Dummy+Modul PKM GT PDF
Dummy+Modul PKM GT PDF
Penjelasan Umum
1. Bersumber dari ide atau gagasan kelompok mahasiswa
2. Isi PKM-GT menawarkan atau memberikan solusi yang
mengacu pada isu aktual yang ada di masyarakat
3. Isu yang memerlukan solusi hasil karya pikir yang cerdas, unik,
dan bermanfaat
4. Bersifat kreatif dan objektif, logis dan sistematis, serta
berdasarkan telaah pustaka atau fiksi-sains
1. Tidak lolos seleksi: bagi proposal yang nilainya lebih rendah dari batas
minimum untuk dinyatakan lolos seleksi. Batas nilai minimal ini sangat
tergantung dari mutu artikel PKM-GT yang dinilai secara keseluruhan.
FORMAT
15%
GAGASAN
40%
Penilaian SUMBER
INFORMASI
PKM GT 25%
KESIMPULAN
20%
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Bidang Kegiatan:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh:
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2014
PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Daftar Isi iii
Daftar Gambar dan Tabel iv
Ringkasan v
1. PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan dan Manfaat 2
2. GAGASAN 5
Kondisi Kekinian 5
Solusi Terdahulu 5
Solusi yang Ditawarkan 6
Konversi Lahan Tembakau menjadi Lahan Kedelai 6
Pemanfaatan lahan melalui Tumpang Sari dengan Pembuatan Badan Usaha
Pertanian 6
Alur langkah-langkah strategis 9
3. KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perkembangan Produksi, Luas Panen dan Produktivitas
Kedelai Indonesia 3
DAFTAR TABEL
iv
RINGKASAN
Banyaknya komoditas impor yang masuk ke Indonesia dirasa sangat
meresahkan produksi dalam negeri. Terutama impor yang termasuk komoditas
pangan nasional. Tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia yang masih
bergantung pada komoditas sumber nabati ini sangat tinggi membuat produksi
kedelai sangat potensial. Namun, sayangnya jumlah produksi kedelai dalam
negeri belum mampu memenuhi permintaan dalam negeri karena
ketidakmampuan dalam pemenuhan permintaan pasar. Ketidakmampuan
produksi inilah yang sering ditutupi oleh impor dalam jumlah besar. Adanya
impor bukan solusi yang indah bagi semua pihak terutama bagi para petani
kedelai dalam negeri yang mulai ditinggalkan.
Beberapa tahun belakangan ini, produksi kedelai dalam negeri
cenderung tetap atau bahkan mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan oleh
adanya alih fungsi lahan. Sebagian alih lahan itu terjadi karena menganggap
bahwa menanam kedelai kini bukan lagi hal yang menguntungkan. Selain itu
kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi dirasa belum optimal dalam
menghasilkan produksi kedelai dalam negeri.
Dari permasalahan yang terjadi, muncul gagasan untuk memberikan
solusi melalui upaya meningkatkan produksi kedelai dalam negeri guna
mencapai ketahan pangan nasional. Mewujudkan swasembada kedelai dengan
dua solusi yaitu konversi lahan tembakau menjadi lahan kedelai dan tumpang
sari dengan peremajaan tanaman keras melalui pembuatan badan usaha
pertanian (BUP). Langkah jitu implementasi dari konversi lahan tembakau dan
tumpang sari diwujudkan dengan cara pendirian badan hukum oleh
pemerintah yang dinaungi oleh BUMN agar badan ini memiliki payung
hukum yang pasti guna menstimulus pemerintah yang memiliki tanggung
jawab penuh terhadap badan usaha pertanian ini.
v
1
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dikutip dari data Balitbang Kementrian Pertanian (Kementan)
mengenai Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedelai pada sekitaran
September lalu, bahwa total kebutuhan konsumsi kedelai terus meningkat dari
2,02 juta ton pada tahun 2003 menjadi 2,7 juta ton pada tahun 2005 dan
dieprkirakan 3,35 juta ton pada tahun 2025. Akan tetapi, hal tersebut
menjadi tantangan bagaimana mencapai areal tanam yang cukup untuk
memenuhi target itu, setidaknya menurut Batlibang Kementan diperlukan areal
produksi yang mampu menghasilkan 8 ton/Ha. (Hendra, 2013)
Dari data yang diperoleh melalui jurnal “Dampak Impor terhadap
Produksi Kedelai Nasional” tampak bahwa tingkat konsumsi masyarakat
Indonesia untuk kebutuhan kedelai tiap tahunnya sangat tinggi, yaitu rata-rata
sekitar 20.000 ton/tahun. Untuk konsumsi ini ada kekurangan pasokan dalam
negeri yang terutama diakibatkan oleh keterbatasan lahan panen yang ada;
bahkan luas panen cenderung menurun sejak tahun 1996. Apakah kondisi ini
dikarenakan kebijakan impor Indonesia yang menyebabkan banyak masyarakat
yang beralih pada produk impor dibandingkan dengan produk dalam negeri?
Tentu kebijakan impor tak sepenuhnya dapat disalahkan dari menurunnya
produksi kedelai petani dalam negeri.
Gagasan ini lahir dari kekhawatiran akan ketahanan pangan nasional
yang terganggu karena ketidakmampuan petani memproduksi kedelai dalam
jumlah cukup serta maraknya kedelai impor di pasar Indonesia. Sasaran dari
gagasan tertulis ini adalah komoditas kedelai, disebabkan keberadaan komoditas
ini merupakan komoditas yang strategis namun seringkali bertentangan dengan
sistem usahatani Indonesia. Kebutuhan kedelai terus meningkat karena
pertambahan penduduk, juga meningkatnya konsumsi per kapita terutama
dalam bentuk olahan dan tumbuhnya industri pakan ternak (Siregar, 2003).
Lebih lanjut tujuan dari gagasan tertulis ini adalah untuk menolong industri
lokal dari tekanan impor dengan melakukan upaya untuk meningkatkan
produksi kedelai dalam negeri dengan cara pengalihan konversi lahan dan
tumpang sari.
Tujuan dan Manfaat
Penulisan ini memiliki tujuan untuk:
Memaparkan alternatif solusi memanfaatkan lahan tanaman keras
Mengetahui langkah-langkah strategis menuju swasembada pangan pada
komoditas kedelai
Mengetahui peluang yang dapat dimanfaatkan sebagai solusi
Adapun manfaat dari tulisan ini adalah:
Memberikan masukan kepada pemerintah dalam bentuk kebijakan
konversi lahan sebagai solusi untuk meningkatkan produksi kedelai dalam
mencapai swasembada pangan
Memberikan solusi jangka pendek dan jangka menengah yang dapat
diimplementasikan pemerintah dengan membuat badan usaha pertanian
dalam mencapai swasembada pangan
2. GAGASAN
Kondisi Kekinian
Indonesia yang dahulu disebut dengan negara agraris pada tahun 2010
menduduki peringkat ke-12 pada produksi kedelai dunia kalah oleh USA, Brazil,
Canada, Uruguay, India. Produksi kedelai Indonesia yang rendah tersebut
berbanding terbalik degan tingkat kebutuhan konsumsi . Seperti dapat dilihat pada
Grafik 2 Perkembangan Produksi, Konsumsi dan Impor kedelai Indonesia dapat
dilihat bahwa konsumsi kedelai dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan
(Grafik 2). Dari sisi Produksi Indonesia pernah mengalami puncaknya pada tahun
1992. Pada saat itu Indonesia bisa mengekspor kedelainya ke berbagai negara di
dunia. Namun, setelah tahun 1992, tingkat produksi Indonesia menunjukkan
kecenderungan terus mengalami penurunan (Gambar 1). Besaran tingkat
konsumsi dan produksi memperlihatkan adanya gap antara tingkat konsumsi yang
tinggi dan tingkat produksi yang hanya mampu dicapai oleh produksi dalam
negeri yang cenderung rendah sehingga kekosongan tersebut diisi oleh impor.
Berdasarkan data dari deptan.go.id volume kedelai impor sampai dengan Juli
2013 mencapai 1,1 juta ton dari total kebutuhan konsumsi 2,5 juta ton per tahun.
3
Indonesia
Kondisi Lahan, Produktivitas dan Produksi Kedelai
Salah satu faktor terpenting dari penurunan jumlah produksi kedelai dari
tahun ke tahun adalah akibat dari terjadinya penurunan jumlah luas lahan kedelai.
Penurunan ini diakibatkan oleh lahan kedelai yang digantikan menjadi lahan
tembakau, anggapan yang terjadi bahwa tembakau memilki nilai ekonomis yang
lebih tinggi daripada kedelai, sebagai bukti saja bahwa daerah penghasil kedelai di
Jawa adalah daerah yang sama menghasilkan tembakau terbesar. Berdasarkan data
BPS dari tahun 2000 hingga tahun 2013 (Tabel 1) tercatat tahun 2000 jumlah luas
lahan kedelai Indonesia sebesar 824 ribu hektar sedangkan tahun 2013 luas lahan
kedelai tahun 2013 hanya sebesar 571 hektar. Jika dilihat dari Tabel 1 Data
Kedelai Indonesia juga terjadi penurunan jumlah produksi yang cukup signifikan
dari tahun 2000 sebesar 1,01 juta ton per tahun sedangkan pada tahun 2013 sebesar
847ribu ton per tahun. Salah satu pemicu hal tersebut adalah masuknya kedelai
impor dengan harga murah, adanya kemudahan impor kedelai serta bea masuk
impor nol persen(0%) yang dimulai pada tahun 1998 yang mendisinsentif petani
untuk bertani kedelai lebih banyak sehingga menurunkan jumlah produksi kedelai
setiap tahunnya. Tidak hanya itu penurunan jumlah luas lahan pun dipicu oleh
tingginya pembangunan yang terjadi di Indonesia sehingga perlu adanya lahan lain
yang dapat menggantikan lahan yang hilang guna memenuhi kebutuhan.
Pemenuhan kebutuhan kedelai ini sebagai upaya dari kemandirian ketahanan
pangan.
4
Solusi Terdahulu
Konversi lahan atau sering alih fungsi lahan adalah perubahan peralihan
penggunaan lahan tertentu menjadi lahan lainnya dari fungsi tertentu menjadi
fungsi lainnya. Konversi lahan ini dilakukan dalam upaya menggantikan jumlah
lahan kedelai yang mengalami penyusutan sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Konversi sangat penting dilakukan karena jumlah lahan
pertanian di Indonesia saat ini telah terbatas jumlahnya. Lahan-lahan pertanian
yang semula digunakan untuk produksi tanaman pangan menjadi lokasi
pembangunan dan sangat sulit dikembalikan seperti semula. Oleh karena itu, hal
yang dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan lahan pertanian yang tersedia.
Konversi pun hadir sebagai alternatif solusi. Konversi dilakukan dengan
mengubah fungsi lahan yang semula ditanami tembakau menjadi lahan kedelai.
Tembakau digunakan sebagai objek konversi karena tembakau tergolong tanaman
sekunder sedangkan kedelai adalah tanaman pangan. Tanaman pangan memiliki
peranan sentral dalam perekonomian dan stabilitas negara. Ketika harga pangan
dan kuantititas pangan nasional tergantung pada luar negeri, rakyat yang akan
merasakan dampaknya terutama kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Padahal,
tugas dari suatu negara adalah menyejahterakan rakyatnya.
yakni sistem bercocok tanam dua jenis bibit tanaman dalam satu lahan tertentu
yang bisa dilakukan dalam waktu bersamaan ataupun berbeda. Sistem tanam
tumpang sari untuk jenis kedelai dan pasangannya cukup fleksibel dan mudah
diterapkan, karena jenis tanah yang dibutuhkan cukup mudah ditemukan dengan
tipe tanah kering dengan suhu rata-rata 25-28o C, sehingga lokasi pengelolaan
kedelai dengan sistem tumpang sari bisa dipasangkan dengan tanaman jenis
perkebunan seperti sawit, karet, kakao yang banyak tersebar di daerah pulau
sumatera dan tanaman jenis pangan seperti ubi, kayu, jagung. Selain fleksibilitas
dalam melakukan tumpang sari, ada beberapa manfaat dan kemudahaannya, di
antaranya adalah mencegah dan mengurangi pengangguran musim karena pada
beberapa jenis tanaman, tenaga kerja banyak dibutuhkan pada musim tanam dan
musim panen saja, Akibatnya banyak pengangguran di sela-sela musim tanam
dengan musim panen. Pada tumpangsari, tanaman yang diusahakan lebih
beragam. Perawatan yang dilakukan untuk setiap jenis tanaman kebanyakan juga
tidak dalam waktu yang sama. Selain itu tumpang sari dapat meningkatkan
produktivitas lahan. Secara kuantitas Tumpangsari memang menurunkan hasil
untuk masing-masing komoditas yang ditumpangsarikan karena adanya pengaruh
kompetisi, tetapi, berdasarkan nilai nisbah kesetaraan lahan (NKL), berkurangnya
hasil tiap-tiap komoditas masih berada di dalam kondisi yang menguntungkan.
Contoh tumpangsari yang mampu meningkatkan produktivitas lahan adalah
tumpangsari jagung dengan kedelai. Manfaat ekonomis yang di dapat dari
tumpang sari kedelai ini adalah peningkatan aktivitas ekonomi dari sektor basis
pertanian seperti daerah biereun di Provinsi Aceh, Jambi, jawa tengah dan jawa
timur, dan di daerah lainnya
Lahan yang belum pernah ditanami kedelai harus diberi rizhobium yang berasal
dari bintil akar kedelai atau dicampuri dengan tanah yang pernah ditanami
kedelai.
Kondisi Lahan
Varietas Kedelai
LAMPIRAN
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Curug 02 SMPN 103 Jaktim SMAN 39 Jaktim
Jurusan IPA
Tahun masuk-lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian
Depok, 22 September 2014
Pengusul,
Wegit Triantoro
NIM. 1106011581
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama MI Sunan Drajat MTs Amanatul MAN Insan
Institusi lamongan Ummah Surabaya Cendekia Serpong
Jurusan - - IPA
Tahun 2000-2006 2007-2009 2009-2012
masuk-lulus
13
Symposium.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian
Depok, 22 September 2014
Pengusul,
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD YAS 1 SMP YAS Bandung SMAN 5 Bandung
Bandung
15
Jurusan IPS
Tahun masuk- 1999-2005 2005-2008 2008-2011
lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan program kreativitas mahasiswa-penelitian
Melly Meliyawati
NIM. 1106009311
16
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Mengetahui,