Dosen Pengampu :
Oleh :
JOMBANG
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tak terlupakan pula sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
cahaya dalam agama dan menunjukkan jalan yang diridhoi Allah SWT
Ucapan terima kasih ini tak lupa kami ucapkan kepada pihak-pihak yang
telah mendukung maupun menyetujui dalam pembuatan makalah kami ini, yaitu :
Atas bimbingan dari bapak dosen untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
“KONSEP SUMBER HUKUM KETENAGAKERJAAN”, sehingga bermanfaat
bagi pembacanya.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada orang tua kami atas
semua do’a yang telah diberikan kepada kami sehingga makalah ini dapat
terselesaikan, oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dalam pembuatan
makalah ini sehingga bisa bermanfaat bagi siapapun.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB 2 ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
BAB 3 ................................................................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................ 15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keselamatan kerja.
2. Untuk mengetahui sumber hukum ketenagakerjaan.
3. Untuk mengetahui peraturan sistem keamanan pada proses pekerjaan.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Undang-Undang
Undang-undang adalah peraturan yang ditetapkan oleh presiden
dan dengan persetujuan (jangan berbuat salah dengan mengatakan
disyahkan) Dewan Perwakilan Rakyat. Di samping Undang-undang ada
Peratuan Pemerintah Pengganti Undang-undang yang mempunyai
kedudukan sama dengan undang-undang. Peratuan pemerintah pengganti
3
undang-undang ini ditetapkan oleh presiden, dalam hal ihwal kegentingan
yang memaksa. Peraturan tersebut harus mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat dalam persidangan tersebut.
Diantara peraturan-peratuan tersebut yang kedudukannya dapat
disamakan dengan undang adalah Wet. Wet ini – dalam bahasa Indonesia
adalah undang-undang dibentuk di Nederland oleh raja bersama-sama
dengan Parlemen. Contoh dari wet ini adalah Burjerlijk w etboek voor
Indonesie- sekarang ini disebut Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
2. Peraturan Lain
Peraturan lainnya ini kedudukannya adalah lebih rendah dari undang-
undang dan pada umumnya merupakan peraturan pelaksana undang-
undang. Peraturan-peraturan itu adalah sebagai berikut :
a. Peraturan pemerintah : Peratuan pemerintah ini ditetapkan oleh
Presiden untuk mengatur lebih lanjut ketentuan dalam undang-undang.
Sejajar kedudukannya dengan peratuan pemerintah ini, adalah
peraturan seorang Menteri yang oleh undang-undang diberi wewenang
untuk mengadakan peraturan pelakananya. Peraturan terakhir yang
berlaku sekarang adalah Keputusan Menteri tenaga kerja.
b. Keputusan Presiden : Keputusan Presiden ini yang tidak disebut
keputusan pemerintah, atau dari zaman Hindia Belanda dahulu
;regeringsbesluit, pada umumnya tidak mengatur sesuatu, tetapi
memutuskan sesuatu tertentu.
c. Peraturan atau keputusan instansi lain. Suatu keistimewaan dalam
hukum ketenagakerjaan ialah bahwa suatu instansi atau seorang
pejabat yang tertentu diberi kekuasaan untuk mengadakan peraturan
atau keputusan yang berlaku bagi umum (mengikat umum)
3. Kebiasaan
Kebiasaan atau hukum tidak tertulis ini, terutama yang tumbuh
setelah perang dunia ke -2, berkembang dengan baik karena dua faktor
yaitu: faktor pertama karena pembentukan undang-undang tidak dapat
dilakukan secepat soal-soal perburuhan yang harus diatur, faktor kedua
adalah peraturan-peraturan di zaman Hindia belanda dahulu sudah tidak
4
lagi dirasakan sesuai dengan rasa keadilan masyarakat dan aliran-aliran
yang tumbuh di seluruh dunia. Jalan yang ditempuh dalam keadaan yang
sedemikian itu ialah acap kali dengan memberikan tafsiran (interpretasi)
yang disesuaikan dengan jiwa unang-undang dasar.
4. Putusan
Dimana dan di masa aturan hukum hukum masih kurang lengkap
putusan pengadilan tidak hanya memberi bentuk hukum pada kebiasaan
tetapi-juga dapat dikatakan untuk sebagian besar menentukan, menetapkan
hukum itu sendiri.
5. Perjanjian
Perjanjian kerja pada umumnya hanya berlaku antara buruh dan
majikan yang menyelenggarakannya, orang lain tidak terikat. Walaupun
demikian dari berbagai perjanjaian kerja itu dapat diketahui apakah yang
hidup pada pihak-pihak yang berkepentingan . Lebih-lebih dari perjanjian
ketenagakerjaan, makin besar serikat buruh dan perkumpulan majikan
yang menyelenggarakannya. Dengan demikian maka aturan dalam
perjanjian kerja bersama mempunyai kekuatan hukum sebagai undang-
undang.
6. Traktat
Perjanjian dalam arti traktat mengenai soal perburuhan antara
Negara Indonesia dengan suatu atau beberapa Negara lain. Perjanjian
(konvesi, Convention) yang ditetapkan oleh konfrensi organisasi
perburuhan internasional (international labour organisation conference)
tidak dipandang sebagai hukum ketenagakerjaan karena konvensi itu telah
diratifisir oleh Negara Indonesia, tidak mengikat langsung golongan buruh
dan majikan di Indonesia.
Berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat I dan 2 UU No 10 Tahun 2008
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan bahwa jenis dan
hirarki peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut : Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia, Undang-undang/peraturan
pemerintah pengganti undang-undang, Peraturan pemerintah, Peraturan
presiden, Peraturan Daerah (Perda ) dan Peraturan desa.
5
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas dan UU 10 tahun 2008
maka Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku di
Indonesia yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek,Staatsblad
18 No. 23) khususnya pasal (1313, 1338,1320);
b. UU NO 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2003 No: 39;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 TAHUN 2006
Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional;
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : KEP.100/MEN/VI/2004
tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjain Kerja Waktu Tertentu;
e. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : KEP.48/MEN/IV/2004
tentang Tata cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan
serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama;
f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : KEP.261/MEN/XI/2004
tentang Perusahaan yang Wajib Melaksanakan Pelatihan Kerja;
g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : KEP. 102/MEN/VI/2004
tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur;
h. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : KEP. 49/MEN/2004
tentang ketentuan struktur dan skala upah;
i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : PER.08/MEN/III/2006
tentang Perubahan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor KEP-48/MEN/IV/2004 tentang Tata cara Pembuatan dan
Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran
Perjanjian Kerja Bersama;
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor PER.22/MEN/IX/2009 Tentang Penyelenggaraan Pemagangan
di dalam Negeri;
k. Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi RI Nomor:
PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata cara Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
6
Sumber Hukum :
7
alat produksi, pengaturan manajemen keselamatan yang lebih baik, dan
hilangnya waktu kerja.
1) Hadapi Kondisi Darurat Keselamatan Kerja
8
c. Dengan memberi punishment maupun hukuman pada beberapa pelaku
yang mengakibatkan terbentuknya lingkungan yg tidak aman. Cara itu
tidak selamanya sukses karena pemberian sebuah punishment pada
tingkah laku tidak aman harus dikerjakan dengan cara tetaplah ataupun
berkelanjutan dan selekasnya setelah nampak, hal tersebutlah yang
susah dilakukan karena tidak semua lingkungan yg tidak aman dapat
terpantau dengan cara segera.
d. Dengan memberi reward (penghargaan) pada mereka yang dapat
membuat safety behavior. (lingkungan yang aman). Cara itu susah
dikerjakan karena reward minimum harus setara dengan apa yang
didapat dari tingkah laku tidak aman.
3) Memilih dan Mempersiapkan Perlengkapan Sesuai dengan Prosedur
Keselamatan Kerja
9
tinggi saja tetapi harus juga memerhatikan keamanan, kesehatan dan
keselamatan kerja untuk beberapa pegawai yang memakai alat itu.
10
5) Memelihara dan Memakai Perlengkapan Sesuai dengan Kriteria Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
a. Pakaian Kerja
Pilihlah pakaian kerja yang kuat dan betul–betul cocok sehingga
merasa senang dalam pekerjaan. Hindari pakaian dengan ikat
pinggang, gesper dan kancing yang menonjol yang dapat
menyebabkan kerusakan pada kendaraaan pada waktu bekerja.
Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit harus
selalu tertutup, kecuali terpaksa benar.
Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja, sebab oli dan
kotoran pada pakaian Anda akan mengotori kendaraan.
b. Sepatu Kerja
Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya
memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan karenanya
jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih memungkinkan
pemakaianya terluka karena kejatuhan benda. Dianjurkan memakai
11
sepatu boot atau sepatu yang mempunyai sol yang tidak licin serta
berkulit keras.
c. Sarung Tangan
Pada waktu mengangkat benda – benda berat atau memindahkan
pipa buang yang panas dan sejenisnya dianjurkan memakai sarung
tangan, walaupun tidak ada suatu peraturan khusus yang mengatur
cara pemakaiannya untuk pekerjaan pemeliharaan biasa. Terutama
pada waktu mengebor dan menggerinda serta pekerjaan di kamar
mesin dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya
tersangkutnya sarung tangan pada bagian yang berputar. Karena itu
dalam hal seperti ini sarung tangan jangan dipakai.
d. Alat-alat Pelindung Anggota Badan
Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus
terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung
bagian adalah sbb:
- Alat pelindung mata : Mata harus terlindung dari panas, sinar yang
menyilaukan dan juga dari debu.
- Alat pelindung kepala : Topi atau helm adalah alat pelindung
kepala bila bekerja pada bagian yang berputar, misalnya bor atau
waktu sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh
putaran bor atau rambut terkena percikan api.
- Alat pelindung telinga : Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya
mesin yang sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.
- Alat pelindung hidung : Adalah alat pelindung hidung dari
kemungkinan terhisapnya gas-gas beracun.
- Alat pelindung tangan : Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan
disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain : a. Sarung tangan
kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset.
b. Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungin
tangan terhadap bahaya panas. c. Sarung tangan kulit, digunakan
untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam pada saat
mengangkat suatu barang. d. Sarung tangan karet, digunakan pada
12
waktu pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb.
Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam atau
kepedasan cairan.
- Alat pelindung kaki : Untuk menghindarkan tusukan benda tajam
atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu yaitu
pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa hanya
dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet digunakan
untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak
terpeleset dan jatuh.
- Alat pelindung badan : Alat ini terbuat dari kulit sehingga
memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan
api, terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju
jangan digulung, sebab lengan baju yang panjang akan melindungi
tangan dari sinar api.
6) Memperhitungkan Tampilan Pribadi Pada Peluang Munculnya Persoalan
di Lingkungan Kerja
13
Kontrol kesehatan sekian dilakukan dengan cara continue misalnya
sekali satu tahun. Ditambah lagi dalam dunis business permasalahan
kesehatan beberapa pegawai memegang fungsi yang sangat penting pada
produktivitas. Ada banyak pegawai yang sakit selain akan memberi biaya
penyembuhan, juga besar pengaruhnya pada produktivitas, baik kwalitas
maupun jumlah.
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertahan dengan mesin,
pesawat alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja
dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Sumber Hukum :
15
e. Memelihara dan Memakai Perlengkapan Sesuai dengan Kriteria Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
f. Memperhitungkan Tampilan Pribadi Pada Peluang Munculnya Persoalan
di Lingkungan Kerja
3.2 Saran
Permasalahan keselamatan kerja di indonesia yang sampai hari ini masih
hangat untuk diperbincangkan. Semoga melalui diskusi dengan banyak pihak,
kita bisa menemukan solusi yang bisa diterima semua pihak.
16
DAFTAR PUSTAKA
Csagboyz. https://csagboyz.wordpress.com/2015/04/04/keselamatan-kesehatan-
keamanan-kerja-k3/. 2015
17