Anda di halaman 1dari 25

BAB V

PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN

5.1 Umum
Pada bab ini akan dibahas tentang perhitungan jumlah air buangan, rencana jalur air buangan
,jalur alternatif, perhitungan panjang saluran pembagian blok dan penentuan dimensi pipa.
Sistem Penyaluran Air Buangan Kelurahan Cinta Damai direncanakan dapat digunakan
hingga akhir tahun perencanaan, sehingga penentuan dimensi pipa dilakukan berdasarkan
kebutuhan penyaluran di akhir tahun perencanaan.

5.2 Perhitungan Debit Infiltrasi Air Hujan


Dari data curah hujan harian maksimum maka intensitas hujan untuk masing – masing blok
dapat dihitung. Untuk menghitung besarnya intensitas hujan terlebih dahulu menghitung
waktu konsentrasi hujan pada masing – masing blok dengan mengetahui panjang saluran dan
kemiringan saluran tiap blok. Waktu konsentrasi curah hujan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Kirpich, yaitu :

0 , 385
 0,087  L2 
tc   
 1000  S 

Dimana :
tc = waktu konsentrasi (menit)
L = panjang aliran atau saluran (ft)
S = kemiringan rata-rata daerah pengaliran atau saluran

Menentukan tc perlu memperkirakan arah aliran di dalam setiap blok pengaliran dan ruas
saluran drainase. Setiap saluran berhubungan dengan blok pengaliran tertentu. Kemiringan
saluran drainase didapat dari elevasi saluran tertinggi dikurang dengan elevasi saluran
terendah, kemudian dibagi panjang saluran drainase.

Pada pengaliran air buangan, air yang masuk ke dalam jalur perpipaan juga akan bertambah,
yaitu air yang berasal dari infiltrasi tanah, air hujan dan air permukaan. Adapun rumus yang
digunakan yaitu :

Q inf  L  qinf

Dimana :
Qinf = debit tambahan dari infiltrasi limpasan air hujan (l/ detik)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

L = panjang lajur pipa (m)


Qinf = debit satuan infiltrasi dalam pipa

Selanjutnya dihitung nilai intensitas hujan dengan menggunakan rumus Talbot sebagai berikut
a
I b
t
Dimana :
I = intensitas curah hujan (mm)
T = durasi hujan atau waktu konsentrasi (jam)
a dan b = konstanta yang tergantung pada lamanya hujan yang terjadi di DAS

Untuk mencari debit puncak limpasan (Qp) pada setiap blok pengaliran diperlukan nilai
koefisien limpasan permukaan (C), intensitas hujan dan luas daerah pengaliran. Penentuan
nilai C harus memperhatikan kemungkinan perubahan penggunaan lahan. Sebagai rujukan
digunakan daftar nilai C dari berbagai literatur. Daftar nilai C dari beberapa literatur dapat
dilihat pada di bawah ini.

Tabel 5.1 Nilai Koefisien Limpasan permukaan (C)

No Deskripsi Koefisien C
Bisnis
1  Perkotaan 0,70-0,95
 Pinggiran 0,50-0,70
Perumahan
 Rumah tunggal 0,30-0,50
 Multi unit terpisah, terpisah 0,40-0,60
2
 Multi unit, bergabung 0,60-0,75
 Perkampungan 0,25-0,40
 Apartemen 0,50-0,70
Industri
3  Ringan 0,50-0,95
 Berat 0,60-0,90
Perkerasan
4  Aspal dan beton 0,70-0,95
 Batu bata, paving 0,50-0,70
5 Atap 0,75-0,95
Halaman tanah berpasir
 Datar 2% 0,05-0,10
6
 Rata-rata 2-7% 0,10-0,15
 Curam 7% 0,15-0,20
Halaman tanah berat
 Datar 2% 0,13-0,17
7
 Rata-rata 2-7% 0,18-0,22
 Curam 7% 0,25-0,35

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 2
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

Sambungan Tabel 5.1


8 Halaman kereta api 0,10-0,35
9 Taman tempat bermain 0,20-0,35
10 Taman, perkuburan 0,10-0,25
No Deskripsi Koefisien C
Hutan
 Datar 0-5% 0,10-0,40
11
 Bergelombang 5-10% 0,25-0,50
 Berbukti 10-30% 0,30-0,60
Sumber : Mc Guen, 1989 dalam Suripin 2003

Metode yang akan digunakan dalam menghitung debit puncak limpasan hujan pada
perencanaan ini adalah metode rasional. Metode ini digunakan karena daerah pengaliran yang
kecil yaitu < 320 ha dan waktu konsentrasi aliran yang pendek. Untuk menghitung debit
limpasan hujan ini menggunakan rumus :

Qp = 0,278 × C × i × A

Dimana :
Qp = debit puncak limpasan hujan (m3/detik)
C = nilai koefisien C untuk sub daerah pengaliran
i = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah pengaliran (km2)

Dalam menghitung debit pengaliran air hujan, langkah-langkah perhitungan yang dilakukan
antara lain:

1. Menghitung intensitas hujan pada tiap blok;


2. Menghitung koefisien runoff rata-rata pada tiap blok;
3. Menghitung debit infiltrasi air hujan pada tiap blok

Contoh Perhitungan:

Berikut dijabarkan contoh perhitungan debit pengaliran air hujan pada Blok I. Adapun data-
data yang diperlukan, antara lain:
1. Lamanya curah hujan, tc = 4 jam
2. Curah hujan maksimum dalam satu hari pada periode ulang 10 tahun, R24 = 505,6756
mm/24jam
3. Koefisien runoff pemukiman adalah 0,35 dengan luas pemukiman pada Blok I yaitu 0,4
km2, Koefisien runoff pertokoan 0,83 dengan luas pertokoan pada Blok I yaitu 0,5 km,

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 3
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

dan koefisien runoff lahan kosong adalah 0,54 dengan luas lahan kosong pada Blok I
yaitu 0 km2
4. Luas Blok I = 0,40 km2
Perhitungan debit pengaliran air hujan pada Blok I adalah sebagai berikut:

1. Intensitas curah hujan (I)


0 , 667
 505,6756   24 
- I =  
 24   tc 

= 69,61 mm/jam

2. Koefisien runoff rata-rata (Crata-rata)

- Crata-rata =
 CiAi
A
0,4  0,35
=
0,40

= 0,35

3. Debit infiltrasi air hujan (Q)


- Q = 0,287  C  I  A

= 0,278 x 0,35 x 136.019 x 0,16

= 3.025 m3/det

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.2

Tabel 5.2 Perhitungan Debit Pengaliran Air Hujan Kelurahan Cinta Damai

Luas Koefisien
Nama Luas Intensitas Qp
Blok Deksripsi Lahan pengaliran
Blok Lahan (mm/jam) (m3/det)
(km2) (C)
Pemukiman 0.16 0.5 3.025
Aspal dan Beton 0.07 0.95 2.515
I 0.40 136.019
Pertokoan 0.12 0.5 2.269
Halaman, Tanah Berpasir 0.05 0.1 189
Total 7.998
Pemukiman 0.2 0.5 3.781
Aspal dan Beton 0.08 0.95 2.875
II 0,48 136.019
Pertokoan 0.15 0.5 2.836
Halaman, Tanah Berpasir 0.05 0.1 189
Total 9.680

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 4
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

Sambungan Tabel 5.2


Luas Koefisien
Nama Luas Intensitas Qp
Blok Deksripsi Lahan pengaliran
Blok Lahan (mm/jam) (m3/det)
(km2) (C)
Pemukiman 0.13 0.5 2.458
Aspal dan Beton 0.08 0.95 2.874
III 0,42 136.019
Pertokoan 0.1 0.5 1.891
Halaman, Tanah Berpasir 0.11 0.1 416
Total 7.638
Pemukiman 0.16 0.5 3.025
Aspal dan Beton 0.09 0.95 3.233
IV 0,50 136.019
Pertokoan 0.15 0.5 2.836
Halaman, Tanah Berpasir 0.1 0.1 378
Total 9.472
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase, 2016

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa blok yang memiliki debit pengaliran air hujan terendah
yaitu Blok III dan Blok I, sedangkan Blok II dan Blok IV memiliki debit infiltrasi air hujan
tertinggi. Hal tersebut yang menjadi alasan mengapa Blok II dian Blok IV menerapkan sistem
terpisah, sedangkan Blok III dan Blok I menerapkan sistem tercampur dalam Penyaluran Air
Buangan dan Drainase.

5.3. Perhitungan Jumlah Air Buangan


Untuk menentukan jumlah air buangan pada suatu kota dapat berdasarkan range rasio air
buangan 60%-80% (Waste Water Engineering,1978), diasumsikan rasio air buangan seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 5.3 dibawah ini.

Tabel 5.3 Jumlah Air Buangan Kelurahan Cinta Damai


Keb. Air Bersih Rasio Jumlah Air Buangan
Jenis Kebutuhan (L/dt) % (L/dt)
Domestik
Sambungan Langsung 11.530 8.648
75%
Hidran Umum 2,26 1.70
Non Domestik
Fasilitas Pendidikan 1,51 1,13
Fasilitas Peribadatan 0,97 0,73
75%
Fasilitas Kesehatan 0,69 0,52
Sumber: Perhitungan, data soal dan asumsi, 2016

Maka, ABsr = 8.648/14.316 x 86400 / hari = 52.192 l/o/hari

Contoh perhitungan jumlah air buangan domestik:


Kebutuhan air SR = 11.530 L/det
Rasio air buangan = 75 %
Kebutuhan air HU = 2,26
Jumlah air buangan = 11.530 L/dtk x 75 % = 8.648 L/det

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 5
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

5.3.1 Perhitungan Debit Air Buangan Sistem Onsite Sanitasi


Perhitungan debit air buangan sistem onsite sanitasi diketahui berdasarkan persentase jumlah
penduduk yang terdapat pada lokasi perencanaan onsite sanitasi (Blok I dan III).Untuk
mengetahui jumlah penduduk pada masing-masing blok, maka perlu diasumsikan jumlah
penduduk per km2 yaitu sebagai berikut:

Jumlah penduduk di daerah pelayanan


Jumlah penduduk per km 2 
Luas daerah

14.317
=  7.954 Jiwa/km2
1,8

Maka dapat dihitung jumlah penduduk pada Blok III yaitu:

 Jumlah penduduk blok III = Jumlah penduduk per km2 x % Pelayanan x Luas blok III
= 7.954  80%  0,42  2.673 Jiwa

Selanjutnya, debit air buangan sistem onsite sanitasi dapat dihitung:


 QIIIb(Blok III) = Jumlah penduduk blok III x Air buangan sambungan rumah
= 2.673 Jiwa x 87,29 L/jiwa/hari
= 233.326 L/hari

Maka dapat dihitung jumlah penduduk pada blok III (onsite komunal) yaitu:

Penduduk onsite Komunal = % pengguna x Jumlah penduduk


= 20% x 2.673
= 535
Tangki septik = 5 rumah (25 orang)
Penduduk Onsite Komunal
Jumlah Tangki Septik =
25
535
=
25
= 21
Debit 1 Tangki septik = 25 orang x 20 l/o/h
= 500 l/h
Debit tangki septik = 500 l/h x 25
= 12,5 m3/h

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 6
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

Perhitungan Debit Air Buangan Onsite Individual Black Water

1. Penduduk Onsite Individual = % pengguna x Jumlah penduduk


= 80 % x 2.673
= 2.138 jiwa
2. Diasumsikan
Qtangki septik = 20 l/o/h
1 bidang resapan = 5 orang (untuk 1 rumah)
Penduduk Onsite Individual
Jumlah bidang resapan =
5
2.138
=
5
= 428
3. Debit Bidang Resapan = 5 orang x 20 l/o/h
= 100 l/o/h
4. Debit Total Bidang Resapan = 428 x 100 l/o/h
= 42800 l/o/h
= 42,8 m3/ hari

Black Water pada sistem onsite individual ini disalurkan dengan menggunakan tangki septik.
Air buangan yang dihasilkan tidak dialirkan ke BPAB melainkan akan diolah ke Istalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

Perhitungan Debit Air Buangan Onsite Individual Grey Water


1. Penduduk Onsite Individual = % pengguna x Jumlah penduduk
= 80 % x 2.673
= 2.138 jiwa
2. Diasumsikan
Qbidang resapan = 80 l/o/h
1 bidang resapan = 5 orang (untuk 1 rumah)
Penduduk Onsite Individual
Jumlah bidang resapan =
5
2.138
=
5
= 428

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 7
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

3. Debit Bidang Resapan = 5 orang x 80 l/o/h


= 400 l/o/h
4. Debit Total Bidang Resapan = 428 x 400 l/o/h
= 171.200 l/o/h
= 171,2 m3/ hari

Grey water pada sistem onsite individual ini dari rumah dialirkan ke badan air melalui
drainase yang dibangun pada blok tersebut.

Maka dapat dihitung jumlah penduduk pada Blok I yaitu:

 Jumlah penduduk blok I = Jumlah penduduk per km2 x % Pelayanan x Luas blok I
= 7.954  80%  0,40  2.545 Jiwa

Selanjutnya, debit air buangan sistem onsite sanitasi dapat dihitung:

 QIb(Blok I) = Jumlah penduduk blok I x Air buangan sambungan rumah


= 2.545 Jiwa x 87,29 L/jiwa/hari
= 222.153 L/hari

Maka dapat dihitung jumlah penduduk pada blok I (onsite komunal) yaitu:
Penduduk onsite Komunal = % pengguna x Jumlah penduduk
= 20% x 2545
= 509
Tangki septik = 5 rumah (25 orang)
Penduduk Onsite Komunal
Jumlah Tangki Septik =
25
509
=
25
= 20
Debit 1 Tangki septik = 25 orang x 20 l/o/h
= 500 l/h
Debit tangki septik = 500 l/h x 25
= 12,5 m3/h

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 8
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

Perhitungan Debit Air Buangan Onsite Individual Black Water


1. Penduduk Onsite Individual = % pengguna x Jumlah penduduk
= 80 % x 2545
= 2036 jiwa
2. Diasumsikan
Qtangki septik = 20 l/o/h
1 bidang resapan = 5 orang (untuk 1 rumah)
Penduduk Onsite Individual
Jumlah bidang resapan =
5
2036
=
5
= 407
3. Debit Bidang Resapan = 5 orang x 20 l/o/h
= 100 l/o/h
4. Debit Total Bidang Resapan = 407 x 100 l/o/h
= 407.00 l/o/h
= 40,7 m3/ hari

Black Water pada sistem onsite individual ini disalurkan dengan menggunakan tangki septik.
Air buangan yang dihasilkan tidak dialirkan ke BPAB melainkan akan diolah ke Istalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

Perhitungan Debit Air Buangan Onsite Individual Grey Water


1. Penduduk Onsite Individual = % pengguna x Jumlah penduduk
= 80 % x 2545
= 2036 jiwa
2. Diasumsikan
Qbidang resapan = 80 l/o/h
1 bidang resapan = 5 orang (untuk 1 rumah)
Penduduk Onsite Individual
3. Jumlah bidang resapan =
5
2.036
=
5
= 407
4. Debit Bidang Resapan = 5 orang x 80 l/o/h
Rendhy Prayudhi Utama (140407007)
Inggrid Agustina L (140407036) V- 9
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

= 400 l/o/h
5. Debit Total Bidang Resapan = 407 x 400 l/o/h
= 162.800 l/o/h
= 162,8 m3/ hari

Grey water pada sistem onsite individual ini dari rumah dialirkan ke badan air melalui
drainase yang dibangun pada blok tersebut.

5.3.2 Perhitungan Debit Air Buangan Sistem Offsite Sanitasi


Perhitungan debit air buangan sistem offsite sanitasi diketahui berdasarkan persentase jumlah
penduduk yang terdapat pada lokasi perencanaan offsite sanitasi (Blok II dan Blok IV). Untuk
mengetahui jumlah penduduk pada masing-masing blok, maka perlu diasumsikan jumlah
penduduk per km2 yaitu sebagai berikut:

Selanjutnya, debit air buangan sistem offsite sanitasi dapat dihitung:

Jumlah penduduk di daerah pelayanan


Jumlah penduduk per km 2 
Luas daerah

14.317
=  7.954 Jiwa/km2
1,8

Maka dapat dihitung jumlah penduduk pada Blok II yaitu:

 Jumlah penduduk blok II = Jumlah penduduk per km2 x % Pelayanan x Luas blok II
= 7.954  80%  0,48  3054 Jiwa

Selanjutnya, debit air buangan sistem offsite sanitasi dapat dihitung:

 QIIb(Blok II) = Jumlah penduduk blok II x Air buangan sambungan rumah


= 3054Jiwa x 87,29 L/jiwa/hari
= 266 L/hari

Maka dapat dihitung jumlah penduduk pada Blok II yaitu:

 Jumlah penduduk blok IV = Jumlah penduduk per km2 x % Pelayanan x Luas blok IV
= 7.954  80%  0,50  3.182 Jiwa

Selanjutnya, debit air buangan sistem offsite sanitasi dapat dihitung:

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 10
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

 QIIb(Blok II) = Jumlah penduduk blok II x Air buangan sambungan rumah


= 3.182 Jiwa x 87,29 L/jiwa/hari
= 278 L/hari

5.4 Perhitungan Panjang Saluran


5.4.1 Saluran terpisah
Berdasarkan blok pembagian wilayah pelayanan di Kelurahan Cinta Damai, Blok yang
menerapkan sistem tercampur dalam Menyalurkan air buangan adalah Blok I dan Blok III
Panjang saluran pada Blok I dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Perhitungan Panjang Saluran Terpisah


Jalur Panjang Saluran (m)
Blok I 1.181
Blok III 1.087
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase, 2016

5.4.2 Saluran tercampur


Berdasarkan blok pembagian wilayah pelayanan di Kelurahan Cinta Damai, Blok yang
menerapkan sistem terpisah dalam Menyalurkan air buangan dan Drainase adalah Blok II dan
IV, Panjang saluran pada Blok I dan IV dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Perhitungan Panjang Saluran Tercampur


Jalur Panjang Saluran (m)
Blok II 1.044
Blok IV 1.103
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase, 2016

5.5 Penentuan Blok Pelayanan dan Ekivalensi Penduduk Terpilih


5.5.1 Penentuan luas dan ekivalensi penduduk untuk domestick
Dalam menentukan ekivalensi penduduk dibutuhkan data jumlah penduduk dan persentase
pelayanan pada akhir periode desain yakni tahun 2025. Pembagian daerah pelayanan dan
pembagian blok dapat dilihat pada Gambar 4.

Jumlah penduduk pada masing-masing daerah pelayanan dapat ditentukan dari jumlah
penduduk total Kelurahan Cinta Damai pada tahun 2025 yang terlayani dengan tingkat
pelayanan 80%.

Jumlah penduduk total pada tahun 2025 adalah 1 7 8 9 6 jiwa. Maka total jumlah
penduduk yang dilayani adalah 80% x 17896 jiwa = 14.317 jiwa
Rendhy Prayudhi Utama (140407007)
Inggrid Agustina L (140407036) V- 11
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

Penentuan EP untuk domestik adalah sebagai berkut:

a. Jumlah penduduk total tahun 2025 = 17.896 jiwa

b. Jumlah penduduk terlayani tahun 2025 = 14.317 jiwa

c. Diasumsikan perbandingan daerah kepadatan Blok

d. Jumlah penduduk daerah Blok I yang terlayani = 0.22 x 14.317 jiwa = 3.150 jiwa

e. Jumlah penduduk daerah Blok II yang terlayani = 0.27 x 14.317 jiwa = 3.866 jiwa

f. Jumlah penduduk daerah Blok III yang terlayani = 0.23 x 14.317 = 3.292 jiwa

g. Jumlah penduduk daerah Blok IV yang terlayani = 0.28 x 14.317 = 4009 jiwa

Penentuan jumlah ekivalen penduduk suatu daerah kepadatan:

A
 EP a 
A total
  Penduduk

Dimana : A1 = Luas suatu blok dengan kepadatan a (m2)

ATotal = Jumlah seluruh blok berkepadatan

Contoh perhitungan:
- Luas blok I = 40 Ha
- Luas total = 180 Ha
- Penduduk terlayani Blok I = 3.150 jiwa

A
 EP a 
A total
  Penduduk

40
 EPa    3.150
180

= 693 jiwa

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 12
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.6 dibawah ini:

Tabel 5.6 Distribusi Penduduk Domestik di Kelurahan Cinta Damai


Blok Luas Daerah (Ha) Luas Total Blok EP Domestik

I 40 180 693
II 48 180 1.044
III 42 180 748
Iv 50 180 1.123
Sumber: Data & Perhitungan, 2016

Persebaran penduduk yang menggunakan sambungan SR dan HU di Kelurahan Cinta


Damai dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7 Distribusi Penduduk SR dan HU di Kelurahan Cinta Damai


Blok SR (jiwa) HU (jiwa) Total
I 2.363 787 3.150
II 2.900 966 3.866
III 2.469 823 3.292
IV 3.006 1.003 4.009
Sumber: Data & Perhitungan, 2016

Jumlah Pengguna Sambungan Rumah = 75 %


Jumlah Pengguna Hidran Umum = 25 %

Contoh perhitungan:
Jumlah pengguna SR I = % sambungan x jumlah penduduk Blok I

= 75 % x 3.150 jiwa

= 2.363 jiwa

Jumlah pengguna HU I = % sambungan x jumlah penduduk Blok I

= 25 % x 3.150 jiwa

= 787 jiwa

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 13
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

5.5.2. Penentuan Ekivalen Penduduk Untuk Non Domestik

Persebaran fasilitas di Kelurahan Cinta Damai dapat dilihat pada Tabel 5.8

Tabel 5.8 Persebaran Fasilitas Nondomestik Cinta Damai


Jumlah Blok
No Jenis Fasilitas
(Unit) I II III IV
Sekolah
PAUD 3 1 1 1 0
TK 9 2 3 3 1
1
SD 8 1 3 2 2
SMP 5 1 2 1 1
SMU 4 1 2 1 0
Peribadatan
2 Masjid 7 2 3 1 1
Gereja 14 6 4 3 1
Kesehatan
Posyandu 7 2 2 1 2
3 Rumah Sakit 1 0 0 0 1
Praktik Dokter 1 1 0 0 0
Praktik Bidan 1 0 1 0 0
4. Industri
Industri Besar 3 1 1 1 0
Industri Kecil 2 0 0 1 1
Komersial
Restoran 3 1 0 1 1
Warung 54 14 23 11 6
5 Salon 18 9 2 3 4
Bengkel 7 1 3 1 2
Doorsmeer 17 7 4 2 4
Toko 5 2 1 1 1
Sumber: Perhitungan Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase, 2016

Rumus
Jumlah air buangan fasilitas  Debit air buangan fasilitas
EP 
Debit air buangan Perumahan

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 14
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

Tabel 5.9 Ekivalensi Penduduk Non Domestik Daerah Pelayanan Blok I


Rasio Qab Non Qab
Kapasitas Jumlah Jumlah Qam EP
No Jenis Fasilitas AB Domestik Dom
(unit) Populasi (L/det) (%) (L/det) (L/o/h) (L/o/h)
Sekolah
Paud 50 1 50 0.006 75 0.004 7.50 91.74 4.09
TK 100 2 200 0.023 75 0.017 7.50 91.74 16.35
1
SD 600 1 600 0.069 75 0.052 7.50 91.74 49.05
SMP 800 1 800 0.093 75 0.069 7.50 91.74 65.40
SMU 800 1 800 0.093 75 0.069 7.50 91.74 65.40
Peribadatan
2 Masjid 400 2 800 0.093 75 0.069 7.50 91.74 65.40
Gereja 400 6 2400 0.278 75 0.208 7.50 91.74 196.21
Kesehatan
Rumah Sakit 300 0 0 0 75 0 0 91.74 0
3 Posyandu 40 2 80 0.009 75 0.007 7.50 91.74 6.54
Dokter 15 1 15 0.002 75 0.001 7.50 91.74 1.23
Bidan 5 0 0 0 75 0 0 91.74 0
Industri
4 Industri Kecil 200 0 0 0 75 0 0 91.74 0
Industri Besar 2000 0 0 0 75 0 0 91.74 0
Perdagangan
5
Toko 50 2 100 0.012 75 0.009 7.50 91.74 8.18
Rumah Makan 50 1 50 0.006 75 0.004 7.50 91.74 4.09
Sumber: Perhitungan Data Tugas Besar PABD, 2016

Tabel 5.10 Ekivalensi Penduduk Non Domestik Daerah Pelayanan Blok II


Rasio Qab Non Qab
Kapasitas Jumlah Jumlah Qam EP
No Jenis Fasilitas AB Domestik Dom
(unit) Populasi (L/det) (%) (L/det) (L/o/h) (L/o/h)
Sekolah
Paud 50 1 50 0.006 75 0.004 7.50 91.74 4.09
TK 100 3 300 0.035 75 0.026 7.50 91.74 24.53
1
SD 600 3 1800 0.208 75 0.156 7.50 91.74 147.16
SMP 800 2 1600 0.185 75 0.139 7.50 91.74 130.80
SMU 800 2 1600 0.185 75 0.139 7.50 91.74 130.80
Peribadatan
2 Masjid 400 3 1200 0.139 75 0.104 7.50 91.74 98.10
Gereja 400 4 1600 0.185 75 0.139 7.50 91.74 130.80
Kesehatan
Rumah Sakit 300 0 75 0 0 91.74 0 0 75
3 Posyandu 40 2 80 0.009 75 0.007 7.50 91.74 6.54
Dokter 15 0 0 0.000 75 0.000 0 91.74 0
Bidan 5 1 5 0.001 75 0.000 7.50 91.74 0.41
Industri
4 Industri Kecil 200 0 0 0.000 75 0.000 0 91.74 0
Industri Besar 2000 1 2000 0.231 75 0.174 7.50 91.74 163.51
Perdagangan
Pasar 700 0 0 0.000 75 0.000 0 91.74 0
5
Toko 50 1 50 0.006 75 0.004 7.50 91.74 4.09
Rumah Makan 50 0 0 0.000 75 0.000 0 91.74 0
Sumber: Perhitungan Data Tugas Besar PABD, 2016

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 15
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

5.11 Ekivalensi Penduduk Non Domestik Daerah Pelayanan Blok III


Qab Non
Rasio Qab
Kapasitas Jumlah Jumlah Qam Domestik EP
No Jenis Fasilitas AB Dom
(unit) Populasi (L/det) (%) (L/det) (L/o/h) (L/o/h)
Sekolah
Paud 50 1 50 0.006 75 0.004 7.50 91.74 4.09
TK 100 3 300 0.035 75 0.026 7.50 91.74 24.53
1.
SD 600 2 1200 0.139 75 0.104 7.50 91.74 98.10
SMP 800 1 800 0.093 75 0.069 7.50 91.74 65.40
SMU 800 1 800 0.093 75 0.069 7.50 91.74 65.40
Peribadatan
2. Masjid 400 1 400 0.046 75 0.035 7.50 91.74 32.70
Gereja 400 3 1200 0.139 75 0.104 7.50 91.74 98.10
Kesehatan
Rumah Sakit 300 0 0 0 75 0 0 91.74 0
3. Posyandu 40 1 40 0.005 75 0.003 7.50 91.74 3.27
Dokter 15 0 0 0 75 0 0 91.74 0
Bidan 5 0 0 0 75 0 0 91.74 0
Industri
4. Industri Kecil 200 1 200 0.023 75 0.017 7.50 91.74 16.35
Industri Besar 2000 1 2000 0.231 75 0.174 7.50 91.74 163.51
Perdagangan
5 Toko 50 1 50 0.006 75 0.004 7.50 91.74 4.09
Rumah Makan 50 1 50 0.006 75 0.004 7.50 91.74 4.09
Sumber: Perhitungan Data Tugas Besar PABD, 2016

Tabel 5.12 Ekivalensi Penduduk Non Domestik Daerah Pelayanan Blok IV


Qab Non
Rasio Qab
Kapasitas Jumlah Jumlah Qam Domestik EP
AB Dom
No Jenis Fasilitas
(L/o/
(unit) Populasi (L/det) (%) (L/det) (L/o/h)
h)
Sekolah
Paud 50 0 0 0 75 0 0 91.74 0
TK 100 1 100 0.012 75 0.009 7.50 91.74 8.18
1
SD 600 2 1200 0.139 75 0.104 7.50 91.74 98.10
SMP 800 1 800 0.093 75 0.069 7.50 91.74 65.40
SMU 800 0 0 0 75 0 0 91.74 0
Peribadatan
2 Masjid 400 1 400 0.046 75 0.035 7.50 91.74 32.70
Gereja 400 1 400 0.046 75 0.035 7.50 91.74 32.70
Kesehatan
Rumah Sakit 300 1 300 0.035 75 0.026 7.50 91.74 24.53
3 Posyandu 40 2 80 0.009 75 0.007 7.50 91.74 6.54
Dokter 15 0 0 0 75 0 0 91.74 0
Bidan 5 0 0 0 75 0 0 91.74 0
Industri
4 Industri Kecil 200 1 200 0.023 75 0.017 7.50 91.74 16.35
Industri Besar 2000 1 2000 0.231 75 0.174 7.50 91.74 163.51
Perdagangan
5 Toko 50 1 50 0.006 75 0.004 7.50 91.74 4.09
Rumah Makan 50 1 50 0.006 75 0.004 7.50 91.74 4.09
Sumber: Perhitungan Data Tugas Besar PABD, 2016

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 16
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

Contoh Perhitungan EP non domestik blok B

Misalnya pada TK di blok IV

Jumlah jiwa per unit = 100 jiwa/unit


Jumlah unit = 1 unit
Jumlah populasi = 100 jiwa/unit x 1 unit = 100 Jiwa
Kebutuhan air minum = (1 unit x 100 jiwa/unit) x 0,017 L/det = 1,7 L/det
Rasio air buangan = 75%
Qab non domestik = 75% x 1,7 L/det = 1,275 L/det= 7,50 L/o/h
Jumlah pengguna SR = 922 jiwa
Ekivalensi penduduk = (kapasitas x Qab non domestik) / Qab SR
= (100 jiwa x 7,50 L/o/h) / 91,74 = 8 jiwa

5.6 Penentuan Dimensi Pipa, Cek Penggelontoran, Waktu Tempuh dan Profil Saluran
5.6.1 Dimensi pipa waktu tempu dan profil saluran drainase air hujan
1. Panjang saluran
a. Blok I = 1181 m
2. Debit pengaliran air hujan:
a. Blok I = 7.998 m3/det
3. Kecepatan minimum yang diperbolehkan pada saluran beton, Vmin = 1,50 m/det
4. Koefisien kekasaran Manning (n) pada beton, n = 0,012

Perhitungan dimensi dan waktu tempu saluran air hujan adalah sebagai berikut:

a. Blok I
1. Dimensi saluran (dengan kemiringan (S) = 1:3200)
h
- P = 2h√3 R
2
- A = h2√3

- Q=A×V
2
1
Q= h 1  h 3
2
3     S 2
n 2
2 1

7.998 m3/det = h2 3  1   h  3  1 2

0,012  2  3200

h8/3 = 0.18

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 17
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

h = 0.021 m

- Lebar dasar (B)


2
B h 3
3
2
= (0.021) (1,73)
3
= 0.024m

- Tinggi Jagaan
W= 0,5  h

= 0,5  0.021
= 0.11 m
- Luas penampang basah

A  h2 3
A = 0.0212 (1,73)
A = 0,00076 m2

- Kecepatan Aliran
Q
V 
A
7998
V 
0.00076
V = 10.523 m/det

2. Waktu tempuh
Panjang Saluran
t
v
1181 m
t
10523 m/det
t = 0,11 det

Untuk lebih jelasnya, profil saluran drainase air hujan dapat dilihat pada Gambar 5.1

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 18
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

5.6.2 Penentuan Dimensi pipa, waktu tempuh, dan profil saluran air buangan
Dalam menentukan dimensi perpipaan air buangan, langkah-langkah yang dilakukan ialah:

1. Menentukan panjang pipa masing-masing segmen;


2. Menentukan daerah yang dilayani masing-masing pipa;
3. Menentukan jumlah penduduk yang terlayani;
4. Menentukan debit air buangan;
5. Menentukan dimensi pipa.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam cek penggelontoran ialah:

1. Menghitung slope (kemiringan) pipa;


2. Mengecek perlu atau tidaknya dilakukan penggelontoran;
3. Menghitung waktu tempuh ke BPAB (harus < 18 jam).

Contoh Perhitungan

Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan jalur perpipaan sistem penyaluran air buangan
Kelurahan Cinta Damai, maka berikut ini akan diuraikan contoh perhitungan salah satu bagian
jalur tersebut, yakni pada segmen pipa A-1 pada sistem onsite yang merupakan pipa cabang.
Adapun data-data umum yang diperlukan nantinya, antara lain:

1. Jenis pipa yang dipakai adalah pipa PVC;

2. Koefisien Manning (n) = 0,013 – 0,015 (yang digunakan dalam tugas besar ini
adalah 0,015);

3. Kebutuhan air minum = 200 l/o/h

4. Koefisien rata-rata infiltrasi daerah persil (Cr) = 0,2;

5. Debit infiltrasi (Qinf) = 2 l/detk/km;

6. Kecepatan aliran (Vf) = 3,3 dm/detk;

7. Kedalaman berenang (dg) = 5–10 cm.

8. Rasio air buangan = 75%

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 19
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

Perhitungan jalur pipa air buangan pada segmen a-1 (pipa cabang) adalah sebagai berikut:

1. Jalur: a-1

2. Jalur pipa = pipa cabang

3. Panjang pipa = 149 meter

4. Blok pelayanan = Blok I

5. Penduduk terlayani = 3150 jiwa/ 1000 orang = 3,150

6. Qpeak

- Qab = 0,75 x 200 l/o/h = 150 l/o/h

150 l/o/h  1000


- Qr =  1,736 l/det
86400

- Qmd = 1,2 x Qr = 1,2 x 1,73 m3/det = 2,076 l/det

- Qp = 5 P0.8 x Qmd + Cr x P x Qr + L/1000 x Qinf

= 5 x (3,150)0.8 x 2,076 + 0.2 x (3,150) x 1,73 + 149/1000 x 2 l/detk

= 13,907 l/det

7. Q min = 0.2 P1,2 x Qr

= 0,2 x (3,150)1,2 x 1,73 l/det

= 1,37 l/det

8. d/D = 0,8 (grafik)

9. Qp/Qf = 0.98 (grafik)

10. Qf = Qp/0.98 = 13,906/0,98 = 14,190 l/det

11. Vf = 3,3 dm/detk

4  Qf
12. D =
  Vf

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 20
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

= 0,21431 m = 130 mm

4  Qf
13. Vf (koreksi) =
  D2

= 0,33 m/det

Vf  n
14. S = 2
D S
 
4

= 0,00023 m

15. h =SxL

= 0,00023 x 149

= 0,035 m

16. Qmin/Qf = 0,03 (diplot ke grafik)

17. Dmin/Dpas = 0,1 (dari Q min/Qf . lalu di plot ke d/D)


Dmin = 0,1 x Dpasaran
= 0,1 x 200
= 2 cm

18. Vmin/Vf = 0,45 (dari dmin/Dpas, lalu plot ke V/Vf) = 0,35 m/det
19. Dmin < 5 cm …….........(perlu penggelontoran)

Vmin < 0,4 m/det …….(perlu penggelontoran)

20. T = L/ Vmin

= (149/0,1 m/det) x (1 jam/ 3600 det)

= 0,36 jam

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 21
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

5.7 Perlengkapan saluran


5.7.1 Street inlet
Street inlet merupakan lubang atau bukaan di sisi-sisi jalan yang berfungsi untuk menampung
dan menyalurkan limpasan air hujan yang berada di sepanjang jalan menuju ke saluran. Pada
jenis penggunaan saluran terbuka tidak diperlukan street inlet karena ambang saluran yang
ada merupakan bukaan bebas (kecuali untuk jalan dengan trotoar terbangun).

Perletakan street inlet mempunyai ketentuan-ketentuan sebagai berikut:


 Diletakkan pada tempat yang tidak memberikan gangguan terhadap lalu lintas jalan
maupun pejalan kaki
 Ditempatkan pada daerah yang rendah dimana limpaan air hujan menuju ke arah tersebut
 Air yang masuk street inlet harus secepatnya menuju ke dalam saluran
 Jumlah street inlet harus cukup untuk dapat menangkap limpasan air hujan pada jalan yang
bersangkutan
 Jarak antar street inlet ≤ 50 m

Contoh perhitungan jumlah street inlet pada blok II :

 Panjang Jalan = 1044 m


 Lebar Jalan (W) = 5m
 Kemiringan (S) = 0,32

280 S
Jarak antar Street inlet (D) =
W

280 0.17
=
5

= 31m

Panjang Jalan
Maka Jumlah Street Inlet =
D

1044
=
31

= 34 m

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 22
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

5.7.2 Bangunan pelengkap


Manhole akan dibangun pada tiap percabangan pipa atau pertemuan pipa dengan dimensi
yang berbeda. Tipe manhole yang digunakan ialah Tipe A yang dipasang pada pertemuan
saluran lateral-cabang yang diameternya berkisar antara 200 mm hingga 400 mm. pemilihan
jenis manhole ini dikarenakan pada daerah pelayanan ini hanya ada pertemuan pipa lateral
dan pipa cabang. Adapun dimensi manhole yang akan dibangun, antara lain:

1. Manhole Tipe A
a. Kedalaman bagian atas diameter terdalam (soffit) dari muka tanah antara 1 m.
b. Dinding berbentuk bulat, terbuat dari beton dengan tebal 15 cm.
c. Diameter berukuran 1,2 m.
d. Tutup berukuran 0,9 x 0,5 m dari beton cetak, tetapi jika manhole dijalan, maka
digunakan tutup yang terbuat dari besi tuang.

5.7.3 Perhitungan Dimensi Tangki Septik


Berikut perhitungan dimensi tangki septik yang direncanakan pada Kelurahan Cinta Damai
kapasitas Septik tank dihitung berdasarkan laju aliran air buangan yang masuk yang setara
dengan 75% dari laju aliran air bersih setiap harinya. Kriteria yang digunakan (morimura dan
Noerbambang,2000):

Jangka waktu penampungan : 10 jam (asumsi)


Waktu tinggal air buangan dalam septik tank : 1 hari
1. Kebutuhan air rata-rata perjam Qn)
Qn = 1 buah septik tank
= 100/hari-0,069 l/menit
Qn = c2 x (Qn/60)
Qm = (60xQn)/C2
= 60 (0,069)
= 1,04 l/jam

2. Kebutuhan air jam sehari (Qd)


Qd = Qn x T
= 1,04 l/jam x10 jam/hari
= 10,4 l/hari

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 23
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

3. Laju aliran Air buangan sehari (Qab)


Qab = 0,75 x 10,4 l/hari
Qab = 7,8 l/hari

4. Kapasitas Ruang Air


Karena waktu tinggal air buangan dalam septik tank adalah 1 hari, maka kapasitas ruang
air (v) harus mampu menampung air buangan sebesar 7,81 liter atau 0,00781 m3.

5. Kapasitas Ruang Lumpur


Untuk menghitung volume lumpur yang disedot tiap kali pengurasan (Vs) digunakan
persamaan sebagai berikut :

Vs = Kl x Pg x pr
Dimana
Kapasitas Lumpur (Kl) = 0,04 m3/orang/tahun (SNI 03 3298 2002)
Periode Pengurasan (pr) = 2 tahun (SNI 03 3298 2002)
Diasumsikan setiap rumah terdapat 5 orang pengguna maka volume lumpur yang
ditampung adalah:
Vs = Kl x Pg x pr
= 0,04 m3/orang/tahun x 2 tahun x 5 orang
= 0,4 m3

6. Kapasitas septik tank = kapasitas ruang air + kapasitas ruang lumpur


= (0,00781 + 0,4) m3
= 0,040781

7. Perhitungan Dimensi septik tank :


Jika tinggi (t) merupakan tinggi air dalam tangki + tinggi ruang penyimpanan lumpur.
Jika tinggi direncanakan 1,5 m, maka luas permukaan tangki adalah :
A = V/t
= 0,040781 m3/ 1,5
= 0,271 m2

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 24
Afifah Mahyuri (140407049)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan drainase (RTL 3228)

Asumsi p : l = 2:1
Maka A = p x l dimana p=2l
A = 2l x l
A = 2l2

A
I =
2

0,271m2
=
2
= 0,368 m
P =2xl
P = 2 x 0,368 m = 0,736 m

Maka
Panjang = 0,736 m
Lebar = 0,368
Tinggi = 1,5 m

Tinggi ruang lumpur

Volume Lumpur (m 3 )
ht =
Luas Alas Septic Tank (m 3 )

0,271m3
=
0,736m  0,368m
= 1,00 m

Rendhy Prayudhi Utama (140407007)


Inggrid Agustina L (140407036) V- 25
Afifah Mahyuri (140407049)

Anda mungkin juga menyukai