Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
DOKUMEN TEKNIS
Diajukan Oleh
PT SURVEYOR INDONESIA (PERSERO)
i
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................vii
A. PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
ii
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
iii
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
J. KOMPOSISI DAN PENUGASAN TENAGA AHLI BESERTA TENAGA PENDUKUNG .......... 211
iv
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
DAFTAR GAMBAR
v
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
vi
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
DAFTAR TABEL
vii
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Tabel 20 Jarak Antar a Bukaan Pada Kom partemen Kebakar an Yang Berbeda .........................................141
Tabel 21 Persyaratan Pemakaian Sprinkler ......................................................................................................... 145
Tabel 22 Jenis Penggunaan Jumlah Orang Yang Ditam pung ......................................................................... 165
Tabel 23 Jadwal Pelaksanaan Pe kerjaan ............................................................................................................. 210
Tabel 24 Extention VoIP PTSI ................................................................................................................................ 228
viii
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
A. PENDAHULUAN
P
ada bab awal ini, berisi Kerangka Acuan Kerja (KAK) “Penyusunan DED Sentra
IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya ”.
Tujuannya adalah agar dokumen usulan teknis yang dibuat harus sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja. Adapun implementasi dari Kerangka Acuan Kerja, dapat
dilihat pada uraian pada bab-bab selanjutnya.
1
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Sesuai dengan amanat UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 14, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah melakukan percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan
Industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Perwilayahan
Industri yang dilaksanakan melalui:
a. pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI);
b. pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI);
c. pembangunan Kawasan Industri (KI); dan
d. pengembangan Sentra Industri kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM).
Untuk daerah-daerah yang tidak memungkinkan untuk berdirinya sebuah industri besar,
baik melalui fasilitasi pengembangan WPPI, KPI dan KI, maka industri dapat ditumbuhkan
dengan mengembangkan industri kecil dan industri menengah melalui pengembangan
Sentra IKM.
Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM) adalah lokasi pemusatan kegiatan
industri kecil dan industri menengah yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang yang
dirancang berbasis pada pengembangan potensi sumber daya daerah, serta dikelola oleh
badan pengelola. Menurut pengertian Ditjen IKM yang pernah mengembangkan Sentra
2
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Industri Kecil, maka pengertian Sentra IKM adalah sekelompok industri kecil dan menengah
yang berada pada suatu lokasi yang menghasilkan produk sejenis, menggunakan bahan
baku sejenis dan atau mengerjakan proses produksi yang sama.
Berdasarkan kebijakan pengembangan industri daerah, sentra IKM akan dibangun di setiap
kabupaten/kota di Indonesia. Pengembangan sentra IKM akan dilaksanakan dalam 2 (dua)
bentuk, yaitu pembangunan sentra IKM baru dan revitalisasi sentra IKM yang sudah ada
(existing). Pembangunan sentra IKM baru diarahkan khususnya di kabupaten/kota yang
belum memiliki sentra IKM terutama di luar Pulau Jawa. Sedangkan revitalisasi Sentra IKM
diarahkan pada daerah-daerah yang telah memiliki Sentra IKM yang telah operasional
namun berada dalam kondisi yang kurang baik dan membutuhkan bantuan.
Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya telah menyusun Kajian Pola
Pengembangan Sentra IKM yang di dalamnya terdapat rancangan site plan Sentra yang
dimaksud. Dalam rangka menyiapkan dokumen untuk pembangunan fisik Sentra IKM, maka
pada Tahun 2017 Ditjen PPI memfasilitasi penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten
Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya.
A.3 SASARAN
a. Menyusun desain fisik, rancangan desain tata letak dan petunjuk desain fisik,
gambar rancangan, detail rancangan, detail rancangan dan gambar konstruksi
untuk gedung produksi dan sarana dan prasarana di dalam Sentra IKM seperti
UPT, gedung pengelola, IPAL, showroom, jalan dan utilitas kawasan di dalam
Sentra IKM.
3
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
b. Menyusun RAB dan analisa rinci spesifikasi teknis untuk gedung produksi dan
sarana dan prasarana di dalam Sentra IKM seperti UPT, gedung pengelola, IPAL,
showroom, jalan dan utilitas kawasan di dalam Sentra IKM.
c. Menyusun dokumen rencana kerja dan syarat (RKS).
a) Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari penyusunan rencana kerja serta penyusunan desain survei
dan pengumpulan data.
b) Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah survei, yang dibedakan menjadi
survei pendahuluan, survei tanah, survei topografi, serta survei geologi dan geoteknik.
- Survei tanah: dilakukan untuk mengetahui tingkat penyebaran, distribusi jenis
tanah, dan menentukan potensi tentang alternatif penggunaan lahan yang akan
dikelola. Survei ini bertujuan untuk mengklasifikasikan dan memetakan potensi
tanah.
- Survei topografi: untuk menentukan posisi tanda-tanda buatan manusia maupun
alamiah diatas permukaan tanah dan untuk menentulam konfigurasi medan. Tujuan
dari survei ini adalah untuk mengumpulkan data koordinat dan ketinggian
permukaan tanah sepanjang lokasi rencana proyek jembatan dalam rangka
pembuatan peta topografi site.
- Survei geologi dan geoteknik: untuk melakukan pemetaan mengenai penyebaran
kondisi tanah/batuan dasar, baik ketebalan tanah tersebut maupun stabilitas tanah.
c) Analisis
d) Penyusunan gambar, desain dan rancangan teknik
4
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
e) Penyusunan Laporan
Pekerjaan tersebut dilakukan dengan ringkup wilayah untuk Kabupaten Kepulauan Meranti
di lokasi sentra IKM yaitu di Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, dan untuk
Kabupaten Dharmasraya di lokasi pembangunan sentra IKM yaitu Nagari Gunung Medan,
Kecamatan Sitiung.
Tenaga Ahli:
Team Leader, yang merupakan Tenaga Ahli Teknik Sipil, 1 orang, pendidikan minimal S2
Teknik Sipil dan berpengalaman di bidangnya minimal 5 (lima) tahun, memiliki SKA
Teknik Bangunan Gedung dengan kualifikasi Madya.
Tenaga Ahli Sipil/Struktur, 2 (dua) orang, berpendidikan minimal S1 Teknik Sipil dengan
pengalaman di bidangnya minimal 5 (lima) tahun, memiliki SKA Teknik Bangunan Gedung
dengan kualifikasi Madya.
5
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Tenaga Ahli Teknik Industri, 1 (satu) orang, berpendidikan minimal S1 Teknik Industri
dengan pengalaman di bidangnya minimal 5 (lima) tahun,
Tenaga Ahli Teknik Arsitektur, 2 (dua) orang, berpendidikan minimal S1 Teknik Arsitektur
dengan pengalaman di bidangnya minimal 5 (lima) tahun, memiliki SKA Arsitek dengan
kualifikasi Madya.
Tenaga Ahli Teknik Mesin, 1 (satu) orang, pendidikan minimal S1 Teknik Mesin dengan
pengalaman di bidangnya minimal 5 (lima) tahun dan memiliki SKA Teknik Mekanikal
dengan kualifikasi Madya.
Tenaga Ahli Teknik Elektro, 2 (dua) orang, pendidikan minimal S1 Teknik Elektro dengan
pengalaman di bidangnya minimal 5 (lima) tahun dan memiliki SKA Teknik Tenaga Listrik
dengan kualifikasi Madya.
Tenaga Cost Estimator, 2 (dua) orang, berpendidikan minimal S1 Teknik Sipil dengan
pengalaman minimal 5 (lima) tahun, memiliki SKA Teknik Bangunan Gedung dengan
kualifikasi Madya.
Tenaga Pendukung:
Surveyor, 2 (dua) orang dengan pendidikan minimal SMK/Sederajat dengan pengalaman
menjadi surveyor minimal 3 (tiga) tahun.
Drafter, 1 (satu) orang dengan pendidikan minimal SMK/Sederajat dengan pengalaman
menjadi drafter minimal 3 (tiga) tahun.
Tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan tenaga pendukung diwajibkan menyertakan
persyaratan administratif yang dapat dipertanggungjawabkan antara lain CV, KTP, NPWP
dan SPT tahun terakhir.
6
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
No. Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan kegiatan
2. Presentasi laporan
pendahuluan
3. Mobilisasi tenaga ahli
4. Penyusunan Gambar
Pra Rencana, RAB
Pekerjaan Fisik, DED
dan RKS
5. Pelaksanaan FGD di
daerah
6. Penyusunan Laporan
Antara Presentasi
laporan akhir
7. Finalisasi
7
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
c. Laporan Akhir (Final Report), yang merupakan bentuk akhir dari keseluruhan
rangkaian pelaksanaan pekerjaan dan merupakan penyempurnaan dari
laporan antara sesuai dengan catatan dalam berita acara pembahasan.
Laporan ini dicetak sebanyak 5 (lima) eksemplar, serta dilengkapi dengan
Executive Summary dan CD ROM sebanyak 5 (lima) buah
Adapun laporan akhir harus memuat keluaran antara lain sebagai berikut:
a. Review siteplan yang telah disusun dalam kajian pola pengembangan sentra
IKM di masing-masing daerah.
b. Gambar perancangan Sentra IKM, ukuran A3.
c. Gambar Rencana Teknik / gambar kerja kalkir dan blue print, ukuran A1.
d. Gambar rencana teknik yang disetujui oleh pemberi kerja.
e. Buku design note, ukuran A4.
f. Buku Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity (BoQ), ukuran A4.
g. Buku Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS Teknis) dan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat Administrasi (RKS Administrasi), ukuran A4.
h. Gambar pelengkap berupa gambar perspektif (bird eye view) ukuran A3.
i. Dokumen lelang (soft file) pembangunan fisik sentra IKM yang terdiri dari :
- Gambar Rencana Teknik / gambar kerja, ukuran A3 format PDF;
- RKS Teknik dan RKS Administrasi , ukuran A4 format Microsoft Word/PDF;
- Perhitungan Volume Pekerjaan (BoQ), ukuran A4 format PDF;
- Rencana Anggaran Biaya, ukuran A4 format Microsoft Excel.
1.
8
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
9
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Pemegang Saham
Tabel 1. Pemegang Saham PTSI
PT. Surveyor Indonesia (Persero) berkantor pusat di Jakarta dan memiliki beberapa kantor
cabang dan perwakilan di seluruh dunia, menyediakan pelayanan baik di pasar dalam negeri
dan luar negeri. Untuk memastikan penyajian jasa yang optimal, jaringan internasional kami
didukung oleh sejumlah mitra kerja dari seluruh dunia yang memiliki reputasi internasional
di bidangnya masing-masing.
B.1.1 Visi
Menjadi Perusahaan Independent Assurance Nasional yang diakui dunia dalam memberikan
solusi menyeluruh kepada pelanggan.
B.1.2 Misi
Mendorong pelanggan untuk mampu memenuhi persyaratan pelanggan global
sehingga memiliki daya saing global
Mitra strategis pemerintah, swasta dan lainnya untuk mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya dan produk dalam negeri pada bidang infrastruktur,
kemaritiman, energi dan ketahanan pangan
Menyediakan sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi nasional dan atau
internasional dan teknologi terkini untuk memenuhi tuntutan pasar
10
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
11
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Dewan Komisaris
Dewan Direksi
12
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang bersifat people-based, PTSI
menyadari bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu memegang peranan sangat
vital dalam proses penyediaan jasa. Ketersediaan SDM yang bermutu ini juga harus ditunjang
oleh peralatan operasional dan fasilitas yang memadai, sesuai dengan perkembangan
teknologi dan industri.
Menyadari bahwa tenaga kerja adalah kekuatan utama dari perusahaan jasa seperti PTSI,
kami memberikan penekanan penting pada pengembangan SDM dalam menghadapi
tantangan dunia usaha. Untuk itu, kami menerapkan konsep life-long education guna
mengembangkan pengetahuan, keahlian dan pengalaman SDM kami agar senantiasa dapat
secara aktif mengikuti perkembangan yang terjadi. Di samping itu, kami juga memandang
pentingnya menjaga aspek integritas dan etika dalam memberikan pelayanan untuk
mendapatkan dan meningkatkan kepercayaan yang diberikan oleh para pelanggan.
B.2.1.3 Regionalisasi
13
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
14
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Manajemen
Unit Bisnis
15
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
S
ejak mulai beroperasi pada tahun 1991, PT. Surveyor Indonesia (Persero), telah
melaksanakan banyak pekerjaan jasa konsultansi dan verifikasi dalam berbagai
bidang, khususnya dalam menangani proyek yang terkait dengan program skala
nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia. Adapun uraian daripada pengalaman
pelaksanaan pekerjaan sejenis dalam bidang jasa konsultansi dan verifikasi dapat dilihat
pada bagian Lampiran Ustek – Uraian Kerja Sejenis dari dokumen usulan teknis.
16
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
S
etelah mempelajari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) secara seksama, pihak
konsultan berpendapat bahwa secara garis besar KAK untuk kegiatan
“Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan
Kabupaten Dharmasraya ” sudah cukup jelas. KAK cukup memberikan gambaran
dan pedoman tentang latar belakang kegiatan, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metode
pelaksanaan pekerjaan serta hasil yang diharapkan. Selain itu, KAK juga cukup memberikan
arahan yang jelas dan komprehensif bagi pihak penyedia jasa dalam melaksanakan
pekerjaan yang dimaksud. Pemahaman terhadap KAK adalah sebagai berikut:
17
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Dharmasraya ”. Dasar hukum yang telah diuraikan dalam KAK meliputi aturan
mengenai Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah terkait dengan Penyusunan DED.
Berdasarkan peraturan yang menjadi landasan hukum dari kegiatan ini, maka dapat
diuraikan sebagai berikut.
18
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) adalah wilayah yang dirancang dengan pola
berbasis pengembangan industri dengan pendayagunaan potensi sumberdaya wilayah
melalui penguatan infrastruktur industri dan konektivitas yang memiliki keterkaitan
ekonomi kuat. Provinsi/kabupaten/kota yang tidak masuk sebagai WPPI, diberikan peranan
sebagai pendukung WPPI. Perannya dapat berupa : penyedia bahan baku, penyedia tenaga
kerja, tempat penelitian dan pengembangan, penyedia sumber air bersih dan lain-lain.
Pengembangan WPPI secara spasial perlu menggali lebih ke aspek lokalitas agar dapat
menangkap potensi industri/keunggulan daerah agar pembangunan industri dapat berjalan
lebih efektif. Rencana pengembangan WPPI juga harus menganalisis infrastruktur
penunjang industri seperti infrastruktur informasi dan telekomunikasi, pasokan energi,
sumberdaya manusia dan iptek, kelembagaan dan sistem kebijakan serta infrastruktur
sistem logistik dan yang mendukung konektivitas dan sinergitas dalam rangka perluasan
pertumbuhan ekonomi dari daerah di sekitararnya. Oleh karena itu diperlukan suatu
rencana induk pengembangan WPPI dalam rangka implementasi penyebaran pusat
pertumbuhan industri baru di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Berdasarkan kebijakan pengembangan industri daerah, sentra IKM akan dibangun di setiap
kabupaten/kota di Indonesia. Pengembangan sentra IKM akan dilaksanakan dalam 2 (dua)
bentuk, yaitu pembangunan sentra IKM baru dan revitalisasi sentra IKM yang sudah ada
(existing). Pembangunan sentra IKM baru diarahkan khususnya di kabupaten/kota yang
belum memiliki sentra IKM terutama di luar Pulau Jawa. Sedangkan revitalisasi Sentra IKM
diarahkan pada daerah-daerah yang telah memiliki Sentra IKM yang telah operasional
namun berada dalam kondisi yang kurang baik dan membutuhkan bantuan.
Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya telah menyusun Kajian Pola
Pengembangan Sentra IKM yang di dalamnya terdapat rancangan site plan Sentra yang
dimaksud. Dalam rangka menyiapkan dokumen untuk pembangunan fisik Sentra IKM, maka
pada Tahun 2017 Ditjen PPI memfasilitasi penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten
Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya.
19
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
a. Menyusun desain fisik, rancangan desain tata letak dan petunjuk desain fisik, gambar
rancangan, detail rancangan, detail rancangan dan gambar konstruksi untuk gedung
produksi dan sarana dan prasarana di dalam Sentra IKM seperti UPT, gedung
pengelola, IPAL, showroom, jalan dan utilitas kawasan di dalam Sentra IKM.
b. Menyusun RAB dan analisa rinci spesifikasi teknis untuk gedung produksi dan sarana
dan prasarana di dalam Sentra IKM seperti UPT, gedung pengelola, IPAL, showroom,
jalan dan utilitas kawasan di dalam Sentra IKM.
c. Menyusun dokumen rencana kerja dan syarat (RKS).
20
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Dalam tahapan pengumpulan data, diperlukan survei yang komprehensif mulai dari survei
pendahuluan, survei tanah, survei topografi, serta survei geologi dan geoteknik, selain itu
diperlukan survei sekunder dan wawancara terkait dengan rencana-rencana lainnya yang
akan dikembangkan dilokasi rencana.
1. Kabupaten Kepulauan Meranti , di lokasi sentra IKM yaitu di Desa Sungai Tohor,
Kecamatan Tebing Tinggi Timur.
21
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
a) Review siteplan sentra IKM yang telah disusun di dalam kajian pola pengembangan
sentra IKM masing-masing daerah.
b) Penyusunan Petunjuk Teknis dan Desain Fisik yang memuat petunjuk dan bentuk
arsitektur, motif desain, ukuran bangunan dan bahan bangunan yang meliputi
substansi antara lain desain pekerjaan lahan, detail jalan dan perkerasan, desain dasar
pekerjaan drainase, desain dasar pekerjaan air limbah, desain dasar air baku, desain
pekerjaan landscape, kelistrikan, bangunan, arsitektur dan mekanikal.
c) Dokumen/Album Gambar (Bestek) yang memuat gambar rancangan, detail rancangan
dan gambar konstruksi.
d) Dokumen Rencana Anggaran Biaya dan Analisa Rinci Satuan Pekerjaan.
e) Dokumen Rencana Kerja dan Syarat (Spesifikasi) Teknis.
Tenaga Pendukung:
Surveyor, 2 (dua) orang.
Drafter, 1 (satu) orang.
22
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Telah dipahami keberadaan tenaga ahli dan tenaga pendukung dalam kegiatan ini
merupakan satu kesatuan yang terkoordinasi dalam lingkup manajemen proyek. Efektivitas
tim pelaksana sepenuhnya sangat ditentukan oleh kemampuan koordinasi dan kerjasama di
dalam anggota tim, kelengkapan dan kontribusi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
yang telah diorganisasikan.
Para tenaga ahli tersebut diatas dibutuhkan untuk memberikan analisis dan pandangan dari
aspek keilmuannya masing-masing sehingga output yang dihasilkan akan feasible untuk
dilakukan. Sedangkan surveyor dibutuhkan untuk membantu tenaga ahli dalam
pengumpulan data dan informasi.
No. Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan kegiatan
2. Presentasi laporan pendahuluan
3. Mobilisasi tenaga ahli
4. Penyusunan Gambar Pra Rencana,
RAB Pekerjaan Fisik, DED dan RKS
5. Pelaksanaan FGD di daerah
6. Penyusunan Laporan Antara
Presentasi laporan akhir
7. Finalisasi
23
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
pembahasan, dan telah dilengkapi penyajian data dan hasil survei lapangan. Hasil diskusi
dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan
laporan berikutnya. Laporan Akhir merupakan laporan final yang berisikan bentuk akhir dari
keseluruhan rangkaian pelaksanaan pekerjaan dan merupakan penyempurnaan dari laporan
antara sesuai dengan catatan dalam berita acara pembahasan. Laporan ini dicetak sebanyak
5 (lima) eksemplar, serta dilengkapi dengan Executive Summary dan CD ROM sebanyak 5
(lima) buah. Selain itu laporan akhir harus memuat keluaran antara lain sebagai berikut:
a. Review siteplan yang telah disusun dalam kajian pola pengembangan sentra IKM di
masing-masing daerah.
b. Gambar perancangan Sentra IKM, ukuran A3.
c. Gambar Rencana Teknik / gambar kerja kalkir dan blue print, ukuran A1.
d. Gambar rencana teknik yang disetujui oleh pemberi kerja.
e. Buku design note, ukuran A4.
f. Buku Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity (BoQ), ukuran A4.
g. Buku Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS Teknis) dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Administrasi (RKS Administrasi), ukuran A4.
h. Gambar pelengkap berupa gambar perspektif (bird eye view) ukuran A3.
i. Dokumen lelang (soft file) pembangunan fisik sentra IKM yang terdiri dari :
- Gambar Rencana Teknik / gambar kerja, ukuran A3 format PDF;
- RKS Teknik dan RKS Administrasi , ukuran A4 format Microsoft Word/PDF;
- Perhitungan Volume Pekerjaan (BoQ), ukuran A4 format PDF;
- Rencana Anggaran Biaya, ukuran A4 format Microsoft Excel.
24
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
S
etelah mempelajari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) secara seksama, pihak
konsultan berpendapat bahwa secara garis besar KAK untuk kegiatan
“Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan
Kabupaten Dharmasraya ” telah cukup jelas. KAK telah memberikan gambaran
dan pedoman tentang latar belakang kegiatan, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metode
pelaksanaan pekerjaan serta hasil yang diharapkan secara memadai. Selain itu, KAK juga
cukup memberikan arahan yang jelas dan komprehensif bagi pihak penyedia jasa dalam
melaksanakan pekerjaan yang dimaksud. Pemahaman terhadap KAK adalah sebagai
berikut:
25
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
26
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
2 (dua) Kabupaten yang telah ditetapkan sebagai WPPI wilayah kajian, meliputi Wilayah
Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) di:
1. Kabupaten Kepulauan Meranti , di lokasi sentra IKM yaitu di Desa Sungai Tohor,
Kecamatan Tebing Tinggi Timur.
27
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
waktu dan proses yang cukup panjang dalam survei dan hasil lab, sehingga perlu
diperhitungkan solusi untuk mengatasi keterbatasan waktu tersebut.
28
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
S
etelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK), pihak penyedia jasa dapat
memahami latar belakang kegiatan, maksud dan tujuan kegiatan, sasaran, metode
pelaksanaan serta ruang lingkup pekerjaan. Beberapa tanggapan dari pihak
konsultan terhadap KAK telah dikemukakan pada bagian sebelumnya di dalam
dokumen penawaran teknis ini. Berdasarkan pemahaman terhadap KAK dan tanggapan
yang telah disampaikan, pihak penyedia jasa memberikan apresiasi dan inovasi bagi
penyelesaian kegiatan. Berikut merupakan apresiasi dan inovasi yang diberikan.
29
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
pengembangan WPPI, KPI dan KI, maka industri dapat ditumbuhkan dengan
mengembangkan industri kecil dan industri menengah melalui pengembangan Sentra
Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM). Sentra Industri Kecil dan Industri
Menengah (Sentra IKM) adalah lokasi pemusatan kegiatan industri kecil dan industri
menengah yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang yang dirancang berbasis pada
pengembangan potensi sumber daya daerah, serta dikelola oleh badan pengelola.
Pengembangan potensi sumber daya daerah tidak terlepas dari pengenalan terhadap
masing-masing kabupaten secara mendalam, baik dari sisi geografis dan fisik lahan, maupun
kondisi sosial dan budaya lokasi kegiatan. Pengenalan lokasi ini diperlukan diantaranya
untuk memperkirakan jalur transportasi agar mempermudah mobilisisasi tenaga ahli dan
alat ke lapangan, serta bentuk arsitektural yang sesuai dengan budaya lokal.
SOP yang diajukan nantinya akan disetujui dan ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian
sekaligus menjadi pedoman yang harus ditaati oleh PT. Surveyor Indonesia (PERSERO) di
dalam melaksanakan kegiatan ” Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan
Meranti dan Kabupaten Dharmasraya ”.
Berikut adalah beberapa catatan mengenai standar yang harus dimiliki oleh sebuah SOP1 :
1. Overview
A Standard Operating Procedure (SOP) is a set of written instructions tha t document a routine or
repetitive activity followed by an organization. The development and use of SOPs are an integral
part of a successful quality system as it provides individuals with the information to perform a job
1 Guidance for Preparing Standard Operating Procedures (SOPs), April 2007, http://www.epa.gov/quality/qs-
docs/g6-final.pdf
30
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
properly, and facilitates consistency in the quality and integrity of a product or end-result. The
term “SOP” may not always be appropriate and terms such as protocols, instructions, worksheets,
and laboratory operating procedures may also be used. For this document “SOP” will be used.
2. Purpose
SOPs detail the regularly recurring work processes that are to be conducted or followed within an
organization. They document the way activities are to be performed to facilitate consistent
conformance to technical and quality system requirements and to support data quality. They may
describe, for example, fundamental programmatic actions and technical actions such as analytical
processes, and processes for maintaining, calibrating, and using equipment. SOPs are intended to
be specific to the organization or facility whose activities are described and assist that
organization to maintain their quality control and quality assurance processes and ensure
compliance with governmental regulations.
If not written correctly, SOPs are of limited value. In addition, the best written SOPs will fail if they
are not followed. Therefore, the use of SOPs needs to be reviewed and re-enforced by
management, preferably the direct supervisor. Current copies of the SOPs also need to be readily
accessible for reference in the work areas of those individuals actually performing the activity,
either in hard copy or electronic format, otherwise SOPs serve little purpose.
3. Benefits
The development and use of SOPs minimizes variation and promotes quality through consistent
implementation of a process or procedure within the organization, even if there are temporary or
permanent personnel changes. SOPs can indicate compliance with organizationaland
governmental requirements and can be used as a part of a personnel training pro gram, since they
should provide detailed work instructions. It minimizes opportunities for miscommunication and
can address safety concerns. When historical data are being evaluated for current use, SOPs can
also be valuable for reconstructing project activities when no other references are available. In
addition, SOPs are frequently used as checklists by inspectors when auditing procedures.
Ultimately, the benefits of a valid SOP are reduced work effort, along with improved
comparability, credibility, and legal defensibility.
4.Writing Styles
SOPs should be written in a concise, step-by-step, easy-to-read format. The information presented
should be unambiguous and not overly complicated. The active voice and present verb tense
should be used. The term "you" should not be used, but implied. The document should not be
wordy, redundant, or overly lengthy. Keep it simple and short. Information should be conveyed
clearly and explicitly to remove any doubt as to what is required. Also, use a flow chart to
illustrate the process being described. In addition, follow the style guide used by your
organization, e.g., font size and margins.
31
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
SOPs should be organized to ensure ease and efficiency in use and to be specific to the
organization which develops it. There is no one “correct” format; and internal formatting will vary
with each organization and with the type of SOP being written. Where possible break the
information into a series of logical steps to avoid a long list. The level of detail provid ed in the SOP
may differ based on, e.g., whether the process is critical, the frequency of that procedure being
followed, the number of people who will use the SOP, and where training is not routinely
available. A generalized format is discussed next.
5.1 Title Page
The first page or cover page of each SOP should contain the following information: a title
that clearly identifies the activity or procedure, an SOP identification (ID) number, date of
issue and/or revision, the name of the applicable agency, division, and/or branch to which
this SOP applies, and the signatures and signature dates of those individuals who prepared
and approved the SOP. Electronic signatures are acceptable for SOPs maintained on a
computerized database.
5.2 Table of Contents
A Table of Contents may be needed for quick reference, especially if the SOP is long, for
locating information and to denote changes or revisions made only to certain sections of
an SOP.
5.3 Text
Well-written SOPs should first briefly describe the purpose of the work or process, including
any regulatory information or standards that are appropriate to the SOP process, and the
scope to indicate what is covered. Define any specialized or unusual terms either in a
separate definition section or in the appropriate discussion section. Denote what
sequential procedures should be followed, divided into significant sections; e.g., possible
interferences, equipment needed, personnel qualifications, and safety considerations
(preferably listed in bold to capture the attention of the user). Finally, describe next all
appropriate QA and quality control (QC) activities for that procedure, and list any cited or
significant references.
Attach any appropriate information, e.g., an SOP may reference other SOPs. In such a case, the
following should be included:
1. Cite the other SOP and attach a copy, or reference where it may be easily located.
2. If the referenced SOP is not to be followed exactly, the required modification should be
specified in the SOP at the section where the other SOP is cited
32
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem, mekanisme dan
tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan
kegiatan demi menghasilkan output kegiatan yang terbaik. SOP sebagai suatu dokumen/
instrumen memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat efektif dan
efisisen berdasarkan suatu standar yang sudah baku ataupun hasil adopsi dengan sedikit/
banyak revisi dari suatu standar baku yang relevan dengan tujuan kegiatan. Pengembangan
instrumen manajemen tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa proses pelayanan
di seluruh unit kerja dapat terkendali dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Sebagai suatu instrumen manajemen, SOP berlandaskan pada sistem manajemen kualitas
(Quality Management System), yakni sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-
praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu
proses dan produk (barang dan/atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.
Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini mencakup
beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja. Sistem ini berlandaskan
pada pencegahan kesalahan, sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang
bersifat reaktif. Secara konseptual, SOP merupakan bentuk konkret dari penerapan prinsip
manajemen kualitas yang diaplikasikan untuk organisasi pelaksanaan kegiatan
“ Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten
Dharmasraya”.
Tahap penting dalam penyusunan SOP adalah melakukan analisis sistem dan prosedur kerja,
analisis tugas, dan melakukan analisis prosedur kerja.
1. Analisis Sistem dan Prosedur Kerja
Analisis sistem dan prosedur kerja adalah kegiatan mengidentifikasikan fungsi-fungsi
utama dalam suatu pekerjaan, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam
melaksanakan fungsi sistem dan prosedur kerja. Sistem adalah kesatuan unsur atau
unit yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi sedemikian rupa, sehingga
muncul dalam bentuk keseluruhan, bekerja, berfungsi atau bergerak secara harmonis
yang ditopang oleh sejumlah prosedur yang diperlukan, sedangkan prosedur
merupakan urutan kerja atau kegiatan yang terencana untuk menangani pekerjaan
yang berulang dengan cara seragam dan terpadu.
33
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
2. Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan proses manajemen yang merupakan penelaahan yang
mendalam dan teratur terhadap suatu pekerjaan, karena itu analisa tugas diperlukan
dalam setiap perencanaan dan perbaikan organisasi. Analisa tugas diharapkan dapat
memberikan keterangan mengenai pekerjaan, sifat pekerjaan, syarat pejabat, dan
tanggung jawab pejabat. Di bidang manajemen dikenal sedikitnya 5 aspek yang
berkaitan langsung dengan analisis tugas yaitu:
a. Analisa tugas, merupakan penghimpunan informasi dengan sistematis dan
penetapan seluruh unsur yang tercakup dalam pelaksanaan tugas khusus.
b. Deskripsi tugas, merupakan garis besar data informasi yang dihimpun dari
analisa tugas, disajikan dalam bentuk terorganisasi yang mengidentifikasikan
dan menjelaskan isi tugas atau jabatan tertentu. Deskripsi tugas harus disusun
berdasarkan fungsi atau posisi, bukan individual; merupakan dokumen umum
apabila terdapat sejumlah personel memiliki fungsi yang sama; dan
mengidentifikasikan individual dan persyaratan kualifikasi untuk mereka serta
harus dipastikan bahwa mereka memahami dan menyetujui terhadap
wewenang dan tanggung jawab yang didefinisikan itu.
c. Spesifikasi tugas, berisi catatan-catatan terperinci mengenai kemampuan
pekerja untuk tugas spesifik.
d. Penilaian tugas, berupa prosedur penggolongan dan penentuan kualitas tugas
untuk menetapkan serangkaian nilai untuk setiap tugas spesifik dalam
hubungannya dengan tugas lain.
e. Pengukuran kerja dan penentuan standar tugas merupakan prosedur
penetapan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas dan
menetapkan ukuran yang dipergunakan untuk menghitung tingkat pelaksanaan
pekerjaan.
Melalui analisa tugas ini tugas-tugas dapat dibakukan, sehingga dapat dibuat
pelaksanaan tugas yang baku. Setidaknya ada dua manfaat analisis tugas dalam
penyusunan SOP, yaitu membuat penggolongan pekerjaan yang direncanakan dan
dilaksanakan serta menetapkan hubungan kerja dengan sistematis.
3. Analisis Prosedur Kerja
Analisis prosedur kerja adalah kegiatan untuk mengidentifikasi urutan langkah-
langkah pekerjaan yang berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana hal
tersebut dilakukan, bilamana hal tersebut dilakukan, dimana hal tersebut dilakukan,
dan siapa yang melakukannya. Prosedur diperoleh dengan merencanakan terlebih
dahulu bermacam-macam langkah yang dianggap perlu untuk melaksanakan
pekerjaan. Dengan demikian prosedur kerja dapat dirumuskan sebagai serangkaian
langkah pekerjaan yang berhubungan, biasanya dilaksanakan oleh lebih dari satu
orang, yang membentuk suatu cara tertentu dan dianggap baik untuk melakukan
suatu keseluruhan tahap yang penting.
34
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Analisis terhadap prosedur kerja akan menghasilkan suatu diagram alur (flow chart)
dari aktivitas organisasi dan menentukan hal-hal kritis yang akan mempengaruhi
keberhasilan organisasi. Aktivitas-aktivitas kritis ini perlu didokumetasikan dalam
bentuk prosedur-prosedur dan selanjutnya memastikan bahwa fungsi-fungsi dan
aktivitas itu dikendalikan oleh prosedur-prosedur kerja yang telah terstandarisasi.
Prosedur kerja merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan tujuan
organisasi sebab prosedur memberikan beberapa keuntungan antara lain
memberikan pengawasan yang lebih baik mengenai apa yang dilakukan dan
bagaimana hal tersebut dilakukan; mengakibatkan penghematan dalam biaya tetap
dan biaya tambahan; dan membuat koordinasi yang lebih baik di antara bagian-bagian
yang berlainan.
Berpedoman pada uraian tentang konsep dasar SOP di atas, pihak penyedia jasa
berencana untuk membuat SOP yang nantinya akan dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan “ Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan
Meranti dan Kabupaten Dharmasraya ”.
Secara garis besar, SOP yang dibuat oleh PTSI akan memuat konten-konten sebagai
berikut :
1. Lembar Pengesahan
Lembar ini merupakan halaman berisi tanda tangan pihak-pihak yang
menyiapkan, mengevaluasi, mengetahui, menyetujui dan mengesahkan
dokumen SOP.
2. Lembar Distribusi
Lembar ini merupakan halaman kontrol dokumen berisi pihak-pihak yang
berkompeten menerima dokumen SOP.
3. Lembar Perubahan
Lembar ini merupakan halaman catatan/log perubahan atau perbaikan yang
terjadi pada dokumen SOP.
4. Tujuan Prosedur
Lembar ini berisi penjelasan mengenai tujuan dibuatnya dokumen prosedur.
5. Ruang Lingkup Prosedur
Lembar ini berisi lingkup prosedur pekerjaan yang diatur di dalam dokumen
SOP.
6. Definisi
Lembar ini berisi definisi-definisi terhadap hal-hal penting yang disebutkan di
dalam SOP.
35
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
7. Aktifitas Prosedur
Lembar ini berisi prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan sebuah
aktivitas yang diatur oleh SOP.
Adapun contoh Standar Operation Procedure yang dibuat adalah sebagai berikut:
36
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
CO NTOH CO NTOH
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
CO NTOH CO NTOH
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
CO NTOH CO NTOH
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
CO NT O H
Metode quality control merupakan metode kerja yang bertujuan untuk menjamin bahwa
informasi yang disajikan merupakan kumpulan data-data valid. Guna memenuhi hal
tersebut, pihak konsultan menyusun strategi kerja untuk menjamin kualitas data yang
diperoleh melalui metode quality control di dalam pelaksanaan kegiatan “ Penyusunan
DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya ”.
Strategi penyusunan metode quality control mengacu kepada prinsip self service, dimana
setiap personil lapangan akan melakukan pengecekan terhadap data-data yang diperoleh.
Selain self service, para tenaga ahli akan menterjemahkan metode quality control ke dalam
prosedur standar dalam melaksanakan validasi terhadap data-data yang diperoleh dari hasil
kegiatan. Dan kegiatan quality control ini juga menjadi tanggung jawab bersama antara staf
quality control.
Pada saat suatu kegiatan proyek dilaksanakan, begitu juga halnya kegiatan Penyusunan
DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya ,
berbagai situasi yang tidak nyaman seperti keterlambatan penyelesaian pekerjaan atau
pengeluaran biaya kegiatan yang melebihi anggaran. Hal ini disebabkan oleh kurang siapnya
proyek tim menghadapi berbagai kemungkinan risiko yang akan terjadi. Untuk itu perlu
dilakukan identifikasi tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah ataupun
meminimalkan risiko tersebut.
41
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Manajemen risiko itu penting mengingat sikap orang ketika menghadapi risiko berbeda-
beda. Dalam pelaksanaannya, ada orang yang berusaha untuk menghindari risiko, namun
tak sedikit yang sebaliknya sangat senang menghadapi risiko sementara yang lain mungkin
tidak terpengaruh dengan adanya risiko. Pemahaman atas sikap orang terhadap risiko ini
dapat membantu untuk mengerti betapa risiko itu penting untuk ditangani dengan baik.
Beberapa risiko lebih penting dibandingkan risiko lainnya. Baik penting maupun tidak
sebuah risiko tertentu bergantung pada sifat risiko tersebut, pengaruhnya pada aktivitas
tertentu dan kekritisan aktivitas tersebut. Aktivitas berisiko tinggi pada jalur kritis
pengembangan biasanya merupakan penyebabnya.
Untuk mengurangi bahaya tersebut maka harus ada jaminan untuk meminimalkan risiko
atau paling tidak mendistribusikannya selama pelaksanaan kegiatan tersebut dan idealnya
risiko tersebut dihapus dari aktivitas yang mempunyai jalur yang kritis.
Risiko dari sebuah aktivitas yang sedang berlangsung sebagian bergantung pada siapa yang
mengerjakan atau siapa yang mengelola aktivitas tersebut. Evaluasi risiko dan alokasi staf
dan sumber daya lainnya erat kaitannya. Risiko dalam pelaksanaan pekerjaan proyek
memiliki dua karakteristik:
1 Uncertainty: tidak ada risiko yang 100% pasti muncul.
2 Loss: risiko berimbas pada kehilangan.
42
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
B Total Biaya
Y Cost Expected
Of Aversion Losses from the
A
risk
Brainstorming
Survei
Wawancara
Informasi histori
Kelompok kerja
Jenis-jenis risiko:
Untuk keperluan identifikasi dan mengelola risiko yang dapat menyebabkan sebuah
penyelesaian pekerjaan proyek melampaui batas waktu dan biaya yang sudah
dialokasikan maka perlu diidentifikasikan tiga tipe risiko yang ada yaitu:
• Risiko yang disebabkan karena kesulitan melakukan estimasi.
• Risiko yang disebabkan karena asumsi yang dibuat selama proses
perencanaan.
• Risiko yang disebabkan adanya even yang tidak terlihat (atau tidak
direncanakan).
43
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
44
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Changeover Factor
Kebutuhan perubahan “all-in-one” kedalam suatu sistem baru
mempunyai risiko tertentu. Perubahan secara bertahap atau gradual
akan meminimisasi risiko akan tetapi cara tersebut tidak praktis.
Menjalankan secara paralel dapat memberikan solusi yang aman akan
tetapi biasanya tidak mungkin atau terlalu mahal.
Supplier Factor
Suatu pengembangan yang melibatkan organisasi eksternal yang tidak
dapat dikendalikan secara langsung dapat mempengaruhi keberhasilan
pekerjaan proyek. Sebagai contoh tertundanya instalasi jalur telpon atau
pengiriman peralatan yang sulit dihindari dapat berpengaruh terhadap
keberhasilan penyelesaian pekerjaan proyek.
Environment Factor
Perubahan pada lingkungan dapat mempengaruhi keberhasilan
penyelesaian pekerjaan proyek. Seperti contoh terjadi perubahan
regulasi pajak, akan mempunyai dampak yang cukup serius pada
pengembangan aplikasi penggajian.
Health and Safety Factor
Ada satu isu utama yaitu faktor kesehatan dan keamanan dari partisipan
yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan proyek walaupun tidak umum
(dibandingkan dengan pengembangan teknik sipil) yang dapat
mempengaruhi aktivitas pelaksanaan pekerjaan survei.
Kesalahan Estimasi
Beberapa pekerjaan lebih sulit untuk melakukan estimasi dibandingkan pekerjaan
lainnya disebabkan karena terbatasnya pengalaman pada pekerjaan serupa atau
disebabkan karena jenis pekerjaan tersebut. Pembuatan sebuah laporan kegiatan
survei, misalnya, merupakan langkah yang tepat yang dapat dipertanggungjawabkan
dan sebagai bukti bahwa tim pernah mengerjakan tugas yang serupa sebelumnya.
Dengan pengalaman itu seharusnya tim mampu untuk melakukan estimasi dengan
lebih tepat mengenai berapa lama pekerjaan dapat diselesaikan dan berapa besarnya
biaya yang dibutuhkan. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
penyelesaian pekerjaan dapat menjadi sesuatu hal yang sulit diprediksi dengan tingkat
keakuratan yang serupa walaupun kegiatan yang serupa sebelumnya pernah dilakukan.
Estimasi dapat ditingkatkan melalui analisis data historis untuk aktivitas yang serupa
dan untuk sistem yang serupa. Dengan menyimpan perbandingan antara estimasi
semula dengan hasil akhir akan mengakibatkan beberapa tipe pekerjaan sulit diestimasi
secara tepat.
45
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Asumsi Perencanaan
Pada setiap tahapan perencanaan, asumsi perlu dibuat, jika tidak benar maka dapat
mengakibatkan risiko tersebut berisiko. Sebagai contoh pada jaringan aktivitas,
aktivitas dibangun berdasarkan pada asumsi menggunakan metode desain tertentu
dimana memungkinkan urutan aktivitas diubah.
Pada setiap tahapan pada proses perencanaan, sangat penting untuk memeperinci
secara eksplisit semua asumsi yang dibuat dan mengidentifikasi apa pengaruhnya jika
ternyata dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan.
Kemungkinan
Beberapa kemungkinan dapat saja tidak pernah terlihat dan tim proyek hanya dapat
menyakinkan diri tim sendiri bahwa ada sesuatu yang tidak dapat dibayangkan,
kadang-kadang dapat terjadi. Akan tetapi biasanya jarang terjadi hal seperti itu.
Mayoritas kejadian yang tidak diharapkan biasanya dapat diidentifikasi beberapa
spesifikasi kebutuhan kemungkinan diubah setelah beberapa pekerjaan dilakukan,
tenaga ahli meninggalkan pekerjaan, perlengkapan yang diperlukan tidak dikirim tapat
waktu. Beberapa kejadian semacam itu dapat terjadi sewaktu-waktu dan walaupun
kejadian tersebut kemungkinan terjadinya relatif rendah akan tetapi kejadian tersebut
perlu dipertimbangkan dan direncanakan.
Metode untuk evaluasi pengaruh ketidakpastian ini terhadap jadual proyek:
Penggunaan PERT untuk evaluasi pengaruh ketidakpastian
PERT dikembangkan untuk menghitung estimasi ketidakpastian lingkungan
terhadap durasi pekerjaan. PERT dikembangkan pada suatu lingkungan
proyek yang mahal, berisiko tinggi dan kompleks. Metode PERT ini
memerlukan tiga estimasi:
1. Most likely time
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam situasi
normal dan diberikan simbol m.
2. Optimistic time
Waktu tersingkat yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan
diberi simbol a.
3. Pessimistic time
Waktu terlama yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
dikarenakan berbagai kemungkinan yang masuk akal dan diberikan
simbol b.
PERT mengkombinasikan ketiga estimasi tersebut untuk membentuk durasi tunggal
yang diharapkan, te = a + 4m + b
Penggunaan durasi yang diharapkan
46
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Sangat Dana mencukupi Agak menyimpang dari Kualitas agak berkurang namun
rendah target masih dapat digunakan
Rendah Membutuhkan Agak menyimpang dari Gagal untuk memenuhi janji
dana tambahan target pada stakeholder
Sedang Membutuhkan Penundaan berdampak Beberapa fungsi tidak dapat
dana tambahan terhadap stakeholder dimanfaatkan
Tinggi Membutuhkan Gagal memenuhi Gagal untuk memenuhi
dana tambahan deadline kebutuhan banyak stakeholder
yang signifikan
47
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Setelah mengetahui probabilitas dan dampak dari suatu risiko, maka tim dapat
mengetahui potensi suatu risiko. Untuk mengukur bobot risiko tim proyek dapat
menggunakan skala dari 1 – 5 sebagai berikut seperti yang disarankan oleh JISC
InfoNet:
Mengancam kesuksesan
Sangat tinggi Hampir pasti terjadi
proyek
Setelah risiko yang dapat mempengaruhi pengembangan teridentifikasi maka
diperlukan cara untuk menentukan tingkat kepentingan dari masing-masing risiko.
Beberapa risiko secara relatif tidak terlalu fatal seperti risiko keterlambatan
penyerahan dokumentasi, sedangkan beberapa risiko lainnya berdampak besar, seperti
risiko keterlambatan penyerahan perangkat lunak. Beberapa risiko sering terjadi (salah
satu anggota tim sakit sehingga tidak bisa bekerja selama beberapa hari). Sementara
itu risiko lainnya jarang terjadi seperti kerusakan perangkat keras yang dapat
mengakibatkan sebagian program hilang.
Probabilitas terjadinya risiko sering disebut dengan risk likelihood; sedangkan dampak
yang akan terjadi jika risiko tersebut terjadi dikenal dengan risk impact dan tingkat
kepentingan risiko disebut dengan risk value atau risk exposure. Risk value dapat
dihitung dengan formula:
Risk exposure = Risk Likelihood x Risk Impact
Idealnya risk impact diestimasi dalam batas moneter dan likelihood dievaluasi sebagai
sebuah probabilitas. Dalam hal ini risk exposure akan menyatakan besarnya biaya yang
diperlukan berdasarkan perhitungan analisis biaya manfaat. Risk exposure untuk
48
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
berbagai risiko dapat dibandingkan antara satu dengan lainnya untuk mengetahui
tingkat kepentingan masing-masing risiko.
Akan tetapi, estimasi biaya dan probabilitas tersebut sulit dihitung, subyektif,
menghabiskan waktu dan biaya. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan beberapa
pengukuran yang kuantitatif untuk menilai risk likelihood dan risk impact, karena tanpa
ini sulit untuk membandingkan atau meranking risiko tersebut untuk berbagai
keperluan. Akan tetapi, usaha yang dilakukan untuk medapatkan sebuah estimasi
kuantitatif yang baik akan menghasilkan pemahaman yang mendalam dan bermanfaat
atas terjadinya suatu permasalahan.
Penilaian likelihood dan impact dengan skala 1-10 relatif mudah, akan tetapi kebanyakan
manajer risiko akan berusaha untuk memberikan skor yang lebih bermakna, misal skor
likelihood 8 akan dipertimbangkan dua kali likelihood dengan skor 4.
Hasil pengukuran impact, dapat diukur dengan skor yang serupa, harus dimasukkan
pada perhitungan total risk dari proyek tersebut. Untuk itu harus melibatkan beberapa
biaya potensial seperti :
a. Biaya yang diakibatkan keterlambatan penyerahan atas jadual yang sudah
ditentukan
b. Biaya yang berlebihan dikarenakan harus menambah sumber daya atau
dikarenakan mempergunakan sumber daya yang lebih mahal
c. Biaya yang tidak terlihat pada beberapa komponen kualitas atau fungsionalitas
sistem
Prioritas Risiko
Pengelolaan risiko melibatkan penggunaan dua strategi:
Risk exposure dapat dikurangi dengan mengurangi likehood atau impact. Pembuatan
rencana kontingensi berkaitan dengan kemungkinan risiko yang akan terjadi.
Sembarang usaha untuk mengurangi sebuah risk exposure atau untuk melakukan
sebuah rencana kontigensi akan berhubungan dengan biaya yang berkaitan dengan
usaha tersebut. Merupakan hal yang penting untuk menjamin bahwa usaha ini
dilaksanakan dengan cara yang paling efektif dan diperlukan cara untuk
49
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
memprioritaskan risiko sehingga usaha yang lebih penting dapat menerima perhatian
yang lebih besar.
Estimasi nilai likelihood dan impact dari masing-masing usaha tersebut akan
menentukan nilai risk exposure. Setelah risk exposure dapat dihitung maka risiko dapat
diberi prioritas high, medium atau low sesuai dengan besar kecilnya nilai risk exposure.
Dalam kenyataannya, secara umum ada beberapa faktor lain, selain nilai risk exposure,
yang harus diperhitungkan pada saat menentukan prioritas risiko.
Kepercayaan Terhadap Penilaian Risiko
Beberapa penilaian risk exposure relatif kurang. Untuk diperlukan investigasi lebih
lanjut sebelum tindakan diambil.
Penggabungan Risiko
Beberapa risiko saling bergantung dengan lainnya. Dalam hal ini maka beberapa risiko
tersebut perlu dianggap sebagai satu risiko.
Jumlah Risiko
Perlu batas jumlah risiko yang dapat dipertimbangkan secara efektif dan dapat diambil
tindakannya oleh seorang manajer proyek. Untuk itu perlu dibatasi ukuran daftar
prioritas.
Biaya Tindakan
Beberapa risiko, yang suatu saat dapat dikenali, dapat dikurangi atau dicegah segera
dengan biaya atau usaha yang sedikit tanpa menganggap nilai risikonya. Untuk risiko
lainnya perlu dilakukan perbandingan antara biaya yang diperlukan dengan benefit
yang diperoleh dengan mengurangi risiko tersebut. Satu metode untuk melaksanakan
perhitungan ini adalah dengan menghitung risk reduction leverage (RRL) dengan
mempergunakan persamaan sebagai berikut:
REbefore adalah nilai risk exposure semula, REafter adalah nilai risk exposure yang
diharapkan setelah diambil tindakan dan risk education cost adalah biaya untuk
implementasi tindakan pengurangan risiko. Risk reduction cost harus dinyatakan
dengan unit yang sama dengan nilai risiko yaitu nilai moneter yang diperlukan atau
dengan nilai skor. Jika nilai yang diharapkan ternyata lebih besar maka RRL yang lebih
besar memperlihatkan bahwa tim proyek perlu berharap untuk meningkatkan rencana
pengurangan risiko disebabkan reduksi risk exposure yang diharapkan lebih besar
dibandingkan dengan biaya rencana.
50
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
3. Pengelolaan Risiko
Jenis-jenis cara mengelola risiko:
a. Risk Avoidance
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko
sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus
dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan
oleh suatu aktivitas.
b. Risk Reduction
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang
mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak
kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
c. Risk Transfer
Yaitu memindahkan risiko pada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak
(asuransi) maupun hedging.
d. Risk Deferral
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek
suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
e. Risk Retention
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun
mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian
penting dari aktivitas.
Penanganan risiko:
a. High probability, high impact: risiko jenis ini umumnya dihindari ataupun
ditransfer.
b. Low probability, high impact: respon paling tepat untuk tipe risiko ini adalah
dihindari. Dan jika masih terjadi, maka lakukan risiko serta kembangkan
contingency plan.
c. High probability, low impact: mitigasi risiko dan kembangkan contingency plan.
d. Low probability, low impact: efek dari risiko ini dapat dikurangi, namun biayanya
dapat saja melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih baik
untuk menerima efek dari risiko tersebut.
Contigency Plan
Untuk risiko yang mungkin terjadi maka perlu dipersiapkan contingency plan
seandainya benar-benar terjadi. Contigency plan haruslah sesuai dengan proposional
51
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
terhadap dampak risiko tersebut. Dalam banyak kasus seringkali lebih efisien untuk
mengalokasikan sejumlah sumber daya untuk mengurangi risiko dibandingkan
mengembangkan contingency plan yang jika diimplementasikan akan lebih mahal.
Namun beberapa skenario memang membutuhkan full contingency plan, tergantung
pada proyeknya. Namun jangan sampai tertukar antara contingency planning dengan
re-planning normal yang memang dibutuhkan karena adanya perubahan dalam proyek
yang berjalan.
52
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Kebijakan publik menurut Thomas Dye (1981:1) adalah apa pun pilihan pemerintah untuk
melakukan atau tidak melakukan (public policy is whatever governments choose to do or not
to do). Konsep tersebut sangat luas karena kebijakan publik mencakup sesuatu yang tidak
dilakukan pemerintah disamping yang dilakukan oleh pemerintah ketika pemerintah
menghadapi suatu masalah publik. Sebagai contoh, ketika pemerintah mengetahui bahwa
ada jalan yang rusak dan dia tidak membuat kebijakan untuk memperbaikinya, berarti
pemerintah sudah mengambil kebijakan. Definisi kebijakan publik dari Thomas Dye tersebut
mengandung makna bahwa (1) kebijakan publik tersebut dbuat oleh badan pemerintah,
bukan organisasi swasta; (2) kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau
tidak dilakukan oleh badan pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk tidak membuat
53
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
program baru atau tetap pada status quo, misalnya tidak menunaikan pajak adalah sebuah
kebijakan publik.
Dalam pandangan David Easton ketika pemerintah membuat kebijakan publik, ketika itu
pula pemerintah mengalokasikan nilai-nilai kepada masyarakat, karena setiap kebijakan
mengandung seperangkat nilai didalamnya (dikutip Dye, 1981). Sebagai contoh, ketika
pemerintah menetapkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan kemudian diganti dengan
Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah, terlihat bahwa nilai yang
akan dikejar adalah penghormatan terhadap nilai demokrasi dan pemberdayaan terhadap
masyarakat lokal dan pemerintah daerah.
Harrold laswell dan Abraham Kaplan berpendapat bahwa kebijakan publik hendaknya berisi
tujuan, nilai-nilai, dan praktika-praktika sosial yang ada dalam masyarakat (Dikutif Dye,
1981). Ini berarti kebijakan publik tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan paktik-
praktik sosial yang ada dalam masyarakat. Ketika kebijakan publik berisi nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat, maka kebijakan publik tersebut akan mendapat resistensi ketika
diimplementasikan. Sebaliknya, suatu kebijakan publik harus mampu mengakomodasi nilai-
nilai dan pratika-praktika yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Proses analisis kebijakan publik adalah serangkaian aktivitas intlektual yang dilakukan dalam
proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politik tersebut nampak dalam serangkaian
kegiatan yang mencakup penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan,
implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan. Sedangkan aktivitas perumusan masalah,
forecasting, rekomendasi kebijakan, monitoring, dan evaluasi kebijakan adalah aktivitas
yang lebih bersifat intlektual.
James Anderson (1979:23-24) sebagai pakar kebijakan publik meenetapkan proses kebijakan
publik sebagai berikut:
1. Formulasi masalah (problem formulation): apa masalahnya? Apa yang membuat hal
tersebut menjadi masalah kebijakan? Bagaimana masalah tersebut dapat masuk
dalam agenda pemerintah?
2. Formulasi kebijakan (formulation): bagaimana mengembangkan pilihan-pilihan atau
alternatf-alternatif untuk memecahkan masalah tersebut? Siapa saja yang
berpartisipasi dalam formulasi kebijakan?
3. Penentuan kebijakan (adoption): bagaimana alternative ditetapkan? Persyaratan atau
criteria seperti apa yang harus dipenuhi? Siapa yang akan melaksanakan kebijakan?
54
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Bagaimana proses atau strategi untuk melaksanakan kebjakan? Apa isi dari kebijakan
yang telah ditetapkan?
4. Implementasi (implementasion): siapa yang terlibat dalam implementasi kebijakan?
Apa yang mereka kerjakan? Apa dampak dari isi kebijakan?
5. Evaluasi (evaluation): bagaimana tingkat keberhasilan atau dampak kebijakan diukur?
Siapa yang mengevaluasi kebijakan? Apa konsekuensi dari adanya evaluasi kebijakan?
Adakah tuntutan untuk melakukan perubahan atau pembatalan?
Sedangkan Michael Howlet dan M. Ramesh (1995:11) menyatakan bahwa proses kebijakan
publik terdiri dari lima tahapan sebagai berikut:
1. Penyusunan agenda (agenda setting), yakni suatu proses agar suatu masalah
bias mendapat perhatian dari pemerintah.
2. Formulasi kebijakan (policy formulation), yakni proses perumusan pilihan-
pilihan kebijakan oleh pemerintah.
3. Pembuatan kebijakan (decision making), yakni proses ketika pemerintah
memilih untuk melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu
tindakan.
4. Implementasi kebijakan (policy implementation), yaitu proses untuk
melaksanakan kebijakan supaya mencapai hasil.
5. Evaluasi kebijakan (policy evaluation), yakni proses untuk memonitor dan
menilai hasil atau kinerja kebijakan.
Menurut Dunn, dalam model analisis ini, prosedur analisis kemudian menjadi penting.
Terdapat lima prosedur yang harus dilewati dalam sebuah proses analisis kebijakan.
1. Definisi: Menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang
menimbulkan masalah kebijakan.
2. Prediksi: Menyediakan informasi mengenai konsekuensi di masa datang dari
penerapan alternatif kebijakan, termasuk jika melakukan sesuatu.
3. Preskripsi: Menyediakan informasi mengenai nilai konsekuensi kebijakan di
masa datang.
4. Deskripsi : Menghasilkan informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa
lalu diterapkannya alternatif kebijakan.
5. Evaluasi: Kegunaan alternatif kebijakan dalam memecahkan masalah
Analisis kebijakan harus dapat menjawab tiga macam pertanyaan yaitu mengenai nilai yang
ingin dicapai, fakta, dan tindakan yang digunakan untuk mencapai nilai tertentu. Untuk
menjawab tiga pertanyaan tersebut, analisis kebijakan publik menggunakan salah satu atau
kombinasi pendekatan yaitu empiris, evaluatif dan normatif. Sementara itu, cara argumen
kebijakan dibagi menjadi delapan, yaitu cara:
55
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
56
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Luas kabupaten Kepulauan Meranti mencapai, 3707,84 km², sedangkan luas kota
Selatpanjang sebagai ibukotanya adalah 45,44 km².
Batas –batas wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatas dengan Selat Malaka dan Kabupaten Bengkalis
Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan
Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Bengkalis
Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Karimun, Provinsi Kepuluan Riau
57
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
2. Kondisi Fisik
Kabupaten Kepulauan Meranti terdiri dari wilayah daratan dan lautan. Wilayah daratan
Kabupaten Kepulauan Meranti terdiri dari tiga pulau utama (besar) yaitu Pulau Rangsang,
Pulau Tebing Tinggi, dan Pulau Padang yang dikelilingi oleh pulau-pulau kecil yaitu pulau
Merbau, Topang, Burung, Panjang, Menggung, Setahun, Berembang. Kondisi fisik dasar
wilayah dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 9 Tinggi Ibukota Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti dari Permukaan Laut
58
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
59
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
c. Klimatologi
Dari aspek klimatologi, Kabupaten Kepulauan Meranti terletak di dataran rendah yang
beriklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut dengan temperatur udara
berkisar antara 260 – 320 C, dengan curah hujan tahun 2009 berkisar antara 651 – 1092,4
mm/tahun. Musim kemarau di Kabupaten Kepulauan Meranti pada umumnya terjadi
pada bulan Februari – Agustus dan musim hujan terjadi pada bulan September –
Januari dengan jumlah hari hujan pada tahun 2005 berkisar antara 25 – 63 hari/tahun.
Kondisi klimatologi ini mengalamai perubahan yang dipengaruhi oleh iklim global.
60
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
d. Hidrologi
Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki banyak sungai, baik besar maupun kecil, yaitu
terdapat 13 buah sungai diantaranya terdapat di Kecamatan Merbau, Kecamatan
Rangsang, Kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Sungai-sungai
tersebut adalah Sungai Merbau, Sungai Selat Akar, Sungai Pinang Rapat, Sungai Simpang
Kiri, Sungai Mengkopot, Sungai Melibur, Sungai Batang Hari, Sungai Suir Kiri, Sungai
Tohor, Sungai Perumbi, Sungai Suir Kanan, dan Sungai Jabi (Bengkalis dalam Angka
2009). Selain itu terdapat sungai yang terdapat tasik diantaranya Tasik Putri Puyu, Tasik
Tanjung Padang, Tasik Air Putih, Tasik Ular, Tasik Penyagun, Tasik Meskil, Tasik Nambus
dan Tasik Perekat di Kecamatan Merbau, Kecamatan Rangsang dan Kecamatan Tebing
Tinggi.
Kualitas air tanah di daerah wilayah pesisir bersifat asam atau payau dengan salinitas
tinggi, sehingga untuk kebutuhan air sehari-hari, sebagian besar penduduk
memanfaatkan air hujan. Kualitas air di perairan pesisir pada umumnya dipengaruhi oleh
aktivitas masyarakat di sepanjang sungai yang bermuara ke perairan tersebut, kegiatan
wilayah pesisir itu sendiri, dan kegiatan laut lepas yang berbatasan dengan perairan
pesisir dimaksud. Selat Bengkalis menjadi lalu lintas pelayaran. Sungai-sungai ini banyak
dilayari oleh kapal-kapal dan kegiatan penduduk seperti perkebunan, perikanan,
perkayuan, dan lain-lain.
61
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
e. Oceanografi
Kualitas perairan Kabupaten Kepulauan Meranti tergolong dalam kualitas sedang,
kandungan logam berat Pb, Cd, dan Cu tergolong tinggi dan melebihi baku mutu.
Perairan Selat Kepulauan Meranti mempunyai kualitas air yang dapat dikatakan baik,
dengan catatan kandungan ketiga logam berat (Pb, Cd dan Cu) melebihi baku mutu bagi
biota laut baik untuk keperluan budidaya perikanan maupun untuk keperluan taman laut
konservasi. Kedalaman laut dibedakan atas laut dangkal dan laut dalam. Laut dangkal
memiliki kedalaman berkisar 3 – 20 meter. Pada lokasi tertentu kedalam laut berkisar 20
– 30 meter, yang merupakan kedalaman efektif sebagai lokasi pelabuhan. Sedangkan
yang termasuk laut dalam adalah perairan Selat Malaka dengan kedalaman berkisar 20 –
40 meter. Perairan ini telah dimanfaatkan sebagai jalur pelayaran kapal. Perairan di
wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti menimbulkan arus dan gelombang laut yang
cukup besar secara periodik, khusus di perairan Selat Malaka. Arah arus dan gelombang
laut cenderung terjadi satu arah, yakni Barat – Timur dan Timur – Barat.
1) Ekosistem Laut dan Pesisir
Ekosistem laut dan pesisir di Kabupaten Kepulauan Meranti pada umumnya berupa
ekosistem rawa gambut dan mangrove. Pada umumnya ekosistem rawa berupa
hutan rawa gambut dan sagu, sedangkan mangrove berupa hutan bakau, nipah dan
api-api. Pada umumnya kawasan hutan mangrove di Kabupaten Kepulauan Meranti
mengalami kerusakan.
Ekosistem pantai (pesisir) yang dominan di Kabupaten Kepulauan Meranti terdiri
dari hutan bakau, estuaria, dan pantai berlumpur banyak dimanfatkan manusia
untuk kepentingan keberlanjutan hidupnya.
Kawasan hutan sagu yang tumbuh pada lahan rawa gambut di Kabupaten
Kepulauan Meranti, menghasilkan sagu yang berkualitas sangat baik dengan jumlah
produksi cukup besar, sehingga ditetapkan sebagai produk komoditi unggulan dan
menjadi basis kegiatan ekonomi masyarakat tempatan. Namun upaya pemanfaatan
lahan rawa gambut sebagai lahan pengembangan tanaman sagu cenderung
semakin meningkat.
2) Karakteristik Pantai
Kondisi pantasi di Kabupaten Kepulauan Meranti pada umumnya landai, berlumpur
dan hanya sebagian saja yang berpasir putih halus. Karakteristik pantai berlumpur
dipengaruhi oleh sedimentasi yang cukup tinggi dan sebagian besar kawasan
pesisir didominasi oleh lahan rawa gambut. Karakteristik pantai tersebut dapat
menjadikan peluang untuk mengembangkan pariwisata dan perikanan. Abrasi
pantai terjadi pada kawasan pesisir yang berhadapan langsung dengan perairan
Selat Malaka dikarenakan arus gelombang dari perairan Selat Malaka yang cukup
kuat dan besar.
62
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
3) Kedalaman Laut
Berdasarkan peta Lingkungan Laut Nasional (LLN) lembar 06/Riau, kedalaman laut
Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki kedalaman 3-20 meter.
Pada lokasi-lokasi tertentu memiliki kedalaman 20-30 meter yang efektif untuk
dijadikan sebagai pelabuhan, seperti pelabuhan selat panjang, Teluk Belitung dan
Tanjung Samak. Sedangkan untuk kategori laut dalam berikisar hingga 40 meter
adalah perairan Selat Malaka. Untuk perairan laut dalam dimanfaatkan untuk
pelayaran kapal tanker dan peti kemas.
4) Kondisi Air Laut
Kondisi air laut Kabupaten Kepulauan Meranti dipengaruhi oleh proses
sedimentasi, lahan rawa gambut, limbah industri dan limbah kapal. Kondisi air
dengan tingkat kekeruhan cukup tinggi karena pengaruh sedimentasi dan lahan
rawa gambut. Potensi sumber daya perikanan diperairan ini relatif kecil, sehingga
tidak dimanfaatkan sebagai areal tangkap. Kondisi air laut yang tercemar olah
limbah kapal (minyak) dan kegiatan industri terkonsentrasi diperairan Selat Malaka.
Tingkat pencemaran air laut yang sudah berlangsung saat ini terindikasi
mengurangi jumlah produksi perikanan dan biota laut lainnya, khususnya pada
areal tangkap di perairan Selat Malaka yang sudah mendekati potensi lestari.
5) Arus dan Gelombang Laut
Arus merupakan proses pergerakan air laut yang disebabkan oleh angin yang
bergerak. Kondisi arus yang terjadi di sejumlah perairan agak tertutup di
Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan arus yang dibangkitkan oleh pasang
surut dan musim barat yang berlaku saat ini. Wilayah pesisir pada umumnya
tertutup dibatasi atau diapit oleh pulau - pulau disekelilingnya terutama pesisir
bagian selatan rata - rata kecepatan arus sedang.
63
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Gambar 10 Peta Kondisi Fisik Dasar Wilayah Pesisir dan Laut Kabupaten Kepulauan Meranti
64
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
komersial yang digunakan sebagi bahan baku industri kayu dan meubel. Hasil hutan
lainnya adalah berupa rotan, damar dan getah jelutung, disamping itu juga terdapat
puluhan jenis anggrek hutan, pinang merah, palm dan sebagainya.
Sedangkan jenis fauna yang masih terdapat di kawasan hutan wilayah Kabupaten
Kepulauan Meranti diantaranya seperti : Beruang Madu, Lutung, Kera, Rusa, Kijang,
Kancil, ayam hutan dan berbagai jenis ular, burung dan buaya.
65
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
atas merupakan Kemik (tingkat pelapukan sampai tingkat menengah), konsistensi tanah
lekat, porositas tanah sedang, reaksi tanah tergolong sangat masam dengan pH berkisar
antara 3,1–4,0 dan kepekaan terhadap erosi termasuk rendah.Formasi geologinya
terbentuk dari jenis batuan endapan aluvium muda berumur holosen dengan litologi
lempung, lanau, kerikil kecil dan sisa tumbuhan di rawa gambut, tidak ditemukan daerah
rawan longsor karena arealnya datar, yaitu rawa gambut.
66
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
67
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
68
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
69
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi sumber daya alam, baik sektor Migas
maupun Non Migas, di sektor Migas berupa minyak bumi dan gas alam, yang terdapat
di daerah kawasan pulau Padang.
Di kawasan ini telah beroperasi PT Kondur Petroleum S.A di daerah Kurau desa Lukit
(Kecamatan Merbau), yang mampu produksi 8500 barel/hari. Selain minyak bumi, juga
ada gas bumi sebesar 12 MMSCFD (juta kubik kaki per hari) yang direncanakan
penggunaannya dimulai 2011–2020. Di sektor Non MIgas kabupaten Kepulauan Meranti
memiliki potensi beberapa jenis perkebunan seperti sagu (Metroxylon sp) dengan
produksi 440.309 ton/tahun(2006), kelapa: 50.594,4 ton/tahun, karet: 17.470
ton/tahun, pinang: 1.720,4 ton/tahun, kopi: 1.685,25 ton/tahun. Hingga kini potensi
perkebunan hanya diperdagangkan dalam bentuk bahan baku keluar daerah Riau dan
belum dimaksimalkan menjadi industri hilir, sehingga belum membawa nilai tambah
yang mendampak luas bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Sementara di sektor
kelautan dan perikanan dengan hasil tangkapan: 2.206,8 ton/tahun. Selain itu masih
ada potensi dibidang kehutanan, industri pariwisata, potensi tambang dan energi.
70
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Di sektor Non Migas Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi beberapa jenis
perkebunan seperti sagu (Metroxylon sp) dengan produksi 202.062 ton/tahun (2016),
kelapa: 27.384 ton/tahun, karet: 7.636 ton/tahun, pinang: 160 ton/tahun, kopi: 1.685,25
ton/tahun. Hingga kini, potensi perkebunan hanya diperdagangkan dalam bentuk
bahan baku keluar daerah Riau dan belum dimaksimalkan menjadi industri hilir,
sehingga belum membawa nilai tambah yang mendampak luas bagi kesejahteraan
masyarakat lokal. Sementara di sektor kelautan dan perikanan dengan hasil tangkapan
sebanyak 2.206,8 ton/tahun. Selain itu, masih ada potensi dibidang kehutanan, industri
pariwisata, potensi tambang dan energi.
Berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Kepulauan Meranti, luas
panen tanaman padi dan palawija di Kabupaten Kepulauan Meranti pada tahun 2015
diantaranya luas panen padi non hibrida 3.162 Ha, Jagung 367 Ha, Ubi Kayu 216 Ha, Ubi
Jalar 17 Ha, dan Kedelai 51,5 Ha, Sedangkan produksi padi dan palawija selama 2015
diantaranya padi non hibrida 12.496 ton, jagung 25 ton, 8 ubi kayu 4.575,2 ton, ubi jalar
1498,8 ton, dan kedelai 0 ton.
Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan pertanian
baik di tingkat nasional maupun regional. Tanaman perkebunan yang merupakan
tanaman perdagangan yang cukup potensial di daerah ini adalah kelapa sawit dan
karet. Data luas dan produksi tanaman perkebunan Tahun 2015 yang dikumpulkan dari
Dinas Perkebunan menunjukkan luas areal tanaman perkebunan karet 20.394 ha,
pinang 394 ha, kelapa 31.453 ha, dan sagu 38.614 ha. Dengan produksi karet 7.636 ton,
pinang 160 ton, kelapa 27.384 ton, dan sagu 200.062 ton.
71
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Nagari Jorong
No Kecamatan Luas (Ha)
2005-2008 2009 - 2011 2005-2008 2009-2011
1 Sungai Rumbai 5.106 6 4 26 24
2 Asam Jujuhan* 48.541 - 5 - 22
3 Koto Besar* 56.057 - 7 - 32
4 Koto Baru 22.120 7 4 38 26
5 Koto Salak** 12.145 - 5 - 27
6 Padang Laweh** 6.062 - 4 - 17
7 Tiumang** 13.443 - 4 - 17
8 Sitiung 12.457 3 4 20 22
9 Timpeh*** 32.301 - 5 - 21
10 Pulau Punjung 44.316 5 6 25 31
11 IX Koto**** 50.050 - 4 - 21
Kab. Dharmasraya 302.599 21 52 109 260
Sumber : Perda No.4 Tahun 2009
Ket :
* : Pemekaran dari Kecamatan Sungai Rumbai
** :Pemekaran dari Kecamatan Koto Baru
*** : Pemekaran dari Kecamatan Sitiung
**** : Pemekaran dari Kecamatan Pulau Punjung
72
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
2. Kondisi Fisik
a. Geomorfologi
Terdapat 5 sistem morfologi di wilayah Kabupaten Dharmasraya yaitu:
73
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
1) Sistem aluvial
Jalur Aliran Sungai dengan topografi datar; daerah cekungan dengan topografi
datar; dataran antar perbukitan dengan topografi agak landai.
2) Sistem dataran
a) Teras sungai (teras sungai bawah dengan topografi datar; teras sungai
tengah dengan topografi landai; teras sungai atas dengan topografi agak
curam)
b) Dataran (dataran berombak bergelombang, dataran bergelombang dan
dataran perbukitan)
3) Sistem perbukitan
a) Perbukitan terpisah;
b) perbukitan bergelombang;
c) perbukitan agak tertoreh dengan lereng datar sampai bergelombang;
d) perbukitan tertoreh dengan lereng datar sampai bergelombang;
e) perbukitan tertoreh dengan lereng bergelombang sampai curam;
f) perbukitan sangat tertoreh dengan lereng bergelombang sampai curam;
g) Perbukitan karst paralel tertoreh
4) Sistem Pergunungan
Pergunungan sangat tertoreh
5) Sistem vulkan
a) Lereng atas vulkan dengan topografi sangat curam
b) Lereng tengah vulkan dengan topografi curam
c) Lereng bawah vulkan dengan topografi agak curam
d) Dataran vulkan bergelombang dengan topografi landai
b. Tingkat Kelerengan
Wilayah Kabupaten Dharmasraya berada pada kawasan perbukitan dan
pegunungan dan terletak pada ketinggian 100-1500 meter diatas permukaan laut
(dpl). Ketinggian dari permukaan laut mulai dari 100 meter dpl pada bagian
kawasan yang mengarah ke sebelah timur, hingga 1.500 meter dpl pada bagian
kawasan yang menjadi bagian dari gugusan Bukit Barisan di sebelah barat.
Kelerengan lahan bervariasi dari datar, landai sampai sangat curam. Berdasarkan
hasil interpretasi dan analisis terhadap Peta Digitasi Citra Spot 5 Provinsi Sumbar
(2007), diperoleh data kelerengan lahan sebagai berikut :
74
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
c. Klimatologi
Berdasarkan sistem klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (1951) wilayah Kabupaten
Dharmasraya termasuk ini tergolong pada tipe iklim A (sangat basah). Sementara
menurut zona agroklimat L.R. Oldeman termasuk pada zona iklim B1 dengan bulan
basah 7-9 bulan dan bulan kering berturut-turut kurang dari 2 bulan. Curah hujan
sebagian wilayah Kabupaten Dharmasraya tergolong tinggi yaitu lebih dari 200
mm/bulan.
Suhu udara berkisar antara 210C hingga 330C, dengan tingkat kelembaban antara 70
hingga 80%. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu dari Tahun 2006-2010 dapat
dilihat curah hujan yang paling tinggi terdapat pada Tahun 2007 dengan curah hujan
sebesar 14.684 mm/tahun dengan banyak hari hujan 361, dari kurun waktu 5 tahun
terakhir curah hujan rendah terdapat pada tahun 2009 mengalami penurunan curah
hujan yaitu 6.412,2 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 398 hari.
d. Hidrologi
Wilayah Kabupaten Dharmasraya terletak pada Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS)
Batanghari Hulu yang merupakan bagian dari DAS Batanghari.
Wilayah Kabupaten Dharmasraya dialiri oleh banyak sungai/batang, dan salah satu
sungai yang menjadi bagian dari sistem hidrologi Sumatera Barat dan Jambi adalah
Sungai Batanghari. Saat ini Sungai Batanghari masih menjadi tempat
berlangsungnya kegiatan pasar hasil bumi dari wilayah Kabupaten Sijunjung,
Kabupaten Solok, Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan, yang
selanjutnya dijual oleh para pedagang di Kota Jambi dan Kuala Tungkal. Tabel 13
menggambarkan lokasi dan gambar fisik sungai-sungai yang terdapat di wilayah
Kabupaten Dharmasraya.
75
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
76
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
77
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Luas tutupan lahan hutan di Kabupaten Dharmasraya 172.707 Ha (58,29% dari luas
wilayah). Tutupan hutan dengan vegetasi primer di Kabupaten Dharmasraya seluas
7.290 Ha dan hutan dengan vegetasi sekunder (yang umumnya bercampur dengan
kebun rakyat) seluas 157.836 Ha, dan hutan tanaman seluas 6115 Ha. Kekritisan lahan di
Kabupaten Dharmasraya tidak terlalu besar. Lahan dengan kondisi kritis dan sangat
kritis di Kab. Dharmasraya seluas 5.961 Ha (atau 1,98% dari luas wilayah). Lokasi lahan
kritis pada kawasan perbukitan terdapat di Kecamatan Pulau Punjung, Silago, dan Koto
Besar.
78
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Luas
No Lahan Kritis
(Ha) (%)
1 Tidak Kritis 226.401 74,82
2 Potensial Kritis 51.129 16,90
3 Agak Kritis 17.301 5,72
4 Kritis 4.062 1,34
5 Sangat Kritis 1.897 0,63
6 Tubuh Air 1.809 0,60
Luas Total 302.599 100,00
Sumber : Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTK-RHL) SWP DAS
Batanghari (BPDAS Batanghari Jambi , 2009)
79
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
80
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
P
ada bagian ini akan dijelaskan lanjut mengenai pendekatan dan metodologi serta
uraian kerja yang diterapkan dalam pekerjaan “Penyusunan DED Sentra IKM
Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya ”
81
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
82
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Perumusan Alter.
Konsep Desain
Tapak
M em buat Sk etsa
A nalisis Per um usan A lt.
G ag asan
Kebutuhan Ruang Ko nsep
G edung k husus
Tata Letak Peng g am bar an
Rencana Tek nis
Rev iew Detail
M eto da
Per encanaan A nalisis Per um usan A lt.
Kebutuhan Ko nsep Sistem
Ruang Buang an Perhitungan
Rev iew
Kebijak an Sek to r
Bill & Quantity
A nalisis Kebutuhan Per um usan A lt.
Pemer intahan Ko nsep Sistem
Pr asar ana/Sar ana
Elek tr /M ek anik al
Estimasi Biay a
Rev iew Konstruksi
Standar d Tek nis A nalisis &
Pem buatan Peta Penetapan
G edung k husus
To po g r afi Konsep Desain
Tapak Penyusunan
Rev iew Tahapan
Survey Topografi A nalisis Pem bang unan
k ebijak an Tata
& Kondisi Fisik Tapak Penetapan
Ruang Lahan Konsep Tampilan
Arsitektur
Penyusunan
A nalisis
Sur v ey Sk ejul
Tata Letak Pem biayaan
Kar ak ter istik
Bang unan Penetapan
Tapak Konsep
Tata Letak
Peny usunan
A nalisis
Inventarisasi Str uk tur / Penetapan Spesifikasi
Prasarana dasar Ko nstr uk si Konsep Sistem Teknis
Kota Buangan
A nalisis Pem buatan
Kebutuhan Sistem Penetapan Konsep Visualisasi
Data M ater ial. Sistem Elek tr ik al/
Tenag a Ker ja & Buang an Rancang an
M ek anik al
Per alatan
A nalisis
Kebutuhan Ko m p.
Elek t/M ek anik al
Analisis
Unit Pric e
83
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Dengan demikian pelaksanaannya menjadi lebih terarah dan hasilnya diharapkan sesuai
dengan sasaran yang diinginkan. Adapun kegiatan yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Sasaran Jasa Konsultasi Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti
dan Kabupaten Dharmasraya.
Pengertian sasaran di sini adalah suatu target atau kondisi yang ingin dicapai dan
menjadi tolok ukur keberhasilan. Untuk mencapai sasaran tersebut kita harus
menentukan arah, tahapan atau cara (misi) yang akan digunakan sesuai dengan
potensi yang dimiliki. Makin jelas sasaran yang ingin dicapai serta makin mengetahui
potensi yang dimiliki, makin mudah untuk menentukan arah/cara pencapaiannya
karena makin jelas masalah yang dihadapinya.
Proses Jasa Konsultasi Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan
Kabupaten Dharmasraya tersebut disamping memberikan dampak langsung sesuai
dengan tujuan pembangunan, juga akan memberikan dampak terhadap lingkungan
sekitar dimana pembangunan tersebut terjadi.
b. Kondisi yang Ada
Kondisi yang ada merupakan keadaan yang terjadi saat ini terutama yang dapat
mempengaruhi terhadap proses perencanaan dan perancangan sesuai lingkup
pekerjaan, baik secara fisik maupun non fisik.
1) Kondisi Fisik Lokasi Perencanaan
Untuk mengetahui kondisi fisik lapangan, dapat dilakukan melalui pengumpulan
data sekunder (merupakan data yang sudah ada), pengamatan lapangan serta
pengumpulan/survey data primer. Seluruh data dan informasi tersebut dikumpulkan
dan dianalisis untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan
selanjutnya.
Data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proses perencanaan dan
perancangan fisik, antara lain :
Kondisi fisik lokasi, seperti : luasan, batas-batas, dan topografi.
Keadaan air tanah
Peruntukan tanah
Koefisien dasar bangunan
Koefisien lantai bangunan
Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.
2) Ketentuan dan Peraturan yang Berlaku
Ketentuan dan peraturan yang mempengaruhi terutama terhadap perencanaan
bangunan perlu diketahui dan dipenuhi agar bangunan yang direncanakan
memenuhi persyaratan minimal, baik dari aspek kesehatan, keselamatan, keamanan
dan kenyamanan.
84
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
85
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
2) Optimalisasi Disain
Evaluasi di dalam design Arsitektur terjadi pada berbagai skala dan tahapan,
dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait.
Fokus evaluasi terhadap semua aspek baik arsitektural, struktural, fungsional,
finansial, sejarah dan budaya, termasuk peraturan lingkungan, zona peruntukan,
juga dievaluasi terhadap daya dukung bangunan terhadap fungsinya seiring
berjalannya waktu.
Bagi Arsitek sendiri Evaluasi dilakukan dengan mengukur penampilan gedung
dibandingkan dengan tujuan desain, kriteria yang telah ditetapkan sebelumya.
Evaluasi dapat dilakukan dengan melihat kembali tiga tahapan proses
sebelumnya, apakah konsisten terhadap tujuan dan kriteria gedung yang
dinginkan. Proses evaluasi sebenarnya terus berulang selama proses desain.
3) Penyiapan Dokumen
Pada tahap ini aktivitasnya adalah menyiapkan dokumen pelaksanaan seperti:
gambar kerja, Gambar Detail, Rencana Kerja dan Sarat, serta dokumen lelang.
86
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
G.2 METODOLOGI
Metodologi pekerjaan ini antara lain :
a. Persiapan dan penyusunan konsep perencanaan seperti mengumpulkan data
danInformasi lapangan, membuat interprestasi secara garis besar terhadap Kerangka
AcuanKerja, program kerja perencanaan, sketsa gagasan, dan konsultasi dengan
87
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
88
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Kondisi eksisting perlu ditinjau dari setidaknya 4 aspek, yaitu: sosio-ekonomis dan sosio-
kultural, natural-ekologis, teknis-kerekayasaan serta efisiensi-desain.
Kondisi tersebut perlu dinilai. Salah satu alatnya adalah Analisis SWOT (SWOT analysis),
yang meliputi :
1. Strengths (kekuatan), yaitu faktor positif internal
2. Weaknesses (kelemahan), yaitu faktor negatif internal
3. Opportunities (peluang), yaitu faktor positif eksternal
4. Threats (ancaman), yaitu faktor negatif eksternal visi
Visi dapat dirinci dalam waktu dimana visi tersebut diharapkan terjadi, dapat berupa:
1. Jangka panjang, dengan durasi sekitar 25 tahun
2. Jangka menengah, dengan durasi sekitar 5 tahun
3. Jangka pendek, dengan durasi sekitar 1 tahun
89
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Visi ini dapat juga tarkait dengan tujuan atau sasaran pembangunan, atau developmental
goals dan developmental objectives.
Masalah adalah jarak (discrepancy) antara kondisi ideal yang diharapkan dengan kondisi
eksisting sekarang ini. Perumusan problem statement membutuhkan langkah-langkah
sebagaimana berikut:
1. mempelajari secara mendalam masalah yang dihadapi;
2. membatasi daerah masalah secara lokasional, temporal, serta melihat kaitan dan
pengaruhnya terhadap masalah yang lain;
3. menyiapkan data-data/informasi pendukung masalah;
4. menyiapkan daftar goals dan objectives;
5. mengenali kisaran variabel-variabel yang perlu diperhitungkan; dan
6. mengkaji ulang problem statement.
Strategi adalah cara untuk mencapai visi, yang dijabarkan dalam rencana atau rancangan.
Perumusan strategi terkait erat dengan perumusan tujuan dan sasaran bagi strategi
tersebut. Jika tujuan (goals) lebih bersifat ultimate serta tidak langsung, maka sasaran
(objectives) lebih bersifat langsung serta konkret. Tujuan pada dasarnya dapat berupa
pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, atau pemanfaatan peluang.
Produk rancangan yang ada pada dasarnya dapat dibagi dalam:
1. Kebijakan (policy)
2. Rencana (plan)
3. Arahan (guidelines)
4. Program (program)
G.2.1 Kriteria
A. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana harus memperhatikan kriteria
umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
1). Persyaratan Peruntukan dan intensitas :
a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
2). Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah, sehingga seimbang,
serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya).
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan
keselaran bangunan terhadap lingkungannya.
90
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
91
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
2) Pekerjaan Topografi
92
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
93
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
94
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
movement) dan perlahan agar air yang terdapat dalam tabung diberi
kesempatan keluar melalui katup (ball-valve) yang terdapat pada
kepala tabung (connector head). Dalam segala hal tidak
diperkenankan menekan tabung dengan pukulan.
(5) Sebelum tabung ditarik dari dalam tanah, tabung harus diputar 360 o
untuk melepaskan tabung bersama isinya dari tanah dan kemudian
diangkat keluar dari dalam tabung.
(6) Tanah pada kedua ujung tabung harus dibuang secukupnya dan
ruangan itu kemudian diberi paraffin panas sebagai penutup dan
pelindung tanah dalam tabung. Tebal paraffin pada bidang bawah
minimum 1 cm dan pada bidang atas minimum 3 cm.
(7) Untuk pelaksanaan uji laboratorium, sample dapat dipotong di
lapangan dengan hati-hati sesuai degan panjang yang diperlukan dan
tidak boleh merusak keaslian sample sisanya yang belum diuji.
(8) Pengangkutan sample harus dilakukan hati-hati, dijaga dari
guncangan dan beda temperatur yang tinggi (panas sinar matahari
dll), sedapat mungkin pengujian dilakukan pada laboratorium yang
dekat jaraknya dengan lokasi pengeboran (bila terdapat
laboratorium yang memenuhi syarat).
(9) Untuk jenis tanah khusus yang sukar diambil undisturbed sampel-nya
dengan cara biasa, harus digunakan tabung sample yang sesuai: soft
cohesive soil dengan alat piston sampler non cohesive soil dengan alat
piston sampler atau core cutter sampler, dan hard cemented sil
dengan core barrel.
95
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
d. Setiap pihak yang memerlukan keterangan atau ketentuan tata ruang dan tata
bangunan dapat memperolehnya secara terbuka melalui Dinas Bangunan.
e. Keterangan atau ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir d meliputi
keterangan tentang peruntukan lokasi dan intensitas bangunan, seperti
kepadatan bangunan, ketinggian bangunan, dan garis sempadan bangunan.
f. Dalam hal rencana-rencana tata ruang dan tata bangunan sebagaimana
dimaksud pada butir b belum ada, Kepala Daerah dapat memberikan
pertimbangan atas ketentuan yang diperlukan, dengan tetap mengadakan
peninjauan seperlunya terhadap rencana tata ruang dan tata bangunan yang
ada di Daerah.
g. Bagi Daerah yang belum memiliki RTRW, RRTR, ataupun peraturan bangunan
setempat dan RTBL, maka Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan
membangun bangunan gedung dengan pertimbangan:
i. Persetujuan membangun tersebut berstfat sementara sepanjang
tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan tata ruang yang
lebih makro, kaidah perencanaan kota dan penataan bangunan
ii. Kepala Daerah segera menyusun dan menetapkan RRTR, peraturan
bangunan setempat dan RTBL berdasarkan rencana tata ruang yang
lebih makro.
iii. Apabila persetujuan yang telah diberikan terdapat ketidak sesuaian
dengan rencana tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan
kemudian, maka perlu diadakan penyesuaian dengan resiko
ditanggung oleh pemohon/pemilik bangunan.
iv. Bagi Daerah yang belum memilih RTRW Daerah, Kepala Daerah
dapat memberikan persetujuan membangun bangunan pada daerah
tersebut untuk jangka waktu sementara.
v. Apabila di kemudian hari terdapat penetapan RTRW Daerah yang
bersangkutan, maka bangunan tersebut harus disesuaikan dengan
rencana tata ruang yang ditetapkan.
h. Pembangunan bangunan gedung diatas jalan umum, saluran, atau lain perlu
mendapatkan persetujuan Kepala Daerah dengan pertimbangan sebagai
berikut:
i. Tidak bertentangan dengan rencana tata ruang dan tata bangunan
daerah,
ii. Tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas kendaraan, orang,
maupun barang,
iii. Tidak mengganggu fungsi sarana dan prasarana yang berada atau
diatas tanah;
96
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
97
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
2) Fungsi Bangunan
a. Fungsi dan klasifikasi bangunan merupakan acuan untuk persyaratan teknis
bangunan gedung, baik ditinjau dari segi intensitas banguanan arsitektur dan
lingkungan, keselamatan, keamanan, kesehatan, kenyamanan, maupun dari
segi keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
b. Penetapan fungsi dan klasifikasi bangunan yang bersifat sementara harus
dengan mempertimbangkan tingkat permanensi, keamanan, pencegahan dan
penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, dan sanitasi yang memadai.
c. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan fungsi utama bangunan.
d. Fungsi bangunan dapat dikelompokkan dalam fungsi hunian, fungsi usaha,
fungsi sosial dan budaya, dan fungsi khusus.
e. Bangunan dengan fungsi hunian meliputi bangunan gedung dengan fungsi
utama hunian yang merupakan:
i. Rumah tinggal tunggal
ii. Rumah tinggal deret
iii. Rumah tinggal susun
iv. Rumah tinggal vila
v. Rumah tinggal asrama
f. Bangunan dengan fungsi usaha meliputi bangunan gedung dengan fungsi
utama untuk:
i. Bangunan perkantoran: perkantoran pemerintah, perkantoran niaga,
dan sejenisnya.
ii. Bangunan perdagangan: pasar, pertokoan, pusat perbelanjaan, mal,
dan sejenisnya.
iii. Bangunan Perhotelan/Penginapan: hotel, motel, hostel, penginapan,
dan sejenisnya.
iv. Bangunan Industri : industri kecil, industri sedang, industri besar/berat.
v. Bangunan Terminal: stasiun kereta, terminal bus, terminal udara, halte
bus, pelabuhan laut.
vi. Bangunan Penyimpanan: gudang, gedung tempat parkir, dan
sejenisnya.
vii. Bangunan Pariwisata: tempat rekreasi, bioskop, dan sejenisnya.
g. Bangunan dengan fungsi umum, sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung
dengan fungsi utama untuk :
i. Bangunan pendidikan: sekolah taman kanak-kanak, sekolah dasar,
sekolah lanjutan, sekolah tinggi/universitas.
98
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
99
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
ii. bagian untuk tempat tinggal dari suatu hotel atau motel; atau
iii. bagian untuk tempat tinggal dari suatu sekolah; atau
iv. panti untuk orang berumur, cacat, atau anak-anak; atau
v. bagian untuk tempat tinggal dari suatu bangunan perawatan kesehatan
yang menampung karyawan-karyawannya.
d. Klas 4 : Bangunan Hunian Campuran
Adalah tempat tinggal yang berada didalam suatu bangunan klas 5, 6, 7, 8 atau
9 dan merupakan tempat tinggal yang ada dalam bangunan tersebut
e. Klas 5: Bangunan kantor
Adalah bangunan gedung yang dipergunakan untuk tujuan-tujuan usaha
profesional, pengurusan administrasi, atau usaha komersial, diluar bangunan
klas 6, 7, 8, atau 9.
f. Klas 6: Bangunan Perdagangan
Adalah bangunan toko atau bangunan lain yang dipergunakan untuk tempat
penjualan barang-barang secara eceran atau pelayanan kebutuhan langsung
kepada masyarakat, termasuk
i. ruang makan, kafe, restoran,; atau
ii. ruang makan malam, bar, toko atau kios sebagai bagian dari suatu hotel
atau motel; atau
iii. tempat potong rambut /salon, tempat cuci umum; atau
iv. pasar, ruang penjualan, ruang pamer, atau bengkel.
g. Klas 7: Bangunan Penyimpanan/Gudang
Adalah bangunan gedung yang dipergunakan penyimpanan, termasuk:
i. tempat parkir umum; atau
ii. gudang, atau tempat pamer barang-barang produksi untuk dijual atau
cuci gudang.
h. Klas 8 : Bangunan Laboratorium/lndustri/Pabrik
Adalah bangunan gedung laboratorium dan bangunan yang dipergunakan
untuk tempat pemrosesan suatu produksi, perakitan, perubahan, perbaikan,
pengepakan, finishing, atau pembersihan barang-barang produksi dalam rangka
perdagangan atau penjualan.
i. Klas 9: Bangunan Umum
Adalah bangunan gedung yang dipergunakan untuk melayani kebutuhan
masyarakat umum, yaitu:
100
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
B. INTENSITAS BANGUNAN
1. Kepadatan dan Ketinggian Bangunan
a. Bangunan gedung yang didirikan harus memenuhi persyaratan kepadatan
dan ketinggian bangunan gedung berdasarkan rencana tata ruang wilayah
Daerah yang bersangkutan, rencana tata bangunan dan lingkungan yang
ditetapkan, dan peraturan bangunan setempat.
101
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
102
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
103
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
e. Teras tidak beratap yang mempunyai tinggi dinding tidak lebih dari 1,20 m
di atas lantai teras tidak diperhitungkan sebagai luas lantai;
f. Luas lantai bangunan yang diperhitungkan untuk parkir tidak
diperhitungkan dalam perhitungan KLB, asal tidak melebihi 50 % dari KLB
yang ditetapkan, selebihnya diperhitungkan 50 % terhadap KLB;
g. Ramp dan tangga terbuka dihitung 50 %, selama tidak melebihi l0% dari luas
lantai dasar yang diperkenankan;
h. Dalam perhitungan KDB dan KLB, luas tapak yang diperhitungkan adalah
yang dibelakang GSJ;
i. Batasan perhitungan luas ruang bawah tanah (basement) ditetapkan
Kepala Daerah dengan pertimbangan keamanan, keselamatan, kesehatan,
dan pendapat teknis para ahli terkait;
j. Untuk pembangunan yang berskala kawasan (superblock), perhitungan
KDB dan KLB adalah dihitung terhadap total seluruh lantai dasar
bangunan, dan total keseluruhan luas lantai bangunan dalam kawasan
tersebut tehadap total keseluruhan luas kawasan;
k. Dalam perhitungan ketinggian bangunan, apabila jarak vertikal dari lantai
penuh ke lantai penuh berikutnya lebih dari 5 m, maka ketinggian
bangunan tersebut dianggap sebagai dua lantai;
l. Mezanine yang luasnya melebihi 50 % dari luas lantai dasar dianggap
sebagai lantai penuh;
104
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
105
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
106
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
d. Dalam hal yang khusus Kepala Daerah dapat memberikan pembebasan dari
ketentuan-ketentuan dalam butir a dan b, dengan setelah
mempertimbangkan hal teknis terkait.
e. Dalam hal pemisah berbentuk pagar, maka tinggi pagar pada GSJ dan antara
GSJ dengan GSB pada bangunan rumah tinggal maksimal 1,50 m di atas
permukaan tanah, dan untuk bangunan bukan rumah tinggal termasuk
untuk bangunan industri maksimal 2 m di atas permukaan tanah
pekarangan.
f. Pagar sebagaimana dimaksud pada butir e harus tembus pandang, dengan
bagian bawahnya dapat tidak tembus pandang maksimal setinggi 1 m diatas
permukaan tanah pekarangan.
g. Untuk bangunan-bangunan tertentu, Kepala Daerah dapat menetapkan lain
terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir e dan f.
h. Penggunaan kawat berduri sebagai pemisah disepanjang jalan-jalan umum
tidak diperkenankan.
i. Tinggi pagar batas pekarangan sepanjang pekarangan samping dan
belakang untuk bangunan renggang maksimal 3 m di atas permukaan tanah
pekarangan, dan apabila pagar tersebut merupakan dinding bangunan
rumah tinggal bertingkat tembok maksimal 7 m dari permukaan tanah
pekarangan, atau ditetapkan lebih rendah setelah mempertimbangkan
kenyamanan dan kesehatan lingkungan.
j. Antara halaman belakang dan jalur-jalur jaringan umum kota harus diadakan
pemagaran. Pada pemagaran ini tidak boleh diadakan pintu-pintu masuk,
kecuali jika jalur-jalur jaringan umum kota direncanakan sebagai jalur jalan
belakang untuk umum .
k. Kepala Daerah berwenang untuk menetapkan syarat-syarat lebih lanjut yang
berkaitan dengan desain dan spesifikasi teknis pemisah di sepanjang
halaman depan, samping, dan belakang bangunan.
l. Kepala Daerah dapat menetapkan tanpa adanya pagar pemisah halaman
depan, samping maupun belakang bangunan pada ruas-ruas jalan atau
kawasan tertentu, dengan pertimbangan kepentingan kenyamanan
kemudahan hubungan (aksesibilitas), keserasian lingkungan, dan penataan
bangunan dan lingkungan yang diharapkan.
107
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
108
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
109
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
a. Ketentuan Umum
i. Tinggi ruang adalah jarak terpendek dalam ruang diukur dari permukaan
bawah langit-langit ke permukaan lantai.
ii. Ruangan dalam bangunan harus mempunyai tinggi yang cukup untuk
fungsi yang diharapkan.
iii. Ketinggian ruang pada lantai dasar disesuaikan dengan fungsi ruang dan
arsitektur bangunannya.
iv. Dalam hal tidak ada langit-langit, tinggi ruang diukur dari permukaan atas
lantai sampai permukaan bawah dari lantai di atasnya atau sampai
permukaan bawah kaso-kaso.
v. Bangunan atau bagian bangunan yang mengalami perubahan perbaikan,
perluasan, penambahan, tidak boleh menyebabkan berubahnya
fungsi/penggunaan utama, karakter arsitektur bangunan dan bagian-
bagian bangunan serta tidak boleh mengurangi atau mengganggu fungsi
sarana jalan keluar/masuk.
vi. Perubahan fungsi dan penggunaan ruang suatu bangunan atau bagian
bangunan dapat diijinkan apabila masih memenuhi ketentuan
penggunaan jenis bangunan dan dapat menjamin keamanan dan
keselamatan bangunan serta penghuninya.
vii Ruang penunjang dapat ditambahkan dengan tujuan memenuhi
kebutuhan kegiatan bangunan, sepanjang tidak menyimpang dari
penggunaan utama bangunan.
viii.Jenis dan jumlah kebutuhan fasilitas penunjang yang harus disediakan
pada setiap jenis penggunann bangunan ditetapkan oleh Kepala Daerah.
ix. Tata ruang dalam untuk bangunan tempat ibadah, bangunan
monumental, gedung serbaguna, gedung pertemuan, gedung
pertunjukan, gedung sekolah, gedung olah raga, serta gedung sejenis
lainnya diatur secara khusus.
b. Perancangan Ruang Dalam
i. Bangunan tempat tinggal sekurang-kurangnya memiliki ruang-ruang
fungsi utama yang mewadahi kegiatan pribadi, kegiatan keluarga
bersama dan kegiatan pelayanan.
ii. Bangunan kantor sekurang-kurangnya memiliki ruang-ruang fungsi utama
yang mewadahi kegiatan kerja, ruang umum dan ruang pelayanan.
iii. Bangunan toko sekurang-kurang memiliki ruang-ruang fungsi utama yang
mewadahi kegiatan toko, kegiatan umum dan pelayanan.
110
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
111
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
112
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
iv. Pintu masuk dan keluar area bangunan gedung harus direncanakan
secara terintegrasi serta tidak mengganggu tata sirkulasi lingkungannya.
113
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
j. Dalam hal terdapat makro lansekap yang dominan seperti laut, sungai
besar, gunung dan sebagainya, terhadap suatu kawasan/daerah dapat
diterapkan pengaturan khusus untok orientasi tata letak bangunan
yang mempertimbangkan potensi arsitektural lansekap yang ada.
k. Sebagai perlindungan atas sumber-sumber daya alam yang ada, dapat
ditetapkan persyaratan khusus bagi permohonan ijin mendirikan
bangunan dengan mempertimbangkan hal-hal pencagaran sumber daya
alam, keselamatan pemakai dan kepentingan umum.
l. Ketinggian maksimum/minimum lantai dasar bangunan dari muka jalan
ditentukan untuk pengendalian keselamatan bangunan, seperti dari
bahaya banjir, pengendalian bentuk estetika bangunan secara
keseluruhan/ kesatuan lingkungan, dan aspek aksesibilitas, serta
tergantung pada kondisi lahan.
114
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
115
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
116
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
d. Pedestrian
i. Jalur utama pedestrian harus telah mempertimbangkan sistem
pedestrian secara keseluruhan, aksesibilitas terhadap subsistem
pedestrian dalam lingkungan, dan aksesibilitas dengan
lingkungan sekitarnya.
ii. Jalur pedestrian harus berhasil menciptakan pergerakan manusia
yang tidak terganggu oleh lalu lintas kendaraan.
iii. Penataan pedestrian harus mampu merangsang terciptanya
ruang yang layak digunakan/manusiawi, aman, nyaman, dan
memberikan pemandangan yang menarik.
iv. Elemen pedestrian (street fumiture) harus berorientasi pada
kepentingan pejalan kaki.
e. Parkir
i. Penataan parkir harus berorientasi kepada kepentingan pejalan
kaki, memudahkan aksesibilitas, dan tidak terganggu oleh
sirkulasi kendaraan.
ii. Luas, distribusi dan perletakan fasilitas parkir diupayakan tidak
mengganggu kegiatan bangunan dan lingkungannya, serta
disesuaikan dengan daya tampung lahan.
iii. Penataan parkir tidak terpisahkan dengan penataan lainnya
seperti untuk jalan, pedestrian dan penghijauan.
2. Pertandaan (Signage)
a. Penempatan signage termasuk papan iklan/ reklame, harus membantu
orientasi tetapi tidak mengganggu karakter lingkungan yang ingin
diciptakan/ dipertahankan, baik yang penempatannya pada bangunan
keveling, pagar, atau ruang publik.
b. Untuk penataan bangunan dan lingkungan yang baik untuk
lingkungan/ kawasan tertentu, Kepala Daerah dapat mengatur
pembatasa-pembatasan ukuran, bahan, motif, dan lokasi dari signage.
3. Pencahayaan Ruang Luar Bangunan
a. Pencahayaan ruang luar bangunan harus disediakan dengan
memperhatikan karakter lingkungan, fungsi dan arsitektur bangunan
estetika amenity, dan komponen promosi.
117
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
118
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
119
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
120
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
121
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Persyaratan Struktur :
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung
beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia (gempa dll).
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau
luka yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan fisik
yang disebabkan oleh prilaku struktur.
d. Menjamin perlindungan property lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur.
Persyaratan Bahan :
a. Bahan struktur yang digunakan harus sudah memenuhi semua
persyaratan keamanan, termasuk keselamatan terhadap lingkungan
dan pengguna bangunan, serta sesuai standar teknis (SNI) yang
terkait.
b. Dalam hal bilamana bahan struktur bangunan belum mempunyai SNI
maka bahan struktur bangunan tersebut harus memenuhi ketentuan
teknis yang sepadan dari negara/ produsen yang bersangkutan.
c. Bahan yang dibuat atau dicampurkan di lapangan, harus diproses
sesuai dengan standar tata cara yang baku untuk keperluan yang
dimaksud.
d. Bahan bangunan prefabrikasi harus dirancang sehingga memiliki
sistem hubungan yang baik dan mampu mengembangkan kekuatan
bahan-bahan yang dihubungkan, serta mampu bertahan terhadap
gaya angkat pada saat pemasangan/pelaksanaan.
2. Pembebanan :
a) Analisa struktur harus dilakukan untuk memeriksa tanggap struktur
terhadap beban - beban yang mungkin bekerja selama umur layan
struktur, termasuk beban tetap, beban sementara (angin, gempa) dan
beban khusus.
b) Penentuan mengenai jenis, intensitas dan cara bekerjanya beban
harus sesuai dengan standar teknis yang berlaku, seperti :
a. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan
Gedung SNI 1726;
122
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
123
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
5. Struktur Atas
Konstruksi beton
Perencanaan konstruksi beton harus memenuhi standar-standar teknis
yang berlaku, seperti:
a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI
2847;
b. Tata Cara Perencanaan Dinding Struktur Pasangan Blok Beton
Berongga Bertulang untuk Bangunan Rumah dan Gedung, SNI-3430.
c. Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung, SNI-1728
d. Tata Cara Perencanaan Beton dan Struktur Dinding Bertulang untuk
Rumah dan Gedung, SNI -1734.
e. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, SNI-2834
f. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton, SNI-3976.
g. Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan dengan
Agregat Ringan, SNI-3449.
Konstruksi Baja
Perencanaan konstruksi baja harus memenuhi standar-standar yang
berlaku seperti:
a. Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung, SNI-1729
b. Tata cara/ pedoman lain yang masih terkait dalam perencanaan
konstruksi baja.
c. Tata Cara Pembuatan atau Perakitan Konstruksi Baja.
d. Tata Cara Pemeliharaan Konstruksi Baja Selama Pelaksanaan
Konstruksi.
Konstruksi Kayu
Perencanaan konstruksi kayu harus memenuhi standar-standar teknis
yang berlaku seperti:
a. Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu untuk Bangunan Gedung.
b. Tata cara/ pedoman lain yang masih terkait dalam perencanaan
konstruksi kayu.
c. Tata Cara Pembuatan dan Perakitan Konstruksi Kayu
d. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung, SNI-2407.
124
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Pondasi Langsung
a. Kedalaman pondasi langsung harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga dasarnya terletak di atas lapisan tanah yang mantap
dengan daya dukung tanah yang cukup kuat dan selama
berfungsinya bangunan tidak mengalami penurunan yang
melampaui batas.
125
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Pondasi Dalam
a. Pondasi dalam pada umumnya digunakan dalam hal lapisan tanah
dengan daya dukung yang cukup terletak jauh di bawah
permukaan tanah sehingga penggunaan pondasi langsung dapat
menyebabkan penurunan yang berlebihan atau ketidakstabilan
konstruksi.
b. Perhitungan daya dukung dan penurunan pondasi dilakukan sesuai
teori mekanika tanah yang baku dan lazim dalam praktek,
berdasarkan parameter tanah yang ditemukan dari penyelidikan
tanah dengan memperhatikan nilai tipikal dan korelasi tipikal
dengan parameter tanah yang lain.
c. Umumnya daya dukung rencana pondasi dalam harus diverifikasi
dengan percobaan pembebanan, kecuali jika jumlah pondasi dalam
direncanakan dengan faktor keamanan yang jauh lebih besar dari
faktor keamanan yang lazim.
d. Percobaan pembebanan pada pondasi dalam harus dilakukan
dengan berdasarkan tata cara yang lazim dan hasilnya harus
dievaluasi oleh perencana ahli yang memiliki sertifikasi sesuai.
e. Jumlah percobaan pembebanan pada pondasi dalam adalah 1 % dari
jumlah titik pondasi yang akan dilaksanakan dengan penentuan
titik secara random, kecuali ditentukan lain oleh perencana ahli
serta disetujui oleh Dinas Bangunan.
7. Penulangan Struktur
Penulangan struktur harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1. Penulangan balok harus mengikuti ketentuan SNI 03-2847-2002 untuk
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) butir 23.3.
TULANGAN LENTUR :
a) Tulangan minimum dari balok adalah :
126
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
As minimum = 1,4 x bw x d / fy
dimana As = luas tulangan longitudinal total dalam balok
bw = lebar balok, mm
d = tinggi efektif balok, mm
fy = kuat leleh tulangan longitudinal, MPa
b) Sekurang-kurangnya harus ada 2 buah tulangan atas dan 2 tulangan
bawah yang dipasang menerus.
c) Rasio maksimum tulangan longitudinal total di dalam balok adalah
0,025
d) ρ maksimum = 0,025 dimana ρ = rasio tulangan longitudinal total
di dalam balok
e) Rasio luas tulangan tekan dibandingkan luas tulangan tarik tidak boleh
kurang dari 0.5
As’ / As ≥ 0,5
dimana As’ =tulangan tekan
As =tulangan tarik
f) Sesuai D1-PPL-0901-01, maka luas tulangan tarik di atas pada tumpuan
adalah maksimum 1.2 % dan luas tulangan tarik di bawah pada
lapangan adalah maksimum 1.2 %.
g) Dalam segala hal, luas tulangan tarik diusahakan selalu dibawah 1 %,
untuk menghasilkan desain yang efisien.
h) Pada balok dengan ketinggian di atas 500 mm harus dipasang
tulangan pinggang dan ties sesuai gambar standar penulangan
struktur agar menjamin daktilitas balok selama memencarkan energi
gempa.
127
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
TULANGAN LENTUR :
Dalam proses penulangan dengan program komputer ETABS harus selalu
dipilih kondisi Special Moment Resisting Frames, sehingga oleh program
komputer akan selalu terpenuhi persamaan berikut : Me ≥ 6/5 Mg
dalam menghitung tulangan utama kolom. Kondisi ini akan menyebabkan
bahwa momen yang dipergunakan untuk menulangi kolom selalu 6/5 kali
lebih besar dari jumlah momen kapasitas balok yang sudah diberi
overstrength.
Rasio penulangan kolom harus lebih besar dari 1 % dan harus lebih kecil
dari 4 %. Diameter minimum tulangan kolom adalah diameter ulir 13 mm.
Sehubungan dengan sendi plastis akan terjadi di dasar kolom maka
sambungan tulangan kolom tidak boleh dilakukan di dasar kolom.
Sambungan pertama minimal terjadi di tengah-tengah kolom pada lantai
dasar.
Sambungan lewatan pada kolom lantai-lantai selanjutnya juga harus
dilakukan di tengah-tengah bentang kolom. Hal ini karena masih
dimungkinkannya terjadi sendi plastis pada kolom-kolom lantai
selanjutnya. Sambungan lewatan tersebut harus diikat dengan sengkang
tertutup dengan jarak vertikal sesuai persyaratan sebagai berikut :
s ≤ d/4 di mana s = jarak vertikal antar sengkang tertutup
d=tinggi efektif kolom (jarak antara titik pusat tulangan tarik ke daerah
tekan beton terjauh)
s ≤ 100 mm di mana s = jarak vertikal antar sengkang tertutup
Ketentuan sambungan lewatan ini harus dijadikan standar dalam gambar
standar penulangan. Apabila ukuran kolom selalu ≥ 450 mm, maka d
128
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
129
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
TULANGAN LENTUR :
a) Untuk menjamin agar pada gempa kuat shear wall tetap berperilaku
elastik kecuali pada dasar shear wall dimana sendi plastis dapat
terbentuk, maka bidang momen akibat gempa tak berfaktor harus
harus dimodifikasi terlebih dahulu untuk menjamin sendi plastis hanya
terjadi pada dasar shear wall.
b) ρ vertikal minimum= 0,0025
dimana ρ = rasio tulangan longitudinal vertikal di dalam shear wall
c) Diameter tulangan ≤ 1/10 tebal dinding
d) Jarak minimum antar tulangan vertikal dalam dinding :
≤ 200 mmdi dalam daerah ujung
≤ 300 mmdi luar daerah ujung
e) Untuk daerah ujung shear wall (boundary zone) :
Pu / Po harus <0.35 dimana Pu = gaya aksia lterfaktor
Po=kemampuan penampang dinding beton bertulang menahan beban
aksial
f) Tulangan vertikal di daerah ujung shear wall (boundary zone) :
Minimum 0.5 % dari luas penampang ujung, sesuai UBC 1997 –
1921.6.6.6.(4.2).
g) Tulangan vertikal di daerah ujung harus dikekang dengan sengkang
tertutup.
Sengkang tertutup ini tidak perlu mengikuti ketentuan SNI 03-2847-2002
butir 23.6.(6.4.C) dan 24.4.(4.b) persamaan 124, karena concrete
compressive strain shear wall selalu diambil ≤ 0.003, sesuai prosedur
perhitungan yang dilakukan ETABS untuk shear wall.
130
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
TULANGAN GESER :
a) ρ horizontal minimum = 0,0025
dimana ρ = rasio tulangan transversal horizontal di dalam shear wall
b) Jarak antar tulangan horizontal di daerah ujung :
≤6 D vertical di mana D vertical = diameter tulangan vertical yang
dipasang ≤½ dd di mana dd = tebal dinding shear wall
≤150 mm.
Jarak antar tulangan horizontal di luar daerah ujung :
≤3 dd di mana dd = tebal dinding shear wall
≤ld / 5 di mana ld =panjang dinding shear wall
≤450 mm
4. Keandalan Struktur
1). Keselamatan Struktur
a. Keselamatan struktur tergantung pada keandalan struktur tersebut
terhadap gaya-gaya yang dipikulnya, beban akibat perilaku manusia
maupun beban yang diakibatkan oleh perilaku alam.
b. Untuk menentukan tingkat keandalan struktur bangunan, harus
dilakukan pemeriksaan keandalan bangunan secara berkala sesuai
dengan ketentuan dalam Pedoman/ Petunjuk Teknis Tata Cara
Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung.
c. Perbaikan atau perkuatan struktur bangunan harus segera dilakukan
sesuai rekomendasi hasil pemeriksaan keandaian bangunan gedung,
sehingga bangunan gedung selalu memenuhi persyaratan
keselamatan struktur.
131
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
132
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
133
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
v. ketinggian bangunan;
vi. kedekatan dengan bangunan lain;
vii. sistem proteksi aktif yang dipasang pada bangunan;
viii. ukuran setiap kompartemen api;
ix. intervensi pasukan pemadam kebakaran; dan
x. elemen bangunan lainnya.
g. Ruang perawatan pasien dari bangunan klas 9a harus dilindungi dari
penyebaran api dan asap untuk memberi waktu cukup untuk
evakuasi yang tertib dalam keadaan darurat.
h. Bahan dan komponen bangunan harus tahan-penyebaran api,
membatasi berkembangnya asap dan panas, serta gas-gas beracun
yang mungkin timbul, sampai dengan tingkat tertentu, yang sesuai
dengan:
i. waktu evakuasi
ii. jumlah, mobilitas dan karakteristik penghuni lainnya;
iii. fungsi atau penggunaan bangunan;
iv. sistem proteksi aktif yang dipasang dalam bangunan.
i. Dinding luar beton yang dapat runtuh dalam bentuk panel yang utuh
(misalnya beton pracetak) harus dirancang sehingga pada kejadian
kebakaran dalam bangunan, keruntuhan tersebut dapat dihindari.
j. Bangunan gedung harus mempunyai elemen bangunan yang pada
tingkat tertentu menghindarkan penyebaran api dari peralatan
utilitas yang mempunyai pengaruh bahaya api yang tinggi, atau
potensial dapat meledak.
k. Bangunan gedung harus mempunyai elemen bangunan yang pada
tingkat tertentu menghindarkan penyebaran api, sehingga peralatan
darurat yang tersedia dalam bangunan tetap beroperasi pada jangka
waktu yang diperlukan pada waktu terjadi kebakaran.
l. Setiap elemen bangunan yang disediakan untuk menahan
penyebaran api, yaitu pada bukaan, sambungan konstruksi, dan
lubang untuk instalasi harus dilindungi sedemikian, sehingga
diperoleh tingkat kinerja yang memadai dari elemen tersebut.
m. Akses ke dan sekeliling bangunan harus disediakan bagi kendaraan
dan personil pemadam kebakaran, untuk memudahkan tindakan
pasukan pemadam kebakaran secara memadai, sesuai dengan:
i. fungsi bangunan,
ii. beban api,
iii. intensitas kebakaran,
134
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Minimum tipe konstruksi tahan api dari suatu bangunan harus sesuai
dengan ketentuan pada tabel berikut:
Tabel 18 1Tipe Konstruksi yang diwajibkan
4 atau lebih A A
3 A B
135
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
2 B C
1 C C
a. Ukuran Kompartemen
Maksimum
luasan lantai 8.000 m2 5.500 m2 3.000 m2
Maksimum
5.000 m2 3.500 m2 2.000 m2
luasan lantai
Klas 6,7,8 atau 9a
(kecuali daerah Maksimum
30.000 m3 21.500 m3 12.000 m3
perawatan pasien volume
136
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
b. Pemberlakuan.
i. bagian ini tidak berlaku untuk bangunan klas 1 atau 10, dan
ii. ketentuan pada butir c, d dan e tidak berlaku untuk tempat parkir
umum yang dilengkapi dengan sistem sprinkler, tempat parkir tak
beratap atau suatu panggung terbuka.
c. Batasan umum luas lantai.
137
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
138
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
(2) lebar bebas minimum 6 meter dan tidak ada bagian yang
lebih jauh dari 18 meter terhadap bangunan, serta di atas
jalan tersebut tidak boleh dibangun apapun kecuali hanya
untuk kendaraan dan pejalan kaki
(3) dilengkapi jalan untuk pejalan kaki yang memadai;
(4) memiliki kapasitas beban dan tinggi bebas yang
memudahkan operasi mobil pemadam kebakaran, dan ;
(5) bila terdapat jalan umum yang memenuhi (1) s.d. (4) di atas
maka jalan tersebut dapat beriaku sebagai jalan lewatnya
kendaraan atau bagian dari padanya.
f. Pemisahan
Pemisahan vertikal pada bukaan di dinding luar, pemisahan oleh
dinding tahan api, dan pemisahan pada shaft lift mengikuti syarat
teknis sesuai ketentuan yang berlaku.
g. Tangga dan Lift pada satu shaft.
Tangga dan lift tidak boleh berada pada satu shaft yang sama, bila
salah satu tangga atau lift tersebut diwajibkan berada dalam suatu
shaft tahan api.
139
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
d. Sarana dan atau peralatan proteksi seperti penyetop api, damper, dan
sebagainya harus memenuhi persyaratan dan dapat dibuktikan melalui
pengujian oleh lembaga uji yang diakui dan terakreditasi.
e. Ketentuan proteksi pada bukaan ini tidak berlaku untuk:
i. bangunan-bangunan klas 1 atau klas 10;
ii sambungan pengendali, lubang tirai, dan sejenisnya di dinding
luar dari konstruksi pasangan, dan sambungan antara panel di
dinding luar dari beton pracetak, bila luas lubang/sambungan
tersebut tidak lebih luas dari yang diperlukan;
iii. lubang ventilasi yang tidak mudah terbakar (non combustible
ventilators), bila luas penampang masing-masing tak melebihi
45.000 mm2, dan jarak antara lubang ventilasi tak kurang dari 2
m pada dinding yang sama.
f. Proteksi Bukaan Pada Dinding Luar.
140
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
141
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
142
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
143
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
144
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
ketentuan berikut:
Bangunan dengan risiko bahaya Pada kompartemen, dengan salah satu dari
145
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
*) Jenis bangunan dengan resiko bahaya kebakaran tinggi sesuai standar teknis yang berlaku.
146
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
(2) APAR dari jenis bukan klas A harus ditempatkan pada lokasi
yang dapat menjangkau lokasi yang mengandung jenis bahaya
yang harus diatasi.
147
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
148
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
149
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
150
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
b. Konstruksi.
Ruang Pusat Pengendaii Kebakaran pada bangunan gedung yang
tinggi efektifnya lebih dari 50 meter harus merupakan ruang
terpisah, dimana:
i. konstruksi penutupnya dari beton, dinding atau sejenisnya
mempunyai kekokohan yang cukup terhadap keruntuhan akibat
kebakaran dan dengan nilai TKA tidak kurang dari 120/120/120;
ii. bahan lapis penutup, pembungkus atau sejenisnya harus
memenuhi persyaratan terhadap kebakaran;
iii. peralatan utilitas, pipa, saluran udara dan sejenisnya, yang tidak
diperlukan untuk berfungsinya nuang pengendali, tidak boleh
lewat ruang tersebut;
151
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
d. Pintu Keluar.
i. Pintu yang menuju ruang pengendali harus membuka ke
arah dalam ruang tersebut, dapat dikunci dan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga orang yang menggunakan rute
evakuasi dari dalam bangunan tidak menghalangi atau
menutupi jalan masuk ke ruang pengendali tersebut.
ii. Ruang pengendali haruslah dapat dimasuki dari (2) dua arah
(1) arah pintu masuk di depan bangunan; dan
(2) arah langsung dari tempat umum atau melalui jalan terusan
yang dilindungi terhadap api, yang menuju ke tempat umum
dan mempunyai nilai TKA tidak kurang dari -/120/30.
152
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
153
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
154
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
155
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
a. Tangga, ramp dan lorong (gang) harus aman bagi lalu lintas
pengguna bangunan.
b. Tangga, ramp, lantai, balkon, dan atap yang dapat dicapai oleh
manusia harus mempunyai dinding pembatas, balustrade atau
penghalang lainya yang untuk melindungi pengguna bangunan
terhadap risiko jatuh .
c. Ramp kendaraan dan lantai yang dapat dilewati kendaraan harus
mempunyai pembatas pinggir atau penghalang lainnya untuk
melindungi pejalan kaki dan struktur bangunannya.
Kebutuhan Jalan Keluar
156
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
ii. jarak tempuh dari titik manapun pada lantai dimaksud ke suatu
jalan keluar tunggal tak lebih dari 20 m.
d. Bangunan klas 9: Minimal harus tersedia 2 jalan keluar pada:
i. setiap lapis lantai bila bangunan dengan jumlah lantai lebih dari
6,atau yang ketinggian efektifnya lebih dari 25 m.
ii. setiap lapis lantai termasuk area perawatan pasien pada bangunan
klas 9a.
iii. setiap lapis lantai pada bangunan klas 9b yang digunakan sebagai
pusat asuhan balita.
iv.setiap lapis lantai pada bangunan sekolah dasar dan sekolah
lanjutan pertama dengan ketinggian 2 lantai atau lebih.
v. setiap lapis lantai atau mesanin yang dapat menampung lebih dari
50 orang sesuai fungsinya.
e. Area perawatan pasien: Pada bangunan klas 9a sedikitnya harus ada
1 jalan keluar dari setiap bagian pada lapis lantai yang telah disekat
menjadi kompartemen tahan api.
f. Panggung terbuka: Pada panggung terbuka dan menampung lebih
dari 1 deret tempat duduk, setiap deret harus mempunyai minimal 2
tangga atau ramp, masing-masing merupakan bagian jelur lintasan
ke minimal 2 buah jalan keluar.
g. Akses ke jalan keluar: Tanpa harus melalui hunian tunggal lainnya,
setiap penghuni pada lapis lantai atau bagian lapis lantai bangunan
harus dapat mencapai ke:
i. 1 jalan keluar, atau
ii. sedikitnya 2 jalan keluar, bila 2 atau lebih jalan keluar diwajibkan.
3) Jalan keluar yang diisolasi terhadap kebakaran
a. Bangunan klas 2 dan 3: Setiap jalan keluar harus diisolasi terhadap
kebakaran, kecuali jalan tersebut menghubungkan tidak lebih dari:
i. 3 lapis lantai berurutan dalam suatu bangunan klas 2, atau
ii. 2 lapis lantai berurutan dalam suatu bangunan klas 3, dan
termasuk 1 lapis lantai tambahan bila digunakan sebagai tempat
menyimpan kendaraan bermotor atau tempat pelengkap lainnya.
b. Bangunan kelas 5 s.d. 9 : Setiap jalan keluar harus diisolasi terhadap
bahaya kebakaran kecuali:
157
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
158
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
159
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
c. jika lapis lantai atau mesanin menampung lebih dari 100 orang tetapi
tidak lebih dari 200 orang, lebar bebas, kecuali pintu keluar harus
tidak kurang dari:
i. 1 m ditambah 250 mm untuk setiap kelebihan 25 orang, atau
ii. 1,8 m pada lorong, koridor atau ramp yang digunakan untuk
jalur sirkulasi pasien di tempat tidur pada area atau bangsal
perawatan.
d. jika lapis lantai atau mesanin menampung lebih dari 200 orang, lebar
bebas, kecuali pintu keluar harus ditambah menjadi:
i. 2 m ditambah 500 mm untuk setiap kelebihan 60 orang jika jalan
keluar mencakup perubahan ketinggian lantai oleh tangga atau
ramp dengan tinggi tanjakan 1:12, atau
ii. pada kasus lain, 2 m ditambah 500 mm untuk setiap kelebihan
75 orang.
e. pada panggung penonton yang menampung lebih dari 2000 orang,
lebar bebas, kecuali untuk pintu keluar harus diperlebar sampai 17 m
ditambah dengan angka kelebihan tersebut dibagi 600.
f. lebar pintu keluar:
i. pada area perawatan pasien, jika membuka ke arah koridor
dengan
(1) lebar koridor antara 1,8 m - 2,2 m: 1200 mm.
(2) lebar koridor lebih dari 2,2 m: 1070 mm.
(3) pintu keluar horisontal: 1250 mm.
ii. lebar dari setiap pintu keluar yang memenuhi ketentuan butir b,
c, d atau e, minus 250 mm;
iii. 750 mm, bila pintu tersebut untuk kompartemen sanitasi atau
kamar mandi.
g. lebar pintu keluar tidak boleh berkurang pada jalur lintasan ke jalan
atau ruang terbuka.
7) Jalur Lintasan Melalui Jalan Keluar Yang Diisolasi Terhadap Kebakaran :
a. Pintu dalam ruangan harus tidak membuka langsung ke arah tangga,
lorong, atau ramp yang disyaratkan diisolasi terhadap kebakaran,
kecuali kalau pintu tersebut dari:
i. lobby umum, koridor, hall atau yang sejenisnya;
ii. unit hunian tunggal yang menempati seluruh lapis lantai;
160
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
161
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
162
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
ii. 40 m dari salah satu dari dua pintu atau lorong keluar: arah
tangga/ramp yang tidak diisolasi terhadap kebakaran berlawanan
atau hampir berlawanan arah.
f. Pada bangunan klas 2 atau 3, bila dua atau lebih pintu keluar
disyaratkan dan disediakan sebagai sarana tangga/ramp yang tidak
diisolasi. terhadap kebakaran dalam bangunan, maka masing-masing
pintu keluar tersebut harus :
i menyediakan jalan keluar terpisah menuju ke jalan atau ruang
terbuka;
ii. bebas asap.
10) Keluar Melalui Pintu-Pintu Keluar
a. Pintu keluar harus tidak terhalang, dan bila perlu dibuat penghalang
untuk mencegah kendaraan menghalangi jalan keluar atau akses
menuju ke pintu keluar tersebut.
b. Jika pintu keluar yang disyaratkan menuju ke ruang terbuka, lintasan
ke arah jalan harus mempunyai lebar bebas tidak kurang dan 1 m,
atau lebar minimum dari pintu keluar yang disyaratkan, atau mana
yang lebih lebar.
c. Jika pintu keluar menuju ke ruang terbuka yang terletak pada
ketinggian berbeda dengan jalan umum yang menghubungkannya,
jalur lintasan menuju ke jalan harus
i. berupa ramp atau lereng dengan kemiringan kurang dari 1:8,
atau tidak setinggi 1.14 bila disyaratkan oleh ketentuan Bab.
Vl.2.4;
ii. kecuali bila pintu keluar dari bangunan klas 9a, tangga
memenuhi ketentuan dari pedoman ini.
d. Pada bangunan klas 9b, panggung terbuka yang menampung lebih
dari 500 orang, tangga atau ramp yang disyaratkan harus tidak
keluar ke arah area di depan panggung tersebut.
e. Pada bangunan klas 9b dengan auditorium yang menampung lebih
dan 500 orang, tidak lebih dari 2/3 lebar pintu keluar yang
disyaratkan harus terletak di area pintu masuk utama.
11) Pintu Keluar Horisontal.
a. Pintu keluar horisontal bukan merupakan pintu keluar yang
disyaratkan apabila:
i. antara unit hunian tunggal;
163
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
164
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
165
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
1. Penerapan
Kecuali ketentuan butir 13 den 16, persyaratan ini tidak berlaku untuk unit
hunian tunggal pada bangunan klas 2 atau 3 atau bagian klas 4.
2. Tangga Dan Ramp Yang Diisolasi Terhadap Kebakaran
Tangga atau ramp yang disyaratkan berada di dalam saf tahan api harus
dengan konstruksi:
a. dari material tidak mudah terbakar;
b. bila terjadi kenusakan setempat tidak merusak struktur yang dapat
melemahkan ketahanan saf terhadap api.
166
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
167
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
168
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
169
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
170
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Ambang pintu tidak mengenai anak tangga atau ramp minimal selebar
daun pintu kecuali:
a. ruang perawatan pasien bangunan klas 9a, ambang pintu tidak
lebih dan 25 mm di atas ketinggian lantai dimana pintu membuka,
b. kasus lainnya
i. pintu terbuka ke arah jalan atau ruang terbuka, tangga atau
balkon luar
ii. ambang pintu tidak lebih dari 190 mm di atas permukaan
tanah, balkon atau yang sejenis dimana pintu membuka.
16. Balustrade
a. Balustrade menerus harus tersedia sekeliling atap yang terbuka
untuk umum, tangga, ramp, lantai, koridor, balkon dan sejenisnya,
bila:
i. tidak dibatasi dengan dinding,
ii. tinggi lebih dari 1 m di atas lantai atau dibawah muka tanah,
kecuali sekeliling panggung, tempat bongkar muat barang
atau tempat lain bagi staf untuk pemeliharaan.
b. Balustrade pada:
i. tangga/ramp yang diisolasi terhadap kebakaran atau area lain
untuk keadaan darurat, kecuali tangga/ramp luar bangunan, dan
ii. bangunan klas 7 (kecuali tempat parkir) serta klas 8, harus
mengikuti ketentuan butir f dan g.i.
c. Balustrade, tangga, dan ramp di luar ketentuan butir b harus
mengikuti ketentuan butir f dan g.i.
d. Balustrade sepanjang sisi atau dekat permukaan horisontal seperti:
i. atap, yang tersedia akses untuk umum dan jalur masuk ke
bangunan,
ii. lantai, koridor, balkon, lorong, mesanin dan sejenisnya, harus
mengikuti ketentuan butir f dan g.ii.
e. Balustrade atau penghalang lain di depan tempat duduk permanen
pada balkon atau mesanin auditorium bangunan klas 9b harus sesuai
ketentuan f.iii dan g.ii.
f. Tinggi balustrade:
i. minimal 865 mm di atas nosing injakan tangga atau lantai
ramp
171
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
ii. tidak kurang dari 1 m di atas lantai akses masuk, balkon dan
sejenisnya,
iii. Balustrade sesuai ketentuan butir e, tinggi di atas lantai tidak
kurang dari 1 m, atau 700 mm bila tonjolan keluar dari bagian
atas balustrade diproyeksikan mendatar tidak kurang dari 1 m.
g. Bukaan pada balustrade memenuhi ketentuan butir b, bila dibuat
sesuai
i. Jarak antara lebar bukaan tidak lebih dari 300 mm
ii. Bila menggunakan jeruji, tinggi jeruji tidak lebih dan 150 mm di
atas nosing injakan tangga atau lantai bordes, balkon atau
sejenisnya dan jarak antar jeruji tidak lebih dari 460 mm.
17. Pegangan Rambat Pada Tangga
a. Pegangan rambat harus tersedia untuk membantu orang agar aman
menggunakan tangga atau ramp.
b. Pegangan rambat memenuhi ketentuan butir a tersebut bila:
i. sedikitnya dipasang sepanjang satu sisi ramp/tangga
ii dipasang pada dua sisi bila lebar tangga/ramp 2 m atau lebih
iii. bangunan klas 9b untuk sekolah dasar, dipasang permanen
dengan tinggi minimal 865 mm dengan jeruji pendukung
permanen setinggi minimal 700 mm.
c. Pada bangunan klas 9a harus tersedia sedikitnya sepanjang satu sisi
dari setiap lorong atau koridor yang digunakan oleh pasien, dan
harus:
i. permanen sedikitnya 50 mm dari dinding
ii. dibuat menerus
18. Pintu
Sebagai pintu keluar yang disyaratkan:
a. bukan pintu berputar
b. bukan pintu gulung,
i. kecuali dipasang pada bangunan atau bagian bangunan klas 6,
7, 8 dengan luas lantai tidak lebih dari 200 m2,
ii. merupakan satu-satunya pintu keluar yang disyaratkan dalam
bangunan
c. bukan pintu sorong, kecuali:
172
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
173
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
174
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
175
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
176
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
177
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Struktur cukup teguh dalam posisi berdirinya bangunan, sehingga tidak akan
mengalami perubahan bentuk permanen akibat penurunan yang berbeda dari
masing-masing struktur.
Kekuatan, kekakuan dan keteguhan yang dimiliki struktur bangunan
diusahakan sedemikian rupa sehingga memberikan factor keamanan yang
cukup terhadap keruntuhan, tetapi tidak berlebihan. Dengan demikian akan
dihasilkan sistem struktur yang kuat namun ekonomis.
Perencana harus memperhatikan bukan saja perencanaan strukturnya secara
keseluruhan akan tetapi sistem pelaksanaan struktur itu sendiri yang mudah
dilaksanakan dalam kondisi apapun namun tidak meninggalkan kaidah-kaidah
perencanaan struktur. Dalam hal ini sebagai perencana dapat memilih sebaik
mungkin sistem struktur yang tepat, sehingga tidak menimbulkan gangguan
lingkungan pada saat pelaksanaan.
Pada prinsipnya seluruh peraturan dan standar berikut ini (edisi terakhir) :
i. Peraturan Desain
178
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
179
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
e) Kondisi Tanah
Data kondisi tanah di lokasi perencanaan perlu diketahui, kondisi
tersebut diantaranya :
1) Muka air tanah.
Kondisi muka air tanah sangat penting untuk didapatkan
informasinya didalam memulai perencanaan.
2) Kedalaman tanah keras
Untuk mengetahui kondisi kedalaman tanah keras adalah dengan
melakukan soil investigasi. Mengetahui Informasi mengenai
kedalaman tanah keras lebih awal adalah sangat menguntungkan
didalam menentukan system pondasi yang akan digunakan.
3) Rekomendasi dan daya dukung tanah
Dari hasil soil investigasi yang dilakukan, rekomendasi dan daya
dukung tanah harus didapatkan untuk menentukan kedalaman
pondasi dapat diletakan sesuai dengan beban yang bekerja.
f) Kondisi Klimatologi
Tiupan angin dilokasi rencana perlu diketahui, sehinga dalam
perencanaan kurang lebih mendekati dalam menentukan besarnya beban
angin yang akan digunakan dalam desain, terutama untuk perencanaan
struktur rangka atap.
g) Beban
Pembebanan dilakukan sesuai dengan peraturan pembebanan SNI-1727-1989
(Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung) dan SNI-
1726-2002 (Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
Gedung), serta data beban dari material tertentu yang dipergunakan dalam
gedung tersebut.
1. Beban Mati (DL)
Beban Mati diperhitungkan berdasarkan data-data berikut ini.
(a) Berat Jenis Beton Bertulang yang diambil sebagai acuan
pembebanan adalah 2400 kg/m2
(b) Berat Jenis Beton Rabat untuk finishing = 2200 kg/m2.
(c) Beban Dinding ½ Bata atau setara Con Block Cisangkan = 250 kg/m2.
180
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
(d) Beban Dinding/ Partisi Ringan Buatan Pabrik (misalnya Hebel) = 125
kg/m2.
(e) Beban plafon dan M&E (termasuk ducting AC) diambil sebesar 30
kg/m2.
(f) Beban plafon dan M&E (apabila tidak berducting AC) dapat diambil
sebesar 20 kg/m2.
(g) Beban raised floor = 75 kg/m2.
(h) Beban equipment M&E di ruang M&E = 400 kg/m2.
(i) Beban peralatan fitness di ruang fitness = 400 kg/m2.
(j) Beban tanah dan tanaman di atas basement, sesuai dengan
ketebalan tanah, dengan mengambil tanah = 1800 kg/m3.
2. Beban Hidup (LL)
Beban Hidup disesuaikan dengan fungsi dari masing -masing ruangan.
(a) Beban Hidup ruang kantor dan ruang umum lainnya = 250 kg/m2.
(b) Beban Hidup ruang perpustakaan = 400 kg/m2
(c) Beban Hidup ruang Musholla = 400 kg/m2.
(d) Beban Hidup ruang arsip / gudang = 400 kg/m2.
(e) Beban Hidup Toilet = 200 kg/m2.
(f) Beban Hidup Parkir = 400 kg/m2.
(g) Beban Hidup ruang M&E (personil maintanance) = 100 kg/m2 (Beban
alat dihitung sebagai beban mati).
(h) Beban Hidup atap dak beton = 100 kg/m2.
(i) Beban Hidup koridor = 300 kg/m2.
(j) Beban Hidup tangga = 300 kg/m2.
3. Beban Gempa
Mengingat ketinggian struktur diperkirakan kurang dari 40 meter dari
permukaan tanah asli, maka struktur bangunan dapat dikategorikan
sebagai bangunan bertingkat rendah. Peninjauan terhadap gempa
dilakukan hanya terhadap gempa static saja.
Beban Gempa diperhitungkan 100% pada arah yang ditinjau ditambah
dengan 30% pada arah lainnya, sesuai dengan ketentuan dalam SNI-1726-
2002 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
Gedung, butir 5.8.2.
I : Gravitasi 100% Arah X 30% Arah Y
II : Gravitasi 100% Arah Y 30% Arah X
Beban gempa ditentukan berdasarkan Peraturan Perencanaan Tahan
Gempa Indonesia untuk Gedung 1987.
Gaya geser dasar ditentukan berdasarkan :
V = C . I . K . Wt ,
dimana :
V = Gaya geser dasar
181
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
dimana :
Fi = Gaya gempa statik tiap lantai
Wi = Berat struktur tiap lantai
hi = Tinggi tiap lantai dari penjepitan lateral
V = Gaya geser dasar
i = tingkat ke - i
4. Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan :
DL + 1.6 LL
1.05 [ DL + LR (Ex 0.3 Ey) ]
182
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
183
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Dari kedua jenis pondasi tersebut yang akan diusulkan untuk digunakan
dalam perencanaan kelak, masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan, baik dari segi biaya, teknik pelaksanaan, lingkungan maupun
tenaga kerja dan alat yang dilibatkan dalam pelaksanaan.
Pemilihan salah satu dari kedua tipe pondasi tersebut akan sangat
ditentukan dari hasil penyelidikan tanah pada lokasi rencana bangunan,
Walaupun dalam perencanaan kelak, perencana akan merencanakan kedua
jenis pondasi tersebut dan akan membandingkan Jumlah waktu
pelaksanaan maupun jumlah Rencana Anggaran Biaya dari kedua jenis
pondasi tersebut.
Struktur Atas
Struktur atas terdiri dari Balok, Kolom dan Pelat termasuk Rangka Atap.
184
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
185
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
b. Struktur rangka atap baja ringan dari Jaindo atau setara dengannya.
Dari kedua jenis struktur rangka atap ini, masing masing mempunyai
keuntungan dan kekurangan, kelak yang akan mementukan adalah selisih
dari Rencana Anggaran Biaya yang ditawarkan dari masing-masing suplier.
Apabila diinginkan oleh Owner untuk mencari alternatif lain selain strktur
rangka atap diatas untuk membandingkan selisiah RAB, maka sebagai
perencana yang berpengalaman harus dapat memenuhi permintaan
tersebut.
186
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Efisiensi
Pemilihan yang tepat baik sistem struktur maupaun bahan yang digunakan
akan memberikan hasil perencanaan yang efisien,
Koordinasi yang baik diantara semua disiplin tentunya dapat mengasilkan
sesuatu yang lebih baik. Koordinasi antara Arsitek, Struktur, ME dan Interior
adalah hal yang wajar dan harus dilakukan dalam suatu perencanaan
bangunan, sehingga keinginan Owner dapat terlaksana akibat pemahaman
yang baik dari masing-masing disiplin Perencana.
Koordinasi yang kurang baik antara disiplin, tentunya tidak akan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik (waktu, bahan dan terutama pikiran),
hal ini dapat terlihat pada saat bangunan tersebut dilaksanakan.
e. Sistem dan Jaringan Utilitas
Secara mendasar sistem dan jaringan utilitas harus dapat mem-fungsikan seluruh fasilitas
yang direncanakan sesuai persyaratan minimal, baik untuk masing-masing ruang fungsi,
masing-masing bangunan maupun lingkungan, serta terintegrasi ke dalam sistem bangunan
dan lingkungan secara menyeluruh (perencanaan terpadu – total design).
Sistem dan jaringan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi meliputi :
187
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
188
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
189
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Untuk menghindari timbulnya kecelakaan dan kerugian akibat sambaran petir, perlu
diadakan usaha-usaha untuk perlindungan terhadap bahaya akibat sambaran petir
tersebut. Sistem penangkal petir yang sempurna harus terdiri 2 bagian, yaitu : proteksi
external dan proteksi internal.
190
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
191
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
192
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
193
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
- Bulan terpanas
- Lama operasi mesin A/C
- Data teknis gedung : dinding, jendela, orang, electric,
ventilasi dll.
Dasar Pemilihan Sistem A/C
Sistem A/C Single Split yang dipakai dengan pertimbangan
sebagai berikut :
(a) Efisiensi daya listrik
(b) Refrigerant yang non CFC
(c) Sistem peralatan tidak rumit
(d) Biaya perawatan rendah
194
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Air hujan yang jatuh di atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak PVC yang
kemudian disalurkan ke resapan setelah itu dibuang ke saluran kota .
h) Sistem Persampahan
195
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
196
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
197
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
198
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
H. PROGRAM KERJA
P
ada kegiatan “Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti
dan Kabupaten Dharmasraya ”, dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu
tahap awal, tahap persiapan lapangan, tahap pelaksanaan survei, tahap
pengolahan data dan analisis, serta tahap pelaporan.
199
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Kajian literatur terkait daerah-daerah dalam ruang lingkup pekerjaan ini, literatur yang
digunakan dapat berupa kebijakan terkait dan juga berupa dokumen mengenai gambaran
umum Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten
Dharmasraya.
Setelah melalui tahapan persiapan dan kajian awal, maka keluaran dari tahapan ini adalah:
1. Tercapainya pemahaman target pelaksanaan kegiatan dan ruang lingkupnya;
2. Tercapainya kesepahaman mengenai metode dan rencana kerja Penyusunan DED
Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya.
200
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
201
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Banyak kekurangan dalam alur proses bisnis yang diusulkan pada dokumen penawaran
teknis ini. Tetapi pada hakekatnya dalam melaksanakan suatu pekerjaan konsultansi ini,
perlu adanya perencanaan yang matang, yang mengimplementasikan tahapan-tahapan dari
pekerjaan, untuk mencapai hasil keluaran kegiatan yang optimal. Adapun alur proses bisnis
kegiatan ini di visualisasikan pada sub bab di bawah ini.
Adapun detail Proses Bisnis Kegiatan dapat dilihat di sub bab di bawah ini.
202
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
203
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
204
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
205
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
206
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
207
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
W
aktu pelaksanaan pekerjaan “Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten
Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya ” adalah 3 (tiga) bulan.
Tujuan dibuatkannya jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah agar tercapai
sasaran sebagai berikut:
1. Agar pelaksanaan pekerjaan dapat terkoordinir dengan baik sehingga dapat selesai
tepat waktu dan memenuhi sasarannya;
2. Dengan koordinasi dari ketua tim maka setiap tahapan kegiatan pekerjaan
diusahakan untuk saling berkesinambungan, sehingga waktu pelaksanaan
pekerjaan akan lebih efektif.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, kunjungan ke masing-masing daerah dilakukan 3 (tiga) kali
kunjungan, yaitu: 2 (dua) kali kunjungan untuk melakukan survei dan pengumpulan data di
daerah, 1 (satu) kali untuk melakukan Focus Group Discussion di daerah. Adapun target
kegiatan tersebut adalah :
1. Kunjungan ke-1 (pertama) ke daerah dalam rangka pengambilan data dan informasi
(survei pendahuluan) mengenai kondisi siteplan eksisting, Survei tanah, survei
208
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
topografi serta survei geologi dan geoteknik, dengan target yang ingin dicapai ialah
review siteplan sentra IKM yang telah disusun didalam kajian pola pengembangan
sentra IKM masing-masing lokasi kawasan yang akan direncanakan. Survei tanah
bertujuan untuk mengklasifikasikan dan memetakan potensi tanah, survei topografi
bertujuan untuk mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah
disepanjang lokasi rencana proyek jembatan dalam rangka pembuatan peta
topografi site, survei geologi dan geoteknik bertujuan dalam memetakan mengenai
penyebaran kondisi tanah/batuan dasar, baik ketebalan tanah maupun stabilitas
tanah.
2. Kunjungan ke-2 (kedua) ke daerah dalam rangka pengambilan data dan informasi
(survei lanjutan) mengenai kondisi siteplan eksisting, dengan target yang ingin
dicapai ialah review siteplan sentra IKM yang telah disusun didalam kajian pola
pengembangan sentra IKM masing-masing lokasi kawasan yang akan direncanakan
dan juga pengumpulan data baik sekunder maupun primer.
3. Kunjungan ke 3 (ketiga) ke daerah dalam rangka Focus Group Discussion ke 2 untuk
melakukan konfrimasi dan finalisasi terhadap hasil penetapan keluaran kegiatan.
Untuk pelaksanaan survei maupun Focus Group Discussion akan memobilisasi tenaga ahli,
tenaga pendukung (asisten tenaga ahli) dan personil manajemen proyek sebanyak :
1. 5 orang untuk kegiatan survei dalam rangka pengambilan data dan informasi di
daerah.
2. 5 orang untuk kegiatan Focus Group Discussion di daerah.
209
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Bulan Ke -
No Kegiatan 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Persiapan
2 Survei/Pengumpulan Data
- Survei Karakteristik Tapak
- Survei Karakteristik Fisik Lahan
- Pengukuran Topografi
3 Analisa Data
- Analisa Kondisi dan Karakteristik Tapak
- Analisa Kebutuhan dan Jenis Pelayanan
- Analisa Harga Satuan
- AnalisaTata Letak dan Tata Ruang
4 Perumusan dan Konsep Perencanaan
5 Penyusunan Rencana Teknis Detail
6 Penyusunan Spesifikasi Teknis
7 Estimasi Biaya Konstruksi
8 Pelaporan
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Antara
- Laporan Akhir
- Album Gambar Rencana Detail
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
U
ntuk dapat melaksanakan pekerjaan ini dengan baik, efektif dan efisien, diperlukan
organisasi pelaksana pekerjaan yang kuat, dan kompak. Dengan demikian semua
aktivitas dan alur pekerjaan dapat terkoordinir secara baik dan lancar. Dalam organisasi
tersebut terangkum semua komponen penunjang kelancaran pekerjaan, mulai dari
Ketua Tim, Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli sampai Tenaga Pendukung.
Tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga ahli diuraikan dalam uraian tabel sebagai
berikut:
211
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Jumlah
Tenaga Ahli
Nama Personil Perusahaan Lingkup Keahlian Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing
Bulan
Untuk mendukung kelancaran jalannya pelaksanaan pekerjaan, tenaga ahli sebagai tenaga inti
dibantu oleh sejumlah tenaga pendukung. PTSI akan mengusulkan tenaga pendukung dengan
kualifikasi yang sesuai dengan yang dipersyaratkan di dalam KAK dengan uraian tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
217
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Tenaga Jumlah
Nama Personil Perusahaan Pedukung Lingkup Keahlian Uraian Pekerjaan Orang
Lokal/Asing Bulan
Membantu Tenaga Ahli dan Tim
Manajemen Proyek dalam
melakukan survei lapangan untuk
pengumpulan data primer maupun
sekunder, memastikan validitas
dan kualitas isian instrumen
1. DENNY pendataan/ survei yang
ANDRIANSYAH berhubungan dengan pembuatan
2. HENDRAYANA TENAGA analisis, interpretasi dan evaluasi
3. RACHMAN PTSI PENDUKUNG Asisten Tenaga Ahli data yang berkaitan dengan Detail 12
WARDAN LOKAL Engineering Design sentra IKM
M
engingat terbatasnya waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan maka
jadwal penugasan semua tim termasuk tenaga ahli akan disesuaikan dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan setiap tahapan, sehingga waktu penyerahan semua laporan
dapat dilakukan tepat waktu.
Pelaksanaan kegiatan “Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan
Kabupaten Dharmasraya ”, sangat tergantung pada keakuratan data dan ketajaman analisis dari
para tenaga ahli. Oleh karena itu, masing-masing tenaga ahli akan terlibat pada kegiatan yang
sesuai dengan keahliannya. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 3 bulan.
Dalam kurun waktu tersebut masing-masing tenaga ahli akan melaksanakan kegiatan berdasarkan
keahliannya. Dalam tabel ditunjukkan mengenai jadwal penugasan bagi masing-masing tenaga
ahli, asisten tenaga ahli dan tenaga pendukung administrasi. Secara umum semua tenaga ahli
akan bekerja sepanjang waktu pelakasanaan kegiatan dikarenakan waktu pelaksanaan kegiatan
yang sangat singkat. Jadwal penugasan masing-masing tenaga ahli dan tenaga pendukung
digambarkan pada tabel di bawah ini :
220
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
BULAN ORANG
NAMA PERSONIL PENUGASAN
1 2 3 BULAN
SYAPRIL JANIZAR KETUA TIM TENAGA AHLI 3 OB
MAMAT TENAGA AHLI SIPIL / STRUKTUR 3 OB
AMBARDI TENAGA AHLI SIPIL / STRUKTUR 3 OB
BEDY UBAEDILLAH TENAGA AHLI TEKNIK INDUSTRI 3 OB
ACHMAD FAUZIE TENAGA AHLI TEKNIK ARSITEKTUR 3 OB
MUHAMMAD SOLIKHAN TENAGA AHLI TEKNIK ARSITEKTUR 3 OB
ZUSMARA TENAGA AHLI TEKNIK MESIN 3 OB
DJOKO SUPRABOWO TENAGA AHLI TEKNIK ELEKTRO 3 OB
AGUS TRI SANTOSA TENAGA AHLI TEKNIK ELEKTRO 3 OB
FELIX SETIAWAN TENAGA AHLI COST ESTIMATOR 3 OB
DENDEN DERMAWAN TENAGA AHLI COST ESTIMATOR 3 OB
DENNY ANDRIANSYAH ASISTEN TENAGA AHLI ARSITEK 3 OB
HENDRAYANA ASISTEN TENAGA AHLI ARSITEK 3 OB
RACHMAN WARDANI ASISTEN TENAGA AHLI SIPIL / STRUKTUR 3 OB
RIDA HERYANTO ASISTEN TENAGA AHLI SIPIL / STRUKTUR 3 OB
SANDY WENANG BUHARI SURVEYOR 2 OB
HENRY GOKLAS J S SURVEYOR 2 OB
LUKMANUL HAKIM DRAFTER 2 OB
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
U
untuk dapat melaksanakan pekerjaan ini dengan baik, efektif dan efisien, diperlukan
organisasi pelaksana pekerjaan yang kuat, dan kompak. Dengan demikian semua
aktivitas dan alur pekerjaan dapat terkoordinir secara baik dan lancar. Dalam
organisasi tersebut terangkum semua komponen penunjang kelancaran pekerjaan, mulai dari
Ketua Tim, tenaga ahli sampai dengan dukungan tenaga administrasi, maka akan ditugaskan satu
tim pelaksana yang terdiri dari para personil yang telah berpengalaman bersama-sama
mensukseskan pelaksanaan kegiatan ini. Tim Pelaksana tersebut terdiri dari tenaga ahli yang
berpendidikan, terlatih dan berpengalaman dalam bidangnya masing-masing. Tim ini akan bekerja
secara efektif dan efisien berdasarkan jadwal tugas untuk mencapai tujuan pelaksanaan kegiatan.
222
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Manajemen Unit
Bisnis
Kepala Manajemen
Proyek
Ketua Tim
Tenaga Ahli
Asisten
Tenaga Ahli
223
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
M. LAPORAN-LAPORAN
S
eluruh hasil pelaksanaan pekerjaan “Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten
Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya ”, dilakukan secara sistemastis
akan dituangkan dalam bentuk laporan, yang berisi seluruh pelaksanaan pekerjaan mulai
dari studi pustaka, pengumpulan data hingga hasil kajian teknis.
Laporan akan disampaikan secara bertahap sesuai kemajuan pekerjaan. Adapun bentuk laporan
yang akan disampaikan adalah berikut :
a. Laporan Pendahuluan. Diskusi dari laporan ini dilakukan secara internal dengan Tim Teknis
dari proyek dan diharapkan dapat diperoleh satu kesepakatan mengenai pelaksanaan
pekerjaan. Hasil diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman
dalam penyusunan laporan berikutnya.
b. Laporan Antara, yang merupakan bentuk penyempurnaan dari laporan pendahuluan sesuai
dengan catatan dalam berita acara pembahasan, dan telah dilengkapi penyajian data dan
hasil survei lapangan. Hasil diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan
pedoman dalam penyusunan laporan berikutnya.
224
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
c. Laporan Akhir (Final Report), yang merupakan bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian
pelaksanaan pekerjaan dan merupakan penyempurnaan dari laporan antara sesuai dengan
catatan dalam berita acara pembahasan. Laporan ini dicetak sebanyak 5 (lima) eksemplar,
serta dilengkapi dengan Executive Summary dan CD ROM sebanyak 5 (lima) buah.
Adapun laporan akhir harus memuat keluaran antara lain sebagai berikut:
a. Review siteplan yang telah disusun dalam kajian pola pengembangan sentra IKM di
masing-masing daerah.
b. Gambar perancangan Sentra IKM, ukuran A3.
c. Gambar Rencana Teknik / gambar kerja kalkir dan blue print, ukuran A1.
d. Gambar rencana teknik yang disetujui oleh pemberi kerja.
e. Buku design note, ukuran A4.
f. Buku Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity (BoQ), ukuran A4.
g. Buku Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS Teknis) dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Administrasi (RKS Administrasi), ukuran A4.
h. Gambar pelengkap berupa gambar perspektif (bird eye view) ukuran A3.
i. Dokumen lelang (soft file) pembangunan fisik sentra IKM yang terdiri dari :
- Gambar Rencana Teknik / gambar kerja, ukuran A3 format PDF;
- RKS Teknik dan RKS Administrasi , ukuran A4 format Microsoft Word/PDF;
- Perhitungan Volume Pekerjaan (BoQ), ukuran A4 format PDF;
- Rencana Anggaran Biaya, ukuran A4 format Microsoft Excel.
225
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
N. FASILITAS PENDUKUNG
K
etersediaan fasilitas pendukung sangat penting karena akan mempengaruhi standar
kualitas kerja tim pelaksana proyek. Selama kegiatan proyek ini berlangsung, kantor
pusat akan memberikan dukungan sepenuhnya demi kelancaran operasional proyek ini.
Kantor kami dilengkapi dengan peralatan komputer dengan spesifikasi terbaru, mesin
fotocopy, printer, scanner, peralatan alat tulis kantor yang lengkap dan telepon, fax serta internet
sebagai alat komunikasi dan sumber informasi. Kantor kami juga didukung oleh staf yang
berpengalaman, yang akan mendukung aspek teknis, administrasi dan logistik.
226
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
227
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Disamping beberapa saluran komunikasi standar seperti telepon, faks, dan e-mail, PTSI
memiliki saluran komunikasi khusus yang biasa digunakan sebagai alat yang
menghubungkan kantor pusat PTSI di Jakarta dan kantor cabang dan perwakilan PTSI di
daerah. Saluran komunikasi tersebut berupa VoIP (Voice over Internet Protocol). Berikut
adalah nomor ekstension VoIP dari kantor cabang PTSI.
228
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
O. PENUTUP
S
etelah mempelajari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) secara seksama, pada
prinsipnya KAK telah menguraikan dengan jelas tujuan pekerjaan, ruang lingkup
pekerjaan, dan keluaran yang diharapkan, sehingga pelaksana kegiatan dapat
memahami esensi dari pekerjaan ini. Berdasarkan penjabaran bab-bab dalam usulan
teknis, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
Pelaksana kegiatan memandang perlu dilakukannya inovasi terhadap beberapa isi yang
a terdapat dalam KAK yang disampaikan. Hal ini telah disampaikan secara lebih rinci di
bagian Apresiasi dan Inovasi.
Untuk kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pendekatan dan metodologi
disusun dengan mempertimbangkan aspek kemudahan teknis dengan tetap mengacu
pada ketentuan sebagaimana tercantum dalam KAK dan batasan yang disyaratkan.
Dengan adanya dokumen usulan teknis ini, pihak pelaksana kegiatan berharap dapat memberikan
gambaran secara lebih rinci kepada pengguna jasa tentang rencana yang akan dilaksanakan
dalam menyelesaikan pekerjaan “Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan
Meranti dan Kabupaten Dharmasraya ”.
229
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS |
Penyusunan DED Sentra IKM Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Dharmasraya
Besar harapan kami, dengan adanya kerja sama yang terjalin dapat berlanjut dengan terjalinnya
suatu hubungan dan bentuk kerja sama yang baik, yang saling menguntungkan bagi kedua belah
pihak. Pada akhirnya bentuk kerjasama dan sinergi antara Kementerian Perindustrian dan PT.
Surveyor Indonesia (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara, dapat memberikan kontribusi
yang besar terhadap pembangunan negara yaitu Republik Indonesia.
230