Muslimin Lari Dari Mekah Ke Celah-celah Gunung Zuhair Dan Kawan-kawannya Membatalkan Piagam
Selama tiga tahun berturut-turut piagam yang dibuat Merasa kesal melihat Muhammad dan sahabat-sahabatnya
pihak Quraisy untuk memboikot Muhammad dan mengepung dianiaya demikian rupa, ia pergi menemui Zuhair b. Abi Umayya
Muslimin itu tetap berlaku. Dalam pada itu Muhammad dan (Banu Makhzum). Ibu Zuhair ini adalah Atika bint Abd'l-Muttalib
keluarga serta sahabat-sahabatnya sudah mengungsi ke celah- (Banu Hasyim).
celah gunung di luar kota Mekah, dengan mengalami pelbagai "Zuhair," kata Hisyam "Kau sudi menikmati makanan,
macam penderitaan, sehingga untuk mendapatkan bahan pakaian dan wanita-wanita, padahal, seperti kau ketahui,
makanan sekadar menahan rasa lapar pun tidak ada. Baik keluarga ibumu demikian rupa tidak boleh berhubungan dengan
kepada Muhammad atau kaum Muslimin tidak diberikan orang, berjual-beli, tidak boleh saling mengawinkan? Aku
kesempatan bergaul dan bercakap-cakap dengan orang, kecuali bersumpah, bahwa kalau mereka itu keluargaku dari pihak ibu,
dalam bulan-bulan suci. Pada waktu itu orang-orang Arab keluarga Abu'l-Hakam ibn Hisyam, lalu aku diajak seperti
berdatangan ke Mekah berziarah, segala permusuhan dihentikan mengajak kau, tentu akan kutolak."
-tak ada pembunuhan, tak ada penganiayaan, tak ada Keduanya kemudian sepakat akan sama-sama
permusuhan, tak ada balas dendam. membatalkan piagam itu. Tapi meskipun begitu harus mendapat
Pada bulan-bulan itu Muhammad turun, mengajak orang- dukungan juga dari yang lain, dan secara rahasia mereka harus
orang Arab itu kepada agama Allah, diberitahukannya kepada diyakinkan. Pendirian kedua orang itu kemudian disetujui oleh
mereka arti pahala dan arti siksa. Segala penderitaan yang Mut'im b. 'Adi (Naufal), Abu'l-Bakhtari b. Hisyam dan Zamia bin'l-
dialami Muhammad demi dakwah itu justru telah menjadi Aswad (keduanya dari Asad). Kelima mereka lalu sepakat akan
penolongnya dari kalangan orang banyak. Mereka yang telah mengatasi persoalan piagam itu dan akan membatalkannya.
mendengar tentang itu lebih bersimpati kepadanya, lebih suka Dengan tujuh kali mengelilingi Ka'bah keesokannya pagi-
mereka menerima ajakannya. Blokade yang dilakukan Quraisy pagi Zuhair b. Umayya berseru kepada orang banyak: "Hai
kepadanya, kesabaran dan ketabahan hatinya memikul semua itu penduduk Mekah! Kamu sekalian enak-enak makan dan
demi risalahnya, telah dapat memikat hati orang banyak, hati berpakaian padahal Banu Hasyim binasa tidak dapat mengadakan
yang tidak begitu membatu, tidak begitu kaku seperti hati Abu hubungan dagang! Demi Allah saya tidak akan duduk sebelum
Jahl, Abu Lahab dan yang sebangsanya. piagam yang kejam ini dirobek!"
Akan tetapi, penderitaan yang begitu lama, begitu banyak Tetapi Abu Jahl, begitu mendengar ucapan itu, iapun
dialami kaum Muslimin karena kekerasan pihak Quraisy -padahal berteriak: "Bohong! Tidak akan kita robek!"
mereka masih sekeluarga: saudara, ipar, sepupu- banyak Saat itu juga terdengar suara-suara Zam'a, Abu'l-
diantara mereka itu yang merasakan betapa beratnya kekerasan Bakhtari, Mut'im dan 'Amr ibn Hisyam mendustakan Abu Jahl dan
dan kekejaman yang mereka lakukan itu. Dan sekiranya tidak mendukung Zuhair.
ada dari penduduk yang merasa simpati kepada kaum Muslimin, Abu Jahl segera menyadari bahwa peristiwa ini akan
membawakan makanan ke celah-celah gunung1 tempat mereka terselesaikan juga malam itu dan orangpun sudah menyetujui.
mengungsi itu, niscaya mereka akan mati kelaparan. Dalam hal Kalau dia menentang mereka juga, tentu akan timbul bencana.
ini Hisyam ibn 'Amr termasuk salah seorang dari kalangan Merasa kuatir, lalu cepat-cepat ia pergi. Waktu itu, ketika Mut'im
Quraisy yang paling simpati kepada Muslimin. bersiap akan merobek piagam tersebut, dilihatnya sudah mulai
Tengah malam ia datang membawa unta yang sudah dimakan rayap, kecuali pada bagian pembukaannya yang
dimuati makanan atau gandum. Bilamana ia sudah sampai di berbunyi: "Atas nama-Mu ya Allah..."
depan celah gunung itu, dilepaskannya tali untanya lalu
Hal 233 dari 794 Hal 234 dari 794
Dengan demikian terdapat kesempatan pada Muhammad Ayat-ayat ini turun -menurut dugaan mereka yang
dan sahabat-sahabat pergi meninggalkan celah bukit yang curam membawa cerita gharaniq- sehubungan dengan cerita bohong itu
itu dan kembali ke Mekah. Kesempatan berjual-beli dengan seperti yang sudah kita lihat. Sedang kedua ahli hadits ini
Quraisy juga terbuka, sekalipun hubungan antara keduanya menghubungkannya pada cerita pembatalan piagam. Sebaliknya
seperti dulu juga, masing-masing siap-siaga bila permusuhan itu menurut hadits 'Ata, lewat Ibn 'Abbas, ayat-ayat ini turun
kelak sewaktu-waktu memuncak lagi. sehubungan dengan delegasi Thaqif, yang datang meminta
Beberapa penulis biografi dalam hal ini berpendapat, kepada Muhammad supaya lembah mereka dianggap suci seperti
bahwa diantara mereka yang bertindak menghapuskan piagam pohon, burung dan binatang di Mekah. Dalam hal ini Nabi a.s.
itu terdapat orang-orang yang masih menyembah berhala. Untuk masih maju-mundur sebelum ayat-ayat tersebut turun.
menghindarkan timbulnya bencana, mereka mendatangi Apapun juga yang sebenarnya terjadi, terhadap peristiwa
Muhammad dengan permintaan supaya ia mau saling yang menyebabkan turunnya ayat-ayat itu sumber-sumber
mengulurkan tangan dengan Quraisy dengan misalnya memberi tersebut tidak berbeda, yaitu melukiskan salah satu segi
hormat kepada dewa-dewa mereka sekalipun cukup hanya kebesaran jiwa Muhammad, di samping kejujuran dan
dengan jari-jarinya saja dikelilingkan. Agak cenderung juga keikhlasannya dengan suatu lukisan yang sungguh kuat sekali.
hatinya atas usul itu, sebagai pengharapan atas kebaikan hati Segi ini yang juga dilukiskan oleh ayat-ayat yang sudah kita
mereka. Dalam hatinya seolah ia berkata: "Tidak apa kalau saya kutipkan dari Surah "Abasa" (80) dan pula seluruh sejarah
lakukan itu. Allah mengetahui bahwa saya tetap taat." kehidupan Muhammad membuktikannya pula. Secara terus-
Atau karena mereka yang telah menghapuskan piagam terang dikatakan, bahwa dia adalah manusia biasa seperti yang
dan beberapa orang lagi itu, pada suatu malam mengadakan lain, tapi yang telah mendapat wahyu Tuhan guna memberikan
pertemuan dengan Muhammad sampai pagi. Dalam perbicaraan bimbingan, dan bahwa dia, sebagai manusia biasa, tidak luput
itu mereka sangat menghormatinya, menempatkannya sebagai dari kesalahan kalau tidak karena mendapat perlindungan Tuhan.
yang dipertuan atas mereka, mengajaknya kompromi, seraya Ia telah bersalah ketika bermuka masam dan berpaling dari Ibn
kata mereka: Umm Maktum, dan hampir pula salah sehubungan dengan
"Tuan adalah pemimpin kami ..." turunnya Surah "Isra" (17), juga hampir pula ia tergoda tentang
Sementara mereka masih mengajaknya bicara itu, apa yang telah diwahyukan kepadanya untuk dipalsukan dengan
sampai-sampai hampir saja ia mengalah atas beberapa hal yang lain.
menurut kehendak mereka. Ini adalah dua sumber hadits, yang Apabila wahyu turun kepadanya memberi peringatan atas
pertama sebagian diceritakan oleh Sa'id b. Jubair, sedang yang perbuatannya terhadap orang buta itu, dan terhadap godaan
kedua oleh Qatada. Kata mereka kemudian Allah melindungi Quraisy yang hampir menjerumuskannya, maka kejujurannya
Muhammad dari kesalahan, dengan firman-Nya: dalam menyampaikan wahyu itu kepada orang sama pula seperti
ketika menyampaikan amanat Tuhan itu. Tak ada sesuatu yang
"Dan hampir-hampir saja mereka itu menggoda kau akan menghalanginya ia menyatakan apa yang sebenarnya
tentang yang sudah Kami wahyukan kepadamu, supaya tentang dirinya itu. Tak ada sikap sombong dan congkak, tidak
engkau mau atas nama Kami memalsukan dengan yang ada rasa tinggi hati.
lain. Ketika itulah mereka mengambil engkau menjadi Jadi kebenaranlah, dan hanya kebenaran semata yang
kawan mereka. Dan kalaupun tidak Kami tabahkan ada dalam risalahnya itu. Apabila dalam menanggung siksaan
hatimu, niscaya engkau hampir cenderung juga kepada orang lain demi idea yang diyakininya, orang yang berjiwa besar
mereka barang sedikit. Dalam hal ini, akan Kami timpakan masih sanggup memikulnya, maka pengakuan orang besar itu
kepadamu hukuman berlipat ganda, dalam hidup dan bahwa ia hampir-hampir tergoda, tidaklah menjadi kebiasaan,
mati. Selanjutnya engkau tiada mempunyai penolong sekalipun oleh orang-orang besar sendiri. Hal-hal semacam itu
menghadapi Kami." (Qur'an, 17: 73-75) biasanya oleh mereka disembunyikan dan yang diperhitungkan
Catatan kaki:
[1] Uhud, sebuah gunung, terletak sebelah utara Madinah (A).
[2] Ahabisy ialah suatu gabungan kabilah-kabilah dan suku-suku kecil,
dengan al-Harith b. 'Abd Manaf b. Kinana sebagai pemukanya.
Hubungan mereka dekat sekali dengan Quraisy (A).
[3] Juhfa sebuah tempat sepanjang jalan Madinah-Mekah, tiga atau
empat hari perjalanan dari Mekah; juga merupakan tempat
pertemuan orang-orang Mesir dan Syam.
[4] Sebuah kabilah dari Ta'if (A)
Sampai Usia 50 Tahun Hanya Beristerikan Khadijah Hanya Khadijah yang Membawa Keturunan
Ia kawin dengan Khadijah dalam usia duapuluh tiga Apabila ini suatu hal yang aneh dan tidak wajar, maka
tahun, usia muda-remaja, dengan perawakan yang indah dan akan jadi aneh juga kita melihat bahwa perkawinan Muhammad
paras muka yang begitu tampan, gagah dan tegap. Namun dengan Khadijah telah memberikan keturunan, laki-laki dan
sungguhpun begitu Khadijah adalah tetap isteri satu-satunya, perempuan, sampai sebelum ia mencapai usia limapuluh tahun,
selama duapuluh delapan tahun, sampai melampaui usia dan bahwa Maria melahirkan Ibrahim sesudah Muhammad
limapuluhan. Padahal masalah poligami ialah masalah yang berusia enampuluh tahun dan hanya dari yang dua orang ini
umum sekali di kalangan masyarakat Arab waktu itu. Di samping sajalah yang membawa keturunan. Padahal isteri-isteri itu ada
itu Muhammad pun bebas kawin dengan Khadijah atau dengan yang dalam usia muda, yang akan dapat juga hamil dan
yang lain, dalam hal ia dengan isterinya tidak beroleh anak laki- melahirkan, baik dari pihak suami atau pihak isteri, dan ada yang
laki yang hidup, sedang anak perempuan pada waktu itu dikubur sudah cukup usia, sudah lebih dari tigapuluh tahun umurnya, dan
hidup-hidup dan yang dapat dianggap sebagai keturunan sebelum itu pun pernah pula punya anak. Bagaimana pula gejala
pengganti hanyalah anak laki-laki. aneh dalam hidup Nabi ini ditafsirkan, suatu gejala yang tidak
Muhammad hidup hanya dengan Khadijah selama tujuh tunduk kepada undang-undang yang biasa, yang sekaligus
belas tahun sebelum kerasulannya dan sebelas tahun sesudah terhadap kesembilan wanita itu?! Sebagai manusia, sudah tentu
itu; dan dalam pada itu pun sama sekali tak terlintas dalam jiwa Muhammad cenderung sekali ingin beroleh seorang putera,
pikirannya ia ingin kawin lagi dengan wanita lain. Baik pada masa sekalipun -dalam kedudukannya sebagai nabi dan rasul- dari segi
Khadijah masih hidup, atau pun pada waktu ia belum kawin rohani ia sudah menjadi bapa seluruh umat Muslimin.
dengan Khadijah, belum pernah terdengar bahwa ia termasuk
orang yang mudah tergoda oleh kecantikan wanita-wanita yang Perkawinan Sauda bt. Zam'a
pada waktu itu justeru wanita-wanita belum tertutup. Bahkan Kemudian peristiwa-peristiwa sejarah serta logikanya juga
mereka itu suka memamerkan diri dan memamerkan segala menjadi saksi yang jujur mendustakan cerita misi-misi penginjil
macam perhiasan, yang kemudian dilarang oleh Islam. Sudah dan para Orientalis itu sehubungan dengan poligami Nabi. Seperti
tentu tidak wajar sekali apabila akan kita lihat, sesudah lampau kita sebutkan tadi, selama 28 tahun ia hanya beristerikan
limapuluh tahun, mendadak sontak ia berubah demikian rupa Khadijah seorang, tiada yang lain. Setelah Khadijah wafat, ia
sehingga begitu ia melihat Zainab bint Jahsy -padahal waktu itu kawin dengan Sauda bint Zam'a, janda Sakran b. 'Amr b. 'Abd
Catatan kaki:
[1] Asalnya badana atau badn, yaitu unta atau sapi yang di sembelih
(A)
[2] Sebuah desa enam atau tujuh mil jauhnya dari Madinah, tempat
pertemuan penduduk Madinah yang akan pergi haji.
[3] Usfan, sebuah desa terletak antara Mekah dan Madinah, sekitar 60
Km dari Mekah.
[4] Kira'l-Ghamim sebuah wadi di depan 'Usfan, sekitar 8 mil (±12
Km).
Catatan kaki:
[1] Zakat 'usyr ialah zakat hasil bumi yang dikenakan 1/10 dari
produksi hasil pertanian bila diolah dengan bantuan air hujan atau
mata air alam dan 1/20 bila diairi dengan menggunakan tenaga.
Ada yang berpendapat, bahwa secara teknis ini bukan zakat,
karena yang dikenakan hanya hasilnya (A).
[2] Pajak kepala sebagai kompensasi atas setiap non-Muslim di bawah
pemerintahan Islam dengan mendapat jaminan keamanan dan
dibebaskannya ia dari wajib militer (A)
Catatan kaki:
[1] Yaitu Mu'adh b. Jabal (A)
[2] Siwak, batang kayu kecil dengan dilunakkan ujungnya dipakai
menggosok dan membersihkan gigi (A)
[3] Bandingkan: Al-Kasysyaf oleh Zamakhsyari (jilid 2 p. 117) dalam
menafsirkan Surah Hud ayat 112 (11 : 112) dan Mufradat Raghib,
sub verbo "dzall" (A).
[4] Ahida ila, berarti 'berwasiat' (N), atau 'berpesan' (A).
[5] Tayawaza 'an yakni 'afa 'an (N), 'memaafkan' (A).
[6] Aslinya "Ya Nabiullah' (A)
[7] Ar-Rafiq'-A'la pada umumnya ahli-ahli filologi mengartikan kata
rafiq ini, dengan 'handai taulan;' 'yang lemah-lembut;' 'teman
seperjalanan;' 'kawan hidup, suami atau isteri' (LA). Dalam istilah
Hadis: rafiq berarti 'para nabi yang menempati tempat tertinggi,'
untuk jamak dan tunggal (N); kata rafiq dalam Qur'an (4: 691
berarti 'teman seperjalanan' (N) dan rafiq dalam doa di atas ada
yang mengartikan 'Tuhan' yakni 'Yang lemah-lembut kepada
hamba-Nya' (N). Berarti 'teman' dalam surga, (Qur'an, 4:69)
MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL Akhbar Makka, Abu'l-Walid Muhammad b. 'Abdullah b. Ahmad Al-
Azraqi [Brockhaus, Leipzig]
Asbab'l-Nuzul, Abu'l-Hasan 'Ali b. Ahmad Al-Wahidi an-Nisaburi
dengan anotasi An-Nasikh wal Mansukh oleh Abu'l-Qasim
Hibatullah b. Salama Abu'n-Nashr [Hindia, 1315 H.]
Al-Ashnam, Ibn'l-Kalbi [Dar'l-Kutub'l-Mishriya]
Al-Bidaya wan-Nihaya fit-Tarikh, Ibn Kathir ad-Damsyiqi [As-
Sa'ada]
Da'irat'l-Ma'arif al-Qarn'l-'Isyrin, Muhammad Farid Wajdi.
Fat-h'l 'Arab li Mishr (The Arab Conquest of Egypt), A.J. Butler,
terjemahan Muhammad Farid Abu Hadid [Dar'l'Kutub'l-
Mishriya]
Fi'l-Adab'l-Jahill, Dr. Taha Husain
Al-Islam bi A'lam Bait'lah'l-Haram, Qutub'd-Din Nahrawani
[Brockhaus, Leipzig]
Al-Islam'sh-Shahih, Muhammad Is'af an-Nasyasyibi
Al-Islam wan-Nashraniya, Syaikh Muhammad 'Abduh [Al-Manar]
Al-Islam wat-Tajdid fi Mishr (Islam and Modernism in Egypt.
London, 1933), Charles Clarence Adams
Kitab-kitab Hadis.
Al-Qur'an'l-Karim