Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar
1.1 Keperawatan Perioperatif
Operasi atau pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting
dalam pelayanan kesehatan. Tindakan pembedahan merupakan salah satu tindakan medis
yang bertujuan menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan dan komplikasi
(Hasri,2012).
Keperawatan perioperatif adalah merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman
pembedahan pasien ( Maryunani, 2014). Masing-masing tahap mencakup aktivitas atau
intervensi keperawatan dan dukungan dari tim kesehatan lain sebagai satu tim dalam
pelayanan pembedahan (Majid, 2011). Istilah Perioperatif merupakan tahapan dalam
proses pembedahan yang dimulai dari pra bedah (pre operatif), bedah (intra operatif) dan
pasca bedah (post operatif), yaitu:
a. Fase Preoperatif
Fase Preoperatif merupakan masa sebelumnya dilakukan tindakan pembedahan
dimulai sejak ditransfer di meja bedah.
b. Fase Intraoperatif
Fase Intraoperatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke instalasi bedah dan
berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
c. Fase Postoperatif
Fase Postoperatif dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan (recovery
room) dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau dirumah
(Riyadi, S & Harmoko, H, 2012)
1.2 Klasifikasi Pembedahan
Klasifikasi Jenis Pengertian Contoh
Keseriusan Mayor Melibatkan rekonstruksi Bypass arteri
atau perubahan yang luas koroner, reseksi
pada bagian tubuh, kolon, reseksi lobus
memberikan dampak paru
resiko yang tinggi pada
kesehatan

Minor Melibatkan perubahan Ekstrasi katarak,


kecil pada bagian tubuh, graft kulit, operasi
sering dilakukan untuk plastik
memperbaiki deformitas,
dan dengan resiko yang
lebih kecil dari pada bedah
mayor
Elektif Pembedahan dilakukan Rekonstruksi
berdasarkan pilihan payudara

1.5 Tahapan Keperawatan Pasca Bedah (Post Operatif)

Menurut Perawatan ppost operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah…

a. Pemindahan pasien dari kantor operasi ke unit perawatan pasca anestesr (recovery
room/ Ruang pemulihan).
b. Perawatan pasca anestest di ruang rawat
c. Transportasi pasien ke ruang rawat
d. Perawatan di ruang rawat

Perawatan pasca operasi terdiri dari:

a. Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dengan cara
merawat luka dan memperbaiki asupan makanan tinggi protein dan vitamin C.
b. Mempertahankan respirasi sempurna, dengan cara latihan nafas selama 3 detik,
kemudian hembuskan atau dapat dengan cara menarik nafas melalui hidung dengan
menggunakan diafragma, kemudian dikeluarkan nafas perlahan-lahan melalui mulut
yang dikuncupkan.
c. Mempertahankan sirkulasi, pakaian stoking pada pasien yang beresiko terjadi
trombophlebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus
meninggikan kaki pada tempat duduk guna memperlancar vena balik.
d. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan cara memberikan
cairan sesuai dengan kebutuhan dan memonitor input dan output serta
mempertahankan nutrisi yang cukup.
e. Mempertahankan eliminasi dengan cara mempertahankan asupan dan output serta
mencegah retensi urine.
1.4 Dampak Operasi
Saat menghadapi pembedahan, klien akan mengalami beberapan stressor. Pembedahan
yang ditunggu pelaksanaannya menyebabkan rasa takut dan ansietas pada klien yang
menghubungkan pembedahan dengan rasa nyeri, kemungkinan cacat, menjadi tergantung
kepada orang lain dan mungkin kematian. Klien mungkin juga akan takut atau khawatir
kehilangan pendapatan. Hal itu juga akan takut atau khawatir kehilangan pendapatan. Hal
itu memang wajar terjadi pada pasien yang akan menjalani operasi. Kita sebagai perawat
dan keluarga harus mendukung klien. Operasi atau pembedahan dan anestasi dapat
menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien seperti:
a. Iritasi aliran udara yang menyebabkan batuk dan spasme laring ( golongan halogen).
b. Menimbulkan stadium kataleptik yang menyebabkan pasien sulit tidur karena mata
terus terbuka (Ketamin).
c. Depresi nafas.
d. Depresi pada susunan saraf pusat.
e. Aspirasi, Nyeri tenggorokan, Sakit kepala.
f. Perasaan bingung dan lelah setelah beberapa hari.
g. Pasien akan mengalami dema,
Setiap tindakan operasi akan mengakibatkan terjadinya stress, Stress pembedahan .
h. Nyeri
Hampir setiap orang merasakan nyeri setelah menjalani operasi, Nyerinya bias
menetap atau hilang timbul, semakin memburuk jika penderita bergerak, batuk,
tertawa, menarik nafas dalam atau ketika perban pembungkus luka diganti. Nyeri
pasca operasi juga sangat individual, tidakan yang sama pada pasien yang keadaan
umumnya kurang lebih sama, tidak selalu mengakibatkan nyeri pasca operasi yang
sama pula. Ada banyak factor yang mempengaruhi derajat nyeri antara lain lokasi
pembedahan, jenis kelamin, umur, factor, psikologi, premedikasi dan agen anestesi
yang digunakan (Riyadi, S,& Harmoko, H, 2012).
1.5 Komplikasi Pascabedah (Post Operasi )
Riyadi & Harmoko (2012) mengemukakan bahwa masalah yang mungkin terjadi pasien
post operatif adalah sebagai berikut:
a. Pendarahan, ditandai dengan pendarahan yang disertai dengan perubahan tanda vital.
b. Infeksi, ditandai dengan munculnya demam, kulit kemerahan, nyeri atau bengkak,
jaringan disekitar luka mengeras, serta adanya kenaikan leukosit.
c. Dehiscene, merupakan pecahnya sebagian atau seluruhnya yang dipengaruhi oleh
berbagai factor diantaranya adalah kegemukan, kekurangan nutrisim terjadinya
trauma dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai