Salah satu tugas dan tanggung jawab perawat adalah melakukan pendokumentasian mengenai intervensi yang telah dilakukan. Tetapi akhir-akhir ini tanggung jawab perawat terhadap dokumentasi sudah berubah. Akibatnya, isi dan fokus dokumentasi telah dimodifikasi. Oleh karena perubahan tersebut, maka perawat perlu menyusun suatu model dokumentasi yang baru, lebih efisien, dan lebih bermakna dalam pencatatan dan penyimpanannya. (Nurslam, 2009.) Komponen model dokumentasi yang digunakan mencakup tiga aspek, yaitu keterampilan berkomunikasi, keterampian mendokumentasikan proses keperawatan, dan standar dokumentasi. Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya. Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan metode ini perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada klien sehingga kualitas praktik keperawatan dapat meningkat. Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan kepada klien, keluarga serta komunitas dan merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik serta pemecahan masalah baik actual maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan. Pencatatan PIE adalah format dokumentasi keperawatan yang di buat pada tahun 1984 di Craven county Hospital di New Bern, Carolina Utara,yang hapir sama dengan SOAP yang keduanya berorientasi ada masalah. Pencatatan SOAP berakar dari model medis,sedangan PIE berdasarkan proses keperawatan. Kepanjangan dari PIE adalah Problem,intervensi,dan evaluasi Asuhan keperawatan, Maksud dari pencatatan PIE,sebagai mana awalnya adalah untuk menghilangkan rencana keperawatan tradisiona dan memasukan rencara perawatan yang continue ke dalam dokumentasi harian. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan dokumetasi keperawatan,menyatukan rencana keperawatan dan catatan perkembangan,serta mencatat catatan ringkas mengenai asuhan keperawatan yang di rencanakan dan diberikan (Siegrist,Dettor,Stocks,1985). Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penulisan makalah ini, penulis membuat sebuah judul ’’MODEL DOKUMENTASI PROBLEM- INTERVENTION-EVALUTION (PIE) ’’ 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari model dokumentasi keperawatan?
2. Apa pengertian dari model PIE dan karakteristiknya dalam pendokumentasian keperawatan? 3. Apa saja kerugian dan keuntungan model PIE dalam pendokumentasian keperawatan? 4. Bagaimana cara penggunana model IPE dalam pendokumentasian keperawatan? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas penulis dapat menyimpulkan tujuan penuisan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apa pengertian dari model dokumentasi keperawatan. 2. Untuk mengetahui apa pengertian dari dari model PIE dan karakteristiknya dalam pendokumentasian keperawatan. 3. Untuk mengetahui apa saja kerugian dan keuntungan model PIE dalam pendokumentasian keperawatan. 4. Untuk mengetahui bagaimana cara penggunana model IPE dalam pendokumentasian keperawatan 1.4 Manfaat Berdasarkan tujuan di atas penulis dapat menyimpulkan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi institusi Pendidikan, hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di bidang kesehatan sebagai bahan informasi. 2. Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi tentang model dokumentasi keperawatan. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Model Dokumentasi Keperawatan
Model Dokumentasi keperawatan merupakan model dokumentasi dimana data-data klien dimasukkan kedalam suatu format, catatan dan prosedur dengan tepat yang dapat memberikan gambaran perawatan secara lengkap dan Akurat. Aspek komunikasi, dokumentasi keperawatan dan standar dokumentasi merupakan tiga aspek penting dalam pendokumentasian. Perawat harus memahami aspek tersebut dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan demi upaya meningkatkan kualitas pendokumentasian keperawatan. a) Komunikasi Komunikasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya tentang apa yang sudah, sedang dan yang akan dilakukan. b) Dokumentasi keperawatan Dokumentasi yang dimaksud meliputi pengkajian,perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Proses keperawatan merupakan metode yang tepat dan memberi kontribusi yang positif bagi pasien jika dilaksanakan dengan baik dan benar. c) Standar dokumentasi Standar dokumentasi merupakan standar yang dibuat untuk mengukur kualitas dan kuantitas dokumentasi keperawatan. Standar ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pedoman praktik dalam memberikan tindakan keperawatan.
2.2 Definisi Model IPE Dalam Dokumentasian Keperawatan
Problem-Intervention-Evaluation (PIE) adalah suatu singkatan dari
identifikasi masalah , intervensi, dan evaluasi. Sistem pendokumentasian PIE adalah suatu pendekatan orientasi-proses pada dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosis keperawatan. Karakteristik Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation) adalah: 1. Dimulai dari pengkajian ketika pertama kali klien masuk ke Rumah sakit, diikuti dengan pelaksanaan pengkajian sistem tubuh pada setiap pergantian dinas. 2. Data masalah dipergunakan untuk asuhan keperawatan dalam waktu yang lama dan juga untuk masalah yang kronis. 3. Intervensi yang dilaksanakan dan rutin, didokumentasi dalam flow sheet. 4. Catatan perkembangan digunakan untuk intervensi yang spesifik. 5. Masalah yang ditemukan pada klien, dibuat dengan simbol “P (problem)”. 6. Intervensi terhadap penyelesaian masalah, biasanya dibuat dengan simbol “ I (intervention)”. 7. Keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi, dibuat denga simbol “E (evaluation)”. 8. Setiap masalah yang diidentifikasi harus dievaluasi minimal 8 jam.
2.3 Kerugian dan Keuntungan Model PIE Dalam Pendokumentasian Keperawatan
Keuntungan : 1. Memungkinkan penggunaan proses keperawatan Rencana intervansi dan catatan perkembangan dapat dihubungkan. 2. Memungkinkan pemberian asuhan keperawatan secara kontinyu karena secara jelas mengidentifikasi masalah klien dan intervensi keperawatan. 3. Perkembangan klien mulai dari klien masuk sampai pulang dapat dengan mudah digambarkan. 4. Dapat diadaptasi sebagai pendokumentasian yang otomatis. 5. Pencatatan PIE menyederhanakan proses pencatatan dengan menggunakan lembar alur untuk mencakup data pengkajian dan perawatan rutin pasien yang jika tidak menggunakan sistem PIE akan didokumentasikan dalam catatan perkembangan naratif. Penggunaan lembar alur ini mengurangi pleonasme. 6. Pencatatan PIE mencerminkan beberapa aspek dari proses keperawatan,mendorong penggunaan diagnosis keperawatan untuk mengidentifikasi masalah dan membatu perawat menerapkan dan mendokumentasikan proses keperawatan dalam praktik sehari-hari. Kerugian : 1. Tidak dapat digunakan sebagai pendokumentasian semua disiplin ilmu. 2. Pembatasan rencana intervensi tidak aplikatif untuk beberapa situasi perawatan. 3. Pencatatan PIE menghapuskan rencana perawatan yang terpisah,maka hasil yang dicapai pasien tidak ditentukan secara jelas. 4. Sistem ini beranggapan bahwa semua perawat berpraktik dengan pengalaman dan pengetahuan yang sama,dan semuanya boleh membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan dengan identifikasi masalah dan pemilihan intervensi . 5. Perawat yang menggunakan sistem PIE telah mencatat bahwa pencatatan bahwa pencatatan tersebut dapat dengan sering memberitahukan adanya perubahan pada status pasien,tetapi hal ini tidak sesuai untuk pasien yang masalahnya tidak berubah dari satu hari ke hari berikutnya. 6. Keharusan untuk mencatat masalah setiap 8 dan 24 jam dapat menimbulkan dokumentasi yang panjang,terutama jika pasien mempunyai banyak masalah. Contoh Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation): Tanggal Jam Pendokumentasian (Remarks) 22/8/2001 08.00 P# 1Risiko perlukaan berhubungan ............ .......... dengan riwayat sering jatuh selama di ............ .......... rumah ............ .......... I# 1...... 2 ...... E# S .... O .... A .... P..... 2.4 Penggunaan Model PIE Format PIE tepat digunakan untuk system pemberian asuhan keperawatan primer. Pada keadaan klien yang akut, perawat dapat melaksanakan dan mendokumentasikan pengkajian ketika pertama kali klien masuk dan pengkajian system tubuh yang di beri tanda PIE setiap hari. Setelah itu perawat associate (PA) akan melaksanakan intervensi sesuai yang telah direncanakan, karena PIE didasarkan pada proses keperawatan, maka akan membantu memfasilitasi perbedaan antara pembelajaran di kelas dan di keadaan nyata pada tatanan praktik pendokumentasian yang sesungguhnya. Dokumentasi PIE tidak memasukkan pengkajian di dalamnya, tetapi kegiatan ini di tulis terpisah (flow sheet). Ini mencegah terjadinya duplikasi informasi atau tindakan. Masalah klien pada catatan PIE dapat di beri nomor sesuai dengan masalah klien. Masalah yang telah teratasi dihilangkan dari dokumentasi harian dan masalah yang berkelanjutan di dokumentasikan setiap hari. P : masalah yang dihadapi klien dan ditulis dalam bentuk diagnose keperawatan (tidak efektif bersihan jalan nafas b/d penumpukan sekret). I : intervensi yang harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah. Berikan posisi semi fowler. Lakukan postural drainase dan fisioterapi dada. Lakukan isap slym. E : evaluasi terhadap tindakan yang diberikan (klien dapat bernafas dengan norma, RR=18x/m, auskultasi terdengar ronchi). Tanda tangan . nama perawat. Catatan sumber, catatan ini khas untuk setiap profesi atau disiplin. Catatan ini mempunyai bagian atau kolom yang terpisah untuk memasaukkan data, informasi yang dicatat berdasarkan nama klien.