PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Formulasi pestisida yang dipasarkan terdiri atas bahan pokok yang disebut bahan
aktif (active ingredient) yang merupakan bahan utama pembunuh organisme pengganggu
dan bahan ramuan (inert ingredient). Jika dilihat dari struktur kimianya, bahan aktif ini
bisa digolongkan menjadi kelompok organic sintetik, orgnik alamiah dan inorganic. Bahan
aktif ini jenisnya sangat banyak sekali. Tahun 1986 badan proteksi lingkungan amerika
serikat mencatat ada 2600 bahan aktif yang sudah dipasarkan. Dan diseluruh dunia ada
35000 formulasi atau merek dagang.Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta
jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang
dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu,
penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian
nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan
hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan
bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman, (e-petani, 2010).
Penggunaan pestisida dan tertinggalnya residu dapat sangat menurunkan populasi
hewan tanah. Dibandingkan dengan besarnya kandungan residu pestisida dalam tanah,
kandungan pestisida dalam air memang lebih rendah. ( Panut, Djojosurmarto. 2000 )
Pestisida mencakup bahan – bahan yang beracun sehingga perlu hati – hati dalam
penggunaannya. Oleh karena itu pestisida dalam bentuk teknis (technical grade) sebelum
digunakan perlu diformulasikan terlebih dahulu. Formulasi pestisida merupakan
pengolahan (processing) yang ditujukan untuk meningkatkan sifat – sifat yang
berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan (handling), penggunaan, dan
keefektifan pestisidan. Pestisida yang dijual telah diformulasikan sehingga untuk
penggunaannya, pemakai tinggal mengikuti petunjuk yang ada dilabel.
Jika melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat penggunaan
pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan merupakan
sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha intensifikasi
pertanian yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknologi maju seperti penggunaan
pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan menyebabkan
perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema serangan jasad
pengganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan membuka lahan
pertanian baru, yang berarti melakukan perombakan ekosistem, sering kali diikuti dengan
timbulnya masalah serangan jasad pengganggu (Sukoco, 1999).
II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui nilai asiditas / asam dan alkalitas / basah, dari suatu
larutan yang bercampur atau untuk mendapatkan gambaran jenis aplikator
yang digunakan.
2. Untuk mengetahui daya larut suatu larutan atau untuk mendapatkan gambaran
ukuran nozzel yang akan digunakan.
3. Untuk menentukan nilai toksisitas suatu larutan yang dapat menimbulkan sinergisme
adhitif dan kompabilitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
CARA KERJA
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Beker glass
4. Stop Watch
5. Masker
6. PH Universal
7. Batang pengaduk
8. Pipet tetes
9. Corong gelas
10. Insektisida / pestisida
11. Sarung tangan
12. Insekta : lalat, Kecoa, Jangkrik, Belalang @ 10 ekor
3.3.1 CARA KERJA.
1. Siapkan alat dan bahan insektisida / pestisida yang akan digunakan.
2. Siapkan insektisida / pestisida (Mustang 25 EC) sebanyak 2 – 3 ml.
3. Ukur nilai PH, dan masukkan dalam tabung reaksi.
4. Siapkan insektisida / pestisida (Biflex 25 EC) yang bersifat sinergisme / daya
toksis. Adhitif / daya rekat pada beker glass sebanyak 2 ml.
5. Ukur nilai PH dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
6. Analisa tingkat koligatif / daya larut dan PH pada larutan tercampur.
7. Identifikasi bentuk dan jenis formulasi.
8. Lakukan treatment/perlakuan terhadap insekta dengan insektisida / pestisida yang
sudah dicampur antara lain :
a. Pada media : kaca, porselin, dan hart boart / triplek masing – masing 3 (
tiga kali ) percobaan setiap media.
b. Siapkan dan tutup insekta dengan corong gelas
c. Hitung dengan stopwatch.
9. Amati perubahan periodesasi waktu terhadap tingkat kematian insekta.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Dalam percobaan yang dilakukan, insektisida yang digunakan adalah Biflex 25EC dan Mustang
25EC
NO INSEKTISIDA KARAKTERISTIK pH
1 Baycarb Bening 4
2 Icon Bening kekuningan 6
3 Rider Putih keruh dan ada endapan 2
4 Pro – Vap Kuning bening tanpa endapan 5
5 Basileum Merah kecoklatan ( seperti air teh ) 7
6 Biflex Bening kekuningan 9
7 Baygon Kuning bening 10
8 Lentrek Bening kecoklatan 5
9 Mustang Bening
1 Biflex + Bening EC
Mustang kekuningan ada 1. Bening/berwarna
endapan 2. Nozzel 0,2 – 1,4
3. Jika bercampur
air menjadi keruh
putih susu, tidk
ada endapan
4. Aplikator (
sprayer,blower,U
LV)
Media
N
Insektisida Insekta Triplek Kaca Porselain
o
GC GL GM GC GL GM GC GL GM
Lalat 1 12’’ 40’’ 19’’ 5’’ 15’’ 20’’ 13’’ 33’’ 17’’
Lalat 2 12’’ 45’’ 55’’ 8’’ 10’’ 17’’ 13’’ 30’’ 51’’
Lalat 3 12’’ 45’’ 1’05’’ 6’’ 10’’ 16’’ 13’’ 33’’ 16’’
Jangkrik 1 54’’ 16’’ 1’10’’ 37’’ 13’’ 10’’ 12’’ 4’’ 28’’
Jangkrik 2 37 3’25’’ 6’15’’ 37’’ 14’’ 15’’ 15’’ 23’’ 38’’
Jangkrik 3 3’20” 7’24’’ 8’54’’ 21’’ 29’’ 21’’ 10’’ 18’’ 28’’
Biflex + Kecoa 1 1’19’’ 3’16’’ 4’35’’ 1’7’’ 3’11’’ 5’38’’ 21’’ 53’’ 1’14’’
1
Mustang Kecoa 2 2’06’’ 12’49 14’55’’ 5’18’’ 4’ 1’58’’ 1’38’’ 6’1’’ 7’39’’
”
Kecoa 3 2’46’’ 13’4’’ 15’50’’ 4’18’’ 3’24’’ 8’52’’ 1’45’’ 8’19 9’04’’
’
Belalang 1 27’’ 45’’ 1’22’’ 39’’ 1’28’’ 2’47’’ 26’’ 1’4’’ 1’16’’
Belalang 2 22’’ 44’’ 1’44’’ 42’’ 1’18’’ 2’30’’ 29’’ 1’ 1’41’’
Belalang 3 27’’ 48’’ 2’10’’ 23’’ 1’36’’ 2’16’’ 20’’ 33’’ 43’’
4.4 Hasil Perhitungan
1) LALAT
71+112+122
P rata-rata = = 101,67 (X) R= 61,33 (Y)
3
KR = X + Y
𝑌
KP = 𝑋 x100%
61,33
= x 100% = 0,6 %
101,67
P1 = 40 R1 = 35,67 – 40 = 24,33
P2 = 35 R2 = 35,67 – 35 = 0,67
P3 = 32 R3 = 35,67 – 32 = 3,67
40 + 35 + 32 24,33+0,67+3,67
P rata-rata = = 35,67 (X) R= 3
3
R = 9,56 (Y)
KR = X + Y
KP = x 100%
𝑌
= x 100%
𝑋
9,56
= 35,56 𝑥 100
P1 = 63 R1 = 73 – 63 = 10
P2 = 94 R2 = 73 – 94 = 21
P3 = 62 R3 = 73 – 62 = 11
63 + 94 + 62 𝑅1+ 𝑅2+ 𝑅3
P rata-rata = = 73 (X) R=
3 3
10 +21+11
= = 14 (Y)
3
KR = X + Y
KR = 73 + 14 = 87
KR = 73 - 14 = 59
𝑌
KP = 𝑋 x 100%
14
= 𝑥 100% = 0,19 %
73
2) Jangkrik
505 +28+533
= = 355,3 (Y)
3
KR = X + Y
𝑌
KP = 𝑋 x 100%
355,3
= 𝑥 100% = 0,55 %
645
P1 = 60 R1 = 197 – 60 = 137
P2 = 66 R2 = 197 – 66 = 131
P3 = 71 R3 = 197 – 71 = 126
60 + 66 + 71 𝑅1+ 𝑅2+ 𝑅3
P rata-rata = = 65,67 (X) R=
3 3
137 +131+126
= = 131,3 (Y)
3
KR = X + Y
𝑌
KP = 𝑋 x 100%
131,3
= 65,63 𝑥 100% = 2 %
P1 = 44 R1 = 56 – 44 = 12
P2 = 76 R2 = 56 – 76 = 20
P3 = 48 R3 = 56 – 48 = 8
KR = X + Y
KR = 56 + 20 = 76
KR = 56 - 20 = 36
𝑌
KP = 𝑋 x 100%
20
= 56 𝑥 100% = 0,35 %
3) KECOA
P1 = 550
R1 = 1246,7 – 550 = 696,7
P2 = 1290
R2 = 1246,7 – 1290 = 43,3
P3 = 1900
R3 = 1246,7 – 1900 = 653,3
𝑅1+ 𝑅2+ 𝑅3 696,7 +43,3+653,3
R= 3
= = 464,43 (Y)
3
KR = X + Y
𝑌
KP = x 100%
𝑋
464,43
= 𝑥 100% = 0,37 %
1246,7
159,3 +79,3+238,7
= = 159,1 (Y)
3
KR = X + Y
𝑌
KP = 𝑋 x 100%
159,1
= 755,3 𝑥 100% = 21,06 %
Kecoa pada media porselain
KR = X + Y
𝑌
KP = 𝑋 x 100%
433,3
= 𝑥 100% = 54,2 %
798
3) BELALANG
35,67 +0,33+35,33
= = 23,7 (Y)
3
KR = X + Y
𝑌
KP = 𝑋 x 100%
23,7
= 169,67 𝑥 100% = 13,9 %
P3 = 96 R3 = 150,67 – 96 = 54,67
15,33+39,33+54,67
= = 36,44 (Y)
3
KR = X + Y
𝑌
KP = 𝑋 x 100%
136,44
= 150,67 𝑥 100% = 90,55 %
P1 = 286
P2 = 270 R2 = 270,3 – 270 = 0,3
KR = X + Y
𝑌
KP = 𝑋 x 100%
10,43
= 270,3 𝑥 100% = 3,85
Analisis hasil
Dari percobaan formulasi yang kami lakukan didapatkan hasil sifat formulasi yaitu EC,
bening/berwarna, nozzel 0,2 – 1,4, jika bercampur air menjadi keruh putih susu, tidak ada
endapan, aplikator ( sprayer,blower,ULV).Setelah insektisida dicampur, rata-rata waktu
kematian yang paling cepat yaitu pada insekta lalat. Dan rata-rata waktu kematian yang paling
lama yaitu pada insekta Kecoa. Hal ini dikarenakan nilai aciditas yang didapat dari larutan sesuai
dengan dosis yang dibutuhkan sehingga dapat memudahkan dalam pengendalian insekta
tersebut.
BAB V
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
http://www.gerbangpertanian.com/2010/10/cara-membaca-formulasi-pestisida.html
http://formatfpuns.blogspot.com/2013/02/formulasi-dan-aplikasi-pestisida-sebuah.html
http://masechoamcp.blogspot.com/2012/12/formulasi-pestisida.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24225/4/Chapter%20II.pdf
PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU – B
“FORMULASI PESTISIDA”
Disusun oleh:
Kesehatan Lingkungan
2014