Akpri Sap 2
Akpri Sap 2
(SAP 2)
EKA 450 C2
OLEH,
1406305169 / 30
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
0
2.1 MENGAPA MEMPERTIMBANGKAN ASPEK KEPERILAKUAN PADA
AKUNTANSI
Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan sebagai dasar dalam
memilih informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan. Saat ini, keterampilan
matematis telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks.
Demikian pula halnya dengan kemajuan dalam teknologi komputer akuntansi yang
memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Kesempurnaan teknis tidak pernah
mampu mencegah orang untuk menyadari bahwa tujuan akhir jasa akuntansi organisasi bukan
sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari pelaksanaan segala prosedur akuntansi,
tetapi juga bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang didalam perusahaan, baik
sebagai pemakai maupun pelaksana, dipengaruhi oleh informasi yang dihasilkan.
1
dalam organisasi yang kompleks, sehingga adalah tidak realistis untuk mengharapkan semua
aspek dari kehidupan organisasi dapat dihubungkan satu sama lain tanpa tekanan. Namun,
sebagai petunjuk tindakan, pandangan ini juga siap menghadirkan suatu kompromi, dan
bertindak sebagai suatu pendekatan yang memungkinkan akuntan untuk tidak berdampingan
dengan hal-hal yang tidak bertanggung jawab.
Dalam pandangan ini, pengertian yang lebih mendalam dan berharga dapat diperoleh
dari pemahaman atas perilaku dan ilmu-ilmu sosial. Dengan menganalisis secara sistematis
hubungan antara sistem akuntansi, bentuk pengendalian, sikap manusia, dalam pengambilan
keputusan, serta tingkatan sosial dan perilaku, akuntan dapat memusatkan perhatiannya
keluar. Dengan demikian, hal tersebut tidak menjadi dasar bagi munculnya konflik dan
pertentangan dari banyaknya permasalahan akuntansi, serta tidak menyebabkan potensi
organisasi dan akuntansi itu sendiri diragunkan.
2
Akuntansi keperilakuan berada dibalik akuntansi tradisional yang berarti
mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan
demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desaian,
konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi
dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi
mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi. Secara umum,
lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar.
a. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan penggunaan
system akuntansi. Bidang dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai kaitan dengan
sikap dan filosofi manajemen yang memengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi
yang berfungsi dalam organisasi.
b. Pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari
akuntansi keperilakuan ini berkenaan dengan bagaimana system akauntansi
memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan , kepuasan kerja, serta
kerja sama.
c. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia.
Bidang ketiga dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai hubungan dengan cara
system akuntansi digunakan sehingga memengaruhi perilaku.
3
mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan
kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi perilaku di
masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu
organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-
cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi.
Para akuntan keperilakuan melihat kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan
penjualan terlebih dahulu mempertimbangkan perilaku juru tulis yang mencatat pesanan
pelanggan melalui telepon. Para juru tulis tersebut harus menyadari bahwa tujuan mereka
melakukn pekerjan itu adalah untuk kelangsungan hidup organisai. Para akuntan
keperilakuan juga menyadari bahwa mereka bebas mendesai sistem informasi
untuk
memengaruhi motivasi, semangat, dan produktivitas karyawan. Tanggung jawab mereka
menjangkau ke luar pengumpulan dan penggunaan laporan akuntansi oleh orang lain.
Akuntan keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah memengaruhi
perlaku dalam rangka memotivasi dilakukannya tindakan yang diinginkan.
Akuntan keperilakuan berpusat pada hubungan antara perilaku dan sistem akuntansi.
Mereka menyadari bahwa proses akuntansi melibatkan ringkasan dari sejumlah kejadian
ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia dan akuntansi iru sendiri, serta dari
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku yang pada gilirannya secara bersama-
sama akan mementukan semua keberhasilan peristiwa ekonomi. Akuntan keperilakuan
melihat bahwa perusahaan yang melakukan penjualan terlebih dahulu mempertimbangkan
perilaku juru tulis yang mencatat pesanan pelanggan melalui telepon. Juru tulis tersebut
menyadari bahwa tujuan mereka melakukan pekerjaannya adalah untuk kelangsungan hidup
organisasi. Selain itu, para akuntan keperilakuan juga menyadari dapat dengan bebas
mendesain sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi, semangat dan produktivitas
karyawan. Akuntan keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah untuk
mempengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi tindakan yang diinginkan. Sebagai contoh,
suatu perusahaan bisa berhasi; dalam merundingkan kerja sama dengan kelompok organisasi
lainnya dengan baik, atau mungkin akan menjadi gagal karena orang-orang di organisasi
tersebut berjalan ke arah tujuan yang berlawanan.
4
akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi
keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan. Namun,
ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan
psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa ilmu keprilakuan merupakan bagian
dari ilmu sosial, akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan
pengetahuan keprilakuan. Akuntansi keprilakuan diterapkan dengan praktis menggunakan
riset ilmu keprilakuan untuk menunjukkan dan memperediksi perilaku manusia.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi yang
mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et al.,
1989), istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang meliputi
keseluruhan desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem
penganggaran, desain akuntansi pertanggung jawaban, desain organisasi seperti desentralisasi
atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta pelaporan
keuangan.
5
REFRENSI
Lubis, Arfan Ikhsan, 2010, Akuntansi Keprilakuan, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta