Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No.

2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
RIWAYAT KURETASE DAN SEKSIO CAESARIA PADA
PASIEN DENGAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT
PROVINSI LAMPUNG
Yusari Asih*, Idawati*
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang
Yusariasih@gmail.com

Kematian maternal merupakan tolak ukur baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dan salah satu
indikator tingkat kesejahteraan ibu. Penyebab kematian maternal di Indonesia perdarahan 40-60%, infeksi
20-30%, keracunan kehamilan 20-30% dan sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk
saat kehamilan atau persalinan. Pra Survey di Rumah Sakit RSUD Dr.Hi Abdul Moeloek terhadap rekam
medik pasien ruang kebidanan pada Januari 2015, dari 9 ibu hamil yang mengalami plasenta previa
mempunyai riwayat aborsi dengan kuretasi 5 orang (55,5%) dan riwayat seksio sesaria 3 orang (33%).
Rancangan penelitian case control study, populasinya semua ibu yang mengalami plasenta previa di Poli
kebidanan dan Ruang Kebidanan RSUD Dr.Hi Abdul Moeloek tahun 2015, 413 orang. Sampel dengan
systematic random sampling. Analisis data univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square. Penelitian
dilaksanakan Mei-Juni 2015. Hasil penelitian riwayat kuretase pada kelompok kasus 73 orang (88,8%),
sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 24 orang (28,9%), riwayat Seksio Sesaria pada kelompok
kasus 71 orang (85,5%) sedangkan pada kelompok kontrol 14 orang (16,9%). Hasil uji statistik terdapat
hubungan antara riwayat Kuretase dengan kejadian Plasenta Previa p value = 0,000 dengan OR= 18.
Terdapat hubungan antara riwayat Seksio Sesaria dengan Kejadian Plasenta Previa p value = 0,000 dengan
OR = 29. Kesimpulan terdapat hubungan antara riwayat kuretase dan riwayat sectio caesaria dengan
kejadian plasenta praevia di RSUD Abdoel Moeloek tahun 2015. Saran untuk RSUD agar memotivasi ibu
untuk melaksanakan penanganan Abortus dengan aman pada institusi kesehatan, serta memotivasi ibu
untuk lebih memilih persalinan normal dibandingkan persalinan seksio sesaria.

Kata Kunci: Kuretase, Sectio Caesaria, Plasenta Previa

LATAR BELAKANG dari seluruh kehamilan (Santoso, 2010). Di


Propinsi Lampung kasus plasenta previa
Kematian maternal merupakan tolak sebesar 2,6% dari seluruh kehamilan.
ukur baik buruknya pelayanan kebidanan Plasenta previa di Ruang Kebidanan RSUD
dan salah satu indikator tingkat Dr.Hi Abdul Moeloek Propinsi Lampung
kesejahteraan ibu. Penyebab kematian tahun 2011 sebesar 117 kasus (3,03%)
maternal di Indonesia perdarahan 40-60%, Upaya untuk menekan terjadinya Plasenta
infeksi 20-30%, keracunan kehamilan 20- Previa dengan menemukan faktor Risiko.
30% dan sisanya sekitar 5% disebabkan Faktor risiko plasenta previa menurut
penyakit lain saat kehamilan atau Leveno et al (2009) usia ibu lanjut,
persalinan. Perdarahan merupakan sebagian multipara, riwayat seksio, dan merokok.
besar penyebab kematian ibu antepartum Sedangkan Departement of Women &
dan perdarahan postpartum. Perdarahan Infant Nursing The Ohio State University
antepartum merupakan kasus gawat darurat Medical Center, (2010) menyatakan faktor
yang kejadiannya berkisar 3% dari semua yang menyebabkan terjadinya plasenta
persalinan, dengan penyebab antara lain previa antara lain aborsi dengan kuretase,
plasenta previa, solusio plasenta dan riwayat seksio usia ibu >35 tahun, riwayat
perdarahan yang belum jelas sumbernya plasenta previa kehamilan sebelumnya,
(Wardana dan Karkata, 2002) infeksi pada uterus, plasenta yang besarnya
Prevalensi plasenta previa di Inggris melebihi normal, prosedur operasi selama
berkisar antara 0,26 - 2,00 % dari seluruh melahirkan, jarak kelahiran yang pendek,
jumlah kehamilan. Di Indonesia tahun 2009 ras hitam atau ras minoritas, merokok,
kasus plasenta previa antara 2,4 - 3,56 %

[179]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357

kehamilan ganda, tumor fibroma, serta di Poli kebidanan dan Ruang Kebidanan
anomali uterus. RSUD dr. Hi Abdul Moeloek tahun 2015
Jika terjadi Plasenta previa maka ibu 413 orang. Sampel 83 dengan teknik
mempunyai risiko tinggi untuk mengalami systematic random sampling dengan urut
perdarahan pascapersalinan dan plasenta kelipatan 5 sebagai kontrol. Penelitian ini
akreta/inkreta, suatu kelainan yang biasa dilaksanakan Mei-Juni 2015, dengan
ditemui pada lokasi jaringan parut bekas menggunakan data sekunder dari
seksio sesaria (Saifudin, 2002). Kasus dokumentasi rekam medic.
dengan plasenta previa juga berisiko Alat Ukur ceklis skor 0 = plasenta
mengalami perdarahan post partum karena previa, skor 1=Tidak plasenta previa,
terkadang plasenta lebih erat melekat pada terdapat riwayat Kuretase skor 0 dan Tidak
dinding rahim, daerah perlekatan luas dan ada riwayat kuretase skor 1, riwayat seksio
daya berkontraksi segmen bawah rahim sesaria skor 0 dan Tidak seksio sesaria
kurang. Risiko infeksi juga besar karena diberi skor 1. Analisis univariat, bivariat
luka plasenta lebih dekat pada ostium dan (α=0,05) dengan uji statistik Chi Squere.
merupakan port de entre yang mudah
tercapai ditambah karena perdarahan daya HASIL
tahan tubuh ibu rendah. Risiko komplikasi
yang lain adalah infeksi-sepsis dan emboli Analisis Univariat
udara. Sedangkan Risiko komplikasi untuk
bayi adalah hypoksia, perdarahan dan shock Hasil penelitian menunjukan bahwa
(Obgine FK Unpad,1982). dari 83 kelompok kasus plasenta previa, ada
Hasil penelitian Sihaloho (2010) sebanyak 73 (88,8%) yang mempunyai
menunjukan bahwa karakteristik pasien riwayat kuretase, sedangkan pada
plasenta previa pasien dengan riwayat kelompok kontrol yang tidak menderita
kuretase (29,1%), riwayat Plasenta previa plasenta previa, sebanyak 24 (28,9%) yang
lateralis (50%), dan riwayat persalinan mempunyai riwayat kuretase.
dengan SC (93%). Penelitian Wardana dan Selanjutnya bahwa dari kelompok
Karkata (2010) menyimpulkan bahwa kasus menderita plasenta previa, sebanyak
secara statistik terdapat hubungan antara 71 (85,5%) mempunyai riwayat Seksio
riwayat kuretase dengan kejadian plasenta Sesaria, sedangkan pada kelompok kontrol
previa dimana risiko plasenta previa pada tidak menderita plasenta previa, sebanyak
wanita dengan riwayat Kuretase 3,75 kali 14 (16,9%) yang mempunyai riwayat
lebih besar dibandingkan dengan tanpa Seksio Sesaria.
riwayat kuretase. Namun tidak ditemukan
hubungan riwayat seksio sesaria dengan Analisis Bivariat
terjadinya plasenta previa.
Pra Survey Mei 2015 di Rumah Sakit Tabel 1: Hubungan Riwayat Kuretase
RSUD dr. Hi Abdul Moeloek terhadap dengan kejadian plasenta previa
rekam medik pasien ruang kebidanan
Januari 2015 terdapat 9 ibu hamil yang Kelompok
Kontrol
mengalami plasenta previa mempunyai kasus
Riwayat Tdk Total
riwayat aborsi dengan kuretasi sebanyak 5 Plasenta
Kuretase plasenta
orang (55,5%) dan riwayat seksio sesaria previa
previa
sebanyak 3 orang (33%). f % f % f %
Ya 73 88,8 24 28,9 97 58,4
METODE Tidak 10 12,0 59 71,1 69 41,6
Jumlah 83 100 83 100 166 100
p value 0,000
Rancangan penelitian pada penelitian
OR 95% CI 18 (7,9-40,4)
ini adalah case control study yaitu metode
penelitian bersifat retrospektif. Populasi
Berdasarkan tabel di atas diketahui
semua ibu yang mengalami plasenta previa
bahwa dari 83 responden kelompok kasus

[180]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357

terdapat 73 (88,8%) yang mempunyai sebanyak 24 (28,9%) yang mempunyai


riwayat Kuretase, sedangkan pada riwayat kuretase.
kelompok kontrol terdapat 24 responden Berdasarkan teori kuretase
(28,9%) yang mempunyai riwayat merupakan serangkaian proses pelepasan
Kuretasenya. jaringan yang melekat pada dinding kavum
Hasil uji statistik diperoleh nilai p uteri dengan melakukan invasi dan
value= 0,000 atau p ≤ 0,05 maka dapat manipulasi instrument (sendok kuret) ke
disimpulkan bahwa secara statistik ada dalam kavum uteri. Indikasi kuretase adalah
perbedaan yang signifikan pada responden abortus inkomplit, abortus aseptic, sisa
antara responden yang mempunyai riwayat plasenta atau sisa selaput ketuban.
Kuretase dengan kejadian Plasenta Previa Tindakan kuretase yang dilakukan dapat
Di Ruang Kebidanan RSUD DR. Hi. Abdul menimbulkan berbagai komplikasi
Moeloek Propinsi Lampung 2015. diantaranya perdarahan, perporasi, infeksi,
Terdapat nilai OR= 18 robekan ada uterus. Dengan adanya
robekan pada uterus maka dimungkinkan
Tabel 4: Hubungan Riwayat Seksio Sesaria terjadinya jaringan parut (scar tissue)
dengan kejadian Plasenta Previa dimana ketika terjadi kehamilan berikutnya
dapat mengakibatkan plasenta terbentuk
Kelompok tidak pada bagian superior uterus melainkan
Kontrol
Riwayat kasus pada bagian bawah uterus sehingga
Seksio Tidak Total
Sesaria
Plasenta menyebabkan plasenta previa.
plasenta
previa Sejalan dengan hasil penelitian
previa
f % f % f % Santoso, 2010 yang menyatakan kasus
Ya 71 85,5 14 16,9 85 51,2 kuretase di Rumah sakit Hasan Sadikin
Tidak 12 14,5 69 83,1 81 48,8 Bandung sebanyak 67% ibu dengan
Total 83 100 83 100 166 100,0 Plasenta previa mempunyai riwayat
p value 0,000
kuretase.
OR 95% CI 29 (12,5-67,4)
Menurut Peneliti Tindakan Kuretase
pada pasien abortus hendaknya dilakukan
Berdasarkan tabel di atas diketahui
oleh petugas kesehatan agar keselamatan
bahwa dari 83 kelompok kasus terdapat 71
ibu terjamin. Hendaknya ibu dalam keadaan
(85,5%) yang mempunyai riwayat Seksio
sehat saat menjalani kuretase, karena
Sesaria, sedangkan dari kontrol terdapat 14
adanya risiko komplikasi seperti Infeksi. Ini
responden (16,9%) yang mempunyai
dikarenakan ketidaktahuan pasien, akan
riwayat Seksio Sesaria.
penyakit yang mungkin diidapnya seperti
Hasil uji statistik diperoleh nilai p
gonorea, klamidia, atau cervicitis, sehingga
value=0,000 atau p<0,05 maka dapat
kemungkinan terkena infeksi paska aborsi
disimpulkan bahwa secara statistik ada
adalah sangat besar. Setelah kuretase, bila
perbedaan yang signifikan pada responden
kuret dilakukan pada saat kehamilan masih
antara responden yang mempunyai riwayat
muda (batasannya hingga 20 minggu)
Seksio Sesaria dengan Kejadian Plasenta
kehamilan bisa dilakukan lebih cepat jika
Previa di Ruang Kebidanan RSUD DR. Hi.
ibu sudah merasa siap. Namun jika kuret
Abdul Moeloek Propinsi Lampung 2015.
dilakukan pada saat kehamilan tua
hendaknya ibu harus benar-benar
PEMBAHASAN
mengistirahatkan rahimnya lebih dahulu
sampai benar-benar sehat dan siap hamil.
Riwayat Kuretase
Hasil statistik menunjukan bahwa
dari 83 kelompok kasus yang menderita
plasenta previa, ada sebanyak 73 (88,8%)
Riwayat Seksio Sesaria
yang mempunyai riwayat kuretase,
Hasil statistik menunjukan bahwa
sedangkan pada kelompok kontrol yang
dari kelompok kasus yang menderita
tidak menderita plasenta previa, ada

[181]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357

plasenta previa, ada sebanyak 71 (85,5%) bawah rahim demikian rupa sehingga
yang mempunyai riwayat Seksio Sesaria, menutupi seluruh atau sebagian dari ostium
sedangkan pada kelompok kontrol yang uteri internum. Sejalan dengan bertambah
tidak menderita plasenta previa, ada membesarnya rahim dan meluasnya
sebanyak 14 (16,9%) yang mempunyai segmen bawah rahim ke arah proksimal
riwayat Seksio Sesaria. memungkinkan plasenta yang
Berdasarkan teori Indikasi Seksio berimplantasi pada segmen bawah rahim
Sesaria dari ibu diantaranya disproporsi ikut berpindah mengikuti perluasan segmen
fetopelvik, malposisi dan malpresentasi, bawah rahim seolah plasenta tersebut
Disfungsi uterus, Distosia jaringan lunak, bermigrasi.
Neoplasma, Persalinan yang tidak dapat Hasil penelitian ini sejalan dengan
maju, pembedahan sebelumnya pada uterus hasil penelitian Sihaloho, 2002 tentang
Komplikasi Seksio sesaria yang karakteristik Penderita Plasenta Previa Di
mungkin timbul adalah komplikasi ibu RS. St Elisabeth Medan Tahun 1998-2002
seperti Perdarahan, Infeksi, yang menunjukan bahwa karakteristik
Trombophlebitis, Cedera, dengan atau pasien Plasenta Previa paritas terbanyak
tanpa fistula pada traktus urinarius dan adalah pasien dengan riwayat Abortus
usus, Obstruksi usus, Perlekatan organ- (29,1%). Penelitian Wardana dan Karkata,
organ pelvis pascaoperasi, Emboli air 2002 menyimpulkan bahwa secara statistik
ketuban. Sedangkan Komplikasi janin terdapat hubungan antara riwayat Abortus
adalah depresi susunan saraf pusat janin dengan kejadian Plasenta Previa (p < 0,05)
(fetal narcosis). risiko Plasenta Previa pada wanita dengan
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian riwayat Abortus 5,619 kali lebih besar
Setyorini, 2001 yang menunjukan bahwa dibandingkan dengan tanpa riwayat
seksio sesaria cenderung tinggi di Indonesia abortus.
khususnya RS dr. Soetomo Surabaya Resiko kuretase adalah perdarahan,
sebanyak 32%, dan RS dr. Cipto infeksi, cedera pada uterus, dan atau organ
Mangunkusumo (1999) sebanyak 22 % dari lainya, atau sulit terjadi kehamilan
jumlah total persalinan. Menurut Peneliti selanjutnya. Kuretase adalah cara
sebaiknya ibu sejak awal kehamilan teratur membersihkan hasil konsepsi memakai alat
melakukan antenatal care, untuk kuretase/kerokan berupa sendok kuret
mendeteksi kelainan pada kehamilan, tajam yang digunakan untuk mengerok
melahirkan seksio sesaria hanya jika ada jaringan yang menempel pada dinding
indikasi medis yang membahayakan. rahim.
Aspirasi Vakum merupakan alternatif
Hubungan Riwayat Kuretase dengan dari kuretase tajam. Namun aspirasi vakum
Kejadian Plasenta Previa mempunyai risiko komplikasi lain antara
Hasil uji statistik diperoleh nilai p lain perdarahan, cedera servik dan adhesi
value=0,000 atau p<0,05 maka dapat uterus.
disimpulkan bahwa secara statistik ada Menurut pendapat peneliti sekalipun
perbedaan yang signifikan pada responden mempunyai risiko penggunaan aspirasi
antara responden yang mempunyai riwayat vacum merupakan alternatif tindakan dari
Kuretase dengan kejadian Plasenta Previa kuretase tajam. Dalam penanganan kuretase
Di Ruang Kebidanan RSUD DR. Hi. Abdul perlu disosialisasikan dan seyogyanya
Moeloek Propinsi Lampung 2015. hindari penggunaan alat kuretase tajam.
Terdapat nilai OR 17,9 artinya responden Untuk mencegah terjadinya keguguran
yang mempunyai riwayat Kuretase seyogyanya dimaksimalkan penggunaan
mempunyai resiko 17,9 kali mengalami ultrasonografi dalam obstetrik yang
plasenta previa dibandingkan responden memungkinkan deteksi lebih dini kejadian
yang tidak mempunyai riwayat Kuretase. Abortus, pemeriksaan ultrasonografi perlu
Menurut teori Plasenta previa adalah diulang secara berkala dalam asuhan
plasenta yang berimplantasi pada segmen antenatal ataupun intranatal.

[182]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357

. satu plasenta previa pada kehamilan


Hubungan Riwayat Seksio Sesaria berikutnya setelah melahirkan Seksio pada
dengan Kejadian Plasenta Previa kelahiran pertama.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p Diperkuat dengan hasil survey tahun
value=0,00 atau p<0,05 maka dapat 2014 yang menyebutkan Angka kejadian
disimpulkan bahwa secara statistik ada seksio sesarea di Indonesia adalah 921.000
perbedaan yang signifikan pada responden dari 4.039.000 persalinan atau sekitar
antara responden yang mempunyai riwayat 22.8% dari seluruh persalinan.
Seksio Sesaria dengan Kejadian Plasenta Menurut pendapat peneliti Seksio
Previa di Ruang Kebidanan RSUD dr. Hi. sesaria atas indikasi medis baik dilakukan.
Abdul Moeloek Propinsi Lampung 2015. Namun hendaknya ibu hamil diberikan
Terdapat nilai OR 29,1 penyuluhan tentang pentingnya motivasi
Paritas tinggi, usia lanjut, rahim dan kesiapan fisik dan psikologis dalam
misalnya bekas bedah sesar, kerokan, merencanaan kelahiran secara normal.
miomektomi, dan sebagainya berperan Persalinan normal memang yang paling
proses peradangan dan kejadian atrofi di ideal. Persalinan ini minim risiko, seperti
endometrium yang semuanya dapat perdarahan yang tidak berlebihan. Biaya
dipandang sebagai faktor risiko bagi persalinannya tentu jauh lebih murah
terjadinya plasenta previa. Cacat bekas ketimbang caesar. Proses pemulihan
bedah sesar berperan menaikkan insiden setelah persalinan umumnya lebih
dua sampai tiga kali. Pada perempuan cepat. Ibu tak perlu menjalani rawat inap
perokok dijumpai insiden plasenta previa lama; sekitar 4-6 jam pasca persalinan,
lebih tinggi 2 kali lipat. Hipoksemia akibat umumnya si Ibu sudah bisa berjalan dan
karbon monooksida pembakaran rokok keesokan harinya sudah boleh pulang dari
menyebabkan plasenta menjadi hipertrofi rumah sakit. Rahim pun akan melalui
sebagai upaya kompensasi Plasenta yang proses alami untuk kembali ke bentuk
terlalu besar seperti pada kehamilan ganda semula. Jika Ibu berencana memiliki anak
dan eritroblastosis fetalis bisa lagi, maka tidak ada masalah dengan jarak
menyebabkan pertumbuhan plasenta kehamilan berikutnya. Secara biologi,
melebar ke segmen bawah rahim sehingga persalinan ini memicu kelenjar susu
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri memproduksi kolostrum untuk
intemum. dihasilkannya air susu. Selain itu, bayi
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang lahir secara normal memiliki daya
hasil penelitian Sihaloho, 2002 tentang tahan tubuh terhadap alergi yang lebih
karakteristik Penderita Plasenta Previa Di tinggi dan risiko asma juga rendah.
RS. St Elisabeth Medan Tahun 1998-2002 Persalinan caesar sebaiknya hanya
yang menunjukan bahwa karakteristik dilakukan bila ada indikasi medis yang
pasien Plasenta Previa paritas terbanyak mengancam keselamatan ibu dan bayi yang
adalah pasien dengan riwayat persalinan bahkan baru diketahui di detik-detik
dengan Seksio sesaria (93%). Begitu pula menjelang kelahiran.
penelitian Urganci et al, (2011) yang
melakukan penelitian Risiko plasenta KESIMPULAN
previa dalam kelahiran kedua setelah
operasi caesar kelahiran pertama: studi Hasil penelitian menyimpulkan
berbasis populasi dan meta-analisis pada bahwa riwayat kuretase pada kelompok
April 2000 dan Februari 2009 di Inggris kasus sebanyak 73 orang (88,8%), dan pada
dengan membandingkan risiko plasenta kelompok kontrol sebanyak 24 orang
previa pada saat lahir kedua di antara wanita (28,9%), sedangkan riwayat seksio sesaria
yang memiliki riwayat seksio sesaria pada pada kelompok kasus sebanyak 71 orang
saat kelahiran pertama dengan wanita yang (85,5%) dan pada kelompok kontrol
melahirkan melalui vagina. Mendapatkan sebanyak 14 (16,9%).
kesimpulan bahwa ada peningkatan risiko

[183]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357

Hasil uji statistik menyimpulkan Saifuddin, et al. 2010. Pelayanan


bahwa terdapat hubungan antara riwayat Kesehatan Maternal dan Neonatal.
kuretase dengan kejadian Plasenta Previa Jakarta.
dengan (p value= 0,000) dan terdapat Setyorini, (2010). Hubungan antara Post
hubungan antara riwayat seksio sesaria Kuretase dengan Plasenta Previa di
dengan kejadian plasenta previa (p value= Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
0,000). Surakarta
Berdasarkan kesimpulan, maka Santoso, Budi. 2010. Hubungan antara
penulis menyarankan agar petugas Umur ibu, paritas, jarak kehamilan
kesehatan di RSUD dr. Hi Abdul Moeloek dan riwayat obstetric dengan
memotivasi ibu untuk melaksanakan terjadinya plasenta previa di Rumah
anjuran penanganan abortus dengan Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung
penanganan abortus aman pada institusi Januari - Desember 2010. [online]
kesehatan, serta memotivasi ibu untuk lebih tersedPublikasi dalam
memilih persalinan normal dibandingkan (http://drbudisantoso-
persalinan seksio sesaria. spog.blogspot.com)
Universitas Padjajaran. 1982. Obstetri
DAFTAR PUSTAKA Patologi. Bandung
Wardana et.al. 2010. Faktor resiko
Leveno et al (2009).Obstetri Wiliam. Plasenta Previa. Artikel dalam Jurnal
Panduan ringkasan. EGC. Jakarta. Cermin Dunia Kedokteran [online]
Sihaloho et all. Penderita Plasenta Previa Vol 34 no 5/158 Sep-Oktober 2010
Di RS. St Elisabeth Medan Tahun tersedia dalam
1998-200 [online] tersedia dalam (www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk
(http://library.usu.ac.id) _158_Kebidanan.pdf)

[184]

Anda mungkin juga menyukai