Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan proses tumbuh kembang, pemantauan perlu dilakukan sejak


awal yaitu sewaktu dalam kandungan sampai dewasa degan pemantaauan yang
baik akan dapat dideteksi adanya penyimpangan secara dini sehingga tindakan
koreksi yang dilakukan akan mendapatkan hasil yang lebih memuaskan dengan
kata lain jika penyimpangan terjadi di usia dini dan di deteksi sedini mungkin,
maka tindakan koreksi akan memberikan hasil yang memuaskan, sedangkan bila
penyimpangan terjadi pada usia dini tetapi baru dideteksi pada usia yang lebih
lanjut, hasil koreksi akan kurang memuaskan.

Upaya untuk membantu tumbuh kembang secara optimal dengan cara deteksi
adanya penyimpangan dan intervensi dini perlu dilaksanaka oleh semua pihak
sejak mulai dari tingkat keluarga, petugas kesehatan mulai dari kadar kesehatan
sampai dokter spesialis,dan disemua tingkat pelayanan kesehatan mulai dari
tingkat dasar sampai pelayanan yang lebih spesialistis. Dengan adanya program
deteksi dan intervensi dini terhadap penyimpangan tumbuh kembang yang
dilaksanakan dimasyarakat melalui program posyandu. Oleh karena itu, kami
tertarik untuk membahas tentang deteksi dini tumbuh kembang anak.

1.2 Tujuan

Tujuan Umum

 Untuk mengetahui skrining perkembangan anak.

Tujuan Khusus
a) Mengetahui pengertian dari DDTK.
b) Mengetahui pengertian KPSP.
c) Mengetahui tata cara skrining perkembangan anak dengan KPSP.
d) Mengetahui hasil dari skrining.

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Teori


Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita
dan anak pra sekolah. Tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh faktor
perawatan dan pengasuhan anak yang baik. Perawatan mengacu kepada
pemberian nutrisi yang baik, sementara pengasuhan mengacu kepada tersedianya
lingkungan yang kondusif secara psikologis bagi anak. Pola pengasuhan anak
yang baik dapat berfungsi sebagai stimulasi yang akan memacu optimalisasi
perkembangan seorang anak. Perkembangan seorang anak meliputi 4 aspek
perkembangan yaitu; 1) perkembangan psikomotorik, 2) perkembangan kognitif,
3) perkembangan sosial emosi, dan 4) perkembangan bahasa. Meskipun demikian
tinjauan pustaka kali ini hanya dibatasi pada 3 aspek perkembangan sebagai
berikut; perkembangan psikomotorik, perkembangan kognitif, dan perkembangan
bahasa.
1) Perkembangan Kognitif

Proses kognisi adalah sebuah proses mental yang mengacu kepada proses
mengetahui sesuatu. Istilah kognitif sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk mengerti sesuatu. Mengerti menunjukkan kemampu-an untuk menangkap
sifat, arti, atau keterangan mengenai sesuatu serta mempunyai gambaran yang
jelas terhadap hal tersebut. Perkembangan kognitif sendiri mengacu kepada
kemampuan yang dimiliki seorang anak untuk memahami sesuatu. Menurut Berk
(2005) perkembangan kognitif adalah kapasitas intelektual yang dimiliki oleh
seorang anak dan bagaimana kapasitas ter-sebut berkembang sampai mereka
dewasa kelak.

Para ahli psikologi sepakat bahwa perkembangan kognitif seorang anak


paling tidak dipengaruhi oleh 3 faktor. Faktor yang pertama adalah faktor

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


hereditas, kemudian faktor kematangan individu dan faktor terakhir adalah faktor
belajar.

Sementara itu, Piaget menambahkan satu faktor lagi disamping ketiga


faktor tersebut yaitu faktor social transmission. Social transmission adalah sebuah
proses dimana anak akan belajar melalui proses interaksi dengan orang lain.
Piaget juga terkenal sebagai tokoh pertama dalam ilmu psikologi yang membahas
secara sistematis tentang perkembangan kognitif seorang anak. Menurut Piaget,
setiap anak dilahirkan dengan kemampuan untuk mengorganisasikan skema.
Skema pada dasarnya adalah kepingan-kepingan informasi yang dimiliki oleh
anak. Dalam menyusun skema ini, seorang anak akan melakukan proses asimilasi
dan akomodasi. Asimilasi adalah proses dimana seorang anak akan mencocokkan
(fitting) skema baru yang diperolehnya dengan skema yang telah lebih dulu
dimilikinya. Sementara akomodasi adalah proses dimana seorang anak akan
merubah (changing) skema yang sudah dimilikinya agar sesuai dengan skema
yang baru didapatnya. Konflik yang terjadi antara proses asimilasi dan akomodasi
ini membuat anak berupaya untuk mencapai tahap equilibrium atau
keseimbangan. Tujuan dari perkembangan kognitif menurut Piaget pada dasarnya
adalah untuk mencapai equilibrium.

Perkembangan kognitif anak merupakan aspek perkembangan yang perlu


dirangsang dan distimulasi oleh pihak luar terutama orang tua. Tanpa adanya
rangsangan dan stimulasi dari orang tua, maka kapasitas kognitif anak tidak akan
berkembang secara optimal.

2) Perkembangan Bahasa

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


Bahasa merupakan elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Melalui bahasa individu belajar untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Bahasa juga membantu anak untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan
keinginannya kepada orang lain. Bahasa tidak lain merupakan sintesis dari
kemampuan berfikir yang kompleks dan abstrak.Sebagai sebuah sistem, bahasa
dibangun atas beberapa komponen.

Para ahli linguistik sepakat ada 4 komponen yang membangun bahasa.


Komponen yang pertama yaitu fonologi. Fonologi mengacu kepada struktur
bahasa yang mengatur bunyi huruf pada sebuah bahasa. Komponen yang kedua
ialah semantik. Semantik merupakan struktur bahasa yang mengatur kosa kata
atau perbendaharaan kata dari suatu bahasa. Komponen fonologi dan semantik
merupakan komponen awal yang dimiliki seorang anak. Komponen yang ketiga
adalah grammar. Grammar merupakan struktur bahasa yang menjelaskan tentang
tata bahasa dan bagai-mana menggunakannya dalam konteks kalimat. Komponen
yang terakhir adalah pragmatis. Pragmatis merupakan komponen bahasa yang
mengatur bagaimana menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang
lain. Kemampuan seorang anak untuk mengekspresikan keinginan, perasaan, dan
pikirannya lewat bahasa pada dasarnya menunjukkan kemampuan anak untuk
menggunakan komponen semantik.

Pada awal kajiannya, para psikolog beraliran behavioristik percaya bahwa


anak-anak belajar bahasa dengan cara yang sama ketika mereka belajar tentang
hal lain. Dengan kata lain bahasa merupakan produk imitasi dari lingkungan
sekitar anak. Tetapi teori ini dianggap terlalu bersifat simplistik terhadap
kemampuan bahasa anak.

Bahasa anak berkembang dari kemampuan yang bersifat sederhana


menuju kemampuan yang lebih kompleks. Tabel berikut ini menjelaskan tahapan
perkembangan bahasa anak usia 0-5 tahun ditinjau dari aspek komponen bahasa:

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


Sebagaimana dengan per-kembangan kognitif, perkembangan bahasa seorang
anak pun memerlukan stimulasi khusus dari orang tua dan pengasuh. Tanpa
adanya stimulasi serta rangsangan dari orang tua, perkembangan bahasa anak akan
mengalami hambatan. Hambatan yang dialami anak dalam perkembangan bahasa
akan memberikan pengaruh yang besar terhadap aspek perkembangan lainnya,
terutama perkembangan sosial dan emosi anak.

3) Perkembangan Psikomotorik

Perkembangan psikomotorik anak merupakan perkembangan yang paling sering


diidentifikasi oleh orang tua. Meskipun demikian, kebanyakan orang tua
memahami perkembangan psikomotorik hanya terbatas kepada kemampuan
motorik kasar semata.

Padahal kemampuan psikomotorik anak tidak hanya ditentukan oleh kemampuan


motorik kasar saja, tetapi juga kemampuan motorik halus anak. Kemampuan
motorik kasar biasanya ditentukan oleh gerak otot dan fisik. Sementara
kemampuan motorik halus lebih merupakan gerak koordinasi yang dilakukan oleh
seorang anak.

1) Perkembangan motorik kasar


Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak-anak terlihat lebih
cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga
keseimbangan badannya.
2) Perkembangan motorik halus
Untuk memperhalus ketrampilan-ketrampilan motorik, anak-anak terus
melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam
bentuk permainan. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot
kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati
sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya. Di samping itu, anak-anak
juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat
formal, seperti senam, berenang, dll.

Dibawah ini contoh tabel perkembangan motorik kasar dan motorik halus

Tabel. Tahap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada usia 1-2
tahun.

Motorik Kasar Motorik Halus

• Merangkak • mengambil benda kecil dengan


• berdiri dan berjalan beberapa ibu jari atau telunjuk
langkah • membuka 2-3 halaman buku
• berjalan cepat secara bersamaan
• cepat-cepat duduk agar tidak • menyusun menara dari balok
jatuh • memindahkan air dari gelas ke
• merangkak di tangga gelas lain
• berdiri di kursi tanpa • belajar memakai kaus kaki
pegangan sendiri
• menarik dan mendorong • menyalakan TV dan bermain
benda-benda berat remote
• melempar bola • belajar mengupas pisang

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


Tabel. Tahap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada usia 2-3
tahun.

Motorik Kasar Motorik Halus

• melompat-lompat • mencoret-coret dengan 1


• berjalan mundur dan jinjit tangan
• menendang bola • menggambar garis tak
• memanjat meja atau tempat tidur beraturan
• naik tangga dan lompat di anak • memegang pensil
tangga terakhir • belajar menggunting
• berdiri dengan 1 kaki • mengancingkan baju
• memakai baju sendiri

Pelaksanaan kegiatan deteksi dini dan intervensi Tumbuh Kembang di tingkat


Puskesmas

Tugas dan peran Puskesmas:

1. Pelayanan Balita dan Anak Prasekolah (Apras)

a. Memantau dan mendeteksi dini setiap balita yang berkunjung dan dirujuk
dengan cara:

 Mempelajari tumbuh kembangnya dalam KMS.


 Melakukan pemeriksaan antropometri dan mencatat pads grafik KMS.
 Melakukan deteksi dini dengan menggunakan pedoman tumbuh
kembang anak dan kartu tumbuh kembang.
 Menilai tumbuh kembang anak secara individu.

b. Menegakkan diagnose penyimpangan tumbuh kembang balita dan apras


yang berkunjung dan dirujuk.

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


c. Melakukan intervensi pada kelainan/gangguan clan masalah/penyimpangan
tumbuh kembang berupa:

 Intervensi pelayanan kesehatan sesuai dengan pedoman program


(ISPA, Diane, Campak, Malaria, Anameia, Infeksi Telinga) dan
terhadap penyaldt lainnya sesuai dengan buku pedoman pengobatan
dasar di Puskesmas serta buku pedoman kerja Puskesmas.
 Intervensi penyimpangan tumbuh kembang di tingkat pelayanan
dasar.

Penanganan:

a. Penanganan langsung pada:

 Kelambatan motorik kasar.


 Gangguan bicara karena, kurang latihan.
 Gangguan moiorik halus.
 Sosialisasi yang kurang (anak tak suka berkawan, suka
mengganggu atau menyerang kawan )
 Malnutrisi dan anemia diberikan makanan tambahan dan sirup besi.
 Anak dengan berat badan di atas batas normal perlu diberi nasehat
pembenan makanan seimbang.
 Anak dengan kelainan khusus seperti:
- Muntah tanpa gangguan organic.
- Gangguan buang air besar.
- Cengeng berlebihan.
- Penakut.
- Mengompol pada anak di atas 5 tahun.,d1l.

Kasus-kasus, tersebut ditangani mengacu pada buku pedoman pelayanan


kesehatan jiwa di puskesmas dan rumah salcit

b. Merujuk kasus-kasus penyimpangan tumbuh kembang seperti:

 Autisme.
 Hiperaktif dan gangguan berkonsentrasi.
 Pengukuran lingkaran kepala anak (PLKA) tidak normal.

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


 Kelainan-kelainan benwWfungsi tubuh (hidrosefalus, spina, bifida,
strabismus).
 I-Epotiroidea.
 Perawakan pendek.
 Perawakan tinggi.
 Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani langsung

c. Konseling (support dan maintenance untuk kasus-kasus yang tidak dapat


ditangani lebih lanjut).

d. Pembinaan Kader, guru TK, pengelola TPA, pengelola Bina, Anaprasa


(Bina. Anak Prasekolah Desa)

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN

A. Analisa SWOT
1. Strength
a. Petugas kesehatan menjadi lebih mengusai cara mendeteksi tumbuh
kembang anak sesuai literatur.
b. Pengunjung puskesmas (pasien) lebih memahami pentingnya
deteksi dini tumbuh kembang anak.
c. Masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan
anaknya secara lebih mendalam.
d. Masyarakat dapat mengetahui kapan anak harus diperiksa tumbuh
kembangnya sesuai dengan umur anak tersebut.
2. Weakness

Kelemahan dari program kami, diantaranya adalah :

a. Kurangnya pengetahuan yang lebih mendalam tentang DDTK pada


petugas puskesmas
b. Kurangnya tenaga untuk menjalankan program DDTK di
puskesmas
c. Kurangnya pendanaan untuk menjalankan program DDTK
d. Kurangnya pengetahuan ibu dalam DDTK

3. Oportunity

Peluang dari program ini adalah apabila ada ibu yang


mempunyai anak dengan tumbuh kembang yang tidak sesuai umur
bisa langsung di rujuk dan dilakukan tindakan lebih lanjut.

4. Threat
a. Memerlukan biaya untuk membeli alat pendekteksi tumbuh
kembang anak
b. Membutuhkan tempat yang lebih luas
c. Membutuhkan bimbingan dalam menjalankan DDTK

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


d. Membutuhkan pelatihan terlebih dahulu sebelum menjalankan
program DDTK

B. Denah

Adapun penataan ruangan yang telah direncanakan yaitu seperti gambaran


sebagai berikut :

MEJA A

KULKAS L

TEMPAT DDTK I

Keterangan :
: Pengukur tinggi badan

: Pengukur berat Badan

: Meja Komputer

C. Anggaran Dana

No. Barang Jumlah Harga (Rp)


1 Buku 1 buah -

2 lembar pengkajian 187 lembar Rp. 38.000,-


DDTK
3 Lembar balik DDTK 1 buah Rp. 13.000,-

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


D. Jadwal Kegiatan
No. Hari/Tanggal Kegiatan
1. Rabu,7 Februari 2018 Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
2. Rabu,7 Februari 2018 Penataan ruangan
3. Kamis, 8 Februari 2018 Melakukan penyuluhan DDTK dan DDTK
4. Kamis, 8 Februari 2018 Observasi hasil dan evaluasi
5. Selasa, 13 Februari 2018 Penyusunan proposal akhir

6. Kamis, 15 februari 2018 Pemaparan presentasi evaluasi hasil

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


BAB IV HASIL

Nama Anak : Arfa Pratama Yuda


Nama Panggilan yang : Arfa
Disukai : 5 – 10-2017
Tanggal Lahir : 8 – 02 -2018
Tanggal Pemeriksaan : 4 bulan
Usia Anak
I. Pengkajian DDTK

A. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan


a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (TB/BB )
TB : 62 cm
BB : 7,6 Kg
Tabel Berat Badan/Tinggi Badan (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


Interpretasi Berat Badan Anak : normal ( -2 SD s/d 2 SD ) hasilnya normal
( 5,60-7,70)

Hasil Pemeriksaan DDTK Kelompok 16,17,18


b. Pengukuran LKA (Lingkar Kepaloa Anak)

Interpretasi : Lingkar Kepala Anak Berada dalam Jalur Hijau maka


Lingkaran Kepala Anak Normal

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


B. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
a. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


*Keterangan : yang berwarna merah merupakan jawaban
Interpretasi : karena jumlah jawaban “YA” ada 10 maka perkembangan anak
sesuai dengan tahap perkembangannya (S).
Intervensi :
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
2. Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan anak
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan bina
keluarga balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36 – 72
bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di pusat pendidikan anak usia
dini (PADU). Kelompok bermain dan taman kanak – kanak
Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan
pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak
umur 24 sampai 72 bulan.

b. Tes daya Dengar (TDD)

1. Pada waktu bayi tidur kemudian anda berbicara atau membuat ya Tidak
kegaduhan apakah bayi akan bergerak dan terbangun dari tidurnya ?
2. pada waktu bayi terlentangdan anda duduk di dekat kepala bayi ya Tidak
pada posisi yang tidak terlihat oleh bayi, kemudian anda bertepuk
tangan dengan keras apakah bayi terkejut atau mengedipkan matanya
atau menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki tangannya ke
atas?
3. Apabila ada suara nyaring (batuk,salak anjing,piring jatuh ke ya tidak
lantai dll), apakah bayi terkejut atau lompat ?

*Keterangan : yang berwarna merah merupakan jawaban


Interpretasi : tidak ditemukan jawaban “TIDAK”, maka pendengaran anak
tidak mengalami gangguan pendengaran (normal).

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


Nama Anak : Anisa Putri
Nama Panggilan yang : Anisa
Disukai : 3 – 06-2015
Tanggal Lahir : 8 – 02 -2018
Tanggal Pemeriksaan : 32 bulan
Usia Anak
II. Pengkajian DDTK

B. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan


b. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (TB/BB )
TB : 87,5 cm
BB : 11,25 Kg
Tabel Berat Badan/Tinggi Badan (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


Interpretasi Berat Badan Anak : normal ( -2 SD s/d <2 SD ) hasilnya normal (
10,10- 14,50)

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


b. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA)

Interpretasi : Lingkar Kepala Anak Berada dalam Jalur Hijau maka Lingkaran Kepala
Anak Normal

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


B. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

*Keterangan : yang berwarna biru merupakan jawaban


Interpretasi : karena jumlah jawaban “YA” ada 10 maka perkembangan anak sesuai dengan
tahap perkembangannya (S).

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


Intervensi :
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2. Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan anak.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan
kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara
teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan bina keluarga balita (BKB). Jika anak sudah
memasuki usia prasekolah (36 – 72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di pusat
pendidikan anak usia dini (PADU). Kelompok bermain dan taman kanak – kanak .
*Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur
kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.

Umur 2 sampai 3 tahun Ya Tidak


Tutup mulut anda dengan buku tau kertas tanpa melihat gerakan YA
bibir anda, tanyakan pada anak: “pegang matamu”, “pegang
kakimu”. Apakah anak memegang mata dan kakinya dengan benar?
Pilih gambar ini majalah atau buku gambar. Tutup mulut anda YA
dengan buku/kertas tanpa melihat gerakan bibir anda, tanyakan
pada anak: “tunjukkan gambar kucing (atau anjing, kuda, mobil,
orang rumah, bunga, dsb)?. Dapatkah anak menunjukkan gambar
yang dimaksud dengan benar?
Tutup mulut anda dengan buku/kertas tanpa melihat gerakan bibir YA
anda, perintahkan anak untuk mengerjakan sesuatu seperti: “berikan
boneka itu kepada saya”, “taruh kubus-kubus ini di atas
meja/kursi”, dsb. Apakah anak dapat mengerjakan perintah tersebut
dengan benar?

*Keterangan : yang berwarna BIRU merupakan jawaban


Interpretasi : Tidak ditemukan jawaban “TIDAK”, maka pendengaran anak tidak
mengalami gangguan pendengaran (Normal).

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


Nama Anak : Aisyah Putri
Nama Panggilan yang Disukai : Aisyah
Tanggal Lahir : 3 – 06-2015
Tanggal Pemeriksaan : 8 – 02 -2018
Usia Anak : 32 bulan
III. Pengkajian DDTK

C. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan


c. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (TB/BB )
TB : 87,2 cm
BB : 13,56 Kg
Tabel Berat Badan/Tinggi Badan (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)

Interpretasi Berat Badan Anak : normal ( -2 SD s/d <2 SD ) hasilnya normal ( 10,00- 14,30)

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


b. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA)

Interpretasi : Lingkar Kepala Anak Berada dalam Jalur Hijau maka Lingkaran Kepala
Anak Normal

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


B. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

*Keterangan : yang berwarna biru merupakan jawaban


Interpretasi : karena jumlah jawaban “YA” ada 10 maka perkembangan anak sesuai dengan
tahap perkembangannya (S).

Intervensi :
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


2. Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan anak.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan
kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara
teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan bina keluarga balita (BKB). Jika anak sudah
memasuki usia prasekolah (36 – 72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di pusat
pendidikan anak usia dini (PADU). Kelompok bermain dan taman kanak – kanak .
*Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur
kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.

Umur 2 sampai 3 tahun Ya Tidak


Tutup mulut anda dengan buku tau kertas tanpa melihat gerakan TIDAK
bibir anda, tanyakan pada anak: “pegang matamu”, “pegang
kakimu”. Apakah anak memegang mata dan kakinya dengan benar?
Pilih gambar ini majalah atau buku gambar. Tutup mulut anda YA
dengan buku/kertas tanpa melihat gerakan bibir anda, tanyakan
pada anak: “tunjukkan gambar kucing (atau anjing, kuda, mobil,
orang rumah, bunga, dsb)?. Dapatkah anak menunjukkan gambar
yang dimaksud dengan benar?
Tutup mulut anda dengan buku/kertas tanpa melihat gerakan bibir YA
anda, perintahkan anak untuk mengerjakan sesuatu seperti: “berikan
boneka itu kepada saya”, “taruh kubus-kubus ini di atas
meja/kursi”, dsb. Apakah anak dapat mengerjakan perintah tersebut
dengan benar?

*Keterangan : yang berwarna BIRU merupakan jawaban


Interpretasi : ditemukan jawaban “TIDAK”, maka pendengaran anak mengalami
gangguan pendengaran (Curiga ada gangguan).

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


Nama Anak : Aqila
Nama Panggilan yang Disukai : Aqila
Tanggal Lahir : 25 – 02-2016
Tanggal Pemeriksaan : 8 – 02 -2018
Usia Anak : 23 bulan

IV. Pengkajian DDTK

D. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan


d. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (TB/BB )
TB : 89 cm
BB : 12,20 Kg
Tabel Berat Badan/Tinggi Badan (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


Interpretasi Berat Badan Anak : normal ( -2 SD s/d <2 SD ) hasilnya normal ( 10,40- 14,90)

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


b. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA)

Interpretasi : Lingkar Kepala Anak Berada dalam Jalur Hijau maka Lingkaran
Kepala Anak Normal

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


B. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

*Keterangan : yang berwarna biru merupakan jawaban


Interpretasi : karena jumlah jawaban “YA” ada 10 maka perkembangan
anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S).

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


Intervensi :
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2. Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan anak.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan
umur dan kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu
secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan bina keluarga balita (BKB). Jika
anak sudah memasuki usia prasekolah (36 – 72 bulan), anak dapat diikutkan pada
kegiatan di pusat pendidikan anak usia dini (PADU). Kelompok bermain dan taman
kanak – kanak .
*Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak
berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.

Umur 2 sampai 3 tahun Ya Tidak


Tutup mulut anda dengan buku tau kertas tanpa melihat gerakan YA
bibir anda, tanyakan pada anak: “pegang matamu”, “pegang
kakimu”. Apakah anak memegang mata dan kakinya dengan benar?
Pilih gambar ini majalah atau buku gambar. Tutup mulut anda YA
dengan buku/kertas tanpa melihat gerakan bibir anda, tanyakan
pada anak: “tunjukkan gambar kucing (atau anjing, kuda, mobil,
orang rumah, bunga, dsb)?. Dapatkah anak menunjukkan gambar
yang dimaksud dengan benar?
Tutup mulut anda dengan buku/kertas tanpa melihat gerakan bibir YA
anda, perintahkan anak untuk mengerjakan sesuatu seperti: “berikan
boneka itu kepada saya”, “taruh kubus-kubus ini di atas
meja/kursi”, dsb. Apakah anak dapat mengerjakan perintah tersebut
dengan benar?

*Keterangan : yang berwarna BIRU merupakan jawaban


Interpretasi : Tidak ditemukan jawaban “TIDAK”, maka pendengaran anak
tidak mengalami gangguan pendengaran (Normal).

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3


Daftar Pustaka

Maslihah, Sri. (2005). Deteksi Dini Perkembangan Kognitif Anak. Makalah


dipresentasikan pada acara Penyuluhan Deteksi

Pusponegoro, Hardiono D. (2006). Stimulasi Penting Untuk Perkembangan Anak.


Diakses pada tanggal 22 januari 2018 di website:
http://www.sahabatnestle.co.id/HOMEV2/main/TKSK/TKSK_ndnp.asp?id
=955.

Ary, D., Jacobs, L.C., Razavieh A., & Sorensen, C. (2006). Introduction to Research
in Education. Belmont, CA: Thomson Wadsworth.

Bayley, N. (1993). Bayley Scales of Infant Development (2nd Edition). New York:
Psychological Coorporation.

Berk, Laura E. (2005). Child Development. United States of America: Pearson


Education Inc.

Hasil Pemeriksaan DDST dan DDTK oleh kel. 3

Anda mungkin juga menyukai