Semester V 2016/2017
LAPORAN PRATIKUM
EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING)
I. Tujuan Percobaan
Percobaan ini diharapkan kami dapat :
1. Mengenal dan mengetahui penggunaan alat leaching dalam skala pilot
plant.
2. Menentukan presentase perolehan minyak kacang tanah yang diperoleh
dari proses leaching.
Gambar 2 Soxhlet
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi
Ada empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam operasi
ekstraksi :
1) Ukuran partikel
Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan ekstraksi. Semakin kecil
ukuran partikel maka areal terbesar antara padatan terhadap cairan
memungkinkan terjadi kontak secara tepat. Semakin besar partikel,
maka cairan yang akan mendifusi akan memerlukan waktu yang
relative lama.
Pengecilan ukuran ini juga bertujuan menghancurkan matriks inert
pengotor yang melingkupi solut atau juga untuk memberikan bentuk
irisan yang memungkinkan bahan padatan bersifat permeabel pada
ekstraksi secara tapisan. Namun demikian tidak dikehendaki ukuran
yang terlalu halus karena semakin halus partikel padatan.
2) Faktor pengaduk
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan pengaduk, seperti
ukuran, jenis dan posisi pengaduk. Namun yang lebih berpengaruh
dalam operasi leaching adalah laju putar dan lama pengadukan.
Semakin cepat laju putar, partikel semakin terdistribusi dalam pelarut
sehingga permukaan kontak meluas dan dapat memberikan kontak
dengan pelarut yang diperbaharui terus. Begitu pula semakin lama
waktu pengadukan berarti difusi dapat berlangsung terus dan lama
pengadukan harus dibatasi pada harga optimum agar konsumsi energi
tak terlalu besar.
Pengaruh faktor pengadukan ini hanya ada bila laju pelarutan
memungkinkan.
3) Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap operasi leaching dapat dikatakan
dengan kelarutan dan laju pelarut. Pengaruh temperatur terhadap
kelarutan dapat ditunjukkan dengan :
𝑑 ln 𝐾 ∆𝐻
=
𝑑𝑡 𝑅𝑇 2
H adalah panas pelarut yang dapat berharga positif maupun
negatif. Untuk pelarutan endoterm, harga K semakin besar pula bila
temperatur naik sehingga pelarutan membesar. Hal yang sebaliknya
berlaku untuk pelarutan eksoterm.
Hubungan kecepatan pelarutan dengan temperatur ditunjukkan
dengan rumus berikut :
K = A.e-Ea/RT
Harga Ea, energi aktifasi pelarutan selain positif sehingga
kecepatan pelarutan selalu bertambah dengan menaiknya temperatur.
Pengaruh temperatur juga dapat dihubungkan dengan sifat-sifat
pelarut seperti densiti, viskositas dan difusivitas.
4) Pelarut
Ada dua hal yang berhubungan dengan faktor pelarut :
a. Jumlah Pelarut
Semakin banyak jumlah pelarut semakin banyak perolehan
yang didapatkan sebab :
● Distribusi partikel dalam pelarut semakin menyebar, sehingga
memperluas permukaan kontak
● Perbedaan konsentrasi solut dalam pelarut dan padatan semakin
besar sehingga fluksi molar bertambah.
b. Sifat Pelarut
Sifat pelarut mencakup beberapa hal antara lain :
● Selektivitas
Pelarut harus mempunyai selektivitas tinggi artinya kelarutan
zat yang ingin dipisahkan dalam pelarut tadi harus besar sedang
kelarutan dari padatan pengotor kecil atau diabaikan. Secara
kuantitatif, selektivitas dinyatakan sebagai :
(Fraksi berat solut dalam larutan ekstrak)
(berat inert/ berat larutan ekstrak)
VII. Perhitungan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔
(195,8555 − 126,6286 )𝑔
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥 100%
3920 𝑔
69,2269 𝑔
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝑥 100%
3920 𝑔
% 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 1,77 %
VIII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan leaching (ekstraksi padat-
cair), dimana Ekstraksi merupakan proses pemisahan dari bahan padat
maupun cair dengan bantuan pelarut. Leaching merupakan transfer difusi
komponen terlarut dari padata inert kedalam pelarutnya. Tujuan ekstraksi
adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam sampel.
Dalam percobaan ini, bahan yang diekstraksi adalah minyak dari
kacang tanah. Kacang yang diekstraksi sebanyak ± 4 kg. Agar ekstraksi
berjalan dengan baik maka sampel digiling terlebih dahulu untuk
memperkecil ukuran partikelnya sehingga permukaan kontak menjadi lebih
luas. Namun sampel ini tidak boleh terlalu halus karena akan mempersulit
dalam pemisahan dan larutan ekstrak yang diperoleh menjadi kotor.
Pelarut yang digunakan dalam percobaan ini adalah etanol karena
etanol mempunyai sifat-sifat khas seperti mudah menguap sehingga dalam
pemisahannya dengan ekstrak cukup dilakukan distilasi. System operasi
yang dilakuka yaitu system operasi batch. Dan tekanan operasi dijaga pada
tekanan lebih kecil dari 2 barr. Pelarut etanol di dalam tangki induk
dipanaskan, hingga diperoleh uap etanol. Uap ini akan melewati packing,
dimana di dalam packing ini uap etanol yang memiliki titik didih yang lebih
rendah akan lolos dan masuk ke dalam tangki yang berisi kacang tanah,
sedangkan air yang terkandung dalan etanol akan terkondensasi dan jatuh
kembali ke tangki induk karena memiliki titik didih yang lebih tinggi.
Pelarut (etanol) akan melarutkan kacang tanah sehingga minyak dan air
yang terkandung dalam kacang tanah akan larut dan tertampung dibawah
tangki sampel. Air dan etanol kemudian akan kembali ke tangki pelarut bila
telah melalui satu siklus. Kemudian air dan etanol kembali menguap dan
melewati packing dan masuk kedalam tangki sampel. Proses ini akan terus
berlangsung hingga proses dihentikan.
Setelah ekstraksi selesai dilakukan, dilanjutkan dengan proses distilasi.
Dimana proses ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak kacang yang di
peroleh dari pelarut (etanol). Hal ini delakukan dengan car mendestilasi
campuran minyak kacang dengan etanol (pada campuran ini juga
terkandung air dan ampas ampas kacang yang halus). Dengan memanaskan
pelarut yang telah bercampur dengan minyak, pelarut (etanol) yg
mempunyai titik didih yang lebih rendah ini akan menguap sehingga pelarut
akan terpisah dari minyak. Selanjutnya karena pada minyak juga
mengandung air makan dilakukan oemisahan minyak dengan air yang
terkandung dengan menggunakan corong pisah. Adapaun oemidahan untuk
ampas ampas kacang yang terdapat pada minyak dilakukan dengan cara
sentrifuge
Adapun dari hasil perhitungan dapat di lihat kadar Yield hanya sebesar
1.77 % . Jika dilihat dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa tidak semua
minyak kacang terekstrak. Hal ini disebabkan waktu kontak antara etanol
dan kacang yang tidak begitu lama dan konsentrasi dari pelarut dalam hal
ini etanol telah menurun.
IX. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Leaching adalah proses untuk mengambil suatu komponen dalam suatu
pedatan dengan cara melarutkannya pada solvent (pelarut)
2. Persentase yield yang diperoleh dari ekstraksi padat-cair adalah 1,77%.
X. Daftar Pustaka