A. Sejarah dan Kondisi Umum Yayasan Ponpes Ahlussunnah Waljamaah
Sejak berdirinya Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah pada tahun 1932 oleh Almarhum Almaghfirolah KH. Ali Wafa Muharrar dengan nama yayasan “Yayasan Nahdiyah disingkat menjadi YAHDI”, nama tersebut diambil dari adanya organisasi yang menjadi kecintaan beliau yaitu Nahdlatul Ulama’/NU karena mengikuti dan mematuhi perintah gurunya yaitu KH. Hasyim Asy’ari yang merupakan tokoh pendirinya, dimana dalam menapak perjalanan kultural masyarakat dan perkembangan yang semakin menantang bagi peradaban Pondok Pesantren maka semakin menjadi pemekaran yang mendalam, berbagai bidang dan sektor memberikan wahana dan wacana pemikiran Pengasuh Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah sehingga tercetus beberapa gagasan-gagasan yang konvensif dan kontroversial. Almaghfurullah Syekhona KH. Ali Wafa merestui berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1967 bukanlah semata-mata mencari kharisma, ataupun suaka terhadap pemerintah, namun tuntutan masyarakat, tuntutan zaman, tuntutan peradaban yang semakin terkikis dengan nilai budaya moralistik komonis yang mulai menyentuh masyarakat dalam memisahkan interaksi dengan Pondok Pesantren. Nilai-nilai religius yang semakin menipis serta adanya opsi-opsi yang tidak sedap dalam menyudutkan kalangan para kyai. Kondisi politik yang pada saat itu memang sangat menyakitkan bagi kalangan pesantren hingga dalam era Orde Barupun strategi politiknya banyak menyudutkan kalangan pesantren, namun apa boleh buat tongkat perjuangan telah kadung ditancapkan, bendera almamater telah berkibar, senandung lagu kebesaran telah sering dikumandangkan, sehingga pada saat itu bias-bias perjalanan, perjuangan, pengabdian seakan tersulap menjadi satu kekuatan, sehingga apa yang menjadi program Pengasuh melalui Pondok Pesantren yang pada waktu itu begitu mendapat sambutan yang hangat pula oleh kalangan masyarakat sebagaimana kita ketahui, Kyai sepuh sebagai seorang Mursyid telah banyak memompa Ruh Tauhid masyarakat melalui Tarekat Naqsabandiyah hingga banyaklah para ihwan dan santri yang jauh berdatangan, demikian pula rintisan Madrasah Ibtidaiyah yang dipelopori oleh Almaghfurullah KH. Ali Hisyam seakan mendongkrak ketajaman politik birokrat sehingga beliaulah harus mengalami pertarungan di arena atau gelanggang yang sempit sebuah ruangan yang mempertaruhkan aspirasi rakyat di era tahun 70 an, begitu banyak terobosan yang telah dilaksanakan dimensi politik tapi beliau tetap eksis tak secuilpun meninggalkan tugas kesehariannya sebagai bagian dan tugas pengasuh, demikian juga madrasah yang telah didirikan sejak 1967 tersebut menjadi bagian proyeksi dirinya sehingga terjadilah perbedaan pendapat yang begitu kontroversial dalam menjalankan tugas di pesantren sebagai basis salafiyah dan Madrasah Ibtidaiyah yang mulai berakar dan mendongkrak kekuasaan secara religius hingga lahirlah beberapa upaya dalam mendinginkan suasana pendidikan yang setapak demi setapak kurikulum lokal mulai diisi muatan ilmu eksakta maka terjadilah perubahan penilaian-penilaian dari kalangan birokrat dan semakin dekatlah mereka sehingga tercetus adanya kegiatan pawai taaruf yang bernuansa Islami, kejayaan Pondok Pesantren semakin terasa santri yang semakin banyak, siswa yang semakin bertambah dan anggota NU serta Muslimatnya yang semakin membludak yang dipastikan setiap tanggal 15 bulan purnama masyarakat beriringan menuju gedung NU yang layak memasyarakat sebagai sebutannya. Perjalanan semakin mendera setelah Pondok Pesantren diasuh oleh Almaghfurullah Nyai Hj. Farhah Ali Hisyam, begitu dahsyatnya ancaman-ancaman politik terhadap Pondok Pesantren, Madrasah dan juga pada pribadi beliau, namun kegigihan Pengasuh tidak akan kalah dengan Si Pending emas julukan seorang penguasan Orba, begitu gigihnya dan cerdasnya Pengasuh dalam menghadapi lingkaran politik yang semakin mengepung Pondok Pesantren dan kepribadiannya, kegagahan dan kepiawaian serta kekarismatikannya akhirnya ditampakkan juga bahwa dirinya adalah didikan Almarhum Almaghfurullah yang sejati walau fitnah politik sudah mengancam, kudeta dalam tubuh yayasanpun mulai mengikis, santri terfitnah dengan berbagai macam sosial masyarakat, tapi beliau tidak gentar dan dengan jawaban santun semua lawan tertepiskan dan tak berdaya. Persoalan pendidikan semakin menjadi pionir kesuksesan dan kejayaan beliau maka berdirilah Madrasah Tsanawiyah Ahlussunnah Waljama’ah (MTs. Aswaj) tahun 1984 dan Madrasah Aliyah Ahlussunnah Waljama’ah (MA. Aswaj) tahun 1986 hingga sekarang. Masa transisi teralami setelah Pengasuh di tahun 1994 dipanggil Sang Maha Pencipta dengan meninggalkan perjuangannya di dunia ini selamanya, anggapan sebagian masyarakat mengancam kepunahan Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah beserta Madrasah yang ada, namun kesiapan yang tak disangka, dengan strategi yang halus serta memasyarakat yang lebih dulu di awali langkahnya untuk merangkul dari semua pihak, semua elemen dengan kepiawaian kesatria selamatlah Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah dan Madrasahnya justru semakin banyak santri-santri putri dari berbagai daerah. Animo masyarakat mengakar dan terayomi dengan berbagai kegiatan silaturrahim. KH. Lutfi Ishak terasa seutuhnya pada masyarakat khususnya dikalangan masyarakat Ambunten begitu dekatnya dengan hati masyarakat dan tak kalah memadukan peran Nyai Hj. Nur Faizah selaku pendamping yang langsung tampil di tengah-tengah masyarakat dan di dunia pendidikan dan beliau menyempatkan diri mengajar serta duduk dalam jabatan PKM. Kesiswaan. Dalam upaya menyelematkan Madrasah beliau telah mengadakan kesepakatan keluarga untuk mengubah nama yayasan yaitu Yayasan Nahdiyah (YAHDI) yang kemudian pada tahun 1986 diresmikan menjadi sebuah lembaga. Pada tahun 1994, berbadan hukum dengan nama Yayasan dengan akta no. 8/94 Daft. No. W.10.D.Smp.Um.07-01-9/PA dengan nama Yayasan Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah berubah Yayasan Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah (YPPA) atas peran KH. Muh. Unais Ali Hisyam sebelum balik ke Haramain, beliau sebagai pemangku tahta yang masih menjalani program pesantren di Arab Saudi masih menyempatkan diri untuk ikut menstabilkan dan mengamankan lembaga-lembaga yang ada dalam wadah Yayasan. Yayasan Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah diprakarsai oleh KH. Muh. Unais Ali Hisyam, KH. Fayyad As’ad, KH. Lutfi Ishak dan Bapak Bambang Sutikto, SH, M.Pd. yang ikut andil didalam berdirinya yayasan baru dan sebagai pencetus lambang yayasan sebagai hasil istiharah KH. Fayyad As’ad. Ketika KH. Muh. Unais Ali Hisyam mulai mengasuh Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah banyak program yang akan dirintis secara formal antara lain berdirinya Taman Kanak-Kanak (TK) dan Perguruan Tinggi (PT), kemudian sektor ekonomi yang menjadi agenda, akan tetapi beliau dibenturkan dengan kepentingan aspirasi rakyat di DPRD, karena juga merupakan amanah bagi diri beliau sehingga dengan kondisi yang seperti itu, beliau tetap mengendalikan amanah tersebut dalam artian di belakang program tetap jalan walaupun beliau sibuk dengan perjalanan dan tugas rakyat. Aturan yang menjadi acuan lebih dipentingkan sehingga kedepan Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah secara terorganisir mampu membuat tatanan paradigma baru mulai aturan Pondok Pesantren, Madrasah dan Perguruan Tinggi serta memacu perekonomian pesantren dan masyarakat. Santri sangat diharapkan mampu berbuat karena keilmuannya, keterampilannya serta tetap mengedepankan akhlaqul karimah yang berwawasan santri yang sangat diharapkan sehingga para santri nantinya ketika menjadi alumni di tengah-tengah masyarakat tetap siap dan siap pakai sebagai pelayan masyarakat, sebagai mediator masyarakat, sebagai orator dakwah islamiyah di tengah-tengah masyarakat yang majemuk, masyarakat yang praktis dan masyarakat yang liberal, tatanan-tatanan yang demikian perlu kita konsep dengan manajement yang baik sehingga perlu adanya ikatan silaturrahim antar alumni dengan pengurus Pondok Pesantren sebagai pusat pengabdian, pengembangan, pengalaman berkarya dan menimba ilmu. B. Visi Dan Misi 1. Visi a. Membentuk wadah keorganisasian secara struktur dan fungsional. b. Menata hubungan kinerja lembaga-lembaga yang ada dengan peran serta alumni sebagai bentuk kekuatan secara sistematis mikanis yang fleksibel. c. Menata administrasi yang akuratif dan konsisten. 2. Misi a. Mengembalikan rasa kecintaan terhadap almamater Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah. b. Mewujudkan interaksi dan komunikasi yang berkelanjutan antara sesama alumni dan Pengurus Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah. c. Mewujudkan wadah yang difinitif terorganisasi sehingga mampu menjadi payung dan kekuatan kegiatan alumni Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah. d. Mewujud integralistis alumni Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah dalam memandang dan menyikapi persoalan dalam masyarakat. e. Menciptakan stabilitas kinerja elemen-elemen lembaga yang ada dalam naungan Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljama’ah. C. Letak Geografis Pesantren Pondok pesantren Ahlussunnah Waljamaah terletak di desa Ambunten Timur Kecamatan Ambunten dengan jarak sekitar 28 Km ke arah utara dari pusat kota Sumenep. Letak geografis yang sangat strategis sangat mudah ditempuh dengan alat transportasi karena merupakan jalan satu-satunya yang menghubungkan Sumenep – Surabaya melewati jalur pantura Madura. Selain itu, lokasi pesantren ini pun berada di pusat kota kecamatan Ambunten yang berjarak 1 Km, sehingga akses menuju pesantren dapat ditempuh dengan mudah. D. Program Pendidikan dan Metode Pembelajaran Program pendidikan yang diterapkan di Yayasan Pesantren Ahlussunnah Waljamaah adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan Formal: a. PAUD. Ahlussunnah Waljamaah b. TK. Ahlussunnah Waljamaah c. MI Nahdlatul Ulama d. MTs Ahlussunnah Waljamaah e. MA Ahlussunnah Waljamaah f. STAI Aswaj (proses izin operasional) 2. Pendidikan Non Formal: a. Madrasah Diniyah (Ula, Wustho, Ulya) b. Pengajian kitab sahih bukhari, tafsir jalalain, bulughul marom, fathul mu’in, minhajul ‘abidin, minhajut thalibin, risalatul qusyairiyah, al-hikam dll. c. Bahsul Masail antar pesantren 3. Fasilitas Penunjang dan Kegiatan Ekstra Kulrikuler Pesantren a. Pesantren Ahlussunnah Waljamaah memiliki beberapa fasilitas penunjang seperti: 1) Mushalla pesantren sebagai pusat dari seluruh kegiatan pesantren 2) Kantor administrasi pusat 3) Asrama (putera dan puteri) 4) Laboratorium bahasa, laboratorium IPA dan laboratorium komputer 5) Perpustakaan b. Untuk kegiatan ekstra kurikuler bagi santri terdapat: 1) Keorganisasian dan kepemimpinan 2) Pramuka 3) Khitabah 4) Olah raga 5) Kursus mengetik dan komputer 6) Kursus menjahit, salon dan tata boga 7) Seni bela diri 8) Praktek mengajar 9) Pelatihan pers dan jurnalistik 10) Kursus bahasa Arab dan Inggris 11) Pengkajian kitab kuning 12) Kursus sablon, melukis dan kaligrafi 13) Dan lain-lain c. Prestasi yang diraih lembaga pendidikan pesantren Ahlussunnah Waljamaah: 1) Juara I Baca Alquran di Kecamatan Ambunten 2) Juara I Shalwat Nabi di Kecamatan Ambunten 3) Juara I Baca Puisi se kabupaten Sumenep 4) Juara I lomba adzan di kecamatan Ambunten 5) Juara I Sepak Bola se kabupaten Sumenep 6) Juara II lomba lukis di kecamatan Ambunten E. Nama-Nama Guru Dan Karyawan 1. Tingkat PAUD. Ahlussunnah Waljamaah Tempat Tanggal No Nama Jabatan Alamat Lahir Lahir 1 Suina, S.Pd. Pamekasan 09/02/1983 Kepala Batukerbuy 2 Subiya Pamekasan 09/12/1982 Guru Batukerbuy
2. Tingkat TK. Ahlussunnah Waljamaah
Tempat Tanggal No Nama Jabatan Alamat Lahir Lahir 1 Retno Mariyani, S.Pd. Ponorogo 13/03/1974 Kepala Keles 2 Ama Agus Windari, S.Pd. Sumenep 30/08/1981 TU Ambunten Barat 3 Karibah, S.Pd.I Sumenep 15/10/1983 Kurikulum Ambunten Timur 4 Umi Mahmudah, S.Pd.I Kediri 20/07/1978 Guru Ambunten Barat 5 Yuni Warsih, S.Pd.PAUD Sumenep 15/06/1986 Guru Ambunten Barat
3. Tingkat MI. Nahdlatul Ulama
Tempat Tanggal No Nama Jabatan Alamat Lahir Lahir 1 Retno Mariyani, S.Pd. Ponorogo 13/03/1974 Kepala Keles 2 Ama Agus Windari, S.Pd. Sumenep 30/08/1981 TU Ambunten Barat 3 Karibah, S.Pd.I Sumenep 15/10/1983 Kurikulum Ambunten Timur 4 Umi Mahmudah, S.Pd.I Kediri 20/07/1978 Guru Ambunten Barat 5 Yuni Warsih, S.Pd.PAUD Sumenep 15/06/1986 Guru Ambunten Barat
SUSUNAN PENGURUS YAYASAN
PONDOK PESANTREN AHLUSSUNNAH WALJAMAAH AMBUNTEN
Ketua Umum Yayasan : KH. Muh. Unais Ali Hisyam, M.Pd.I
Ketua I : KH. Abd. Adzim Ali Hisyam Ketua II : KH. M. Naufal Ali Hisyam Sekretaris : Bustanul Ulum, S.Pd.I Maswedi, S.Pd. Bendahara : KH. Muh. Uways Ali Hisyam Ny. Hj. Nur faizah Ali Hisyam H. Musthafa Azbad Dewan Pengasuh : A. Pengasuh Putra : KH. Muh. Unais Ali Hisyam, M.Pd.I B. Pengasuh Putri : Ny. Hj. Sofiyah Zubaidi Koordinator Bidang : A. Pendidikan Pesantren : Fajar, S.Pd.I B. Pendidikan Dasar : Moh. Abu Salim, S.Pd.I C. Pendidikan Menengah : Suhaidi, S.Pd.I D. Pendidikan Perguruan Tinggi : Buzairi, M.Pd.I E. Pembantu Umum : Muh. Irsyad Asnadin Sutoyo, S.Pd.I Hasan Basri Busthami, S.Pd.I Razali, S.Pd.I F. Humasy : H. Makmun Asnari Syafi’ie Sanwani G. Ekonomi : H. Ahmadillah, S.Ag H.Syafiuddin, SH H. Sarana dan Prasarana : Muksin Alatas Mastur, S.Pd.I