kembar dapat juga diindikasikan sebagai mineral tertentu
yang membentuknya. Jenis kristal kembar ada 4, yaitu:
- Kembar antar terobos
- Kembar lamellar
- Kembar sekunder
- Kembar sentuh
Kristal kembar antar terobos terbentuk akibat dua individu kristal yang
mempunyai proses keterbentukan yang sama, dan ciri paling khususnya yaitu
timbul bidang yang saling menerobos, kadang juga disebut batu silang. Kristal
kembar lamellar hampir mirip dengan kristal kembar sentuh, namun berupa
lempeng yang sangat tipis dan atomnya bersusunan terbalik, misalnya terjadi
pada labradorite yang mengalami pertukaran lempeng dalam susunannya. Kristal
kembar sekunder mengacu pada kristal kembar lamellar yaitu berupa lempengan
yang sangat tipis dan sejajar memiliki arah kristalografi khusus. Kristal kembar
sentuh dicirikan dengan kristal yang memiliki bidang bersama.
Sistem kristal kembar ada 6, yaitu:
- Isometrik
- Hexagonal
- Tetragonal
- Orthorhombik
- Monoklinik
- Triklinik
Sistem kristal kembar ini hampir sama dengan sistem kristal pada
umumnya dan hanya minus trigonal. Sistem kristal kembar isometrik bergantung
pada Hukum Spinel dan Kembar [ 1 1 1 ], yang dikenal sebagai palang besi.
Sistem hexagonal mengacu pada Hukum Brazil, Hukum Dauphine, dan Hukum
Jepang untuk kuarsa, sedangkan kalsit mengacu pada kembar kalsit. Sistem
kembar kristal tetragonal ini menganut kembar sentuh putaran misalnya pada
rutil dan kasiteril.
Pada sistem kristal kembar orthorombik misalnya aragonit, krisoberil dan
cerusit yang berhaluan ke kembar putaran dan staurolit yang berhaluan ke
Hukum Staurolit. Hukum Manebakh, Hukum Karlsbad, Hukum Bravena yang
mengkaji orthoklas dan kembar ekor camar pada gipsum merupakan contoh
sistem kristal kembar monoklinik. Sistem kristal kembar yang identik dengan
mineral albit dan mengikuti Hukum Albit yaitu plagioklas dan Hukum Periklin
untuk mikroklin yang hanya dapat dilihat di bawah mikroskop mengisi triklin.

Sumber: mineraltvdar.hu
Foto 2
Labradorit

Bentuk kristal yang berbentuk tiga dimensi dapat direkonstruksikan


dengan cara mengukur bidang (muka kristal) dengan menggunakan geniometer
dengan memperhatikan simetri kristal, mendalami sifat-sifat optik mineral dan
kristal optik menggunakan mikroskop refraksi dan refleksi, jika kristal dapat
diterobos cahaya berarti terfraksi dan jika kristal memantulkan cahaya dapat
disebut sebagai terfleksi. Analisis sinar X merupakan langkah untuk menganalisis
difraksi dan pemplotannya dengan menggunakan jaringan wulf.

Sumber: doitpoms.uk
Gambar 1
Jaringan Wulf
Kristalografi pada intinya membahas tentang sistem kristal, sistem kristal
ini merupakan pengklasifikasian kristal berdasarkan sistem sumbu, sumbu terdiri
dari 3 sumbu yang merupakan sumbu imajiner pada kristal, sumbu ini nantinya
akan berguna untuk rotasi kristal tersebut. Sumbu simetri terdiri dari dua jenis
yaitu sumbu tunggal (uniaxial) dan sumbu ganda (biaxial), sumbu tunggal ini
berarti satu arah refraksinya sedangkan sumbu ganda mempunyai dua arah
refraksi. Simetri transalasi adalah simetri kristal yang dapat diperoleh dengan
langkah memindahkan posisinya dan simetri rotasi dapat dilihat dengan cara
memutarnya. Sistem kristal terdiri dari 7 sistem kristal, yaitu:
- Isometrik
- Trigonal
- Tetragonal
- Hexagonal
- Orthorombik
- Monoklin
- Triklin

B. Proyeksi Stereografi
Sebagaimana diketahui, kristal dapat direkonstruksikan dari bentuk tiga
dimensi menjadi dua dimensi, hal inilah yang dimaksud dengan proyeksi. Dengan
cara proyeksi kristal dapat dipelajari dan diamati dengan mudah karena akan
berbentuk dalam rebahan. Kristal memiliki berbagai macam bentuk dan
mempunyai bidang simetri, proyeksi mempermudah untuk mengamati kristal.
Sistem pada kristal dapat diamati dengan cara proyeksi terhadap
permukaan kristal pada sebuah bidang. Misalnya menggunakan jaringan wulf
dibayangkan kristal diletakkan disebuah pusat bola, setalah itu gambarkan
sebuah garis dari pusat yang tegak lurus dari permukaan kristal terhadap
permukaan bola, maka akan terbentuk titik potong pada permukaan bola
tersebut. Proyeksi stereografi dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Proyeksi Stereografi (Equal Area Projection)
Proyeksi ini pada dasarnya akan menghasilkan jarak titik pada bidang
dan jarak tersebut sebanding dengan jarak pada sebenarnya. Proyeksi ini sering
digunakan untuk analisis data statistic dan hasil dari proyeksi ini disebut dengan
stereogram atau schmids net.
Sumber: goenvironblog
Gambar 2
Proyeksi Stereografi

2. Proyeksi Bola (Equal Angle Projection)


Proyeksi bola adalah proyeksi yang dilakukan dengan cara
meproyeksikan setiap titik permukaan pada bola ke bidang proyeksi, atau
dengan kata lain bidang proyeksi garis yang ditarik dari pusat bola, bidang Kkistal
dan diteruskan hingga memotong bidang proyeksi. Hasil dari proyeksi ini adalah
stereogram yang dikenal dengan wulff net.

Sumber: goenvironblog
Gambar 3
Proyeksi Bola
3. Proyeksi Gnomonik (Polar Projection)
Proyeksi gnomonik adalah proyeksi yang mirip dengan proyeksi bola
namun bidang proyeksi memotong bidang permukaan bola dan kutub utaranya.
Stereogram dari proyeksi ini adalah polar net dan hasil proyeksinya terlihat
sangat jauh.

Sumber : goenvironblog
Gambar 4
Proyeksi Gnomonik

4. Proyeksi Ortogonal (Orthogonal Projection)


Proyeksi orthogonal adalah proyeksi yang dilakukan dengan cara
proyeksi ortografi utara bola, sumbu U-S cara proyeksinya dengan cara menarik
garis, dari titik-titik yang berupa kutub bola ke bidang proyeksi ortografi.

Sumber : goenvironblog
Gambar 5
Proyeksi Ortogonal
KESIMPULAN

Kristal merupakan suatu padatan yang tersusun oleh senyawa dan unsur
kimia homogen yang mempunyai bentuk dan bidang simetri tertentu, dan
kristalografi adalah bidang yang mengkaji tentang kristal, baik itu pertumbuhan
kristal, struktur kristal, sifat-sifat fisik kristal dan klasifikasinya. Kristalografi lebih
menekankan pada sistem kristal, simetri kristal dan unsur-unsur kristal. Sistem
kristal terbagi menjadi 7 yaitu triklin, monoklin, orthorhombik, hexagonal,
tetragonal, trigonal, dan isometrik. Dari beberapa sistem kristal tersebut dibagi
menjadi beberapa kelas dan jika dijumlahkan jumlahnya menjadi 32 kelas.
Bentuk kristal yang tiga dimensi dapat dikaji dan dipahami dengan cara
proyeksi, merubah tiga dimensi menjadi dua dimensi. Proyeksi stereografi ada 4
yaitu proyeksi stereografi, proyeksi bola, proyeksi polar dan proyeksi orthogonal.
Hasil dari proyeksi stereografi akan menghasilkan jaringan Schmids, hasil dari
proyeksi bola akan menghasilkan jaringan Wuff, hasil dari proyeksi polar yaitu
jaringan polar dan hasil dari proyeksi orthogonal yaitu jaringan orthogonal.
DAFTAR PUSTAKA

Hertanto, Bobi, 2010. ”Proyeksi Stereografi”,


http://geoenviron.blogspot.co.id/2012/10/proyeksi-stereografi.html.
Diakses tanggal 6 Oktober 2015 pukul 20.00 WIB.
Muhammad, Farhan, 2011. ”Kristalografi”,
https://farhanbloggeologi.com/2011/09/21/kristal-kristalografi/.
Diakses tanggal 6 Oktober 2015 pukul 21.00 WIB.
Prasetya, Nanda, 2014. ”Kristal”,
http://nandaftubolism.blogspot.com/2014/07/kristalografi.html.
Diakses tanggal 7 Oktober 2015 pukul 21.00 WIB.
Zulkarnain, Ahmad, 2013. “Proyeksi Stereografi”,
http://tulisanpanjul.blospot.com/2014/03/proyeksi-stereografi.html.
Diakses tanggal 7 Oktober 2015 pukul 19.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai