BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pneumonia
2.1.1 Definisi
pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang terjadi >48 jam atau lebih
setelah dirawat di rumah sakit, baik di ruang rawat umum ataupun di ICU
pneumonia yang terjadi setelah 48-72 jam atau lebih setelah intubasi
rumah sakit selama 2 hari atau lebih dalam waktu 90 hari dari proses infeksi,
tinggal dirumah perawatan (nursing home atau long- term care facility),
waktu 30 hari proses infeksi ataupun datang ke klinik rumah sakit atau klinik
3
hemodialisa .
2.1.2 Etiologi
a. Bakteri
1. Typical organisme
3
di ICU sebanyak 33%.
daya taman paling kuat, apabila suatu organ telah terinfeksi kuman ini
6
7
grup D yang merupakan flora normal usus.
di rumah sakit, di rawat di rumah sakit dalam waktu yang lama dan
dibawah adalah :
kuman ini.7
berkapsul atau tidak berkapsul. Jenis kuman ini yang memiliki virulensi
2. Atipikal organisme
b. Virus
7
droplet9, biasanya menyerang pada pasien dengan imunodefisiensi. Diduga
c. Fungi
Cryptococcus neoformans. 10
2.1.3 Patofisiologi
Patogen yang sampai ke trakea berasal dari aspirasi bahan yang ada di
risiko pada inang dan terapi yaitu pemberian antibiotik, penyakit penyerta
yang berat, dan tindakan invansif pada saluran nafas.3 Faktor resiko kritis
( bagian dari sawar-udara alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah merah
dari kapiler masuk. Hal ini menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun,
11
saturasi oksigen menurun. Pada pemeriksaan dapat diketahui bahwa paru-
paru akan dipenuhi sel radang dan cairan , dimana sebenarnya merupakan
reaksi tubuh untuk membunuh patogen, akan tetapi dengan adanya dahak
bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak.13 Gejala umum lainnya
adalah pasien lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut
penarikan dinding dada bagian bawah saat pernafas, takipneu, kenaikan atau
2.1.5 Klasifikasi
1) Community-Acquired Pneumonia15
kasus CAP. CAP biasanya menular karena masuk melalui inhalasi atau
penyebab dari tipikal bakteri, jarang terjadi mengenai lobus atau segmen
fremitus, nafas bronkial. Komplikasi berupa efusi pleura yang dapat terjadi
infeksi CAP tertinggi pada lanjut usia dan pasien dengan imunokompromis.
2) Hospital-Acquired Pneumonia
muncul selama 4 hari perawatan di rumah sakit) dan late onset (biasanya
muncul setelah lebih dari 5 hari perawatan di rumah sakit). Pada early
3) Ventilator-Acquired pneumonia
yang terjadi setelah 48-72 jam atau lebih setelah intubasi trakea.17
Ventilator adalah alat yang dimasukan melalui mulut atau hidung, atau
melalu lubang di depan leher. Infeksi dapat muncul jika bakteri masuk
2.1.6 Diagnosa
1. Gambaran klinis
a) Anamnesis
meningkat dapat melebihi 400C, batuk dengan dahak mukoid atau purulen
b) Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa
disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi.
2. Pemeriksaan penunjang
a) Gambaran radiologis
dan interstisial serta gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara
konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai
13
beberapa lobus.
b) Pemeriksaan labolatorium
pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah dapat positif
asidosis respiratorik.
2.1.7 Komplikasi3,13
bakteriemi.
e. Sepsis
h. Abses paru
14
i. Efusi pleura
2.1.8 Terapi13,3
Pasien yang sebelumnya sehat dan tidak menggunakan antibiotika pada 3 bulan
terakhir :
gemifloksasin
2.2 GASTRITIS
2.2.1 Definisi
1. Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk
mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti
2. Gatritis kronik.
menyebabkan atrofi mukosa dan metaplasia epitel. Penyakit ini memiliki sub
18
kelompok kausal yang tersendiri dan pola kelainan histologik yang berbeda-
usia lanjut.36
2.2.3 Etiologi
pepsin dan HCl adalah faktor agresif, terutama pepsin mileu pH< 4 sangat
penyebab endogen. 37
+
efek mukosa barrier dan terjadi difusi balik ion histamin (H ), histamin
+
(H ) terangsang untuk lebih banyak mengeluarkan asam lambung, timbul
atau batang bengkok dengan ukuran 2,5-5µ, lebar 0,5-1µ dan memiliki 4-
19
6 flagela
mikroaerofilik yaitu tumbuh baik pada lingkungan dengan kandung CO2 10%,
0
5%, suhu antara 33-40 C, kelembaban 100%, pH 5,5-8,5, mati dalam
suasana
2 0
anaerobik, kadar O normal, dan suhu dibawah 28 C. Helicobacter pylori
hidup pada bagian gastrum antrum, lapisan mukus lambung yang menutupi
lambung.38
urea dalam mukus lambung yang kuat. Selain urease kuman itu juga
menghasilkan enzim protease dan fosfoliase diduga merusak gliko protein dan
dari radikal reaktif yang dikeluarkan netrofil. Disamping enzim kuman itu
Cytotoxine gen) yang berperan dalam timbulnya radang dan reaksi imun
lokal.34
bagaimana infeksi dari lambung seorang penderita masuk ke dalam mulut dan
kemudian ke lambung orang lain masih belum jelas. Teori yang dianut untuk
Hal ini didukung penelitian Kelly yang berhasil melakukan kultur feses
Helicobacter pylori.38
2.2.4 Patofisiologi
yang berperan dalam menimbulkan lesi pada mukosa. Faktor agresif adalah
korosif yang meliputi asam dan basa kuat. Sedangkan faktor defensif yaitu
normal, faktor defensif dapat mengatasi faktor agresif sehingga tidak terjadi
21
gastritis meliputi rasa tidak enak di uluhati dalam jangka waktu tertentu
sakit ini dapat berkurang, tetap atau bertambah jika perut diisi makanan
(sesudah makan).
Pada penderita sakit maag/ gsatritis berkurang setelah muntah. Rasa sakit ini
ada yang dirasakan pada pagi/ siang hari, dan ada juga yang dirasakan
Selain rasa nyeri uluhati, penderita sakit maag/ gastritis mengeluh rasa
penuh di perut bagian atas terutama sesudah makan, cepat kenyang, kembung,
2.2.6 Diagnosis
usus 12 jari bisa juga dilakukan dengan endoskopi yaitu sebuah alat optik
lambung dapat diketahui dengan jelas kelainan apa yang diderita pasien.42
1. Pengobatan umum.
ataupun kecemasan.
kebiasaan merokok.
2. Pengobatan khusus
a. Antasida
merupakan obat penyebuh tukak yang ada, namun hanya befungsi sebagai
lambung antara 3-5. Obat antasida ini harus diberikan minimal satu jam
23
setelah makan. Hal ini disebabkan adanya efek buffer dari makanan dan
lambung. Dengan cara ini, maka penggunaan antasida dalam dosis yang
cukup akan dapat menetralisir asam lambung selama dua jam berikutnya (3
aluminium yang masing-masing dengan dosis yang kecil. Obat antasida yang
tablet.
Adapun petunjuk umum untuk diet pada penderita gastritis antara lain:
tetap dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi. Jumlah energipun harus
cukup tinggi (sekitar 20-25% dari total jumlah energi yang biasa diberikan),
lambung. Lemak yang berlebihan dapat menimbulkan rasa mual, rasa tidak
25
enak di ulu hati, dan muntah karena tekanan di dalam lambung meningkat.
secara cukup merupakan pilihan tepat, sebab lemak jenis ini lebih mudah
dicerna. Porsi makanan yang diberikan dalam porsi kecil, tetapi sering.
maupun mengandung banyak bumbu dan rempah. Selain itu, penderita juga
Ada 4 jenis diet untuk penderita penyakit gastritis. Diet ini disesuaikan
1. Diet lambung 1
pendarahan. Jenis makanan yang diberikan, meliputi susu dan bubur susu
2. Diet lambung 2
3. Diet lambung 3
tukak lambung ringan. Bentuk makanan harus lunak dan diberikan tiap 6
kali sehari.
4. Diet lambung 4
Menu diet ini diberikan pada penderita penyakit gastritis ringan. Makanan