3 Landsan Utama Penulis PDF
3 Landsan Utama Penulis PDF
Penulis apa sih penulis itu? Sudah pada tau belum apa sebenernya penulis itu. Penulis
menurut kbbi berasal dari kata tulis yang berupa angka dan huruf. Berarti penulis adalah
seseorang yang menulis atau pengarang sebuah naskah. Naskah apa? Di sini naskah di
sebutkan secara umum jadi semua naskah, mau naskah itu sebuah cerpen, laporan, atau
skripsi. Jadi jika anda sudah pernah buat skripsi maka pada hakekat awalnya anda seorang
penulis, namun hal ini perlu dilatih dan di kembangkan lagi.
Beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang penulis agar ia tetap dianggap sebagai penulis
diantaranta
AKIDAH PENULIS
Dalam beberapa waktu lalu kang tendi murti seorang founder KMO(kelas menulis
online) indonesia memparkan hal ini di berbagai media sosial yang dimilikinya. Mungkin
yang sudah berteman dengan mas tendi sudah baca masalah akidah ini.
Lantas apakah akidah penulis itu. Mungkin pemakaian kata akidah ini terlihat religius seperti
yang biasa dipake oleh para da'i dalam berdakwah. Akidah dalam kbbi adalah keyakinan
dasar atau kepercayaan pokok. Seperti hal nya seorang muslim yang percaya allah hanya
satu-satunya robb yang berhak di ibadahi maka ia tetap musilm, jika menyekutukanya maka
batalah kemusliman orang itu.
Oke sekarang aku akan sebutkan satu-persatu akidah itu.
Akidah pertama
Akdidah pertama yang harus dimiliki seorang penulis adalah Munulis. Jadi
seorang penulis ya harus yakin bahwa dirinya harus menulis. Menulis apa? Apa pun
sesuai apa yang anda niatkan. Serperti aku misalnya yang saat ini ingin menulis ebook
ini, ya saya tulis. Jadi kalau keyakinan MENULIS ini hilang dari seorang penulis
maka ia batal di nyatakan sebagai seorang penulis.
Akidah kedua
Akidah kedua ini di bagi lagi menjadi 3 tinggakatan. Waaahh.. kok kaya
sekolah aja ada tingkatannya, yaitu:
1. Pemula. Untuk tingkatan ini mulailah menulis goalnya yaitu terbiasa menulis
2. Menengah. Tingkat menengah ini merupakan tingkat buat anda yang sudah
terbiasa munulis maka mulailah menulis mengunakan metode penulisan.
Metode penulisan itu yang seperti apa? Metode penulisan itu seperti di mulai
dari mencari ide sampai dengan teknik menulis. Banyak kok contah di dunia
maya yang anda bias dapatkan atau jika ingin memiliki guru bisa ikut kelas-
kelas menulis online mulai dari yang gratis sampai yang berbayar.
3. Mahir. Bagi yang sudah mahir juga masih harus membiasakan menulis dengan
memperhatikan EYD dan mulailah melakukan riset untuk data-data yang
akurat
Aku pun sepertinya masih masuk kelas pemulah jadi mohon di maklumi ya
Akidah ketiga
Akidah ketiga yaitu membaca. Loh kang apa gak salah? Enggak kok, Serius
ini beneran? Iya emang pekerjaan penulis selain menulis adalah membaca. Kata mas
tendi “jangan baper” ya buat yang merasa tersudutkan dengan akidah yang ketiga.
Mungkin ada yang berfikir bahasan di akidah ketiga Ini ngak penting. Kenapa harus
membaca? Lah emang allah menurunkan ayat pertama apa? Iqro kan! Yaitu baca.
Kebiasaan membaca bagi penulis Indonesia ini masih sangat langkah dan
jarang di temukan( Mungkin kalua ada bias di musiumkan, hehehe ). Sementara
negara maju, kebiasaan membaca buku ini sudah kayak makan bagi mereka. Data
telah membuktikan hal ini. Penelitian yang dilakukan oleh Central Connecticut State
University, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal
minat membaca. Di bawah Thailand dan di atas Bostwana.
Padahal secara infrastruktur dalam mendukung minat baca, Indonesia di atas
negara-negara Eropa. Mau bukti kalau Indonesia masih rendah dalan minat baca?
Jalan-jalannya orang Indonesia lebih suka ke pantai, ke waterboom dan tempat wisata
lainnya dari pada ke perpustakaan atau ke lokasi yang berbau ilmu. Hehehe...
"Emang salah jalan-jalan ke pantai?" Nggakkk, tapi itu jadi cerminan kita aja.
Pantai rame, perpustakaan cuma dihinggapi jangkrik kesepian yang lagi nyari jodoh.
Sebaliknya, minat baca orang Indonesia muncul ketika lagi naik motor. Buka
HP sambil nyetir. Jadi, mulai sekarang, mulailah baca buku. Apa saja. Saya sendiri
sadar banget bahwa saya kurang baca buku sewaktu kuliah. Mulai baca dari hal-hal
yang kita sukai. Lalu bertahap ke baca buku yang sedikit lebih serius dan begitu terus.
Semakin baca buku yang serius semakin mumet memang. Tapi otak jadi berasa
berenergi. Yah, nutrisi badan dengan makanan yang menyehatkan. Nutrisi otak, ya
dengan baca buku. Jadi, ingat Akidah Penulis yang ketiga ini ya. Akidah Penulis yang
ketiga ini super duper penting!.
RUKUN PENULIS
Setelah kita mengetahui akidah penulis ini kita harus mengetahui rukun-rukun penulis apa
saja yang harus dimiliki. Oke kita mulai dengan rukun ke :
1. "MENULIS ADALAH PROSES MENGOPTIMALKAN SELURUH PANCA
INDERA"
Ketika kita sudah mengikrarkan diri sebagai seorang penulis, maka tidak ada
kata lain selain kita harus nulis. Sebagaimana yang telah disebutkan di pembahasan
akidah penulis, penulis ya harus nulis. Ketika sudah menjadi seorang penulis, kita
tidak boleh lagi beraktivitas seperti biasa lagi. Kita harus mulai menajamkan seluruh
indera untuk dijadikan materi menulis.
Misal, ketika Anda melihat 2 orang banci, maka sudut pandang penulis, ia
akan langsung tergelitik apa yang akan dia angkat untuk menjadi sebuah bahan tulisan
bagus.
Ketika angin membawa harum masakan, maka seorang penulis, ia
mempertajam indera penciumannya untuk mendapatkan sesuatu.yang berharga untuk
dijadikan tulisan.
2. PENGAMAT YANG CEPAT
Seperti yang disebutkan di rukun yang pertama yaitu seorang penulis harus
mengomtimalkan semua indera. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
dengan cara mengamati apa saja yang terjadi disekitar dan Jadilah pengamat dengan
rumus 5W + H. Lima pertanyaan ini lah yang akan mempercepat proses penulisan
naskah kita, amati lalu tuliskan. Kenapa kita harus mengamati hal ini? Karena hal ini
merupakan sumber ide kita
3. KREATIVITAS YANG TIDAK TERPUTUS
Seorang penulis harus memiliki rukun ketiga ini. Kalua seorang penulis
kehabisan kratifitas ini merupakan hal yang bahaya looh. Bahka ada penulis-penulis
besar itu yang bunuh diri karena kehabisan ide. Tapi insyallah kita bukan yang
termasuk ya. Lalu bagaimana mengaplikasikannya ke dalam teknis?. Gini mas tendi
memberikan contoh :
Ketika saya nulis buku, misalnya tentang Keutamaan Madu.
Maka konsep yang akan saya buat seperti ini isinya:
a. Masukan satu ayat al quran...
b. Kuatkan dengan penelitian ilmiah tentang madu. Misalnya madu
mengandung Bla bla bla...
c. Kuatkan juga dengan quote-quote pakar di bidangnya.
d. Kuatkan dengan pernyataan-pernyataan dari tokoh, artis dan lainnya.
Ini ditanamkan ke setiap pembahasan pada setiap bab (misalnya). Harus ada……
Kalau kita baca novel Bidadari untuk Dewa, maka bakal ketemu tuh mba
Asma selalu menyelipkan nama-nama Dewa di setiap bab nya. Inilah yang disebut
dengan pola.
4. MENOLAK MENTOK
Hal seperti ini sering terjadi hampir pada setiap penulis. Kenapa hal ini bisa
terjadi? ada beberapa kemungkinanyang membuat hal ini terjadi :
a. Tidak menguasai materi
b. Riset yang kurang mendalam
c. Kurang membaca buku
Ketiga hal diatas membuat para penulis sering mentok dalam menulis sebuah
naskah. Adapun cara untuk mengatasi mentok adalah setelah kita menemukan ide
tulisan, mulai lah dengan menganalisis ketiga hal tersebut. Dengan cara :
a. Cari sebanyak-banyaknya buku referensi.
b. Risetlah dengan mendalam agar terasa tulisan kita nggak main-main.
c. Kuasai materi
d. Break sejenak dari kepenulisan (bukan berhenti untuk menulis yaa)
5. MENGALAHKAN PENGHAMBAT KREATIVITAS
Saya yakin kita tahu bedanya antara penulis dengan editor. Intinya, penulis itu
OTAK KANAN dan editor adalah otak kiri. Seorang penulis tidak peduli tulisanya
mau diaoakan nanti, yang terpenting adalah apa yang ada dalam pikirannya bias
tersampaikan dengan baik. Salah satu penghambat kreativitas dalam menulis adalah
ketika memulai tulisan, kita beranggapan bahwa tulisan pertama, kalimat pertama
harus bagus. Hasilnya baru satu paragraf langsung ngedit. Ini masalah banget
Kenapa? Karena berarti kita sedang memenjarakan kreativitas kita dalam menulis.
Padahal, otak kita sudah siap mengeluarkan seluruh potensi dalam mengembangkan
tulisan. Kunci dari menulis adalah jangan pernah mengedit tulisan sebelum semua
tulisan selesai digarap.
6. MELEPASKAN
Apa yang dilepaskan? Pikiran kita. Gimana maksudnya? Jangan terlalu kaku
dengan teori teknik penulisan. Misalnya baru ngegarap naskah, langsung teringat
dengan EYD, ingat dengan kelayakan naskah dan lainnya. Hal ini membuat otak kita
tidak dinamis. Kalua ingin nulis ya, nulis aja dulu. Kita hanya cukup memahami teori
dasar penulisan. Misalnya bagaimana menemukan ide lalu mengembangkannya jadi
outline. Cukup sampai disitu, selanjutnya lepaskan saja apa yang ada dalam pikiran.
Ini akan lebih memudahkan Anda dalam mengembangkan tulisan.
7. BERANI MEMBUAT SEMPURNA
Looh ini gimna maksudnya? Maksudnya sebelum naskah kita di publish atau
diterbitkan, lakukan editing terlebih dahulu, yaaa, minimal self editing. Karena naskah
yang nggak ramah editan itu yang paling membuat sebel para editor(hehehe). Pelajari
teknik editing standart aja dulu.
8. JADILAH SESONGONG TONY STARK
Tony stark ini merupakan orang kaya, punya Iron Man dan selalu memuji
dirinya sendiri(dalam film iron man). Maksudnya peduli amat tulisan kita disepelein,
peduli amat tulisan kita jelek, asalkan tulisan kita rampung, maka pujilah diri sendiri.
Beri reward untuk memotivasi penggarapan naskah selanjutnya. Beri penghargaan
terhadap tulisan "jelek" kita. Karena bagaimana pun, ia seperti "bayi" yang terlahir
dari perut kita. Yup naskah, kita adalah hasil dari pergulatan pemikiran kita. Jadi,
hargai proses yang lumayan berat ini.
Terakhir, saya ingin bercerita tentang sebuah film drama berjudul One Liter of Tears.
Ada yang pernah nonton? Cerita dimulai dari seorang anak smp masuk ke sma namanya Aya.
Dia gadis yang energik dan lincah. Namun tiba-tiba di vonis dokter sakit yang jarang sekali.
Sedikit demi sedikit badannya mulai nggak berfungsi. Namun ada hal yang menarik. Ia terus
meluapkan kesedihannya, kekecewaannya dalam tulisan di buku diary nya Sampai buku
diarynya banyak. Dia nggak selamat dari kematian. Tapi tulisannya membuat banyak orang
termotivasi untuk menghargai hidup, untuk menghargai kesehatan, dan untuk menghargai
sebuah keluarga.
Dan aku yakin, teman-teman pun pernah mendapatkan sebuah buku yang bikin bergetar dan
ingin melakukan sebuah kebaikan. Maka menulislaj untuk peradaban yang lebih baik