Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORI KEPEMIMPINAN DILIHAT DARI


BEBERAPA SUDUT PANDANG

DISUSUN OLEH:

NOVIA SUSDIANTI
DOSEN : H. SIROJUDIN HAMID, SKM.,M.KES

FAKULTAS ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERANGIN

2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Teori Kepemimpinan di lihat dari beberapa sudut
pandang
Adapun makalah tentang Teori Kepemimpinan di lihat dari beberapa sudut
pandang ini telah Penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu Penulis tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka Penulis membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada Penulis sehingga Penulis dapat
memperbaiki makalah tentang Teori Kepemimpinan di lihat dari beberapa sudut
pandang ini.
Akhirnya Penulis mengharapkan semoga makalah tentang Teori Kepemimpinan
di lihat dari beberapa sudut pandang ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Sarolangun, September 2017

Penulis

Novia Susdianti
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan tema yang populer, yang tidak saja dibicarakan dan
diteliti oleh para sarjana ilmu-ilmu sosial, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh
masyarakat pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang
dikembangkan, belum ada satu teori pun yang dirasakan paling sempurna.
Stogdill (1974) menyatakan bahwa jumlah macam batasan tentang kepemimpinan
dapat dikatakan sama dengan jumlah orang yang telah mencoba membuat batasan tentang
pengertian tersebut. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer. Para
manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka), sebaliknya pemimpin tidak
perlu menjadi manajer. Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas, sadangkan
manajemeni lebih berhubungan dengan efisiensi.
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan
mempengaruhi (dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut/
bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh
kekuatan dari pemimpinya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin.
Pemimpin ada dua yaitu pemimpin formal, yaitu orang yang oleh organisasi ditunjuk
sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu
jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan
denganya untuk mencapai sasaran organisasi. Pemimpin informal, yaitu orang yang tidak
mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin; namun karena ia memiliki sejumlah
kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi
kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Apa saja teori pembentukan kepemimpinan?
2. Apa saja teori kepemimpinan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Agar mengetahui teori pembentukan kepemimpinan
2. Agar mengetahui teori kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Pembentukan Kepemimpinan


Berdasarkan pengalaman kajian empirik dan analisa para ahlia ada tiga teori tentang
timbulnya kepemimpinan yaitu:
1. Teori Genetik, dimana seseorang telah ditakdirkan untuk memiliki bakat-bakat
kepemimpinan sejak ia dilahirkan sebagai suatu keturunan menurut kodrat alam.
2. Teori Sosial, yaitu seseorang bisa menjadi pemimpin apabila ia dididik dan diberi
pengalaman tentang kepemimpinan.
3. Teori Ekologis, teori ini lahir sebagai respon terhadap kedua teori diatas dimana seseorang
akan menjadipemimpin yang baik, apabila sejak lahirnya dikaruniai bakat kepemimpinan
yang dikembangkan secara teratur dan pengalaman-pengalaman kerja sehingga bakatnya
berkembang menjadi kepribadiannya.
Sebenarnya untuk lahirnya seorang pemimpin yang jitu, dapat memenuhi seluruh
persyaratan yang diharapkan sukar sekali. Juga untuk memperoleh seorang pemimpin itu
tidak mudah, begitu saja dicetak atau diproduksi dibangku sekoloah/pendidikan tetapi
kematangan seorang pemimpin itu akan dipengaruhi oleh : (1). Nilai-nilai dan sikap
pribadi. (2). Pengetahuannya. (3). Kecerdasannya. (4). Komunisakasi dan ekologi yang
memperhatikan adanya interaksi antara lingkungan dan manusia itu baik lingkungan
biologis, sosial maupun fisik.
Ukuran sejati seorang pemimpin ialah kesangguapannya dalam mendapatkan orang-
orang lain bertindak, untuk membantu hasil-hasil yang akan dituju. Dasar pemimpin yang
baik ada tiga (3). Dugaan yang menjadi faktor utama dalam kemajuan yaitu : (1).
Seseorang bisa mendapatkan salah satu sumber kepuasan yang tak terhingga misalnya
didalam pekerjaannya yang dilakukannya. (2). Dapat menciptakan syarat-syarat yang akan
membantu bawahannya mendapatkan kepuasan dalam pekerjaan. (3). Orang-orang ingin
memikul tanggung jawab. Efektifitas pemimpin akan langsung berhubungan dengan mutu
keputusan-keputusan yang diambilnya. Dengan cepat mencapai sasaran yang telah
ditetapkan, tanpa adanya penghamburan baik biaya maupun teknis-teknis
penyelenggaraan. Kecakapan kepemimpinan seseorang itu menurut banyak ditentukan
oleh : 1). Kondisi kemasakan kepemimpinan (Leadhership Maturity Conditions). 2).
Hubungan antar pergaulan pemimpin (Leadership Human Relationship). 3). Tugas
kewajiban kepemimpinan (Function Of Leader). (Wiyono Hadikusumo : 1973).
Dalam hal kemasakan kepemimpinan itu seseorang akan ditentukan oleh suatu tingkat
dmana terdapat pendewasaan dirinya dengan kesadaran penghayatan serta berminat
mempelajari segala sesuatu kekurangannya. Dalam hal ini akan Nampak sesuatu
kewibawaan serta kedewasaan apabila pada suatu waktu ia mengenai persoalan, maka
nampaklah pada dirinya suatu sikap kematangan emosional yang dapat menguasai jiwanya
dalam berbuat sesuatu, seperti : (1) Pandangan yang terarah pada persoalan yang dihadapi
dengan kesiapan untuk menyelesaikannya. (2) Kepercayaan akan kemampuan untuk
dihadapi dengan antusias untuk dirinya. (3) Rasa tanggung jawab atas perbuatannya. (4)
Dasar pertimbangan yang objektif dan tidak meragukan. (5) Mau melakukannya dengan
melakukan pengorbanan yang terjadi pada dirinya. (6) Serta kewibawaan yang memancar
pada dirinya dimana orang-orang merasa hormat dan segan kemampuan. Arti
kepemimpinan yang efektif adalah sikap atas sikap dan perilaku bawahan. Sehingga ia
dalam sikap serta perbuatannya tidak ada yang tercela serta percaya akan kemampuan
yang ada pada dirinya. Dalam hubungan kemanusaiaan, serta pemimpin dan bawahannya
atau dengan para pemimpin yang lainnya hal itu terjadi sebagai pelajaran manusia sosial.
Dimana harus disadari bahwa manusia tidak bisa hidup menyendiri terlepas dari yang
lainnya. Yang jelas ia pasti akan membutuhkannya. Apalagi bagi seseorang yang
dinamakan pemimpin itu harus mengadapi para bawahannya, mereka sebagai manusia
mempunyai perasaan yang sama. Hubungan-hubungan sosial adalah hubungan-hubungan
batin yang senantiasa terjadi dengan spontan apabila ada sejumlah manusia berada
bersama-sama disuatu tempat atau sewaktu-waktu, maka sadar maupun tidak hubungan ini
akan terdapat. Sebab hakikat manusia itu adalah merupakan jalinan individualitas dan
makhluk sosial. Kita harus mengetahui hal ikhwal pembantu-pembantu yang dekat,
mereka nanti akan mencontoh, dengan demikian sikap dan cara pemimpin akan ditiru
dilapisan-lapisanbawah. Sebagai penolong daya ingat, buatlah sistem kartu dari
pekerjaanya setiap dirinya pekerja yang memuat keterangan-keterangan hal ikhwal dirinya.
Sebelum berhubungan dengan seseorang bacalah dahulu kartu yang bersangkutan dan
wujudkan dalam pembicaraan bahwa kita benar-benar menaruh perhatian pimpinan dirinya
(sikap jiwa empathy). Kalau pekerja merasa atau mendapat kesan bahwa dirinya
diperhatikan oleh dirinya, maka ia merasa lebih rela bekerja dengan sungguh-sungguh
bahkan memberikan lebih daripada yang diwajibkan, akhirnya bisa menimbulkan
kesediaan mengarungi samudera dan lautan apapun untuk pimpinannya itu. Inilah pertanda
adanya human relation yang ideal, pertanda-pertanda lain dengan adanya relation yang
baik suasana psikologi yang subur bagi perusahaan dan menyenangkan pesertanya, adanya
keikhlasan yang baik antar pemimpin dan bawahannya serta adanya usaha untuk
merundingkan secara damai dalam kerukunan kerja. Faktor komunikasi timbal balik serta
disiplin hidup dalam bekerja menimbulkan gairah kerja untuk mencapai hasil yang
optimal. Dalam hal ini fungsi dan tugas kepemimpinan sudah sewajarnya diketahui
pimpinan bahwa ia tahu wewenang yang diterimanya dengan disertai tanggung jawab dan
pertanggung jawabannya. Tugas utamanya terfokus pada upaya memberikan visi,
motivasi, inspirasi, atasan serta memfasilitasi dalam kerja sama untuk menentukan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sehingga para bawahan bisa
mencapai tujuannya.
Semua fungsi ini harus bisa diketahui oleh seorang pimpinan, ia tidak bisa mengelakan
dirinya bahwa dirinya tidak tahu semua itu. Ia bukan ditentukan oleh posisinya tapi oleh
fungsinya sebagai pemimpin serta kompetensi kepemimpinan yang dimilikinya.

B. Teori Kepemimpinan
Ada beberapa teori kepemimpinan yang dikemukakan anatara lain:
1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar
pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang
berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Kemampuan pribadi yang
dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat. Ciri-ciri ideal yang perlu
dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
a. pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas,
pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan.
b. sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan,
ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik,
kapasitas integratif.
c. kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas,
membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi
secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat
deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas
kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita
renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai
rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan
yang menerapkan prinsip keteladanan.[3]
2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang
individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian
tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a. konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki
ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima
usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya.
Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan
tugas organisasi.
b. berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada
hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan
bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan
penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian
tugas serta pencapaian tujuan.[4]
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya
ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model
grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu
perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari
masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443).
3. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi
kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor
waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah:
1. Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
2. Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
3. Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
4. Norma yang dianut kelompok
5. Rentang kendali
6. Ancaman dari luar organisasi
7. Tingkat stress
8. Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan "membaca" situasi
yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu
memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah
kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi
tertentu.
4. Teori orang-orang terkemuka
Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne menerangkan kepemimpinan berkenaan
dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter.
5. Teori lingkungan
Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh kemampuan dan
keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan
tertekan, perubahan dan adaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak
terletak dalam dari individu melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa.
6. Teori personal situasional
Case (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga
faktor, yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta
peristiwa yang diharapkan kepada kelompok.
7. Teori interaksi harapan
Homan (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok
maka aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak anggota kelompok yang berhasil
diajak berinteraksi.
8. Teori humanistik
Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang saling
berhubungan dimana seseorang pemimpin harus memperhitungkan harapan-harapan, nilai-
nilai dan keterampilan individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang
berlangsung.
9. Teori pertukaran
Blau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status
yang cukup tinggi merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan
kehilangan kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala
kewajibannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) Teori pembentukan kepemimpinan
Teori pembentukan kepemimpinan menurut Dr. Sondang P. Siagian ada 3 :
1. Teori genetik
2. Teori sosial
3. Teori ekologis
b) Teori kepemimpinan
Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seni perilaku pemimpin di konsep
kepemimpinannya dengan menonjolkan latar belakang sejarah kepemimpinan, sebab
musabab munculnya pemimpin, tipe dan gaya kepemimpinan serta syarat-syarat
kepemimpinan.
Konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan selalu berkaitan dengan 3 hal antara lain :
1. Kekuasaan
2. Kewibawaan
3. Kemampuan
Macam-macam teori kepemimpinan menurut H. Koontz dan C.O. Donnel dalam bukunya
principles of manajement :
1. Teori penganut sifat
2. Teori penganut situasi
3. Teori pengikut pemimpin
4. Teori lingkungan
5. Teori tentang perilaku
6. Teori tentang humanistik
7. Teori tentang interaksi harapan
8. Teori tentang pertukaran
9. Teori tentang siklus hidup
B. Saran
Dalam sebuah organisasi keberadaan pemimpin memang sangat penting karena
pemimpin sangat menentukan keberhasilan tercapainya tujuan suatu organisasi. Oleh
karena itu, setelah pembaca memahami isi makalah yang dibuat, penulis berharap teori
dalam kepemimpinan bisa di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ukas Maman , Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi, 2004, Agnini
Bandung.

[2] M. Karjadi, Kepemimpinan ( Leadership ), Bogor, 1987.

[3] Drs. Soeharto Rujiatmojo, Ikhtisar Kepemimpinan Dalam Administrasi Negara


Di Indonesia, 1984, Jakarta.

[4] Dr. Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 1998.

[5] Dr. Winardi, SE, Asas-Asas Manajemen, Bandung, Alumni, 1979.

Anda mungkin juga menyukai