Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN

EKOSISTEM KOLAM BUATAN, HUTAN, DAN


PEKARANGAN RUMAH

DOSEN PENGAMPU :

Dra. EVITA M.S

Ir. ARDIYANINGSIH PUJI LESTARI M.P

DISUSUN OLEH:

PUJI SURANIANTI

D1A015014

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI A

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan makhluk


hidup lain, serta dengan makhluk tak hidup di lingkungannya disebut ekologi.
Orang yang pertama kali mengemukakan definisi ekologi adalah Ernest Haeckel
(1834-1914). Ekologi mempersoalkan bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk
hidup dan dengan makhluk tak hidup di dalam tempat hidupnya atau
lingkungannya, dan pada kesempatan kali ini makalah akan membahas mengenai
ekosistem.

Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk


hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu, sangat perlu memahami konsep
tentang ekosistem, komponennya dan cara untuk menjaga dan melestarikannya
agar makhluk hidup dan lingkungannya dapat tetap melangsungkan hidupnya.
Misalnya ekosistem kolam, ekositem pantai, ekosistem hutan,atau ekosistem
pekarangan.

Ekosistem kolam ditandai oleh adanya bagian perairan yang tidak dalam
sehingga (kedalamannya tidak lebih dari 4-5 meter) yang memungkinkan tumbuh-
tumbuhan berakar dapat tumbuh di semua bagian perairan. Tidak ada batasan
tegas yang dapat dibuat antara danau dan kolam. Ada perbedaan kepentingan
secara ekologis, selain dari ukuran secara keseluruhan. Dalam danau zona limneti
dan profundal relatif besar ukurannya dibandingkan dengan zona litoral. Bila
sifat-sifatnya kebalikannya biasanya disebut kolam. Jadi zona limnetik adalah
daerah produsen utama untuk danau secara keseluruhan.

Kolam adalah daerah perairan kecil dimana zona litoralnya relatif besar dan
daerah limnetik secara profundal kecil atau tidak ada. Stratifikasi tidak terlalu
penting. Kolam dapat dijumpai dikebanyakan daerah dengan curah hujan yang
cukup. Kolam alami jumlahnya banyak terdapat di daerah kapur bila terjadi
depresi atau “penurunan” karena dari cairan di bawahnya.

Hutan adalah suatu wilayah yang memliliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat


yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain
sebaginya serta menempati daerah yang cukup luas. Negara kita Indonesia
memliki kawasan hutan yang sangat luas dan beranekaragam jenisnya dengan
tingkat kerusakan yang cukup tinggi akibat pembakaran hutan, penebangan liar,
dan lain sebagainya.
Sebuah ekosistem terdiri atas gambaran fisik kawasan tertentu (faktor abiotik)
dan organisme hidup (faktor biotik) yang terdapat dalam kawasan tersebut. Faktor
abiotik dalam ekosistem hutan terdiri atas faktor abiotik seperti tanah, air, suhu,
kelembaban, angin, sinar matahari. Sedangkan tumbuhan, hewan, seperti kelinci,
burung, tikus, singa adalah komponen biotik dalam ekosistem hutan.
Walaupun hutan nampak sangat berbeda dengan danau tetapi sebenarnya kedua
tipe ekosistem tersebut memiliki struktur dan fungsi yang sama.walaupun
sebagian besar spesies didaratan berbeda dengan spesies diair, tetapi mereka dapat
dibandingkan secara ekologi. Vegetasi yang terdapat didalam hutan memiliki
fungsi yang sama dengan fitoplankton didalam danau; insekta, primata dan
harimau dihutan berfungsi sama dengan zooplankton, ikan dan burung; demikian
seterusnya. Dalam ekosistem hutan masa struktur yang besar dari tumbuhan darat
menghasilkan sejumlah besar jaringan yang kebal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Istilah ekosistem pertama kali dikemukakan oleh Transley (1935). Ia


mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara komponen biotik (tumbuhan,
hewan, manusia mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah,
dsb) di alam. Sebenarnya merupakan hubungan komponen yang membentuk
system. Ini berarti dalam struktur maupun fungsi komponen-komponen tadi
adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai konsekuensinya
apabila salah satu komponen terganggu, maka komponen lainnya secara cepat
atau lambat akan terpengaruh. Sistem alam ini disebut sistem ekologi, yang
kemudin disingkat dan menjadi lebih dikenal ekosistem (Rahardjanto, 2001: 98).

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang


melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme.

Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi lebih ditekankan


kepada kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen
abiotik dan komponen biotik (Tim Dosen Pembina, 2012: 44).

Dalam komponen biotik dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Produsen

Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut


organisme autotrof. Sebagai produsen, tumbuhan hijau menghasilkan makanan
melalui proses fotosintesis. Makanan dimanfaatkan oleh tumbuhan itu sendiri
maupun makhluk hidup lainnya.

2. Konsumen

Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri sehingga disebut


heterotrof. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah dibentuk oleh
produsen, atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanya. Berdasarkan jenis
makanannya, konsumen dikelompokkan sebagai: herbivora (pemakan tumbuhan),
karnivora (pemakan daging), dan omnivora (pemakan daging dan tumbuhan).

1. Pengurai (dekomposer)

Kelompok ini berperan penting dalam proses ekosistem. Jika kelompok ini
tidak ada, kita akan melihat sampah yang menggunung dan makhluk hidup yang
mati tetap utuh selamanya. Decomposer berperan sebagai pengurai, yang
menguraikan zat-zat organik (dari bangkai) menjadi zat-zat organic penyusunnya.
(Kimball, 1994)

Sedangkan bagian dari komponen abiotik antara lain:

1. Tanah

Sifat-sifat tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan,


dan kemampuan menahan air. Tanah merupakan tempat hidup bagi oerganisme.
Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme di dalamnya juga berbeda.

2. Air

Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk


kelangsungan idup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air
diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain. Bagi unsur abiotik lain dapat
dijadikan sebagai pelapuk dan pelarut.

3. Udara

Beberapa gas seperti oksigen, karbin dioksida, dan nitrogen yang penting bagi
kehidupan makhluk hidup.

4. Suhu
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme
dan perkembangbiakannya.

5. Cahaya matahari

Sinar matahari memengaruhi ekosistem secara global karena matahari


menentukan suhu. Sinar matahari merupakan unsure vital yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. (Rusmendro, 2003)

Dalam suatu ekosistem terdapat komponen yang merupakan satuan makhluk


hidup, meliputi individu, populasi, komunitas, dan lingkungan. Individu adalah
makhluk hidup tunggal. Satu ekor ikan atau satu ekor kambing disebut sebagai
individu. Populasi adalah sekelompok organisme satu spesies atau sekumpulan
individu yang mendiami suatu tempat dan menetap di daerah tersebut. Misalnya
semua ikan yang hidup di kolam disebut populasi ikan. Sedangkan komunitas
adalah kumpulan dari beberapa populasi makhluk hidup yang mendiami suatu
daerah tertentu. Diantara komunitas lebih ditekankan pada makhluk hidup yang
menghuni suatu tempat. Sedangkan ekosistem penekanannya lebih pada
pengertian hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungannya
(Parjatmo, 1987).

Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dibedakan atas 2 macam yaitu


ekosistem yang terbentuk secara alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami
adalah ekosistem yang terbentuk secara alaimi tanpa campur tangan manusia.
Misalnya laut, hutan, dan sungai. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang
sengaja dibuat oleh manusia, missal aquarium, waduk, dan kolam (Saktiyono,
1999).

Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi 2 yaitu ekosistem


tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem
dibedakan menjadi ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar,
ekosistem tegalan) dan ekosistem perairan (tawar, payau, asin) (Tim Dosen
Pembina, 2012: 44).
Lingkungan abiotik adalah keadaan fisik dan kimia di sekitar individu yang
merupakan medium atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan, misalnya
cahaya matahari, angin, air, tanah, dll. Sedangkan lingkungan biotik adalah segala
mahluk hidup di sekitar individu, baik sejenis maupun maupun yang berbeda
jenisnya yaitu: manusia , hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Menurut
peranannya, komponen biotik dibedakan menjadi tiga golongan yaitu produsen,
konsumen, dan pengurai/dekomposer. (Biology Insight: 2008).

Komponen-komponen yang ada pada ekosistem saling berinteraksi. Suatu


organisme hidup memerlukan kondisi lingkungan tertentu agar tetap bertahan di
alam, antara lain temperatur, kelembaban, air, kadar oksigen terlarut dalam air,
cahaya, dan curah hujan.

Budaya adalah hasil dari cipta rasa dan karsa manusia yang dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar baik yang telah lampau maupun saat ini. Lingkungan abiotik,
budaya dan biotic merupakan 3 komponen penyusun lingkungan tempat tinggal
yang tentu saja yang mempengaruhinya juga. (Raver dan Johnson: 1996) .

Perpaduan antara komponen abiotik, biotik dan budaya dapat kita lihat pada
sistem penataan lingkungan perumahan. Sistem penataan pekarangan rumah
menunjukkan fase perkembangan kesadaran berfikir suatu masyarakat. Bagi
masyarakat yang sudah menyadari pentingnya pekarangan, mereka akan
memanfaatkan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman dan hewan untuk
kepentingan hidup sehari-hari.

Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU RI No. 41 Tahun 1999).

Hutan adalah lapangan yang ditumbuhi pepohonan yang secara keseluruhan


merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya atau
ekosistem (Kadri dkk., 1992).
BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis Tanggal 25 februari dan 03
maret 2016, pada pukul 10.00 s/d selesai di kolam buatan dan hutan Unja.

3.2 Alat dan Bahan


1. Disiapkan buku lapangan dan dibuat catatan tentang hari / tanggal, waktu,
dan kondisi lapangan.
2. Dilakukan observasi dan diamati lokasi sebagai satu kesatuan ekosistem
yang berupa ekosistem pekarangan, kolam buatan, dan hutan.
3. Dicatat objek / benda hidup dan mati yang ditemukan dalam ekosistem dan
disajikan pada table.
4. Dari daftar objek / benda ditabel 2.1, dikelompokkan objek / benda tersebut
dalam dua kelompok: (a) Komponen abiotik seperti udara, tanah, air dan
(b) Komponen biotik seperti cacing, molusca, insekta dan disajikan pada
tabel 2.2.
5. Dikelompokkan komponen-komponen biotik (organisme) tersebut
berdasarkan fungsi ekologisnya seperti produser, komsumer, dekomposer,
dan berdasarkan thropiknya seperti herbivor, omnivor, dan karnivor.
6. pada praktikum ekosistem hutan dibutuhkan patok sebanyak 16 buah, tali
rapia 150 meter dan alat tulis.
7. Pada praktikum estetika alat yang digunakan yaitu alat tulis, kamera.
8. Dibandingkan hasil pengamatan antara ekosistem kolam, hutan, dan
pekarangan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Ekosistem Kolam
Komponen
Komponen biotik
abiotik
Tumbuhan Hewan Dekomposer
(Produsen) (Konsumen) (Pengurai)
Senduduk Ikan gabus Cacing Air
Ilalang Katak Jamur Udara
Tumbuhan paku Lintah Lumut Cahaya matahari
Pohon kelapa Kupu-kupu Tanah
Pohon pulai Kumbang Suhu
Pinang Capung Batu
Pohon cokelat Nyamuk
Rerumputan Belalang
Putri malu Orong- orong
Jambu biji Ulat
Lumut Kadal
Daun balsem Bunglon
Rumput gajah Laba-laba
Pohon mangga Kecebong
Akasia Ular
Jelatang Tupai
Bunga tembaga Lalat
Bunga pukul 8 Jangkrik
Benalu Rayap
Pisang Laba-
Sawit
Bambu
b. Ekosistem hutan

Plot 20 x 20 meter ( Pohon )

No Tumbuhan Jumlah

1 Pohon jengkol 2
2 Pohon rambe 2

3 Pohon medang 1

4 Pohon kandis 1

5 Pohon segi lamdak 2

6 Pohon arang paroh` 1

7 Pohon pelangas 1
Pohon tembesuh
8 1
angin
9 Pohon X 8 1

10 Pohon X 11 2

Plot 10 x 10 meter ( Perdu )


No Tumbuhan Jumlah

1 Senduduk 5

2 pakis haji 15

3 paku-pakuan 3

4 Daun bulu halus 1

Plot 5 x 5 meter ( Semak belukar )


No Tumbuhan Jumlah

1 Pakis-pakisan 9

2 Perdu daun kupu- 3


kupu
3 Perdu daun bergerigi 6

4 Perdu pucuk merah 3


5 Perdu daun lebar 2

Plot 1 x 1 meter ( Rumput-rumputan )


No Tumbuhan Jumlah

1 Rumput gajah 3

2 Rumput teki 9

3 Rumput berjalar 6

4 Rumput panjang 11
berbulu

 Hewan pada semua plot


Nyamuk, semut, cacing, jangkrik, belalang.

c. Ekosistem Pekarangan rumah


4.2 Pembahasan

Dalam suatu habitat, selain terdapat berbagai jenis makhluk hidup


(komunitas) terdapat juga benda-benda seperti air, tanah, pasir, cahaya, matahari,
dan udara. Di antara anggota komunitas dan benda-benda tersebut terjadi
hubungan yang saling mempengaruhi. Kesatuan ini membentuk sistem ekologi
atau disebut ekosistem.

Dalam suatu ekosistem terdapat berbagai macam komponen, yang


tersusun atas komponen biotik dan abiotik. Dalam ekosistem kolam buatan, hutan,
dan pekarangan rumah yang kami amati, kami mendapat data seperti pada tabel
di atas. Sehingga kami beranggapan bahwa :

1. Yang termasuk kedalam komponen Biotik :

Lumut dan Zooplankton, sebagai salah satu komponen biotik yang dapat
menghasilkan makanan atau nutrisi untuk makhluk hidup lain. Sehingga tergolong
sebagai Produsen.

Keong, kecebong, dan cacing, konsumen tingkat I, dan mempunyai


peranan masing-masing.
Katak, konsumen tingkat II yang memakan

2. Yang termasuk ke dalam komponen Abiotik :


a. Air, sebagai tempat hidup dari berbagai jenis ikan, maupun binatang
didalam kolam.
b. Udara, disini udara merupakan oksigen yang terlarut dalam air.
c. Cahaya matahari, salah satu komponen abiotik
d. Tanah/Lumpur, disini tanah/lumpur sebagai tempat tinggal juga Ekosistem.

 Komponen Biotik hutan

Komponen ini meliputi semua janis mahkuk hidup, seperti manusia, hewan,
tumbuhan dan mikroorganisme. Berdasarkan peranannya dapat dibedakan
menjadi 3 golongan sebagai berikut :

 Produsen
Produsen juga dikenal sebagai organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu
membuat makanan sendiri dengan mensintesis bahan anorganik maupun bahan
organik sederhana dengan bantuan eneri matahari melalui proses fotosintesis.
Contohnya : Tumbuhan hijau.
 Konsumen
juga dikenal sebagai organisme heterotof, yaitu organisme yang tidak dapat
mensintesis makanannya sendiri. sebagai makanannya dan bahan makanan
tersebut disediakan oleh organisme lain.
organik sebagai makanannya dan bahan makanan tersebut disediakan oleh
organisme lain. Berdasarkan makanannya konsumen dibedakan seperti berikut.
a. Hebivora ( pemakan tumbuhan ); misalnya kambing, sapi dan kerbau
b. Karnivora ( pemakan daging ); misalnya srigala, harimau dan singa
c. Omnivora ( pemakan tumbuhan dan daging );misalnya ayam, tikus, kera, dan
manusia.
 Pengurai (dekomposer)
Organisme ini merombak dan menguraikan bahan organik dari organisme mati
(bahan organik kompleks). Kemudian organisme ini menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Contoh organisme yang termasuk pengurai
adalah jamur dan bakteri.
 Komponen Abiotik Hutan
Komponen abiotik meliputi komponen tidak hidup sebagai berikut
1.Tanah, merupakan tempat hidup bagi organisme.
2.Air sangat berperan penting dan berpengaruh terhadap ekositem.
3. Suhu, berpengaruh terhadap ekosistem.
4. Kelembapan, berpengaruh terhadap kecepatan penguapan air dari pemukaan
tubuh organisme
5.Angin berperan dalam penyebarab biji dan spora serta berpengaruh terhadap
kelembapan
6.Ph ( derajat keasaman tanah atau air ), berpengaruh terhadap distribusi
tumbuhan dalam tanah dan dalam air tawar.
BAB V
KESIMPULAN
Ekosistem Kolam buatan, hutan, dan pekarangan rumah memiliki
kekhasan tersendiri, sebab unit biosistem yang ada didalamnya berbeda dengan
yang ada di ekosistem lainnya. Secara umum komponen ekosistem tersusun atas
komponen Abiotik dan Biotik.
Komponen Biotik dari dalam kolam :
1. Produsen
Dalam ekosistem kolam yang kita amati, terdapat beberapa Produsen untuk
membuat nutrisi makanan. Misalnya saja : Lumut dan Zooplankto
2. Konsumen
Dalam ekosistem kolam yang kita amati, terdapat bermacam-macam konsumen
dari tingkat I, II, III hingga konsumen tingkat IV ( hingga manusia).
Komponen Abiotik yang terdapat dalam kolam, diantaranya terdapat cahaya
matahari, udara, air, dan tanah.
Dari praktikum yang telah dilakukan baik pada percobaan ekosistem
hutan, kolam buatan, maupun pekarangan rumah yang membedakan paling utama
adalah komponen penyusun biotic itu sendiri, seperti produsen dan konsumen
pada kolam pasti berbeda dengan produsen dan konsumen pada ekosistem
hutan.Selain itu kita juga dapat mengambil kesimpulan bahwa komponen-
komponen tersebut saling berpengaruh.
DAFTAR PUSTAKA
Hamdani. 2007. Bagan Rantai Makanan dalam Ekosistem Hutan Hujan. Avaiable
at : http://en.forkus.com/l/contoh-bagan-rantai-makanan-dalam-ekosistem-hutan-
hujan.htm. Accesed march 2010.
Sartifa Ulfa. 2009. Lingkungan : Ekosistem. Aviable at : http://hend
learning.blogspot.com/2009/05/ekosistem.html. Accesed march 2010

(Rahardjanto, 2001: 98). Ekosistem. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai