Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan...................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................iii
BAB I. Perhitungan Tahanan Kapal..........................................................3
BAB II. Pemilihan dan Pembuatan Gambar Propeller..............................6
BAB III. Perencanaan Perlengkapan Poros Propeller...............................14
BAB IV. Perencanaan Stern Tube.............................................................24
Daftar Pustaka............................................................................................27
Lembar Pengesahan
TUGAS GAMBAR
PROPELER DAN STERNTUBE
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mahasiswa :
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmatnyalah penyusun dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Tugas Propeller dan Sistem Perporosan ini. Tidak sedikit
kendala yang menghadang penyusun dalam menyelesaikan tugasnya, namun dengan kasih
sayang-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan salah satu mata kuliah yang berada di
Jurusan Teknik Permesinan Kapal PPNS – ITS ini.
Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat
Diploma Tiga pada jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Penyusun mengakui, bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna, semua
karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun sebagai manusia
biasa. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari segala
pihak demi kesempurnaan laporan dan gambar tugas propeller dan sistem perporosan.
Amin.
Surabaya, 2011
Penulis
NRP : 6309030003
DATA KAPAL
Muatan : Beras
Daerah pelayaran : Surabaya - Batam
Radius pelayaran : 823 mil
Jumlah crew : 20 orang
DWT : 2080.964 ton
Ukuran utama :
Lwl : 70.72 m
Lpp : 68 m
B : 12 m
H : 7.2 m
T :6 m
Cp : 0.64
Cb : 0.622
Cm : 0.985
Vs : 13 knot
Rute Pelayaran : ± 823 (Surabaya – Batam )
Jenis Pelumasan : Air
BAB I
PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL DAN
PEMILIHAN MESIN INDUK
Dimana :
P = daya efektif kapal (EHP) dalam (KW) (1 HP = 0,746 Kw)
∆ = displacement dalam ton
= L x B x T x cb x ρ (berat jenis air laut)
= 68 x 12 x 6 x 0,622 x 1,025
= 3121.4448 ton
V = 13 knot
= 24.05 km/jam
= 6,6872 m/s (kecepatan dalam meter / detik)
L = 80,44 (panjang kapal dalam meter)
N = 3,33 kisaran per detik (diambil dari standarisasi laju kisaran-Modul Ajar
RU)
BAB II
= ( 1- 0,265) x 6.6872
= 4,915 m/s
Mass density air laut (r) = 104,5 kg s2 / m4
Angka kavitasi ( )
Angka kavitasi
Po e
σ = 0,5 xrxVc 2
4409,55
=
0,5 x104,5 x 4,915 2
= 3.4935
= 1,84 x ( Po – e ) 0, 75 x Vc 0 ,5
= 1,84 x (4409.55) 0 , 75
x (4,915 ) 0 , 5
= 2207,37
= 2207,37/4409.55
= 0,50059
Berdasarkan figure 123°.“ Chart for cavitation limits” pada buku Van Lammern
hal.186, didapati bahwa propeler tidak mengalami kavitasi karena sesuai dengan batas
yang ditentukan.
Engine = S26MC
Prop Ø = 3346 mm
N Prop = 212
(Untuk Fa/F = 0,40)
II.2.1 Expanded
Expanded ini adalah luasan dari propeller yang merupakan blade area atau bisa juga
disebut bentuk dari propeller yang sesungguhnya.
Jarak garis bagi jari - jari
Jarak ini yang membagi jari –jari propeller menjadi 0,2;R0,3R sampai pada jarak 0,9R.
Panjang total
% Lb ( mm )
76,08% 556,731
85,96% 629,030
93,62% 685,083
98,38% 719,916
100% 731,770
98,08% 717,720
90% 658,593
72,35% 529,436
Ho/D = 0,65
D= 3346 mm
P= 2174,9
P/2π = 346,3216561
Pitch Distribution
R
% P/2π mm
0,2 82,2 284,6764013
0,3 88,7 307,1873089
0,4 95 329,0055732
0,5 99,2 343,5510828
0,6 100 346,3216561
0,7 100 346,3216561
0,8 100 346,3216561
0,9 100 346,3216561
0.2 98.60% 120,749 94.50% 115,728 87.00% 106,543 74.40% 91,113 64.35% 78,805 56.95% 69,743
0.3 98.40% 106,676 94.00% 101,906 85.80% 93,016 72.50% 78,597 62.65% 67,919 54.90% 59,517
0.4 98.20% 92,659 93.25% 87,988 84.30% 79,543 70.40% 66,427 60.15% 56,756 52.20% 49,254
0.5 98.10% 78,778 92.40% 74,200 82.30% 66,090 67.70% 54,365 56.80% 45,612 48.60% 39,077
0.6 98.10% 64,992 91.25% 60,453 79.35% 52,570 63.60% 42,135 52.20% 34,583 43.35% 28,720
0.7 97.60% 50,945 88.80% 46,351 74.90% 39,096 57.00% 29,753 44.20% 23,071 35.00% 18,269
0.8 97.00% 37,000 85.30% 32,538 68.70% 26,205 48.25% 18,405 34.55% 13,179 25.45% 9,708
0.9 97.00% 23,369 87.00% 20,959 70.00% 16,864 45.15% 10,877 30.10% 7,251 22.00% 5,300
r/R 20% ordinat 40% ordinat 60% ordinat 80% ordinat 90% ordinat 95% ordinat 100%
0.2 0.45% 0,551 2.30% 2,816 5.90% 7,225 13.45% 16,471 20.30% 24,860 26.20% 32,085 40.00%
0.3 0.05% 0,054 1.30% 1,409 4.60% 4,986 10.85% 11,762 16.55% 17,941 22.20% 24,067 37.55%
0.4 0.00% 0.00 0.30% 0,283 2.65% 2,500 7.80% 7,359 12.50% 11,794 17.90% 16,889 34.50%
0.5 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.70% 0,562 4.30% 3,453 8.45% 6,785 13.30% 10,680 30.40%
0.6 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.80% 0.530 4.45% 2,494 8.40% 5,565 24.50%
0.7 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.40% 0,209 2.45% 1,279 16.05%
0.8 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00%
0.9 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00% 0.00 0.00%
BAB III
dan PERLENGKAPANNYA
I. Perencanaan Poros
Perencanaan Diameter Poros Propeller ( Ds )
Perencanaan Diameter Poros Propeller menurut Buku Elemen Mesin Ir, Soelarso
adalah sebagai berikut :
1
5,1 3
Ds x Kt x Cb x T mm
τ a
Dimana :
o Ds : Diameter Poros ( mm )
o τa : Tegangan yang dijinkan ( kg/mm )
o Kt : Faktor Konsentrasi Tegangan
= 1,0 ( Tumbukan halus )
= 1,0 - 1,5 ( Sedikit tumbukan )
= 1,5 - 3,0 ( Tumbukan kasar )
Diambil Kt = 1,5
o Cb : Faktor Beban Lentur
=1 ( Tidak mengalami lenturan )
= 1,2 – 2,3 ( Mengalami lenturan )
Diambil cb = 1,8
o T : Momen Puntir ( kgmm )
Langkah Perhitungannya adalah sebagai berikut :
a. Daya Perencanaan ( Pd )
Pd fc x P
dimana :
o Pd : Daya perencanaan ( KW )
o fc : Faktor Koreksi Daya
= 1,2 - 2,0 (Daya maksimum)
= 0,8 - 1,2 (Daya rata – rata)
= 1,0 - 1,5 (Daya normal)
b. Momen Puntir ( T )
Pd
T 9,74x10 5 x
N
dimana
N = Putaran propeller
= 212 rpm
1937,780
T 9,74x10 5 x
212
T = 0,8902819 x 107 Kg,mm
c. Tegangan yang dijinkan (ta )
ta = B / ( sf1,sf2)
ta = B / ( sf1,sf2)
= 58 / ( 6 x 3 )
= 3,22 Kg/mm2
d. Diameter Poros ( Ds )
1
5,1 3
Ds x Kt x Cb x T mm
τ a
Dimana :
o t a = 3,22 kg/mm2
o Kt = 1,5
o Cb = 1,8
1
5,1 7 3
Ds x 1,5 x 1,8 x 0,8902819 x 10
3,22
Ds = 336,41 mm ≈ 330 mm
SHP x Cw
Ds F x K3
N x 1- di 4
da
Dimana :
1-
di 4
da
: 1,0
t = ( 5,1*T ) / Ds3
Dbf = 1,1 x Db
= 1,1 x 540
= 594 mm
4. Diameter Boss Terkecil
Dba/Db = 0,85 – 0,9 ( diambil 0,9 )
Dba = 0,9 x Db
= 0,9 x 540
= 486 mm
5. Radius Pangkal Leading Edge
tb = 0,75 x tr
= 0,75 x 135
= 101.25 mm
6. R face
Rf = 0,75 x tr
= 0,75 x 135
= 101.25 mm
7. R Back
RB = 1,0 x tr ( untuk 15 rake )
= 1,0 x 135
= 135 mm
III. Perencanaan Bentuk ujung Poros pada Stern Tube
1. Panjang Konis ( Lb )
Lb antara 1,8 – 2,4 kali diameter poros ( diambil 2,4 )
Lb = 2,4 x ds
= 2,4 x 270
= 648 mm (Berdasarkan buku Design Screw Propeller,T,P,O,Brien
hal,32)
2. Panjang Lubang terbesar dari Boss
Ln/Lb = didapat dari tabel yang mempunyai harga 0,3 (nilai maksimum)
Ln = 0,3 x Lb
= 0,3 x 648
= 194.4 mm
3. Kemiringan Konis
Biro Klasifikasi Indonesia menyarankan harga kemiringan konis berkisar antara
1/10 sampai 1/15,
Diambil sebesar 1/15
1/15 = x / Lb
x = 1/15 ,Lb
= 1/15 x 648
= 43.2 mm
(BKI , Peraturan BKI vol, III Th, 2000
4. Diameter Ujung Konis
Da = Ds - 2x
= 270 - ( 2 x 43.2 )
= 183.6 mm
(T, O’brien , The Design Of Marine Screw Propeller)
5. Diameter Luar Pengikat Boss
Biro Klasifikasi Indonesia menyarankan harga diameter luar pengikat boss atau Du
tidak boleh kurang dari 60 % diameter poros,
Du = 60%,Ds
= 0,6 x 270
= 162 mm
BKI , Peraturan BKI vol, III Th, 2000
IV. Perencanaan Pasak Propeller
Sumber untuk perencanaan pasak diambil dari buku Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin karya Ir, Soelarso Ms,Me,
Langkah perhitungan perencanaan Pasak Propeller adalah sebagai beikut :
1. Momen torsi (Mt)
Momen torsi (Mt) yag terjadi pada pasak yang direncanakan adalah sebagai
berikut:
Mt = (DHPx75x60)/(2xΠ x N)
= (1266,016 *75*60)/(2*3.14*212)
= 7584,8537 Kgmm
Dimana :
o Mt = momen torsi (Kg,mm)
o DHP = 1266,016 Kw
o N = 212
2. Dimensi Pasak
Parameter yang digunakan adalah sebagai berikut:
Diameter poros (Ds) = 270 mm
a. Panjang Pasak (L)
L = ( 0,75 – 1,5 ) x Ds……………,(diambil 0,75),
L = 0,75 x Ds
= 0,75 x 270
= 202.5 mm
b. Lebar pasak (B)
B = ( 25% - 30% ) x Ds…………( diambil 25%),
B = 25% x Ds
= 25% x 270
= 67.5 mm
c. Tebal pasak (T)
T = 1/6 x Ds
= 1/6 x 270
= 45 mm
d. Radius ujung pasak (R)
R = 0,0125 x Ds
= 0,0125 x 270
= 3.375 mm
e. Luas bidang geser (A)
A = 0,25 x Ds2
= 0,25 x 2702
= 18225 mm2
f. Gaya sentrifugal ( F )
Gaya sentrifugal yang terjadi pada permukaan poros:
T 0,8902819 x 10 7
F = 65946,80741 kg
0,5xDs 0,5 x 270
Panjang pasak aktif maksudnya panjang pasak yang aktif menerima beban jika
pada boss propeller tesebut terdapat lubang ‘Ln’ maka panjang pasak
sebenarnya adalah:
Li = L + Ln
= 202.5 + 194.4
= 396.9 mm
l. Perhitungan untuk menghindari kerusakan permukaan samping pasak
yang disebabkan oleh tekanan bidang,
Dalam hal ini tekanan permukaan P (kg/mm2) adalah
F 74858.1192
P = 9.430 kg/mm2
L i x t 1 atau t 2 396.9 x 20
Sedangkan untuk menghindari kerusakan permukaan untuk poros dengan
diameter yang besar (100 mm) adalah Pa = 10 kg/mm 2, karena harga P<Pa maka
dimensi tersebut memenuhi syarat,
V. Perencanaan Mur ( Pengikat Propeller)
Adapun beban yang harus ditekan oleh mur adalah thrust sebesar:
DHPx75xη prop x1,025 1266,016 x 75 x0,59 x 1,025
S (thrust) =
Va 4,915092
= 11682,739 Kg
dimana:
o DHP = daya propeller
o prop = Effisiensi Propeller
o Va = speed of advance (m/s2)
Karena beban yang bekerja itu merupakan gabungan antara gaya tarik axial dan
momen puntir, maka beban rencana yang dipertimbangkan adalah beban yang
ditambah sepertiganya,
o S’ = 11682,739 + (1/3 x11682,739) = 15576,985 kg
o Beban mur S 45 C dengan harga b = 58 kg/mm2
o Safety factor (Sfk) diambil harga = 6
tk = 58/6
= 9,667 kg/mm2
o Shearing stress ( Ss) yang diijinkan 50% - 70% (diambil 62,25%) dari tk
Jadi Ss = 62,25% x tk
= 62,25% x 9,667
= 6, 0175 kg/mm2
1. Sedangkan menurut BKI 2000 vol III diameter (d) diameter konis yang
besar,
d 0,6 x Ds
d 0,6 x 270
d 162 mm
Dalam hal ini d diambil 165 mm karena lebih aman jauh dari d yang diperlukan,
2. Diameter inti (d1)
d1 = 0,8 x d
= 0,8 x 165
= 132 mm
3. Diameter efektif (d2) dapat diasumsikan ½ (d1+d)
d2 = ½ (132 + 165)
= 148.4 mm
4. Tebal (T) dan tinggi (H) diambil 0,8d
H = 0,8 x d
= 0,8 x 165
= 132 mm
5. Jumlah ulir (Z)
P (perencanaan pitch)
Tan ½ = 0,5 x (P/16)
0,577 = 0,5 x (P/16)
P = 18.464 mm
Z = H/P = 132/18,464 = 7.149 10 buah
= 2 x 165
= 330 mm
BAB IV
PERENCANAAN STERN TUBE
PENDAHULUAN
Laporan tugas gambar stern tube merupakan tugas gambar yang berisikan
perencanaan konstruksinya, type jenis pelumasan dan bagian-bagian yang
terdapat dalam stern tube .
Tujuan :
Untuk mengetahui penggambaran secara global tentang konstruksi dari
stren tube dan bagian-bagian yang terdapat dalam stern tube tersebut , serta
sebagai pedoman pada saat reparasi .
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN
1. Penentuan jenis pelumasan.
2. Perencanaan panjang poros.
Poros propeller ( shaft propeller ).
Poros antara ( intermediate shaft ).
3. Perhitungan diameter poros.
4. Perhitungan tebal shaft liner.
5. Perhitungan Coupling.
6. Perhitungan Bearing.
1. Jenis pelumasan.
Menggunakan pelumasan dengan air.
2. Panjang Poros.
3. Diameter Poros.
Menurut BKI 1996 vol. III sec .4.c.2 , diamater poros tidak boleh kurang dari :
Pw.Cw
D = F.k d1 4
n1
3
d 2
dimana :
4
1 d1 = 1
d 2
1310,2 x 0,58
> 100 . 1,4 = 265,038 mm
212 x1
1310 x 0,58
> 100 . 1,1 = 151,59 mm
212 x1
Catatan :
Perubahan diameter lebih efektif dengan ketirusan atau radius.Untuk
radius pada intermediate shaft pada forged flange paling sedikit 0,08 d dan
jika pada propeller shaft paling sedikit 0,125 d .
Ujung depan lubang pasak harus berbentuk sendok dan sudut-sudutnya
tidak boleh tajam.
Lubang pengikatan antara pusat propeller dengan pusat propeller shaft
terletak dibagian tengah antar pasak.
Ketirusan shaft propeller 1 : 10 s/d 1 : 15
Ketirusan shaft pada umumnya 1 : 10 s/d 1 : 20
Diameter luar dari ulir untuk mur panahan propeller tidak boleh lebih kecil
dari 60 % diameter propeller.
4. Shaft Liner
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.3.2.3 Tebal Minimum Shaft Liners :
s = ( 0,03 x d ) + 7,5
= ( 0,03 x 151 ) + 7,5
= 13,29 mm ~ 13,5 mm
5. Coupling
Flange Coupling
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.4.1 tebal Flange Coupling tidak boleh lebih
kecil dari diameter baut jika didasarkan pada kekuatan tarik yang sama
dengan material poros.
= 56,9 mm ~ 57 mm
Tebal flange coupling yang direncanakan = Sf1 + (55% x Sf1)
= 57 + ( 55% x 57 )
= 88,35 mm ~ 88 mm
Diameter Baut
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.4.2 diameter baut untuk Flange Coupling
tidak boleh kurang dari :
10 6 xPw
ds = 16 x
n.D.Z .Rm
Z = jumlah baut = 8 buah
10 6 x1310,2
ds = 16 x
292 x300 x8 x 600
= 23,85 mm ~ 24 mm
dengan diameter pitch yang telah direncanakan dan diameter baut yang
didapatkan dari perhitungan, maka diperoleh :
jarak baut ke tepi flange = 67% x ds
= 67% x 24 mm
= 16,08mm
sehingga diameter flange (df) = 382,16 mm
5 . BEARING
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.5.1, jarak maksimal antar bearing tidak boleh lebih
dari :
Lmax = k1 x d
= 4862,34mm
Jadi jarak antara dua bearing tersebut tidak boleh lebih dari 4862,35 mm
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.5.2.2 , jika bearing menggunakan pelumasan air, maka ada
ketentuan untuk panjang dari bearing baik itu after bearing maupun forward bearing sbb :
a. Aft Bearing
panjang = 2 x d (mm)
= 2 x 193
= 386 mm
b. Fwd Bearing
panjang = 0,8 x d (mm)
= 0,8 x 193
= 154,4 mm ~ 154 mm
= 463,2 mm.
ii. Diameter ketirusan propeller (Dp)
D = Dp – ( 1 1
10 s/d 20 L ) (direncanakan 1/20)
= 193 – ( 1
20 x 463,2)
= 169,84 mm
t= 1
6 x Dp
= 1
6 x 193
= 32,16 mm
Pd = 1 x 542,72 kW
= 542,72 kW
Gaya Sentrifugal:
F = 2 x T/Ds
= 2 x 4,37 x 106 / 193
= 29,9315 kg
Penampang pasak
A=Bxt
= 38,6 x 32,16
= 1241.376 mm 2
Untuk mencari suatu mur baling – baling, maka kita harus mengetahui beban
yang diterima, jenis beban dan kekuatan bahan terhadap tarikan serta tegangan
geser yang diijinkan.
a. Beban yang ditahan mur. (S)
S = (SHP x 75 x Yp x 1,025) / Va.
= (542,72 x 75 x 0,595 x 1,025) / 10
= 2482,44
b. Beban yang bekerja merupakan gabungan dari gaya teknik axial dan
momen puntir, maka beban yang direncanakan ditambah 1/3 nya.
S = 1\3 x 2482,44+ 2482,44
= 827,48 + 2273,49
= 3309.92
c. Beban untuk mur adalah S 30 C, dimana
B = 58 kg/m2
safety factor =6
TKy = 58 / 6 = 9,7 kg / mm2
Shearing tress yang diijinkan ( 55% s/d 75% ) dari Tky sampai jadi shearing
stress direncanakan 60%.
Perencanaan PITCH
tg 60 = 0,5 x P (diambil 60o)
= 0,5 x P
P = 1,73 / 0,5 = 3,46 mm
Diameter luar mur (d0) = 2 x d
= 2 x 92,16 = 184,32 mm
Jadi diameter luar mur = 185 mm
= 206 mm
= 29,27 mm
Diameter Boss
Dbos = 1
6 x Db
= 1
6 x 4,27
= 0,71 m
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA