Anda di halaman 1dari 44

PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Istilah dan Singkatan
Di dalam Pedoman Organisasi Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri malang, yang dimaksudkan dengan:
1. Tata Aturan Pedoman Organisasi Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang yang selanjutnya disingkat TAP OPM FMIPA UM
adalah petunjuk teknis operasional pelaksanaan dari keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di
Perguruan Tinggi serta sebagai penjabaran lebih lanjut dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Organisasi Pemerintahan Mahasiswa Universitas Negeri Malang.
2. Pimpinan fakultas yang terdiri dari Dekan dan Wakil Dekan, adalah perangkat pengambil keputusan
tertinggi dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat fakultas.
3. Dekan adalah pemimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
pembina tenaga pendidikan, mahasiswa dan tenaga administrasi fakultas dan bertanggung jawab kepada
Rektor.
4. WD III adalah wakil dekan di bidang kemahasiswaan, yaitu bidang yang meliputi organisasi
kemahasiswaan, kegiatan ekstrakurikuler dan pelayanan kesejahteraan mahasiswa di tingkat fakultas.
5. Ketua dan Sekretaris Jurusan, adalah pemimpin dan penanggungjawab pelaksana kegiatan akademik
dan pembinaan kemahasiswaan pada tingkat jurusan.
6. Ketua program studi, adalah pemimpin dan penanggungjawab pelaksana kegiatan akademik dan
pembinaan kemahasiswaan pada tingkat program studi.
7. OPM FMIPA UM adalah Organisasi Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang.
8. Konferensi adalah forum perwakilan tertinggi Organisasi Pemerintahan Mahasiswa ditingkat Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang.
9. LLF Lembaga Legislatif Fakultas yang selanjutnya diberi nama Dewan Mahasiswa Fakultas, disingkat
DMF.
10. LEF adalah Lembaga Eksekutif Fakultas yang selanjutnya diberi nama Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas, disingkat BEMFA.
11. HMJ adalah Himpunan Mahasiswa Jurusan Universitas Negeri Malang.
12. HMPS adalah Himpunan Mahasiswa Program Studi Universitas Negeri Malang.
13. KPU FMIPA UM adalah Komisi Pemilihan Umum di tingkat Fakultas MIPA UM.
14. BURT DMF adalah Badan Urusan Rumah Tangga Dewan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam

BAB II
NAMA, BENTUK, SISTEM PEMERINTAHAN, TEMPAT DAN WAKTU

Pasal 2
Nama
Organisasi ini bernama Organisasi Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Malang yang selanjutnya disingkat OPM FMIPA UM.
Pasal 3
Bentuk
OPM FMIPA UM berbentuk Negara Bagian.
Pasal 4
Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan organisasi pemerintahan mahasiswa FMIPA UM menganut sistem presidensial
Pasal 5
Tempat
OPM FMIPA UM berkedudukan dikampus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Malang
Pasal 6
Waktu
Masa jabatan OPM FMIPA UM adalah maksimal satu tahun, terhitung sejak tanggal ditetapkannya Surat
Keputusan (SK) sampai dengan 31 Desember waktu berjalan

BAB III
DASAR TUJUAN DAN FUNGSI

Pasal 7
Dasar
Pedoman OPM FMIPA UM berdasarkan pada:

1. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan Garis Besar Pedoman Kemahasiswaan (GBPK)
Universitas Negeri Malang 2017
2. Peraturan Rektor Nomor 13/KEP/UN 32/KM/2012 tentang Pedoman Organisasi Kemahasiswaan
Universitas Negeri Malang
3. Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 0644/J 36/2002 tentang pedoman Organisasi
Kemahasiswaan Universitas Negeri Malang tahun 2002
4. Tri Darma Perguruan Tinggi
5. Undang-Undang Dasar 1945
6. Pancasila
Pasal 8
Tujuan
OPM FMIPA UM bertujuan membentuk mahasiswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berwawasan luas cendekia, memiliki kesadaran berorganisasi, memiliki integritas kepribadian dan
kepedulian sosial, dan mewujudkan Visi Misi UM.
Pasal 9
Fungsi
Fungsi OPM FMIPA UM adalah:
1. Wahana pembinaan kepribadian kemahasiswaan FMIPA UM.
2. Wahana pengembangan IPTEK.
3. Wahana pengembangan dan pengaplikasian visi dan misi gerakan mahasiswa.
4. Wahana penyalur aspirasi pemberdayaan dan persatuan mahasiswa UM.
5. Wahana pengabdian kepada masyarakat.
6. Wahana pengembangan bakat minat.
7. Wahana pengembangan kreativitas mahasiswa.

BAB IV
KEANGGOTAAN DAN KEUANGAN

Pasal 10
Keanggotaan
Warga OPM FMIPA UM adalah mahasiswa aktif FMIPA Universitas Negeri Malang.
Pasal 11
Keuangan
Keuangan OPM FMIPA UM dapat diperoleh dari:
1. PNBP
2. KAS
3. Usaha yang sah dan tidak bertentangan dengan asas, prinsip, sifat, dan tujuan OPM FMIPA UM.
4. Sumbangan yang tidak mengikat serta tidak bertentangan dengan asas, prinsip, sifat, dan tujuan OPM
FMIPA UM.
5. Keuangan OPM FMIPAUM digunakan untuk keberlangsungan organisasi sesuai dengan asas, prinsip,
sifat, dan tujuan OPM FMIPA UM.

BAB V
KELENGKAPAN

Pasal 12
Kelengkapan Organisasi
Kelengkapan OPM UM, terdiri dari:
1. Forum perwakilan tertinggi OPM ditingkat fakultas yang disebut Konferensi.
2. Forum pertanggungjawaban BEMFA dan Laporan kerja DMF yang disebut Sidang Umum Fakultas
3. Lembaga Legislatif di tingkat fakultas yang ada di Universitas Negeri Malang yang disebut DMF.
4. Lembaga Eksekutif di tingkat fakultas yang ada di Universitas Negeri Malang yang disebut BEMFA.
5. Forum pertanggungjawaban HMJ yang disebut Sidang Umum Jurusan.
6. Lembaga Eksekutif di tingkat Jurusan yang disebut HMJ:
a. HMJ matematika yang selanjutnya disebut HIMATIKA Vektor
b. HMJ Fisika yang selanjutnya disebut HMJ Fisika Nucleon
c. HMJ Kimia yang selanjutnya disebut HMK Oksigen
d. HMJ Biologi yang selanjutnya disebut HMJ Biologi Lebah Madu
7. Forum Pertanggungjawaban HMPS yaitu Sidang Umum Program Studi
8. Lembaga Eksekutif di tingkat Program Studi yang selanjutnya disebut HMP IPA Omega.
Pasal 13
Kelengkapan Non Organisasi
Lambang dan atribut diatur dalam ketentuan lembaga yang bersangkutan.
Tata aturan persuratan OPM UM menyesuaikan dengan aturan yang berlaku di Universitas
BAB VI
DEWAN MAHASISWA FAKULTAS

Pasal 14
Status
Status DMF adalah:
(1) Lembaga normatif mahasiswa di lingkungan fakultas.
(2) Lembaga perwakilan tertinggi OPM Fakultas.
(3) Sub sistem kelembagaan non-struktural fakultas.
Pasal 15
Fungsi
DMF berfungsi sebagai:
(1) Forum komunikasi OPM Fakultas.
(2) Penyalur aspirasi mahasiswa fakultas.
(3) Perencana dan penetap Garis-Garis Besar Program Kerja (GBPK) OPM Fakultas.
(4) Badan pengawas, pengontrol, dan evaluasi kegiatan ORMAWA Fakultas.
(5) Perumus substansi hukum positif yang ditetapkan untuk menjaga dan menegakkan norma maupun
etika berorganisasi di tingkat Fakultas.
Pasal 16
Tugas
Tugas DMF adalah:
(1) Merumuskan norma-norma yang berlaku dalam pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan di lingkungan
fakultas.
(2) Menetapkan hasil-hasil konferensi sebagai ketetapan OPM Fakultas (TAP OPM Fakultas) dan tidak
bertentangan dengan Dasar-Dasar Pedoman OPM
(3) Menetapkan GBPK OPM Fakultas.
(4) Membentuk Komisi Pemilihan Umum Fakultas (KPU Fakultas) dan Panwaslu.
(5) Mengesahkan dan menetapkan ketua BEMFA, ketua HMJ dan Ketua HMPS berdasarkan suara
terbanyak hasil Pemilu Raya Fakultas.
(6) Melakukan interpretasi terhadap perundang-undangan yang berkaitan dengan penafsirannya jika
terjadi konflik pemahaman antar- ORMAWA Fakultas.
(7) Melakukan hak uji materi terhadap Undang-Undang fakultas, hasil Pemilu Raya fakultas, dan aturan
pelaksanaan di bawahnya.
(8) Melakukan tindakan yuridis kepada OPM Fakultas maupun personal kepengurusannya terhadap
penyimpangan perundang-undangan yang berlaku.
(9) Melakukan advokasi terhadap kebijakan fakultas terkait dengan kebutuhan mahasiswa yang ada di
fakultas.
(10) Menghadiri Sidang Umum jurusan dan Program Studi serta bertindak sebagai evaluator.
(11) Menetapkan peraturan perundang-undangan tentang Pemilu Raya OPM tingkat fakultas ke bawah.
(12) Melakukan hak uji terhadap hasil Pemilu terkait dengan permasalahan mekanisme formal
administratif dengan didasari data-data tertulis dari pihak KPU Fakultas.
(13) Mensosialisasikan hasil konferensi selambat–lambatnya 1 minggu setelah konferensi.
(14) Membentuk Badan AD-Hock dan/atau Badan Urusan Rumah Tangga (BURT)
(15) Mendampingi ormawa dalam menyusun AD/ART.
Pasal 17
Wewenang
Wewenang DMF adalah:
(1) Melakukan seleksi terhadap calon anggota Badan AD-Hock, dan/atau BURT.
(2) Menyelenggarakan konferensi mengacu pada hasil Kongres terakhir, sebagai wujud kedaulatan
tertinggi di OPM tingkat fakultas.
(3) Mengesahkan TAP OPM Fakultas.
(4) Menegakkan TAP OPM Fakultas dan AD/ART hasil kongres serta Pedoman Ormawa UM.
(5) Mengesahkan GBPK OPM Fakultas.
(6) Mendapat informasi mengenai kebijakan fakultas terkait kebutuhan mahasiswa
(7) Memberikan masukan dan pertimbangan kepada ketua BEMFA, ketua HMJ dan ketua HMPS serta
pimpinan fakultas.
(8) Meminta laporan secara tertulis dan lisan tentang pelaksanaan GBPK kepada ketua ORMAWA
Fakultas sebanyak 2 kali dalam satu periode kepengurusan.
(9) Memberi sanksi atas segala bentuk pelanggaran terhadap tata aturan pedoman OPM Fakultas yang
dilakukan oleh setiap ORMAWA Fakultas.
(10) Meminta laporan pertanggungjawaban ketua ORMAWA Fakultas di akhir periode kepengurusan
dalam forum persidangan yang diselenggarakan untuk itu.
(11) Memberhentikan ketua BEMFA, ketua HMJ dan ketua HMPS apabila habis masa jabatan atau tidak
mampu melaksanakan tugas sebagaimana mestinya.
(12) Merumuskan peraturan perundang-undangan tentang Pemilu Raya OPM tingkat fakultas ke bawah
(13) Melakukan pengawasan dan penertiban terhadap Organisasi Pemerintahan Mahasiswa (OPM)
FMIPA UM
(14) Meminta laporan pertanggungjawaban program kerja ORMAWA Fakultas selambat-lambatnya 5 hari
setelah kegiatan.

Pasal 18
Keanggotaan
Keanggotaan DMF sebagai berikut:
(1) Anggota DMF adalah senator hasil pemilihan di jurusan masing-masing pada Pemilu Raya.
(2) Anggota DMF minimal sepuluh, maksimal lima belas orang
(3) Apabila jumlah senator hasil pemilihan belum memenuhi quota, maka ketua HMJ dan ketua HMPS
terpilih berhak mendelegasikan senator dengan jumlah dan persyaratan yang sama untuk masing-
masing HMJ dan HMPS.
(4) Senator hasil pendelegasian ketua HMJ dan ketua HMPS terpilih memiliki hak yang sama dengan
senator hasil Pemilu Raya.
Pasal 19
Prosedur Pengajuan Anggota
Prosedur pengajuan anggota DMF sebagai berikut:
(1) Tahap Pencalonan
a. Setiap mahasiswa berhak mencalonkan diri sebagai senator pada Pemilu Raya.
b. Setiap calon senator diharuskan melakukan kampanye baik secara lisan maupun tulisan sesuai
syarat dan ketentuan yang berlaku.
(2) Tahap Pemilihan
a. Calon senator dapat dipilih apabila telah lolos tahap pencalonan.
b. Mahasiswa memilih calon senator dari Jurusan atau Program Studi masing-masing.
c. Pemilihan dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
d. Pemilihan dinyatakan sah tanpa terikat dengan jumlah pemilih yang mempunyai hak suara.
Pasal 20
Persyaratan Anggota
Persyaratan anggota DMF sebagai berikut:
(1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Loyal terhadap UM.
(3) Berorientasi terhadap kepentingan mahasiswa.
(4) Tidak sedang menjalani sanksi pendidikan.
(5) Telah mengikuti pelatihan kepemimpinan dan PKPT.
(6) Tidak mempunyai kesulitan dalam bidang akademik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
sekurang-kurangnya 3,00.
(7) Masih berstatus sebagai mahasiswa aktif sampai masa akhir jabatannya.
(8) Menyatakan bersedia sebagai anggota DMF secara tertulis.
(9) Tidak menjadi pengurus pada OPM lain.
Pasal 21
Struktur Kepengurusan
Struktur kepengurusan DMF sebagai berikut:
(1) Struktur kepengurusan DMF ditetapkan oleh anggota DMF dalam sidang paripurna yang dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 anggota DMF.
(2) Struktur kepengurusan DMF terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan komisi-komisi.
(3) Setiap komisi terdiri atas minimal dua orang anggota DMF.
Pasal 22
Prosedur Pembentukan Kepengurusan
Prosedur pembentukan kepengurusan DMF sebagai berikut:
(1) Kepengurusan DMF harus sudah terbentuk selambat-lambatnya 1 minggu setelah konferensi.
(2) Ketua DMF dipilih dalam sidang paripurna secara aklamasi atau berdasar suara terbanyak.
(3) Kepengurusan DMF dibentuk dalam Sidang Paripurna yang dipimpin oleh ketua DMF terpilih.
Pasal 23
Pengesahan Kepengurusan
Pengesahan kepengurusan DMF sebagai berikut:
(1) Struktur kepengurusan DMF ditetapkan dalam Sidang Paripurna dan disahkan oleh surat keputusan
Dekan.
(2) Dekan atau yang mewakilkan mengukuhkan dan menyaksikan serah terima jabatan kepengurusan
DMF.
Pasal 24
Persidangan
Persidangan DMF sebagai berikut:
(1) DMF bersidang sekurang-kurangnya 2 kali dalam 1 semester.
(2) Sidang-sidang DMF terdiri atas:
a. Konferensi
b. Sidang Istimewa
c. Sidang Paripurna
d. Sidang Pleno
e. Sidang Komisi
f. Sidang Umum Mahasiswa Fakultas
(3) Sidang DMF dapat mengundang ketua OPM UM atau yang mewakili serta pihak struktural maupun
nonstruktural yang ada di lingkungan Universitas Negeri Malang bila diperlukan
Pasal 25
Masa Bakti
Masa bakti DMF sebagai berikut:
(1) Masa bakti DMF adalah satu periode dengan ketentuan ketua tidak dapat dipilih kembali.
(2) Pemberhentian anggota DMF dilaksanakan melalui sidang paripurna dan disahkan dekan.
(3) Keanggotaan DMF berakhir apabila:
a. Masa bakti anggota DMF berakhir.
b. Anggota DMF mengajukan permohonan pengunduran diri disertai alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Anggota DMF meninggal dunia.
d. Anggota DMF tidak memenuhi kewajibannya.
e. Pada masa kepengurusan, anggota DMF menjadi pengurus pada OPM lain.
Pasal 26
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban DMF sebagai berikut:
(1) Sebagai badan normatif di lingkungan fakultas dan perwakilan tertinggi OPM Fakultas, DMF
bertanggung jawab dalam bentuk laporan kerja kepada mahasiswa fakultas di Sidang Umum.
(2) Sebagai sub sistem kelembagaan non-struktural fakultas, DMF bertanggung jawab kepada dekan.

BAB VII
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

Pasal 27
Status
Status BEMFA adalah:
(1) Lembaga eksekutif tertinggi OPM Fakultas yang mengkoordinasikan kegiatan kemahasiswaan di
lingkungan fakultas.
(2) Sub sistem kelembagaan non-struktural fakultas.
Pasal 28
Fungsi
BEMFA berfungsi sebagai:
(1) Koordinator kegiatan kemahasiswaan di lingkungan fakultas.
(2) Pelaksana GBPK di tingkat fakultas.
Pasal 29
Tugas
Tugas BEMFA adalah:
(1) Mengkomunikasikan dan menginformasikan kegiatan kemahasiswaan di lingkungan fakultas.
(2) Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan OPM Fakultas.
(3) Menjabarkan dan melaksanakan GBPK dalam bentuk program kerja.
(4) Menyampaikan laporan secara tertulis dan secara lisan tentang pelaksanaan GBPK kepada DMF
sebanyak dua kali selama satu periode kepengurusan.
(5) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban di akhir periode kepengurusan dalam forum persidangan
yang diselenggarakan untuk itu.
(6) Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban program kerja selambat-lambatnya 5 hari setelah
kegiatan.
(7) Menginformasikan secara tertulis kepada DMF setiap kegiatan yang akan dilaksanakan sekurang-
kurangnya 2 minggu sebelum kegiatan dimulai.
Pasal 30
Wewenang
Wewenang BEMFA adalah mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, mengsingkronisasikan kerja-kerja
kemahasiswaan di lingkungan fakultas.
Pasal 31
Struktur Kepengurusan
Struktur kepengurursan BEMFA sebagai berikut:
(1) Struktur kepengurusan BEMFA terdiri atas pengurus harian, pengurus bidang, dan kelengkapan
eksekutif yang berupa subdivisi.
(2) Pengurus Harian terdiri atas ketua umum, wakil ketua umum, sekretaris umum, bendahara umum,
ketua bidang.
(3) Pengurus Bidang terdiri atas ketua bidang, sekretaris bidang, dan minimal tiga orang anggota.
(4) Pembagian bidang disesuaikan dengan ruang lingkup kegiatan kemahasiswaan.
Pasal 32
Hak dan Kewajiban Ketua dan Wakil Ketua BEMFA
(1). Ketua dan Wakil Ketua memiliki hak menyampaikan pendapat kepada DMF tentang rencana kegiatan
mahasiswa di tingkat fakultas.
(2). Menjabarkan lebih lanjut secara operasional GBPK OPM Fakultas yang telah ditetapkan oleh DMF.
(3). Menerjemahkan produk hukum yang dikeluarkan oleh DMF dalam bentuk peraturan BEMFA.
(4). Hak Prerogatif untuk mengangkat dan memberhentikan pengurusnya.
(5). Melaksanakan amanat DMF dalam GBPK OPM Fakultas.
Pasal 33
Prosedur Pembentukan Pengurus
(1) Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua:
a. Setiap mahasiswa FMIPA berhak mencalonkan sebagai Ketua dan wakil Ketua BEMFA MIPA
b. Calon yang telah dinyatakan lolos seleksi diharuskan mengikuti kampanye baik secara lisan maupun
tulisan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
c. Ketua dan Wakil Ketua dipilih berdasarkan suara terbanyak melalui pemilu raya secara langsung,
umum, bebas, jujur, rahasia, dan adil
d. Pemilihan dinyatakan sah tanpa terikat dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya
(2) Penyusunan personalia pengurus BEMFA menjadi hak prerogratif Ketua dan Wakil Ketua BEMFA
terpilih dengan memperhatikan saran dari DMF.
(3) Pengurus BEMFA harus terbentuk selambat-lambatnya 2 minggu setelah pengesahan ketua BEMFA
oleh DMF.
Pasal 34
Pengesahan
(1) Pengesahan ketua umum BEMFA dilakukan oleh DMF
(2) Pengurus BEMFA ditetapkan dengan SK Dekan
(3) Dekan atau yang mewakili mengukuhkan dan menyaksikan pengurus BEMFA serah terima jabatan
(4) Pengurus subdivisi ditetapkan dengan SK Ketum setiap subdivisi
Pasal 35
Persyaratan Ketua dan Wakil Ketua
Persyaratan Ketua dan Wakil Ketua umum BEMFA adalah :
(1) Bertaqwa Kepada Tuhan YME
(2) Loyal terhadap Universiats Negeri Malang
(3) Berorientasi kepada kepentingan mahasiswa
(4) Telah mengikuti pelatihan kepemimpinan dan PKPT
(5) Mampu berorganisasi dan memiliki jiwa kepimpinan pancasila
(6) Tidak sedang menjalani sanksi pendidikan
(7) Tidak memiliki kesulitan dalam bidang akademik dengan IPK minimal 3,00
(8) Masih berstatus sebagai mahasiswa aktif sampai akhir masa jabatannya
(9) Tidak merangkap sebagai pengurus OPM UM lain
Pasal 36
Rapat
(1) BEMFA mengadakan rapat sekurang-kurangnya 2 kali dalam satu semester
(2) Rapat BEMFA terdiri dari :
a. Rapat Pleno
b. Rapat pengurus harian
c. Rapat pengurus bidang
d. Rapat subdivisi
(3) Rapat–rapat BEMFA dapat mengundang pihak struktural fakultas, senator DMF, Ketua dan Wakil
Ketua HMJ, dan ketua dan wakil ketua HMPS ,serta pihak-pihak lain jika diperlukan.
(4) Pengaturan lebih lanjut pasal ini diatur dalam peraturan Tata Tertib BEMFA.
Pasal 37
Masa Bakti
(1) Masa bakti pengurus harian dan anggota adalah satu periode, Ketua dan Wakil Ketua Umum tidak
dapat dipilih kembali.
(2) Pemberhentian dilakukan oleh DMF melalui Sidang Umum Mahasiswa Fakultas.
(3) Keanggotaan pengurus BEMFA berakhir karena:
a) Masa bakti sudah habis
b) Atas permintaan sendiri disertai dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
c) Meninggal dunia
d) Tidak memenuhi kewajibannya
e) Menjadi pengurus pada organisasi intra lain
f) Resuffel dari Ketua dan Wakil Ketua dengan persetujuan DMF
g) Tidak berstatus sebagai mahasiswa aktif Universitas Negeri Malang
(4) Pergantian kepengurusan BEMFA:
a) Pergantian Ketua dan Wakil Ketua BEMFA hanya dapat dilakukan oleh DMF melalui sidang
istimewa.
b) Pergantian pengurus BEMFA yang lain menjadi hak prerogatif Ketua dan Wakil Ketua BEMFA
Pasal 38
Pertanggungjawaban
(1) Ketua dan Wakil Ketua beserta jajaran pengurus BEMFA memberikan laporan pertanggungjawaban
kepada DMF dalam forum sidang umum mahasiswa fakultas.
(2) Pengurus sub divisi memberikan Laporan Pertanggungjawaban kepada Ketua dan Wakil Ketua
BEMFA dalam sidang umum sub divisi
(3) Sebagai subsistem kelembagaan nonstruktural tingkat fakultas, BEMFA bertanggung jawab kepada
Dekan.

BAB VIII
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN

Pasal 39
Status
Status HMJ adalah :
(1) Badan eksekutif OPM di tingkat jurusan sebagai pelaksana program kerja kegiatan kemahasiswaan
sesuai dengan bidang keilmuannya dan GBPK.
(2) Sub sistem kelembagaan nonstruktural fakultas tingkat jurusan.
Pasal 40
Fungsi
HMJ berfungsi sebagai :
(1) Wadah untuk menjabarkan dan mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan bidang
keilmuannya dan GBPK.
(2) Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan OPM ditingkat jurusan.

Pasal 41
Tugas
(1) Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan bidang
keilmuannya dan GBPK sebagaimana telah digariskan oleh DMF
(2) Menyampaikan laporan secara tertulis dan secara lisan tentang pelaksanaan GBPK sebanyak dua kali
selama satu periode kepengurusan kepada DMF
(3) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada mahasiswa jurusan dalam sidang umum yang
dihadiri oleh DMF
(4) Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban program kerja selambat-lambatnya 5 hari setelah
kegiatan
(5) Menginformasikan secara tertulis kepada DMF setiap kegiatan yang akan dilaksanakan sekurang-
kurangnya 2 minggu sebelum kegiatan.
Pasal 42
Wewenang
Wewenang HMJ adalah :
1. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan bidang keilmuannya dan GBPK
2. Menyampaikan aspirasi mahasiswa jurusan untuk ditindaklanjuti
Pasal 43
Struktur kepengurusan
Struktur kepengurusan HMJ adalah:
(1) Struktur kepengurusan HMJ terdiri atas pengurus harian dan pengurus bidang
(2) Pengurus harian terdiri atas ketua umum, wakil ketua umum, sekretaris umum, bendahara umum dan
para ketua bidang.
(3) Tiap-tiap bidang terdiri atas ketua bidang dan anggota bidang
(4) Tiap-tiap bidang dapat mengembangkan diri menjadi sub bidang-sub bidang sesuai dengan kebutuhan
dan kebijakan Ketua HMJ
Pasal 44
Prosedur pembentukan pengurus
Prosedur pembentukan pengurus adalah :
(1) Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua
a. Setiap mahasiswa jurusan berhak mencalonkan diri sebagi Ketua dan Wakil Ketua
b. Calon yang telah dinyatakan lolos seleksi diharuskan mengikuti kampanye baik secara lisan maupun
tulis sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
c. Ketua dan Wakil Ketua dipilih berdasarkan suara terbanyak melalui pemilu raya secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
d. Pemilihan dinyatakan sah tanpa terikat dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya.
(2) Penyusunan personalia pengurus HMJ menjadi hak prerogatif Ketua dan Wakil Ketua terpilih.
(3) Pengurus HMJ harus terbentuk selambat-lambatnya dua minggu setelah pengesahan Ketua dan Wakil
Ketua.
Pasal 45
Pengesahan Kepengurusan
(1) Pengesahan Ketua dan Wakil Ketua dilakukan oleh DMF.
(2) Pengurus harian HMJ ditetapkan dengan SK Dekan.
(3) Pengurus HMJ dan ketua sub bidang HMJ ditetapkan dengan SK ketua HMJ.
(4) Dekan atau yang mewakili mengukuhkan dan menyaksikan pengurus harian HMJ serah terima
jabatan.
Pasal 46
Persyaratan Ketua dan Wakil Ketua
Persyaratan Ketua dan Wakil Ketua adalah :
(1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Loyal terhadap Universitas Negeri Malang.
(3) Berorientasi kepada kepentingan mahasiswa.
(4) Telah mengikuti pelatihan kepemimpinan dan PKPT
(5) Mampu berorganisasi dan memiliki jiwa kepemimpinan.
(6) Tidak sedang mengalami sanksi pendidikan.
(7) Tidak mengalami kesulitan dalam bidang akademik dengan IPK minimal 3,00.
(8) Masih berstatus sebagai mahasiswa aktif sampai masa akhir jabatannya.
(9) Tidak merangkap sebagai pengurus harian pada OPM UM yang lain.
Pasal 47
Rapat
(1) HMJ mengadakan rapat sekurang-kurangnya dua kali dalam satu semester.
(2) Rapat HMJ terdiri dari:
a. Rapat pleno
b. Rapat pengurus harian
c. Rapat Bidang
d. Rapat program kerja
(3) Pengaturan lebih lanjut mengenai rapat ini diatur sendiri oleh HMJ.

Pasal 48
Masa bakti
(1) Masa bakti pengurus HMJ adalah satu periode dengan ketentuan ketua dan wakil ketua tidak boleh
dipilih lagi.
(2) Keanggotaan pengurus HMJ berakhir karena :
a. Masa bakti sudah habis
b. Atas permintaan sendiri dengan alasan yang bisa dipertanggungjawabkan
c. Meninggal dunia
d. Tidak memenuhi kewajibannya
e. Menjadi pengurus harian pada OPM lain
f. Resuffle dari Ketua dan wakil Ketua
g. Tidak berstatus sebagai mahasiswa aktif Universitas Negeri Malang
(3) Pergantian pengurus HMJ dilakukan sebagai berikut :
a. Pergantian Ketua dan wakil Ketua HMJ hanya dapat dilakukan oleh DMF melalui sidang istimewa
b. Pergantian pengurus HMJ yang lain menjadi hak prerogatif Ketua dan wakil Ketua
Pasal 49
Pertanggung jawaban
(1) Pengurus HMJ memberikan pertanggungjawaban kepada mahasiswa jurusan dalam sidang umum yang
dihadiri oleh DMF pada akhir periode kepengurusannya
(2) Sebagai Sub sistem kelembagaan non struktural fakultas tingkat jurusan, HMJ bertanggung jawab
kepada dekan.
Pasal 50
Hak dan Kewajiban Ketua dan Wakil Ketua HMJ
(1). Ketua dan Wakil Ketua memiliki hak menyampaikan pendapat kepada DMF tentang rencana kegiatan
mahasiswa di tingkat jurusan.
(2). Menjabarkan lebih lanjut secara operasional GBPK OPM Fakultas yang telah ditetapkan oleh DMF.
(3). Menerjemahkan produk hukum yang dikeluarkan oleh DMF dalam bentuk peraturan HMJ.
(4). Hak Prerogatif untuk mengangkat dan memberhentikan pengurusnya.
(5). Melaksanakan amanat DMF dalam GBPK OPM Fakultas.

BAB IX
HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI

Pasal 51
Status
Status HMPS adalah :

(1) Badan eksekutif OPM ditingkat program studi sebagai pelaksana program kerja kegiatan
kemahasiswaan sesuai dengan bidang keilmuannya dan GBPK.
(2) Sub sistem kelembagaan nonstruktural fakultas tingkat program studi.
Pasal 52
Fungsi
HMPS berfungsi sebagai :
(1)Wadah untuk menjabarkan dan mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan bidang
keilmuannya dan GBPK.
(2)Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan OPM ditingkat program studi.
Pasal 53
Tugas
(1) Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan bidang
keilmuannya dan GBPK sebagaimana telah digariskan oleh DMF
(2) Menyampaikan laporan secara tertulis dan secara lisan tentang pelaksanaan GBPK sebanyak dua kali
selama satu periode kepengurusan kepada DMF
(3) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada mahasiswa program studi dalam sidang umum
yang dihadiri oleh DMF
(4) Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban program kerja selambat-lambatnya 5 hari setelah
kegiatan.
(5) Menginformasikan secara tertulis kepada DMF setiap kegiatan yang akan dilaksanakan sekurang-
kurangnya 2 minggu sebelum kegiatan.
Pasal 54
Wewenang
Wewenang HMPS adalah :
1. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan sesuai dengan bidang keilmuannya dan GBPK
2. Menyampaikan aspirasi mahasiswa program studi untuk ditindaklanjuti
Pasal 55
Struktur kepengurusan
Struktur kepengurusan HMPS adalah:
(1) Struktur kepengurusan HMPS terdiri atas pengurus harian dan pengurus bidang
(2) Pengurus harian terdiri atas ketua umum, wakil ketua umum, sekretaris umum, bendahara umum dan
para ketua bidang.
(3) Tiap-tiap bidang terdiri atas ketua bidang dan anggota bidang
(4) Tiap-tiap bidang dapat mengembangkan diri menjadi sub bidang -sub bidang sesuai dengan kebutuhan
dan kebijakan Ketua HMPS.
Pasal 56
Prosedur pembentukan pengurus
Prosedur pembentukan pengurus adalah :
(1) Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua
a. Setiap mahasiswa program studi berhak mencalonkan diri sebagai Ketua dan Wakil Ketua
b. Calon yang telah dinyatakan lolos seleksi diharuskan mengikuti kampanye baik secara lisan maupun
tulis sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
c. Ketua dan Wakil Ketua dipilih berdasarkan suara terbanyak melalui pemilu raya secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
d. Pemilihan dinyatakan sah tanpa terikat dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya.
(2) Penyusunan personalia pengurus HMPS menjadi hak preogatif Ketua dan Wakil Ketua terpilih.
(3) Pengurus HMPS harus terbentuk selambat-lambatnya dua minggu setelah pengesahan Ketua dan
Wakil Ketua.
Pasal 57
Pengesahan Kepengurusan
(1) Pengesahan Ketua dan Wakil Ketua dilakukan oleh DMF.
(2) Pengurus harian HMPS ditetapkan dengan SK Dekan.
(3) Pengurus HMPS dan ketua sub bidang HMPS ditetapkan dengan SK ketua HMPS.
(4) Dekan atau yang mewakili mengukuhkan dan menyaksikan pengurus harian HMPS serah terima
jabatan.
Pasal 58
Persyaratan Ketua dan Wakil Ketua
Persyaratan Ketua dan Wakil Ketua adalah :
(1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Loyal terhadap Universitas Negeri Malang.
(3) Berorientasi kepada kepentingan mahasiswa.
(4) Telah mengikuti pelatihan kepemimpinan dan PKPT
(5) Mampu berorganisasi dan memiliki jiwa kepemimpinan.
(6) Tidak sedang mengalami sanksi pendidikan.
(7) Tidak mengalami kesulitan dalam bidang akademik dengan IPK minimal 3,00.
(8) Masih berstatus sebagai mahasiswa aktif sampai masa akhir jabatannya.
(9) Tidak merangkap sebagai pengurus harian pada pada OPM UM yang lain

Pasal 59
Rapat
(1) HMPS mengadakan rapat sekurang-kurangnya dua kali dalam satu semester.
(2) Rapat HMPS terdiri dari:
a. Rapat pleno
b. Rapat pengurus harian
c. Rapat Bidang
d. Rapat program kerja
(3) Pengaturan lebih lanjut mengenai rapat ini diatur sendiri oleh HMPS.
Pasal 60
Masa bakti
1. Masa bakti pengurus HMPS adalah satu periode dengan ketentuan ketua dan wakil ketua tidak boleh
dipilih lagi.
2. Keanggotaan pengurus HMPS berakhir karena :
a. Masa bakti sudah habis
b. Atas permintaan sendiri dengan alasan yang bisa dipertanggungjawabkan
c. Meninggal dunia
d. Tidak memenuhi kewajibannya
e. Menjadi pengurus harian pada OPM lain
f. Resuffle dari Ketua dan wakil Ketua
g. Tidak berstatus sebagai mahasiswa aktif Universitas Negeri Malang
3. Pergantian pengurus HMPS dilakukan sebagai berikut :
a. Pergantian Ketua dan wakil Ketua HMPS hanya dapat dilakukan oleh DMF melalui sidang
istimewa
b. Pergantian pengurus HMPS yang lain menjadi hak prerogatif Ketua dan wakil Ketua
Pasal 61
Pertanggung jawaban
(1) Pengurus HMPS memberikan pertanggungjawaban kepada mahasiswa program studi dalam sidang
umum yang dihadiri oleh DMF pada akhir periode kepengurusannya
(2) Sebagai Sub sistem kelembagaan non struktural fakultas tingkat program studi, HMPS bertanggung
jawab kepada dekan.
Pasal 62
Hak dan Kewajiban Ketua dan Wakil Ketua HMPS
(1). Ketua dan Wakil Ketua memiliki hak menyampaikan pendapat kepada DMF tentang rencana kegiatan
mahasiswa di tingkat program studi.
(2). Menjabarkan lebih lanjut secara operasional GBPK OPM Fakultas yang telah ditetapkan oleh DMF.
(3). Menerjemahkan produk hukum yang dikeluarkan oleh DMF dalam bentuk peraturan HMPS.
(4). Hak Prerogatif untuk mengangkat dan memberhentikan pengurusnya.
(5). Melaksanakan amanat DMF dalam GBPK OPM Fakultas.
BAB X
PELANGGARAN DAN SANKSI

Pasal 63
Pelanggaran
Jenis-jenis pelanggaran yang dimaksud adalah:
(1) Program kerja yang dilaksanakan menyimpang dari GBPK yang telah disepakati
(2) Tidak menjalankan fungsi dan tugasnya
(3) Tidak dapat mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilakukan
(4) Tidak mematuhi dan melaksanakan pedoman organisasi pemerintahan mahasiswa FMIPA UM yang
telah disepakati
Pasal 64
Sanksi
Sanksi yang diberikan berupa:
(1) Surat peringatan dari DMF MIPA UM
(2) Pemanggilan terhadap penanggungjawab OPM yang bersangkutan
(3) Sanksi tegas berupa skorsing atau pembekuan sementara OPM yang bersangkutan
(4) Sanksi yang belum ditetapkan dalam konferensi akan ditetapkan dalam undang-undang turunan bab
pelanggaran dan sanksi
Pasal 65
Pemberian Sanksi
Pemberian sanksi:
(1) Berdasarkan pada rapat internal DMF dengan sepengetahuan dan persetujuan pihak fakultas MIPA
(2) Dapat dicabut apabila tuntutan telah terpenuhi

BAB XI
PERGANTIAN PENGURUS OPM

Pasal 66
Penyelenggara
Pergantian pengurus OPM dilaksanakan melalui pemilu raya oleh Komisi Pemilihan Umum Fakultas
(KPU Fakultas) sesuai dengan pedoman pemilu raya fakultas
Pasal 67
Fungsi
Pemilu raya diselenggarakan untuk memilih senator Fakultas, Ketua dan wakil Ketua BEMFA,Ketua dan
wakil Ketua HMJ serta Ketua dan Wakil Ketua HMPS.
Pasal 68
Pembentukan KPU Fakultas
KPU Fakultas adalah lembaga independent yang dibentuk oleh DMF
Pasal 69
Status
KPU Fakultas adalah lembaga yang dibentuk oleh DMF untuk menyelenggarakan Pemilu raya fakultas
Pasal 70
Fungsi
KPU Fakultas berfungsi sebagai penyelenggara pemilu raya dilingkungan fakultas
Pasal 71
Tugas
(1) KPU Fakultas bertugas sebagai pelaksana pemilu raya di lingkungan fakultas untuk memilih senator
DMF, Ketua dan wakil Ketua BEMFA Ketua dan wakil Ketua HMJ,serta Ketua dan Wakil Ketua
HMPS
(2) KPU Fakultas bertugas membantu DMF dalam menyelenggarakan Sidum dan Konferensi
Pasal 72
Wewenang
KPU Fakultas berwenang untuk menyusun peraturan penyelenggaraan pemilu raya fakultas berdasarkan
pada pedoman pemilu fakultas.
Pasal 73
Tanggung jawab
KPU Fakultas bertanggung jawab kepada Dekan.
Pasal 74
Keanggotaan
(1) Anggota KPU Fakultas adalah mahasiswa FMIPA yang telah mendaftar dan telah lulus seleksi oleh
DMF.
(2) Anggota KPU Fakultas Maksimal berjumlah 25 orang.
Pasal 75
Kepengurusan
(1) Kepengurusan KPU Fakultas minimal terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara dan komisi-komisi.
(2) Pembentukan kepengurusan KPU Fakultas dilakukan melalui sidang yang dihadiri minimal 2/3 anggota
KPU Fakultas.
(3) Pengesahan kepengurusan KPU Fakultas dilakukan oleh DMF untuk kemudian ditetapkan dengan SK
Dekan.

BAB XII
ATURAN PERALIHAN

Pasal 76
(1) Aturan peralihan ini khusus mengatur ketentuan-ketentuan yang belum ada dalam ketetapan OPM
FMIPA
(2) Berdasarkan hasil-hasil konferensi, maka ketentuan-ketentuan dalam ketetapan OPM ini tidak dapat
diubah selain dalam forum konferensi atau forum lain yang diselenggarakan oleh DMF.
(3) Apabila dalam pelaksanaan ketentuan ketentuan dalam ketetapan OPM ini ada kekeliruan maka akan
segera diperbaiki seperlunya dengan ditambahkan pada lembaran tersendiri yang menjadi satu
kesatuan naskah dari ketetapan OPM ini.
(4) Ketentuan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

BAB XIII
PENUTUP

Pasal 77
1) Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur kemudian sesuai dengan keputusan forum.
2) Ketetapan ini disahkan pada konferensi mahasiswa FMIPA UM 2016 dan berlaku sejak ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai