PENELITIAN
RIWAYAT KURETASE DAN SEKSIO CAESARIA PADA
PASIEN DENGAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT
PROVINSI LAMPUNG
Yusari Asih*, Idawati*
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang
Yusariasih@gmail.com
Kematian maternal merupakan tolak ukur baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dan salah satu
indikator tingkat kesejahteraan ibu. Penyebab kematian maternal di Indonesia perdarahan 40-60%, infeksi
20-30%, keracunan kehamilan 20-30% dan sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk
saat kehamilan atau persalinan. Pra Survey di Rumah Sakit RSUD Dr.Hi Abdul Moeloek terhadap rekam
medik pasien ruang kebidanan pada Januari 2015, dari 9 ibu hamil yang mengalami plasenta previa
mempunyai riwayat aborsi dengan kuretasi 5 orang (55,5%) dan riwayat seksio sesaria 3 orang (33%).
Rancangan penelitian case control study, populasinya semua ibu yang mengalami plasenta previa di Poli
kebidanan dan Ruang Kebidanan RSUD Dr.Hi Abdul Moeloek tahun 2015, 413 orang. Sampel dengan
systematic random sampling. Analisis data univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square. Penelitian
dilaksanakan Mei-Juni 2015. Hasil penelitian riwayat kuretase pada kelompok kasus 73 orang (88,8%),
sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 24 orang (28,9%), riwayat Seksio Sesaria pada kelompok
kasus 71 orang (85,5%) sedangkan pada kelompok kontrol 14 orang (16,9%). Hasil uji statistik terdapat
hubungan antara riwayat Kuretase dengan kejadian Plasenta Previa p value = 0,000 dengan OR= 18.
Terdapat hubungan antara riwayat Seksio Sesaria dengan Kejadian Plasenta Previa p value = 0,000 dengan
OR = 29. Kesimpulan terdapat hubungan antara riwayat kuretase dan riwayat sectio caesaria dengan
kejadian plasenta praevia di RSUD Abdoel Moeloek tahun 2015. Saran untuk RSUD agar memotivasi ibu
untuk melaksanakan penanganan Abortus dengan aman pada institusi kesehatan, serta memotivasi ibu
untuk lebih memilih persalinan normal dibandingkan persalinan seksio sesaria.
[179]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357
kehamilan ganda, tumor fibroma, serta di Poli kebidanan dan Ruang Kebidanan
anomali uterus. RSUD dr. Hi Abdul Moeloek tahun 2015
Jika terjadi Plasenta previa maka ibu 413 orang. Sampel 83 dengan teknik
mempunyai risiko tinggi untuk mengalami systematic random sampling dengan urut
perdarahan pascapersalinan dan plasenta kelipatan 5 sebagai kontrol. Penelitian ini
akreta/inkreta, suatu kelainan yang biasa dilaksanakan Mei-Juni 2015, dengan
ditemui pada lokasi jaringan parut bekas menggunakan data sekunder dari
seksio sesaria (Saifudin, 2002). Kasus dokumentasi rekam medic.
dengan plasenta previa juga berisiko Alat Ukur ceklis skor 0 = plasenta
mengalami perdarahan post partum karena previa, skor 1=Tidak plasenta previa,
terkadang plasenta lebih erat melekat pada terdapat riwayat Kuretase skor 0 dan Tidak
dinding rahim, daerah perlekatan luas dan ada riwayat kuretase skor 1, riwayat seksio
daya berkontraksi segmen bawah rahim sesaria skor 0 dan Tidak seksio sesaria
kurang. Risiko infeksi juga besar karena diberi skor 1. Analisis univariat, bivariat
luka plasenta lebih dekat pada ostium dan (α=0,05) dengan uji statistik Chi Squere.
merupakan port de entre yang mudah
tercapai ditambah karena perdarahan daya HASIL
tahan tubuh ibu rendah. Risiko komplikasi
yang lain adalah infeksi-sepsis dan emboli Analisis Univariat
udara. Sedangkan Risiko komplikasi untuk
bayi adalah hypoksia, perdarahan dan shock Hasil penelitian menunjukan bahwa
(Obgine FK Unpad,1982). dari 83 kelompok kasus plasenta previa, ada
Hasil penelitian Sihaloho (2010) sebanyak 73 (88,8%) yang mempunyai
menunjukan bahwa karakteristik pasien riwayat kuretase, sedangkan pada
plasenta previa pasien dengan riwayat kelompok kontrol yang tidak menderita
kuretase (29,1%), riwayat Plasenta previa plasenta previa, sebanyak 24 (28,9%) yang
lateralis (50%), dan riwayat persalinan mempunyai riwayat kuretase.
dengan SC (93%). Penelitian Wardana dan Selanjutnya bahwa dari kelompok
Karkata (2010) menyimpulkan bahwa kasus menderita plasenta previa, sebanyak
secara statistik terdapat hubungan antara 71 (85,5%) mempunyai riwayat Seksio
riwayat kuretase dengan kejadian plasenta Sesaria, sedangkan pada kelompok kontrol
previa dimana risiko plasenta previa pada tidak menderita plasenta previa, sebanyak
wanita dengan riwayat Kuretase 3,75 kali 14 (16,9%) yang mempunyai riwayat
lebih besar dibandingkan dengan tanpa Seksio Sesaria.
riwayat kuretase. Namun tidak ditemukan
hubungan riwayat seksio sesaria dengan Analisis Bivariat
terjadinya plasenta previa.
Pra Survey Mei 2015 di Rumah Sakit Tabel 1: Hubungan Riwayat Kuretase
RSUD dr. Hi Abdul Moeloek terhadap dengan kejadian plasenta previa
rekam medik pasien ruang kebidanan
Januari 2015 terdapat 9 ibu hamil yang Kelompok
Kontrol
mengalami plasenta previa mempunyai kasus
Riwayat Tdk Total
riwayat aborsi dengan kuretasi sebanyak 5 Plasenta
Kuretase plasenta
orang (55,5%) dan riwayat seksio sesaria previa
previa
sebanyak 3 orang (33%). f % f % f %
Ya 73 88,8 24 28,9 97 58,4
METODE Tidak 10 12,0 59 71,1 69 41,6
Jumlah 83 100 83 100 166 100
p value 0,000
Rancangan penelitian pada penelitian
OR 95% CI 18 (7,9-40,4)
ini adalah case control study yaitu metode
penelitian bersifat retrospektif. Populasi
Berdasarkan tabel di atas diketahui
semua ibu yang mengalami plasenta previa
bahwa dari 83 responden kelompok kasus
[180]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357
[181]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357
plasenta previa, ada sebanyak 71 (85,5%) bawah rahim demikian rupa sehingga
yang mempunyai riwayat Seksio Sesaria, menutupi seluruh atau sebagian dari ostium
sedangkan pada kelompok kontrol yang uteri internum. Sejalan dengan bertambah
tidak menderita plasenta previa, ada membesarnya rahim dan meluasnya
sebanyak 14 (16,9%) yang mempunyai segmen bawah rahim ke arah proksimal
riwayat Seksio Sesaria. memungkinkan plasenta yang
Berdasarkan teori Indikasi Seksio berimplantasi pada segmen bawah rahim
Sesaria dari ibu diantaranya disproporsi ikut berpindah mengikuti perluasan segmen
fetopelvik, malposisi dan malpresentasi, bawah rahim seolah plasenta tersebut
Disfungsi uterus, Distosia jaringan lunak, bermigrasi.
Neoplasma, Persalinan yang tidak dapat Hasil penelitian ini sejalan dengan
maju, pembedahan sebelumnya pada uterus hasil penelitian Sihaloho, 2002 tentang
Komplikasi Seksio sesaria yang karakteristik Penderita Plasenta Previa Di
mungkin timbul adalah komplikasi ibu RS. St Elisabeth Medan Tahun 1998-2002
seperti Perdarahan, Infeksi, yang menunjukan bahwa karakteristik
Trombophlebitis, Cedera, dengan atau pasien Plasenta Previa paritas terbanyak
tanpa fistula pada traktus urinarius dan adalah pasien dengan riwayat Abortus
usus, Obstruksi usus, Perlekatan organ- (29,1%). Penelitian Wardana dan Karkata,
organ pelvis pascaoperasi, Emboli air 2002 menyimpulkan bahwa secara statistik
ketuban. Sedangkan Komplikasi janin terdapat hubungan antara riwayat Abortus
adalah depresi susunan saraf pusat janin dengan kejadian Plasenta Previa (p < 0,05)
(fetal narcosis). risiko Plasenta Previa pada wanita dengan
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian riwayat Abortus 5,619 kali lebih besar
Setyorini, 2001 yang menunjukan bahwa dibandingkan dengan tanpa riwayat
seksio sesaria cenderung tinggi di Indonesia abortus.
khususnya RS dr. Soetomo Surabaya Resiko kuretase adalah perdarahan,
sebanyak 32%, dan RS dr. Cipto infeksi, cedera pada uterus, dan atau organ
Mangunkusumo (1999) sebanyak 22 % dari lainya, atau sulit terjadi kehamilan
jumlah total persalinan. Menurut Peneliti selanjutnya. Kuretase adalah cara
sebaiknya ibu sejak awal kehamilan teratur membersihkan hasil konsepsi memakai alat
melakukan antenatal care, untuk kuretase/kerokan berupa sendok kuret
mendeteksi kelainan pada kehamilan, tajam yang digunakan untuk mengerok
melahirkan seksio sesaria hanya jika ada jaringan yang menempel pada dinding
indikasi medis yang membahayakan. rahim.
Aspirasi Vakum merupakan alternatif
Hubungan Riwayat Kuretase dengan dari kuretase tajam. Namun aspirasi vakum
Kejadian Plasenta Previa mempunyai risiko komplikasi lain antara
Hasil uji statistik diperoleh nilai p lain perdarahan, cedera servik dan adhesi
value=0,000 atau p<0,05 maka dapat uterus.
disimpulkan bahwa secara statistik ada Menurut pendapat peneliti sekalipun
perbedaan yang signifikan pada responden mempunyai risiko penggunaan aspirasi
antara responden yang mempunyai riwayat vacum merupakan alternatif tindakan dari
Kuretase dengan kejadian Plasenta Previa kuretase tajam. Dalam penanganan kuretase
Di Ruang Kebidanan RSUD DR. Hi. Abdul perlu disosialisasikan dan seyogyanya
Moeloek Propinsi Lampung 2015. hindari penggunaan alat kuretase tajam.
Terdapat nilai OR 17,9 artinya responden Untuk mencegah terjadinya keguguran
yang mempunyai riwayat Kuretase seyogyanya dimaksimalkan penggunaan
mempunyai resiko 17,9 kali mengalami ultrasonografi dalam obstetrik yang
plasenta previa dibandingkan responden memungkinkan deteksi lebih dini kejadian
yang tidak mempunyai riwayat Kuretase. Abortus, pemeriksaan ultrasonografi perlu
Menurut teori Plasenta previa adalah diulang secara berkala dalam asuhan
plasenta yang berimplantasi pada segmen antenatal ataupun intranatal.
[182]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357
[183]
Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN 1907 - 0357
[184]